Tokoh-tokoh Fenomenologi Metode Penelitian

mengatakan bahwa subjek hanya mengenal fenomena buka noumena, maka bagi Husserl fenomena mencakup noumena pengembangan dari pemikiran Kant. Menurut Husserl, dengan fenomenologi kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri. fenomenologi tidak hanya mengklasifikasikan setiap tindakan sadar yang dilakukan, namun juga meliputi prediksi terhadap tindakan di masa yang akan datang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengan nya. Semuanya itu bersumber dari bagaimana seseorang memaknainya objek pengalamannya. Oleh karena itu, tidak salah apabila fenomenologi juga diartikan sebagai studi tentang makna, dimana makna itu lebih luas dari sekedar bahasa yang mewakilinya. Fenomenologi Husserl pada prinsipnya bercorak idealistik, karena menyerukan untuk kembali kepada sumber asli pada diri subjek dan kesadaran. Ilmu komunikasi komunikologi akan mendapatkan landasan yang kokoh jika asumsi-asumsi ontologi dan epistemologinya didasarkan pada pengetahuan tentang esensi kesadaran. Konsepsi Husserl tentang “aku transdental” dipahami sebagai subjek absolut, yang seluruh aktivitasnya adalah menciptakan dunia. Namun Husserl tidak mennjelaskan bahwa dalam kehidupan yang sesungguhnya, subjek atau kesadaran itu selain mengkonstruksikan dunia , juga dikonstruksikan oleh dunia. Adapun pokok-pokok pikiran Husserl mengenai frnomrnologi, adalah sebagai berikut: 1. Fenomena adalah realitas sendiri realitas in se yang tampak. 2. Tidak ada batas antara subjek dengan realitas. 3. Kesadaran bersifat intensional. 4. Terdapat interaksi antara tindakan kesadaran noesis dengan objek yang disadari noema. Fenomenologi Husserl ini mempengaruhi filsafat kontemporer secara mendalam, terutama sekitar tahun 1950-an. Tokoh-tokoh seperti yang telah disebutkan sebelumnya Heidegger, Sartre, Marleu-Ponty, dan Paul Ricoeur, menggunakan fenomenologi untuk memahami realitas. Namun tidak sedikit juga yang memperdebatkan pemikiran-pemikiran dari Husserl ini. Termasuk murid pertamanya Adolf Reinach, yang memperdebatkan apakah fenomenologi harus berhubungan dengan realist ontology, ataukah tidak. Walaupun demikian, ambisi Husserl menjadikan fenomenologi sebagai cabang filsafat yang mampu melukiskan seluk beluk pengalaman manusia, semakin menjadi kenyataan.

3.2.3 Paradigma Fenomenologi

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani Phainomai yang berarti “menampak”. menurut The Oxford English Dictionary, yang dimaksud dengan fenomenologi adalah: a The science of phenomena as distinct from being omtology, and b Division of any science which describes and classifies its phenomena. Jadi fenomenologi adalah ilmu mengenai fenomena yang dibedakan dari sesuatu yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu yang menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena atau studi tentang fenomena. Dengan kata lain, fenomenologi mempelajari fenomena yang nampak di depan kita, dan bagaimana penampakannya. Kuswarno, 2009:1 Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari fenomenologi adalah mempelajari bagaimana sebuah fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan dalam tindakan, seperti bagaiman fenomena tersebut dapat bernilai serta diterima secara estetis. Selain itu Fenomenologi mempelajari struktur pengalaman sadar dari sudut pandang orang pertama, bersama dengan kondisi-kondisi yang relevan. Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani dengan asal suku kata phainomenon yang berarti yang menampak. Menurut Husserl, dengan fenomenologi, kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri. Kuswarno, 2009:10 Lebih lanjut dikatakan oleh Alfred Schutz, Salah satu tokoh fenomenologi yang menonjol bahwa inti pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran. Schutz meletakan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif, terutama ketika menambil tindakan dan sikap terhadap dunia kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Schutz mengikuti pemikiran Husserl, yaitu proses pemahaman aktual kegiatan kita, dan pemberian makna terhadapnya, sehingga ter- refleksi dalam tingkah laku. Kuswarno, 2009:18 Adapun studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Sedangkan pengertian fenomena dalam Studi Fenomenologi sendiri adalah pengalaman atau peristiwa yang masuk ke dalam kesadaran subjek. Wawasan utama fenomenologi adalah - pengertian dan penjelasan dari suatu realitas harus dibuahkan dari gejala realitas itu sendiri Aminuddin, 1990:108. Seperti yang disebutkan dalam buku Metode Penelitian Kualitatif yang ditekankan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dan kehidupannya sehari-hari. Moleong, 2001:9 Keterlibatan subyek peneliti di lapangan dan penghayatan fenomena yang dialami menjadi salah satu ciri utama. Hal tersebut juga seperti dikatakan Moleong bahwa pendekatan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Mereka berusaha untuk masuk ke dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang mereka kembangkan di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Makhluk hidup tersedia berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain, dan bahwa pengertian pengalaman kitalah yang membentuk kenyataan. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Creswell, 1998:54 Mulyana menyebutkan pendekatan fenomenologi termasuk padapendekatan subjektif atau interpretif Mulyana, 2001:59 Lebih lanjut Marice Natanson mengatakan bahwa istilah fenomenologi dapat digunakan sebagai istilah generik untuk merujuk kepada semua pandangan ilmu sosial yang menempatkan kesadaran