Tinjauan Tentang Interaksi Simbolik

38 interaksionisme simbolik adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri the-self dan dunia luarnya.

3. Society Masyarakat, yaitu jejaring hubungan yang diciptakan,

dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran ditengah masyarakatnya. Inti dari teori interaksi simbolik adalah teori tentang diri self dari George Herbert Mead. Mead menganggap bahwa konsep diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain. Cooley mendefinisikan diri sebagai sesuatu yang dirujuk dalam pembicaraan biasa melalui kata ganti orang pertama tunggal, yaitu aku , daku me, milikku mine, dan diriku myself. Ia mengatakan bahwa segala sesuatu yang dikaitkan dengan diri menciptakan emosi lebih kuat daripada yang tidak dikaitkan dengan diri, bahwa diri dapat dikenal hanya melalui perasaan subjektif.Mulyana, 2008:73-74 Mead menolak anggapan bahwa seseorang bisa mengetahui siapa dirinya melalui introspeksi. Ia menyatakan bahwa untuk mengetahui siapa diri kita maka kita harus melukis potret diri kita melalui sapuan kuas yang datang dari proses taking the role of the other membayangkan apa yang dipikirkan orang lain tentang 39 kita. Para interaksionis menyebut gambaran mental ini sebagai the looking glass self.

2.8 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengetahui bagaimana konsep diri anak punk di Kota Bandung sebagai suatu studi fenomenologi. Sebagaimana dijelaskan pada latar belakang masalah diatas yang menjadi titik konsentrasi penelitian ini adalah konsep diri komunitas anak punk di Kota Bandung. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka di atas, maka sebagai titik konsentrasi pada penelitian ini ialah mengenai konsep diri komunitas anak punk di Kota Bandung yang ditinjau melalui studi fenomenologi dan interaksi simbolik. Adapun paradigma dan teori yang memberikan arahan dalam melakukan penelitian ini ialah, sebagai berikut : fenomenologi sebagai grand theory teori agung, interaksi simbolik sebagai middle range theory teori menengah, dan konsep diri sebagai applied theory teori terapan. Edmund Husserl 1859-1938 dalam Kuswarno 2009:10 mengatakan bahwa dengan fenomenologi dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri. Fenomenologi tidak saja mengklasifikasikan setiap tindakan sadar yang dilakukan, namun juga meliputi prediksi terhadap tindakan di masa yang akan datang, dilihat dari aspek-aspek yang terkait dengannya. 40 Sementara itu, Alfred Schutz 1899-1959 seorang tokoh teori fenomenologi yang paling menonjol dan membawa fenomenologi ke dalam ilmu sosial mengatakan bahwa: Fenomenologi adalah bagaimana memahani tindakan sosial melalui penafsiran. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelaskan atau memeriksa maka yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan konsep kepekaan yang implisit. Schutz meletakkan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif, terutama ketika mengambil tindakan dan mengambil sikap terhadap dunia kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Schutz mengikuti pemikiran Husserl, yaitu proses pemahaman aktual kegiatan kita, dan pemberian makna terhadapnya, sehingga ter-refleksi dalam tingkah laku. Kusawarno, 2009:18 Berdasarkan dari penjelasan dari Schutz, bahwa fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran yang dialami oleh seseorang melalui pengalaman beserta makna yang terkandung dalam kehidupannya. Selain itu juga, fenomenologi membahas makna kehidupan sosial yang didalamnya terdapat suatu hubungan sosial. Dalam hubungan sosial tersebut terdapat penggunaan simbol- simbol yang digunakan dan dimaknai oleh individu sehingga terbentuklah suatu tingkah laku individu yang disebut dengan interaksi simbolik. Kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan penggunaan simbol-simbol yang dimaknai. Yang dimana, dalam kehidupan sosial ini manusia merepresentasikan apa yang mereka maksud melalui penggunaan simbol-simbol untuk melakukan suatu komunikasi dengan sesama individu dalam suatu kelompok maupun individu yang lain. Pada dasarnya, interaksi simbolik merupakan pertukaran simbol yang telah dimaknai oleh manusia berdasarkan atas keputusan bersama dalam suatu ruang lingkup. Mulyana 2010:68 menjelaskan bahwa esensi dari interaksi simbolik 41 adalah suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Persepktif interaksi simbolik berusaha untuk memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perseptiktif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Mulyana, 2010:70 Asumsi dari interaksi simbolik ini ialah orang-orang memiliki cara tertentu dalam melakukan pemaknaan, interapretatif penafsiran, dan tindakan-tindakan. Dari asumsi ini, maka orang-orang mengasumsikan peran-peran mereka berdasarkan simbol-simbol yang ditafsirkan ke dalam kelompok mereka dan berinteraksi melalui peran mereka dalam suatu kelompok. Melalui peran inilah lahirlah ide-ide dan pikiran yang mereka ciptakan melalui interaksi. George Herbert Mead 1863-1931 ialah seorang tokoh utama pencetus mengenai interaksi simbolik. Menurut Mead, menjelaskan mengenai interaksi simbolik yakni : “Kemampuan manusia untuk dapat merespons simbol-simbol di antara mereka ketika berinteraksi, membawa penjelasan interaksionisme simbolik kepada konsep tentang diri self. Mead menjelaskan bahwa secara sosial seseorang dapat melakukan tindakan kepada dirinya sendiri, seperti juga kepada orang lain.” Kuswarno, 2009:114 Selain itu, Mead menjelaskan bahwa interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia mind mengenai diri self nya sendiri, dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan akhirnya untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat society dimana individu tersebut menetap.