MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Berta Putri, S.Si., M.Si.
………………
Sekretaris : Mahrus Ali, S.Pi., M.P.
………………
Penguji Bukan Pembimbing
: Moh Muhaemin, S.Pi., M.Si.          …………..…
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi
:  21 Mei 2012
Karya sederhana ini ku persembahkan Kepada.....
.... Aji dan Biang Tersayang
......... M’tu dan M’de
.....Dan Adikku Terkasih
Sahabat dan almamaterku
Judul Skripsi : PENGGUNAAN  MINYAK CENGKEH
Eugenia aromatica SEBAGAI ANESTETIK PADA  TRANSPORTASI  BENIH  NILA MERAH
Oreochromis sp. TANPA MEDIA AIR Nama Mahasiswa
: Dewa Nyoman Adi Sudama
No. Pokok Mahasiswa : 0714111030
Jurusam  Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Berta Putri, S.Si., M.Si. NIP. 198109142008122002
Mahrus Ali, S.Pi., M.P. NIP. 198305202010121004
2. Ketua Program Studi Budidaya Perairan
Siti Hudaidah, Ir., M.Sc.
NIP. 196402151996032001
RIWAYAT HIDUP
Penulis  dilahirkan  di  Bali  Agung,  Lampung  Selatan  pada tanggal  12  November  1989.  Sebagai  anak  ketiga  dari  tiga
bersaudara pasangan  Bapak Dewa Nyoman Toyem dan Ibu Dewa Ayu Made Karnati.
Pendidikan  formal  yang  telah  ditempuh  penulis  adalah  Sekolah  Dasar  SD  N  1 Bali Agung di selesaikan di SD N 1 Sukaraja pada tahun 2002. Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama di SLTPN 23 Bandar Lampung diselesaikan di SLTP N 2 Palas pada  tahun  2004.  Sekolah  Lanjutan  Tingkat  Atas  di  SLTA  N  1  Kalianda  yang
diselesaikan pada tahun 2007. Sejak tahun 2007 penulis melanjutkan studi di program studi Budidaya Perairan,
Fakultas  Pertanian,  Universitas  Lampung.  Selama  menjadi  mahasiswa  penulis juga  aktif  di  organisasi  internal  kampus  diantaranya  anggota  Himpunan
Mahasiswa  Budidaya  Perairan  dan  Unit  Kegiatan  Mahasiswa  Hindu  Universitas Lampung.  Penulis  juga  aktif  di  Program  Mahasiswa  Wirausaha  Universitas
Lampung dan terlibat langsung dalam berbagai usaha  diantaranya budi daya lele, patin  dan  gurame  yang  di  bina  oleh  Universitas  Lampung  dan  dibiayayai  oleh
DIKTI.
Pada tahun 2009 melaksanakan praktek umum di Balai Riset Budidaya Ikan hias Air  Tawar  Depok,  dengan  judul
“Pembenihan  Ikan  Mas  Koki  Carrasius auratus.  Penulis  juga  aktif  dalam  seminar  dan  diklat  kewirausahan  yang  di
adakan  oleh  Universitas  Lampung  dan  lembaga  perbankan  Indonesia,  seminar daerah  baik  oleh  pemerintah  dan  perusahaan  swasta  nasional  serta  Latihan
Kepemimpinan  dan  Management  Tingkat  Dasar  LKMM-TD    yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa.
SANWACANA
Puji  syukur  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa  dan  maha  penyayang  karena  atas segala  anugerah-Nya  yang  telah  diberikan  kepada  penulis  sehingga  dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Penggunaan Minyak Cengkeh Eugenia aromatica Sebagai
Anestetik  Pada  Transportasi  Benih  Nila  Merah  Oreochromis  sp.  Tanpa  Media Air”. Adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan S.Pi.
di Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu  Ir.  Siti  Hudaidah,  M.Sc.,  sebagai  Ketua  Program  Studi  Budidaya
Perairan Universitas Lampung. 3.
Ibu  Berta Putri S.Si., M.Si  sebagai Pembimbing 1 dan Bapak Mahrus Ali S.Pi., M.P., sebagai Pembimbing 2 yang telah memberikan gagasan,
saran, dukungan moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini. 4.
Bapak Moh Muhaemin S.Pi., M.Si., sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.
5. Bapak  dan  Ibu  atas  kasih  sayang  cinta  dan  perhatian  serta  do’a  yang
dihaturkan demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan penulis. 6.
Kakak, saudara dan ponakanku atas semangat dan dukungan yang tiada hentinya selama ini.
7. Adikku atas kasih sayang dan semangat serta selalu menemani penulis
saat senang maupun susah. 8.
Sahabatku Deta, Sutan, Noni, Andika, Hasyim, Rama, Vivi, Selly, Evi, Ume,  Candra,  Saka,  Angga,  Wayan,  Tyo,  Kang  Hasyim,  Bang  Bayu,
juki, leo dan semua sahabat-sahabatku yang tidak bisa kusebutkan satu persatu  yang  telah  memberikan  semangat  serta  dukungan  saat
perkuliahan hingga penulisan skrispsi ini. 9.
Teman-teman angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 atas bantuan dan semangatnya.
10. Brot  n  Sista,  Anak  Saung,  Anak  Kos  Triputra  dan  Geng  Batu  atas
bantuan dan telah mengisi hari-hari penulis dengan penuh tawa. 11.
Semua  pihak  yang  telah  membantu  yang  tidak  dapat  disebutkan  satu persatu,  penulis  mengucapkan  terima  kasih  atas  bantuan  serta
dukungannya hingga selesainya penelitian dan penulisan skripsi ini.
Hanya do’a  yang dapat  kupersembahkan dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas segala kebaikan  mereka. Akhir kata,  penulis menyadari bahwa skripsi
ini  masih  jauh  dari  kesempurnaan,  semoga  karya  yang  sederhana  ini  dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis
Dewa Nyoman Adi Sudama
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi  dan  distribusi  benih  dari  pusat  pembenihan  ke  lokasi  pembesaran merupakan  salah  satu  kegiatan  dalam  budidaya  ikan  nila  merah.  Permasalahan
yang  sering  dihadapai  oleh  petani  ikan  nila  merah  di  Indonesia  pada  saat transportasi  adalah  tingkat  kelangsungan  hidup  SR  yang  rendah  hal  tersebut
disebabkan oleh perubahan kualitas air. Jhingran dan Pullin 1985 dalam Karnila 2001  menyatakan  bahwa  kematian  ikan  pada  sistem  transportasi  umumnya
disebabkan  oleh  tingginya  kadar  CO
2
,  akumulasi  amoniak,  ikan  terlalu  aktif, infeksi bakteri dan luka fisik.
Metode  yang memungkinkan benih ikan nila dapat dikirim dalam keadaan hidup ada  dua  cara,  yaitu  sistem  basah  dengan  media  air  dan  sistem  kering  tanpa
media  air.  Transportasi  sistem  kering  pada  prinsipnya  adalah  ikan  dikondisikan dalam  keadaan  metabolisme  dan  respirasi  rendah  sehingga  daya  tahan  di  luar
habitat hidupnya tinggi.
Dari  penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh  Berka  1986  dan  Basyarie  1990 dalam  Karnila  2001  diperoleh  informasi  bahwa  transportasi  ikan  dalam  bentuk
2 hidup  dapat  dilakukan  dengan  penurunan  suhu  media  hidupnya  maupun
penggunakan bahan-bahan pembius anestesi baik alami maupun buatan
Bahan  anestetik  kimia  seperti  tricaine  MS
-222,
quinaldine  dan  benzocain  biasa digunakan sebagai zat pembius dalam transportasi induk ikan, benih dan ikan hias
agar  tingkat  kelulusan  hidup  ikan  tinggi  sampai  tempat  tujuan,  akan  tetapi  bila digunakan  sebagai  anestesi  bahan  anestetik  kimia  meninggalkan  residu  yang
membahayakan  kesehatan  manusia  Sukarsa,  2005.  Dari  beberapa  bahan  kimia tersebut hanya MS
-222
yang terdaftar di USA dengan ketentuan digunakan 21 hari sebelum penjualan atau pemanenan Pratiwi, 2000.
Minyak cengkeh adalah salah satu anestesi dari bahan alami. Menurut Nurdjannah 2004, minyak cengkeh mengandung bahan aktif fenol eugenol yang mempunyai
sifat  sebagai  stimulan,  anestetik,  karminatif,  antiemetik,  antiseptik  dan antispasmodi.  Erdman  2004  dalam  Nurdjannah  2004  menyatakan  minyak
cengkeh  dapat  digunakan  sebagai  alternatif  pengganti  larutan  sianida  sebagai bahan anestesi dalam penangkapan ikan hias dari tempat asalnya maupun selama
proses  penanganan,  pemilihan  dan  transportasinya.  Penelitian  yang  dilakukan Fauziah  dkk  2010,  mendapatkan  minyak  cengkeh  mampu  memingsankan  ikan
mas Cyprinus carpio dalam lama 8 menit 19 detik dalam 20 tetes.
Penelitian  lebih lanjut mengenai diversifikasi penggunaan minyak cengkeh dalam bidang perikanan perlu dilakukan. Selama ini belum banyak dilakukan penelitian
mengenai penggunaan minyak cengkeh dalam  transportasi benih ikan nila merah tanpa media air. Dilakukan pengujian minyak cengkeh terhadap benih nila merah
3 sebagai  anestesi  yang  meliputi  konsentrasi  minyak  cengkeh  yang  dapat
memingsankan benih nila merah, uji toksisitas minyak cengkeh.  Selanjutnya dari uji biologis dapat ditentukan konsentrasi efektif minyak cengkeh yang digunakan
sebagai anestesi dalam transportasi benih nila merah.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1.  Mengetahui  interaksi  terbaik  antara  konsentrasi  minyak  cengkeh  dan  lama
transportasi  terhadap  waktu  pulih  sadar  benih  nila  merah  pada  transportasi tanpa media air.
2.  Mengetahui  interaksi  terbaik  antara  konsentrasi  minyak  cengkeh  dan  lama transportasi  terhadap  survival  rate  SR  benih  nila  merah  pada  transportasi
tanpa media air.
C. Manfaat
Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi mengenai penggunaan minyak cengkeh Eugenia aromatica sebagai anestesi benih nila merah pada transportasi
tanpa media air kepada pembudidaya ikan nila merah.
4
D. Kerangka Pikir
Pusat  pembenihan  nila  merah  yang  letaknya  jauh  dari  lokasi  pembesaran membutuhkan  metode  transportasi  yang  efektif  dan  efisien  sehingga  mampu
mengurangi  biaya  oprasional  budidaya.  Transportasi  benih  nila  merah  dibagi menjadi  dua  yaitu  transportasi  dengan  media  air  sistem  basah  dan  tanpa  media
air sistem kering.
Menurut  Karnila  2001,  salah  satu  cara  transportasi  benih  adalah  dengan penanganan  sistem  kering  tanpa  media  air.  Metode  yang  digunakan  dalam
transportasi  sistem  kering  adalah  teknik  immotilisasi  yaitu  pemingsanan  benih dengan bahan anestesi. Bahan anestesi yang biasa digunakan adalah MS
222,
tetapi penggunaan  bahan  kimia  sebagai  anestesi  meninggalkan  residu  yang  berbahaya
bagi  manusia  dan  lingkungan.  Penelitian  menggenai  penggunaan  bahan-bahan alami sebagai anestesi perlu dilakukan salah satunya adalah minyak cengkeh.
Penelitian  yang  telah  dilakukan  Nurdjanah  2004  menemukan  bahwa  minyak cengkeh  mengandung  eugenol  yang  mempunyai  sifat  anestetik  sehingga  minyak
cengkeh  dapat  digunakan  sebagai  bahan  anestesi.  Minyak  cengkeh  mempunyai beberapa keunggulan  sebagai  anestesi  dibandingkan bahan lain  yang terbuat  dari
bahan  kimia.    Hal  tersebut  disebabkan  karena  minyak  cengkeh  sangat  efektif walaupun  dalam  konsentrasi  yang  rendah,    mudah  dalam  proses  induksinya,
waktu  pemulihan  kesadarannya  recovery  time  lebih  cepat  dan  harganya  jauh lebih  rendah  dibandingkan  bahan  kimia  lainnya    Munday  and  Wilson,  1997;
5 Keene  et.  al., 1998 dalam Nurdjanah, 2004. Secara umum kerangka  pikir dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Transportasi benih nila merah
Media air sistem basah
Bahan Alami
 Efektif dalam konsentrasi
yang rendah 
Mudah dalam proses induksinya
 Waktu pemulihan
kesadarannya lebih lama 
Harganya murah Bahan kimia sintetis
Minyak cengkeh Tanpa media air sistem kering
Anestesi
 MS
-222
 Quinaldine
 Benzocain
Mahal , meninggalkan
residu yang berbahaya
Tidak efektif dan kurang efisien
6
E. Hipotesis
Adapun hipotesis  yang digunakan dalam penelitian yaitu :   Interaksi  Minyak cengkeh dan lama transportasi terhadap waktu pulih sadar
H :  ABij  =ABij  =  0
untuk  ij ≠ij  →  Tidak  ada  pengaruh  interaksi  antara
konsentrasi    minyak  cengkeh  dan  lama  transportasi  berpengaruh  terhadap waktu pulih sadar  benih ikan nila pada selang kepercayaan 95
H
1
: ABij ≠ ABij ≠ 0 untuk ij≠ij →  Ada pengaruh interaksi antara konsentrasi
minyak cengkeh dan lama transportasi konsentrasi  minyak cengkeh terhadap waktu pulih sadar  benih ikan nila pada selang kepercayaan 95
  Interaksi  Minyak cengkeh dan lama transportasi terhadap SR
H :  ABij  =ABij  =  0
untuk  ij ≠ij  →  Tidak  ada  pengaruh  interaksi  antara
konsentrasi  minyak cengkeh dan lama transportasi berpengaruh terhadap SR survival rate  benih ikan nila pada selang kepercayaan 95
H
1
:  ABij ≠ ABij ≠ 0 untuk ij≠ij →  Ada pengaruh interaksi antara konsentrasi
minyak cengkeh dan lama transportasi terhadap SR survival rate  benih ikan nila pada selang kepercayaan 95
7 2. Hipotesis Uji Duncan
  Interaksi  Minyak cengkeh dan lama transportasi terhadap waktu pulih sadar
H :  ABij  =ABij  =  0
untuk  ij ≠ij Tidak ada pengaruh antar interaksi konsentrasi
minyak  cengkeh  dan  lama  transportasi  yang  memberikan  pengaruh berbeda  terhadap  waktu  pulih  sadar  benih  ikan  nila  pada  selang
kepercayaan 95.
H
1
:  ABij  ≠  ABij  ≠  0  untuk  ij≠ij  Minimal  ada  sepasang  interaksi  antara
konsentrasi  minyak  cengkeh  dan  lama  transportasi  yang  memberikan pengaruh berbeda terhadap waktu pulih sadar benih ikan nila pada selang
kepercayaan 95.   Interaksi  Minyak cengkeh dan lama transportasi terhadap SR
H :  ABij  =ABij  =  0
untuk  ij ≠ij Tidak ada pengaruh antar interaksi konsentrasi
minyak  cengkeh  dan  lama  transportasi  yang  memberikan  pengaruh berbeda  terhadap  SR  survival  rate    benih  ikan  nila  pada  selang
kepercayaan 95.
H
1
:  ABij  ≠  ABij  ≠  0  untuk  ij≠ij  Minimal  ada  sepasang  interaksi  antara
konsentrasi  minyak  cengkeh  dan  lama  transportasi  yang  memberikan pengaruh  berbeda  terhadap  SR  survival  rate    benih  ikan  nila  pada
selang kepercayaan 95.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Ikan Nila
1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila
Menurut Saanin 1984, klasifikasi ikan nila merah adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis sp.
Strain : Nila Merah
Ikan  nila  mempunyai  bentuk  tubuh  memanjang  dan  ramping  dengan  rasio perbandingan  3:1  antara  panjang  total  dengan  tinggi  badan.  Tubuh  ditutupi  sisik
berukuran  besar  dan  kasar  dengan  gurat  sisi  terputus  di  bagian  tengah  badan
9 kemudian  berlanjut  dengan  letak  lebih  rendah.  Ikan  nila  merah    memiliki  lebar
dan panjang batang ekor dengan ukuran yang sama Gambar 2.
Gambar 2. Ikan nila merah Jumlah  tulang  belakang  berkisar  antara  30
–32.  Sirip  ekor  berbentuk  agak membulat. Warna pada musim pemijahan menunjukkan sirip dada, punggung dan
ekor  akan  menjadi  agak  kemerahan.  Rahang  dari  ikan  jantan  dewasa  agak membesar  panjang  dari  rahang  bawah  berkisar  antara  29
–37  dari  panjang kepala  sedangkan  pada  betina  berbentuk  agak  meruncing.  Ikan  nila  memiliki
rumus  sirip  punggung  D  XV  10;  sirip  ekor  C  II  15  dan  sirip  perut  V  I  6 Rukmana, 1997.
2. Habitat dan Daerah Penyebaran Ikan Nila Merah
Ikan  nila  memiliki  toleransi  yang  tinggi  terhadap  lingkungan  hidupnya  sehingga dapat  dipelihara  di  perairan  payau  hingga  di  perairan  tawar.  Habitat  hidup  ikan
nila  cukup  beragam,  dari  sungai,  danau,  waduk,  rawa,  sawah,  kolam,  hingga tambak.  Ikan  nila  dapat  tumbuh  secara  normal  pada  kisaran  suhu  14-38
C  dan dapat  memijah  secara  alami  pada  suhu  22-27
C.  Suhu  optimum  untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan nila adalah 25-30
C. Pertumbuhan ikan nila  akan  terganggu  jika  suhu  habitatnya  lebih  rendah  dari  14
C  atau  pada  suhu tinggi 38
C. Ikan nila akan mengalami kematian pada suhu 6 C atau 42
C. Faktor Mulut
Sirip punggung Sirip dada
Mata
Sirip dubur Sirip ekor
Insang Sirip perut
10 lain  yang  bisa  mempengaruhi  kehidupan  ikan  nila  adalah  salinitas  atau  kadar
garam di suatu perairan. Ikan nila bisa tumbuh dan berkembangbiak pada kisaran salinitas 0-9
‰. Rukmana, 1997.
B. Sistem Transportasi Benih Nila Merah
Menurut  Handisoepardjo  1982  dalam  Anastasia  2009  transportasi  ikan  hidup pada dasarnya adalah memaksa menempatkan ikan dalam suatu  lingkungan baru
yang  berlainan  dari  lingkungan  asalnya  dan  disertai  perubahan –perubahan  sifat
lingkungan yang sangat mendadak. Keberhasilan mengurangi pengaruh mendadak dari  perubahan  dan  lingkungan  itu  memberi  kemungkinan  mengurangi  tingkat
kematian  dan  tujuan  transportsi  dapat  tercapai.  Sebelum  ditransportasikan  ikan hidup  akan  mengalami  perubahan  fisiologi  dari  keadaan  hidup  aktif  menjadi
imotil melalui proses pembiusan Setiabudi et.al., 1995 dalam Hidayah, 2008
Terdapat  dua  metode  transportasi  ikan  hidup,  yaitu  transportasi  dengan menggunakan  air  sebagai  media  sistem  basah  dan  yang  kedua  adalah
transportasi tanpa menggunakan media air sistem kering. Pada transportasi jarak jauh  dan  lama  lebih  dari  24  jam  biasanya  digunakan  sistem  tertutup.  Metode
yang paling sederhana pada sistem tertutup adalah dengan menggunakan kantung plastik  yang  diisi  air  dan  oksigen  murni,  dengan  perbandingan  antara  air  dan
oksigen  adalah  1:2,  lalu  diikat  rapat.  Transportasi  sistem  kering  adalah  sistem transportasi  tanpa  menggunakan  media  air.  Pada  prinsipnya,  transportasi  sistem
kering,  ikan  dikondisikan  dalam  keadaan  metabolisme  dan  respirasi  rendah