Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang)

(1)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENYULUH DENGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK

PENYULUH PERTANIAN

(Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang)

Skripsi

LISA KHALIDA 030309004

SEP/PKP

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENYULUH DENGAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK

PENYULUH PERTANIAN

(Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang)

Skripsi LISA KHALIDA

030309004 SEP/PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu syarat untuk Mendapat Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Iskandarini, MM) (Emalisa, SP, Msi)

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

RINGKASAN

Penulis dengan judul skripsi “Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian”, dengan studi kasus di BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Iskandarini, MM sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Emalisa. SP, Msi sebagai anggota komisi pembimbing.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dan pengambilan sampel petani dilakukan secara sensus. Alasan peneliti memilih daerah tersebut adalah karena salah satu penyuluh yang ada di BPP Medan Krio diberikan predikat sebagai penyuluh teladan di Tingkat Sumatera Utara.

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, sedangkan untuk penentuan karakteristik sosial ekonomi di gunakan metode korelasi Rank Spearman. Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Selama 3 tahun terakhir keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio bila ditinjau dari jumlah penyuluh dan kelompok tani tidak mengalami perubahan jumlah. Adapun jumlah penyuluh selama 3 tahun terakhir berjumlah 8 orang dan jumlah kelompok tani selama 3 tahun terakhir berjumlah 122 kelompok. Namun ditinjau dari jumlah program penyuluhan pertanian mengalami perubahan jumlah. Pada tahun 2005 program penyuluhan pertanian berjumlah 2 program, tahun 2006 program penyuluhan pertanian bertambah menjadi 3 program, dan pada tahun 2007 bertambah lagi menjadi 4 program.

2. Tugas pokok penyuluh pertanian di BPP Medan Krio sudah terlaksana dengan baik karena lebih dari 75% tugas pokok telah terlaksana. Dari skor harapan yang berjumlah 112, diperoleh skor rataan sebesar 91. Dapat dilihat bahwa 80,35% tugas pokok telah terlaksana.

3. Dari analisis Korelasi Rank Spearman dengan t ( /0.05) maka dapat diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, lama pendidikan, jumlah tanggungan, dan total pendapatan dengan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh, tetapi terdapat hubungan antara lama menjadi penyuluh dengan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh


(4)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

LISA KHALIDA, lahir pada tanggal 24 Juni 1985 di Binjai, sebagai anak pertama, putri dari keluarga Azhar dan Zulida Army

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu pada tahun 1997 lulus dari SD Negeri 020267 Binjai, tahun 2000 lulus dari SLTP Negeri 1 Binjai, tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Binjai dan pada tahun yang sama diterima di USU melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan yaitu : IMASEP (Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian), dan LK (Lembaga Kesenian) USU.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Tanjung Beringin I Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi pada Juni 2007. Penulis melaksanakan penelitian di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang mulai Desember 2007.


(5)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul ”Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian ”, dengan studi kasus di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak

membantu penulis dengan mengarahkan dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Emalisa. SP, Msi selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

4. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. 6. Bapak...selaku Kepala BBP Medan Krio

7. Bapak ...selaku Kepala Desa Medan Krio 8. Selaku PPL yang bertugas di BPP Medan Krio


(6)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

9. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian ini yang telah membantu penulis dalam memperoleh data.

10. Seluruh petani informan yang telah membantu penulis dalam melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Azhar dan Ibunda Zulida Army serta kepada seluruh keluarga yang telah banyak memberikan kasih sayang dan dukungan moril maupun materil, motivasi, nasehat, doa serta perhatiannya.

Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada teman-teman di SEP’03 yang turut membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi saya ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2008


(7)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 8

Landasan teori ... 11

Kerangka Pemikiran ... 14

Hipotesis Penelitian ... 15

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

Metode Pengambilan Sampel ... 17

Metode Pengumpulan data ... 17

Metode Analisis Data ... 18

Definisi Dan Batasan Operasional ... 20

Definisi ... 20

Batasan Operasional ... 21

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 22

Letak dan Luas Geografis ... 22

Keadaan Penduduk ... 22

Tata Guna Lahan ... 26

Sarana dan Prasarana ... 27


(8)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan Pertanian di BPP Medan Krio

Kecamatan Sunggal ... 30

Ditinjau Dari Jumlah Penyuluh dan Jumlah Kelompok Tani ... 30

Ditinjau Dari Jumlah Program ... 31

Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian ... 33

Mengidentifikasi Potensi Wilayah ... 33

Mengikhtiarkan Kemudahan Usaha Tani ... 37

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Petani ... 38

Analisis Profil Keluarga Tani ... 40

Mengidentifikasi Masalah ... 41

Mengembangkan Swadaya dan Swakarsa ... 43

Kunjungan ke Kelompok Tani Secara Teratur dan Berkesinambungan ... 45

Penyusunan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok) ... 46

Menyusun Rencana Kerja PPL ... 46

Mengikut i Latihan di BPP ... 47

Mengikuti Rapat, Pertemuan, dll ... 47

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh ... 50

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 57

Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No Judul Hal 1. Data BPP, Jumlah Penyuluh Pertanian, dan Tingkat Pendidikannya

Tahun 2007 ... 3

2. WKPP, Jumlah Kelompok Tani dan Jumlah Anggota di Kecamatan Sunggal Tahun 2007 ... 4

3. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 18

4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Medan Krio Tahun 2007 ... 23

5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Medan Krio Tahun 2007 ... 24

6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007 ... 24

7. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Di Anut Tahun 2007 ... 25

8. Distribusi Penduduk Menurut Suku Tahun 2007 ... 26

9. Distribusi Penggunaan Lahan Tahun 2007... 26

10. Distribusi Sarana dan Prasarana Tahun 2007 ... 27

11. Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh di BPP Medan Krio ... 28

12. Pertambahan Jumlah Penyuluh dan Jumlah Kelompok Tani di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal ... 30

13. Program Penyuluhan Pertanian Selama 3 Tahun Terakhir ... 32

14. Persentase PPL Yang Memiliki Format Karakteristik Tanah Dan Iklim ... 33

15. Persentase PPL yang Memiliki Format Luas Lahan Menurut Ekosistem ... 34

16. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Lahan Menurut Penggunaan ... 34


(10)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

18. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Pola Usaha Tani ... 35 19. Persentase PPL Yang Memiliki Format Jumlah Penduduk Menurut

Golongan Umur, Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan ... 36 20. Persentase PPL Yang Memiliki Format Karakteristik Kelompok Tani ... 36 21. Persentase PPL Yang Memiliki Format Kelembagaan, Sarana dan

Prasarana ... 37 22. Persentase PPL Dalam Hal Membantu Penyediaan Sarana Produksi... 37 23. Persentase PPL Dalam Hal Membantu Pengdaan Kredit ... 38 24. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengadakan Pelatihan

Tentang Cara Bercocok Tanam ... 39 25. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengadakan Pelatihan

Tentang Menganalisis Usaha Tani ... 39 26. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Menganjurkan Petani

Untuk Aktif Dalam Pelaksanaan PHT ... 39 27. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Membuat Format Daftar

Anggota Keluarga Tani ... 40 28. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Membuat Format Keterlibatan Anggota Keluarga Tani dan Pelaksanaan Usaha ... 41 29. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengunjungi Lahan Petani

Dalam Melakukan Usaha Taninya ... 41 30. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Menanyakan Masalah

yang Di Hadapi Petani... 42 31. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Membantu Petani Dalam

Menyelesaikan Masalah Yang Dihadapinya ... 43 32. Persentase PPL Dalam Hal Memprakarsai Terbentuknya Kelompok

Tani ... 43 33. Persentase PPL Dalam Hal Memprakarsai Kegiatan Gotong Royong ... 44 34. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Membina Kelompok Tani ... 45 35. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengunjungi Kelompok


(11)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

36. Persentase PPL Dalam Hal Penyusunan RDKK (Rencana Defenitif

Kebutuhan Kelompok) ... 46 37. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Menyusun Rencana Kerja ... 46 38. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengikuti Latihan di BPP ... 47 39. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengikuti Rapat/Pertemuan Di BPP ... 47 40. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengikuti Rapat/Pertemuan Di Kantor Camat ... 48 41. Persentase PPL Dalam Hal Keaktifan PPL Mengikuti Rapat/Pertemuan Di Kantor Dinas Tingkat II ... 48 42. Penilaian Tugas Pokok Berdasarkan Parameter yang di Ukur ... 49


(12)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 15


(13)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Karakteristik Petani Sampel ... 53

2. Produktivitas Petani Asam Glugur Per Bulan ... 54

3. Pendapatan Petani Sam Glugur Per Tahun . ... 55

4. Tingkat Kehadiran Petani Mengikuti Penyuluhan ... 56

1. Korelasi Rank Spearman antara Umur Petani Terhadap Tingkat Kehadiran Petani ... 57

6. Korelasi Rank Spearman antara Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Terhadap Tingkat Kehadiran Petani ... 58

7. Korelasi Rank Spearman antara Umur Petani Terhadap Tingkat Kehadiran Petani ... 59

11. ... Kor elasi Rank Spearman antara Pendidikan Petani Terhadap Tingkat Kehadiran Petani ... 60

12. ... Kor elasi Rank Spearman antara Total Pendapatan Petani Terhadap Tingkat KehadIran Petani ... 61

13. Korelasi Rank Spearman antar Luas Lahan Petani Terhadap Tingkat Kehadiran Petani ... 62

14. Total Curahan Tenaga Kerja Per Tahun Pada Usaha Tani Asam Glugur ... 63


(14)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sejak zaman dahulu dikenal sebagai Negara agraris. Untuk mencukupi keperluan hidupnya sangat bergantung pada hasil pertanian. Kehidupan ketika itu masih sangat sederhana, dengan daya pikir dan akal, serta pengalaman-pengalaman warisan leluhur yang masih sangat sederhana.

(Soetrisno, 1991: 11)

Pertanian Indonesia hingga kini masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Sekalipun di berbagai daerah ekosistem di wilayahnya ada yang sudah berubah menjadi daerah perkotaan dan perindustrian, namun pertanian masih tetap merupakan andalan utama kehidupan masyarakat.

(Soetrisno, 1991: 12)

Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan aktif dalam pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Untuk mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan aparat pertanian yang tangguh dibidang pengaturan, pelayanan dan penyuluhan sesuai kualifikasi dan spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses pembangunan pertanian tangguh tersebut (Soedijanto, 1996: 109).


(15)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Agar upaya pembangunan pertanian dapat mencapai sasaran, penyuluh pertanian sebagai ujung tombaknya harus dapat memadukan kebijaksanaan pemerintah (pusat dan daerah) dengan kepentingan dan keinginan petani nelayan beserta keluarganya, perpaduan antara kedua belah pihak tersebut harus dituangkan secara tertulis dalam program penyuluhan pertanian

(Djasmun, Ir. 2000: 1).

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan diluar sekolah bagi petani dan anggota keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan bermasyarakat lebih baik (Padmowihardjo, 2001: 2)

Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku ( behavior) petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan ini akan merupakan “pintu gerbang” terjadinya penghayatan (characterization, habitually) dan penerapan (adopsi) dari inovasi (pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Tanpa terjadi perubahan perilaku (behavior) ini tidak akan terjadi proses penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya.

Adapun misi dan pesan penyuluh pertanian mencakup: 1. Bertani lebih baik (better farming)

2. Berusaha tani lebih menguntungkan (better business) 3. Hidup lebih sejahtera (better living)

4. Membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community) (Padmowihardjo, 2001: 4)


(16)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Penyuluh pertanian yang sehari-hari berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik di pedesaan (yang biasa dikenal dengan nama PPL) berpangkal kerja di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan melancarkan kegiatan penyuluhan pertanian BPP sesuai dengan jabatan fungsional yang dipangkunya (Soedijanto, 1996: 109).

Anggota Komisi Pertanian DPR Bomer Pasaribu mengatakan Indonesia masih kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Indonesia setidaknya memerlukan 70 ribu tenaga penyuluh pertanian. Kepala Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia Departemen Pertanian, Ato Suprapto membenarkan data itu. Menurut dia, pada tahun 2009 mengharapkan penyuluh pertanian bisa menjangkau semua desa. "Diharapkan satu desa, satu penyuluh," kata Ato. (http://www.tempointeraktif.com)

Menurut Mentan, saat ini jumlah penyuluh pertanian yang ada sekitar 28 ribu orang dan tersebar di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Namun jumlah tersebut masih memerlukan tambahan sekitar 42 ribu orang untuk mencapai jumlah ideal penyuluh yaitu 1 desa 1 penyuluh. (http:www.antara.co.id)

Keberadaan BPP di Kabupaten Deli Serdang berada dibawah Cabang Dinas Pertanian. Jumlah BPP yang dikelola dan di bina Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang sebanyak 7 unit. Adapun data mengenai BPP, jumlah penyuluh dan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Data BPP, Jumlah Penyuluh Pertanian, dan Tingkat Pendidikannya

No BPP Jumlah Penyuluh

(Orang)

Tingkat Pendidikan

SLTA DIII SI

1 Tanjung Garbus 18 7 7 4

2 Jaharun 9 5 1 3

3 Patumbak 9 4 2 3


(17)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

5 Medan Krio 8 2 4 2

6 Hamparan Perak 12 5 4 3

7 Batang Kuis 16 9 5 2

Jumlah 81 38 22 21

(Sumber: Dinas pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2007)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa Balai Penyuluhan Pertanian Medan Krio merupakan BPP yang paling sedikit jumlah penyuluhnya. Walaupun demikian, BPP Medan Krio sudah dikatakan sebagai salah satu BPP yang maju karena salah satu penyuluh yang berada di BPP Medan Krio merupakan seorang penyuluh yang mendapatkan penghargaan PPL teladan tingkat Sumatera Utara. BPP Medan Krio merupakan Balai Penyuluhan Pertanian yang letaknya berada di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Adapun jumlah penyuluh yang berada di BPP Medan Krio berjumlah 8 orang, dimana 2 orang penyuluh dengan tingkat pendidikan SLTA, 4 orang penyuluh dengan tingkat pendidikan DIII, dan 2 orang penyuluh dengan tingkat pendidikan SI.

BPP Medan Krio terdiri dari 8 Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP), dimana sebagian besar masyarakatnya adalah petani. Berikut ini dapat kita lihat data mengenai WKPP, jumlah kelompok tani dan jumlah anggota di Kecamatan sunggal tahun 2007. Adapun data mengenai WKPP, jumlah kelompok tani dan jumlah anggotanya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. WKPP, Jumlah Kelompok Tani dan Jumlah Anggota di Kecamatan Sunggal tahun 2007

No WKPP Jlh Kelompok Tani Jlh Anggota

1 Suka Maju 17 777

2 Medan Krio 15 1.116

3 Serba Jadi 16 576

4 Sunggal Kanan 16 654

5 Sei Semayang 15 572

6 Kutalimbaru 14 448

7 Lau Bakeri 14 482


(18)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah 122 5.137

(Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, 2007)

Penyuluh pertanian yang ada saat ini masih belum memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup, dimana masih terbatasnya pengetahuan dan skill yang dimiliki para penyuluh. Bayangkan sebagian besar para penyuluh adalah tamatan SPMA atau pendidikan sederajat dan mereka saat ini telah bermasa kerja puluhan tahun, sementara teknologi terus melaju dengan pesat. Masih kurangnya fasilitas yang memadai dalam menunjang tugas kariernya, terutama dalam mobilisasi dilapangan dan memperoleh kesempatan dalam menangkap informasi dengan cepat, tingkat penghasilan yang minim, sehingga penyuluh tidak dapat dengan leluasa mengembangkan diri menuju profesionalisme sebagai peyuluh yang berkualitas.

Penyuluh pertanian lapangan yang diharapkan membawa perubahan yang mendasar disektor pertanian, terutama dalam hal membantu para petani agar mereka mampu menolong dri mereka sendiri dalam usaha taninya, ternyata belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Berbagai masalah dan hambatan sering kali ditemui PPL, dari masalah pelaksanaan tugas hingga masalah kehidupan pribadi dari PPL. Masalah ini tidak saja menghambat pelaksanaan tugas, tetapi juga dapat berpengaruh terhadap kinerja PPL dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari di lapangan.

Selain masalah diatas, PPL dalam melaksanakan tugasnya dilapangan sering terbentur dengan sikap masyarakat terhadap inovasi yang disampaikannya. Beberapa masyarakat menyambut baik suatu perubahan, tetapi ada juga masyarakat yang justru menentang perubahan yang dilakukan oleh penyuluh.


(19)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Karakteristik sosial ekonomi penyuluh adalah ciri yang khas yang sesuai dengan perwatakan sosial ekonomi penyuluh tersebut. Sifat ini akan berpengaruh bagi PPL dalam keberhasilannya melaksanakan tugas. Melihat pentingnya peran PPL dalam hal meningkatkan produktifitas tanaman pangan dalam usaha membangun perekonomian rakyat khususnya di Kabupaten Deli Serdang. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian mengenai hubungan karakteristik sosial ekonomi penyuluh terhadap pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kabupaten Deli Serdang tepatnya di BPP Medan Krio.

Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran umum penyuluhan pertanian di daerah penelitian. a. Ditinjau dari jumlah penyuluh dan kelompok tani

b. Ditinjau dari jumlah program

2. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian didaerah penelitian

3. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi penyuluh (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, total pendapatan) terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh didaerah penelitian.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian bertujuan untuk:


(20)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

1. Mengidentifikasi gambaran umum penyuluhan pertanian di daerah penelitian.

a. Ditinjau dari jumlah penyuluh dan kelompok tani b. Ditinjau dari jumlah program

2. Mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di daerah penelitian.

3. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik sosial ekonomi penyuluh (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, total pendapatan) terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan wawasan untuk menjadi seorang sarjana.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk mengambil kebijakan dalam upaya peningkatan kinerja penyuluhan pertanian.

3. Sebagai bahan referensi dan bahan pembelajaran bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(21)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan dan menerapkan teknologi baru sehingga mampu bertani lebih baik, berusaha lebih menguntungkan serta membina kehidupan berkeluarga yang lebih sejahtera.

Tugas pokok penyuluhan pertanian adalah:

1. Mengidentifikasi potensi wilayah dan agrosistem serta kebutuhan teknologi dibidang pertanian.

2. Menyusun programa penyuluhan pertanian.

3. Menyusun Rencana Kerja Penyuluhan Pertanian (RKPP) 4. Menerapkan metode penyuluhan pertanian

5. Menyusun materi penyuluhan pertanian.

6. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani nelayan

7. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dan dampaknya.


(22)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Secara spesifik, tugas pokok penyuluh pertanian di BPP Medan Krio adalah:

1. Mengidentifikasi potensi wilayah kerja.

• PPL mempunyai format karakteristik tanah dan iklim

• PPL mempunyai format luas lahan menurut ekosistem

• PPL mempunyai format luas lahan menurut penggunaan

• PPL mempunyai format luas tanam komoditas utama

• PPL mempunyai format luas pola usaha tani

• PPL mempunyai format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan

• PPL mempunyai format karakteristik kelompok tani

• PPL mempunyai format kelembagaan, sarana dan prasarana 2. Mengikhtiarkan kemudahan usaha tani.

• PPL membantu penyediaan sarana produksi

• PPL membantu dalam pengadaan kredit usaha tani 3. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani.

• PPL mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam

• PPL mengadakan pelatihan tentang bagaimana menganalisis usaha tani

• PPL menganjurkan petani agar aktif dalam melaksanakan PHT 4. Analisis profil keluarga tani.

• PPL membuat format daftar anggota keluarga tani


(23)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

5. Megidentifikasi masalah.

• PPL mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya

• PPL menanyakan masalah yang dihadapi petani

• PPL membantu petani dalam menyelesaikan masalah tersebut 6. Mengembangkan swadaya dan swakarsa.

• Kelompok tani terbentuk akibat prakarsa PPL

• PPL memprakarsai adanya gotong royong

• Keaktifan PPL dalam membina kelompok tani

7. Kunjungan ke kelompok tani secara teratur dan berkesinambungan. 8. Penyusunan RDKK (Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok) 9. Menyusun rencana kerja PPL.

10. Mengikuti latihan di BPP. 11. Mengikuti rapat, pertemuan, dll

• PPL mengikuti rapat di BPP

• PPL mengikuti rapat di Kantor Camat

• PPL mengikuti rapat di Kantor Dinas Tingkat II

Dalam proses penyuluhan akan berlangsung berbagai macam proses yang kadang-kadang berlainan sifatnya. Proses-proses itu diantaranya adalah proses komunikasi dan proses adopsi. Proses komunikasi timbul karena penyuluh berusaha mengadakan hubungan dengan para petani. Sementara proses adopsi timbul pada diri petani itu sendiri. Proses yang terakhir merupakan proses batin (mental), sehingga tidak nampak bagi penyuluh. Meskipun demikian


(24)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

perkembangan proses adopsi itu dapat diperkirakan dari gejolak-gejolak atau tingkah laku petani yang bersangkutan.(S. Wiriatmadja, 1982: 35)

Menurut Meneth Ginting dan kawan-kawan, dari hasil penelitian atas hubungan antara mahasiswa sebagai penyuluh dengan petani, telah menyimpulkan delapan dasar penilaian. Penyuluhan dapat dianggap berhasil kalau:

1. Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna bertambah.

2. Ada penerimaan (adopsi) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh. 3. Petani bersedia bekerja sama dengan penyuluh.

4. Petani bersedia memberi suatu balas jasa kepada penyuluh. 5. Penyuluh dapat merubah sikap petani yang merugikan. 6. Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh bertambah.

7. Penyuluh dapat memberitahukan sesuatu yang berguna diluar tujuan proyek tertentu

8. Ada perkembangan keinginan pada kedua fihak untuk mempertahankan hubungan

(Mubyarto, 1984: 48-49)

Landasan Teori

Salah satu masalah pembangunan yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah bagaimana negara-negara ini dapat mencukupi kebutuhan pangan mereka yang semakin hari semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk mencapai tujuan


(25)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

tadi berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk membangun sektor pertanian masing-masing. (Soetrisno, 1991: XV)

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 dimasa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara praktek-praktek yang dilakukan para petani disatu pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai produsen primer (Margono, S. 2003)

Penyuluhan pertanian sebagai pendidikan nonformal membawa dua tujuan utama yang diharapkan untuk jangka pendek adalah menciptakan perubahan perilaku termasuk didalamnya sikap, tindakan dan pengetahuan serta untuk jangka panjang adalah meningkatkan taraf hidup petani (Sastraadmadja, 1993: 12)

Keberhasilan penyuluhan pertanian dalam menuaikan misi yang diembannya tidak hanya tergantung kepada baiknya bekerja serta tersedianya berbagai faktor-faktor pendukung dari lembaga penyuluhan itu tetapi juga atau bahkan sangat tergantung dari watak dan perilaku pribadi PPL itu sendiri (Adjid,1994: 31)

Setiap penyuluh mempunyai beberapa faktor sosial maupun faktor ekonomi yang mempengaruhinya dalam kegiatan penyuluhan. Beberapa faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya adalah:


(26)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

1. Faktor Sosial a. Umur

Umur pada umumnya sangat berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari. Tenaga kerja dalam usia yang sangat produktif (22-65 tahun) memiliki potensi kerja yang masih produktif. (Anonimous, 1991: 45)

b. Tingkat Pendidikan.

Penempatan seorang penyuluh sangat di tentukan oleh pendidikan yang dimilikinya, pendidikan juga sangat berpengaruh pada perilaku seorang PPL. Tetapi jika didalam memilih penyuluh ini terlalu ditekankan pada kualitas akademis, maka hal ini akan dapat menyebabkan kesulitan dikemudian hari karena seorang penyuluh yang memiliki pendidikan yang tinggi belum tentu memiliki kemampuan menyuluh yang baik. (Suhardiyono, 1992: 29)

c. Lama Menjadi Penyuluh

Orang-orang yang lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif daripada mereka yang senioritasnya lebih rendah. (Suhardiyono, 1992: 31)

2. Faktor Ekonomi

a. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga sering menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menerima inovasi. Konsekuensi penerimaan inovasi akan berpengaruh terhadap sistem keluarga, dimulai dari anak-anak, istri dan anggota keluarga lainnya. Semakin besar jumlah anggota keluarga akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan keuangan rumah tangga. Kegagalan


(27)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

penyuluh dalam penyuluhan pertanian akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. (Soekartawi, 1988: 32)

b. Total Pendapatan

Meningkatnya pendapatan maka meningkat pula pengeluaran untuk keperluan rumah tangga dan pembentukan modal. Menurunnya pendapatan akan menurunkan pula pengeluaran untuk konsumsi dan modal. (Tohir, 1991: 187) Kerangka Pemikiran

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian, penyuluh mempunyai beberapa tugas pokok yang harus dilaksanakannya. Tugas pokok tersebut dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan, dan menerapkan teknologi baru sehingga mampu bertani lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera, dan dapat membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera. Adapun beberapa tugas pokok yang harus dilaksanakan oleh penyuluh khususnya di BPP Medan Krio adalah mengidentifikasi potensi wilayah, mengikhtiarkan kemudahan usaha tani, meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani, analisis profil keluarga tani, mengidentifikasi masalah, mengembangkan swadaya dan swakarsa, kunjungan ke kelompok tani secara teratur dan berkesinambungan, penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), menyusun rencana kerja PPL, mengikuti latihan di BPP, dan mengikuti rapat, pertemuan, dll

Setiap penyuluh mempunyai beberapa faktor sosial maupun faktor ekonomi yang mempengaruhinya dalam kegiatan penyuluhan. Beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya adalah umur, tingkat pendidikan, lama menjadi


(28)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

penyuluh. Sedangkan untuk faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga dan total pendapatan.


(29)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Hipotesis Penelitian

Penyuluh

Faktor Ekonomi

• jumlah tanggungan keluarga

• total pendapatan Faktor Sosial:

• Umur

• Tingkat pendidikan

• lama menjadi penyuluh

Keberhasilan tugas pokok Tugas Pokok 1. Mengidentifikasi potensi wilayah. 2. Mengikhtiarkan kemudahan usaha tani.

3. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani.

4. Analisis profil keluarga tani. 5. Megidentifikasi masalah.

6. Mengembangkan swadaya dan swakarsa.

7. Kunjungan ke kelompok tani secara teratur dan berkesinambungan.

8. Penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)

9. Menyusun rencana kerja PPL. 10. Mengikuti latihan di BPP. 11. Mengikuti rapat, pertemuan, dll


(30)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

1. a. Selama tiga tahun terakhir keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio mengalami pertambahan jumlah penyuluh dan jumlah kelompok tani

b. Selama tiga tahun terakhir keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio mengalami pertambahan jumlah program

2. Tugas pokok penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio 75% telah dilaksanakan

3. Ada hubungan karakteristik sosial ekonomi penyuluh (umur, tingkat pendidikan, lama menjadi penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, total pendapatan) terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh di BPP Medan Krio


(31)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive artinya dengan sengaja yaitu di Kabupaten Deli Serdang tepatnya di BPP Medan Krio.

BPP Medan Krio ditentukan dengan pertimbangan bahwa salah satu penyuluh yang ada di BPP Medan Krio diberikan predikat sebagai penyuluh teladan di Tingkat Sumatera Utara.

Metode Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan di BPP Medan Krio yang terdiri dari 6 orang penyuluh. Pengambilan sampel dilakukan secara ‘Sensus’, dimana seluruh penyuluh yang ada di BPP Medan Krio menjadi sampel. Tetapi dikarenakan 2 orang penyuluh sedang dalam masa pendidikan, maka sampel yang diteliti berjumlah 4 orang.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari keterangan yang diberikan penyuluh selaku responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya dan dari petani atau kelompok tani sebagai informan untuk memastikan kebenaran data yang diperoleh dari responden. Data skunder diperoleh dari informasi lembaga atau instansi serta literatur yang mendukung penelitian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.3 berikut ini:


(32)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Metode Analisis Data

1. Analisis data untuk hipotesis 1 digunakan metode deskriptif yaitu dengan analisis perkembangan keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio selama 3 tahun terakhir.

2. Analisis data untuk hipotesis 2 digunakan metode deskriptif. Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian ditentukan melalui skor. Skor keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian ditetapkan melalui pencapaian target.

75% tugas pokok dilaksanakan maka tugas pokok dianggap berhasil 25% tugas pokok dilaksanakan maka tugas pokok dianggap tidak berhasil 3. Hubungan antara karakterisik sosial ekonomi penyuluh terhadap penilaian

pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian (hipotesis 3) dianalisa dengan menggunakan metode korelasi (Rank Korelation Methode) dari Spearman, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

No Topik Data Jenis Data Sumber

Metode Wawan

cara

Pencatatan Dokumen 1 Perkembangan

Keadaan Penyuluhan

1.Jumlah PPL

2.Jumlah Kelompok Tani

3. Jumlah Program Penyuluhan Pertanian BPP Medan Krio

2 Keberhasilan Tugas Pokok

Tugas-tugas pokok yang dilaksanakan penyuluh

• Penyuluh

• Petani

3 Karakteristik Penyuluh

1.Faktor Sosial Penyuluh

2.Faktor Ekonomi Penyuluh


(33)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

rs = 1-

N N

di

N i

=

3 1

2 6

(Djarwanto,2003: 45)

dimana rs = Koefisien korelasi spearman

2

di = jumlah kuadrat perbedaan antara karakteristik sosial ekonomi penyuluh dengan pelaksanaan tugas pokok

N = Menunjukkan jumlah pasangan ranking

Kemudian akan diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus:

t = rs 2 1

2 rs n

−−

dengan uji kriteria sebagai berikut: Ho diterima apabila thitungttabel

Artinya tidak ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi penyuluh dengan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh

Ho ditolak apabila thitung > ttabel

Artinya ada hubungan antara karakteristik sosial ekonomi penyuluh dengan keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh


(34)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Definisi dan Batasan Operasional Definisi

1. Tugas pokok yang diukur dalam penelitian ini adalah yang berhubungan langsung dengan penyuluh di BPP Medan Krio

2. Karakteristik adalah ciri khas seseorang yang membedakan seseorang dengan yang lain

3. Karakteristik sosial ekonomi penyuluh adalah suatu ciri yang dilihat dari faktor sosial dan ekonomi penyuluh

4. Karakteristik sosial penyuluh meliputi umur, tingkat pendidikan dan lama menjadi penyuluh

5. Karakteristik ekonomi penyuluh meliputi jumlah tanggungan keluarga dan total pendapatan.

6. Umur adalah lama waktu hidup PPL (thn) saat dilakukan penelitian.

7. Tingkat pendidikan adalah sejauh mana jenjang pendidikan yang telah ditempuh PPL untuk memperoleh pengajaran di bangku sekolah (pendidikan formal)

8. Lama menjadi penyuluh adalah berapa lama (thn) PPL telah bekerja sebagai petugas penyuluh pertanian.

9. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang belum berpenghasilan dan menjadi tanggung jawab penyuluh.

10. Total pendapatan adalah jumlah pedapatan penyuluh ditambah dengan jumlah pendapatan dari usaha sampingan.


(35)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah BPP Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Sampel adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tanaman pangan yang bertugas di BPP Medan Krio


(36)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian Letak dan Kondisi Geografis

BPP Medan Krio terletak di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Desa Medan Krio memiliki luas sebesar 828,5 Ha, berada pada ketinggian 24 meter diatas permukaan laut dan keadaan suhu rata-rata 25°C s/d 30°C. Secara administratif Desa Medan Krio mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paya Geli dan Desa Pujimulio

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sunggal Kanan

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Suka Maju dan Desa Mencirim

• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Semayang

Adapun jarak Desa Medan Krio dari pusat Pemerintahan Kecamatan adalah 5 Km. Jarak dari Ibukota Pemda Deli Serdang adalah 40 Km. Jarak dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara adalah 12 Km.

Keadaan Penduduk

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa Medan Krio, jumlah penduduk Desa Medan Krio sebanyak 12.134 jiwa, dengan perincian laki-laki berjumlah 5.866 jiwa dan perempuan 6.268 jiwa. Dan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.129 KK.


(37)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Adapun distribusi penduduk menurut umur pada Desa Medan Krio dapat dilihat pada tabel 4. sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Desa Medan Krio Tahun 2007

No Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0-5 657 5,41

2 6-12 1.390 11,46

3 13-18 1.732 14,27

4 19-25 3.445 28,40

5 26-40 3.366 27,74

6 41-55 1.153 9,50

7 55 tahun keatas 391 3,22

Jumlah 12.134 100

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 4. diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa Medan Krio yang paling banyak adalah kelompok umur 19-25 tahun yaitu sebesar 3445 jiwa (28,40%), sedangkan penduduk yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia 55 tahun keatas yaitu sebesar 391 jiwa (3,22%)

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Kualitas penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Medan Krio tergolong cukup tinggi. Tidak sedikit dari penduduk yang telah mengenyam pendidikan sekolah sampai ke tingkat sarjana. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5. berikut:


(38)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Medan Krio Tahun 2007

No Jenjang Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase(%)

1 Buta Aksara dan Angka 0 0

2 Tidak Tamat SD 436 4,55

3 Tamat SD 859 8,97

4 Tidak Tamat SLTP 810 8,46

5 Tamat SLTP 1290 13,47

6 Tamat SLTA 2536 26,48

7 Tamat Kejuruan 2458 25,67

8 Tamatan Akademi (D1-D3) 258 2,70

9 Sarjana (S1-S2) 276 2,88

10 Pendidikan Luar Sekolah 379 3,96

11 Lain-lain 274 2,86

Jumlah 9576 100

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 5. diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Medan Krio yang paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 2536 jiwa (26,48%), sedangkan tingkat pendidikan penduduk yang paling sedikit adalah buta aksara dan angka yaitu sebesar 0 jiwa (0%)

Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Keadaan penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 6. sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2007

No Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase

1 TNI-AD/POLRI 38 0,92

2 Pegawai Negeri Sipil 175 4,25

3 Pensiunan 70 1,70

4 Petani 1.273 30,94

5 Wiraswasta 326 7,92

6 Karyawan Swasta 811 19,71

7 Buruh Tukang 388 9,43

8 Buruh Tani 379 9,21

9 Supir 198 4,81

10 Penarik Beca 60 1,45

11 Jasa 28 0,68

12 Pemulung 2 0,04

13 Dll 368 8,94


(39)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 6. diatas dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Medan Krio sebagian besar adalah bertani yaitu 1.237 jiwa (30,94%). Sedangkan mata pencaharian penduduk yang paling sedikit adalah pemulung yaitu sebesar 2 jiwa (0,04%)

Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut

Keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada tabel 7. berikut ini:

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2007

No Agama Jumlah Persentase

1 Islam 9.430 78,21

2 Protestan 2.066 17,02

3 Katolik 561 4,62

4 Hindu 6 0,05

5 Budha 11 0,10

Jumlah 12.134 100

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 7. menunjukkan bahwa agama yang paling banyak dianut di Desa Medan Krio adalah agama islam yaitu sebesar 9430 jiwa (78,21%), sedangkan agama yang paling sedikit dianut oleh penduduk di Desa Medan Krio adalah agama Hindu yaitu sebesar 6 jiwa (0,05%)

Komposisi Penduduk Menurut Suku

Adapun distribusi penduduk menurut suku dapat dilihat pada tabel 8. berikut ini:


(40)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Suku Tahun 2007

No Suku Jumlah (jiwa) Persentase

1 Jawa 7.985 65,81

2 Karo 1.692 13,94

3 Batak 878 7,24

4 Melayu 367 3,02

5 Mandailing 477 3,93

6 Padang 205 1,69

7 Aceh 83 0,68

8 Nias 404 3,33

9 Cina 32 0,26

10 India 11 0,10

Jumlah 12.134 100

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 8. menunjukkan bahwa suku yang paling banyak yang ada di Desa Medan Krio adalah suku Jawa yaitu sebesar 7985 jiwa (65,81%), sedangkan suku yang paling sedikit yang ada di Desa Medan Krio adalah suku India yaitu sebesar 11 jiwa (0,10%)

Tata Guna Lahan

Potensi lahan yang dimiliki Desa Medan Krio, yang digunakan untuk lokasi persawahan maupun dataran kering dapat dilihat melalui tabel 9. berikut ini:

Tabel 9. Distribusi Pengguan Lahan Tahun 2007

Persawahan Dataran Kering

Irigasi Desa 94 Ha Kebun Tegalan 80,5 Ha Irigasi ½ tehnis 231 Ha Perkebunan Rakyat 15 Ha Tadah Hujan 98 Ha Pekarangan 295 Ha

Irigasi Tehnis - Lain-lain 15 Ha

Jumlah 406 Ha Jumlah 422,5 Ha

Sumber: Kantor Kepala Desa 2007

Dari tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk lokasi persawahan yang terbesar adalah irigasi ½ tehnis yaitu sebesar 231 Ha, sedangkan yang terkecil adalah irigasi tehnis. Untuk lokasi dataran kering yang terbesar


(41)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

adalah pekarangan yaitu 295 Ha, sedangkan yang terkecil adalah perkebunan rakyat dan lain-lain yaitu sebesar 15 Ha.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa Medan Krio sudah cukup memadai. Adapun sarana dan prasarana di Desa Medan Krio dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Distribusi Sarana dan Prasarana Tahun 2007

No Saran dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Sarana Pendidikan Umum

• Taman Kanak-Kanak(TK)

• SD

• SLTP/Tsanawiyah

• SLTA/SMU

• Akademi Perawat (AKPER)

6 3 2 1 1 2 Sarana Pendidikan Khusus

• Sekolah Sepak Bola

• Institut Karate-do Nasional (Inkanas)

• Tekwondo

• Kursus Bahasa Inggris

• Kursus Komputer

• Kursus Menjahit

1 1 1 1 1 1 3 Sarana Kesehatan

• Rumah Sakit Umum

• Klinik

• Polides

• Praktek Dokter

• Praktek Bidan

• Pos Yandu

0 1 2 1 3 7 Sumber: Kantor Kepala Desa 2007


(42)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Karakteristik Penyuluh Sampel

Karakteristik penyuluh yang diteliti meliputi karakteristik sosial dan ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, lama menjadi penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, dan total pendapatan, yang dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Di BPP medan Krio No Karakteristik Sosial

Ekonomi Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 43-49 45,5

2 Tingkat Pendidikan Tahun 16-17 16,5

3 Lama Menjadi Penyuluh Tahun 20-27 23,25

4 Jumlah Tanggungan

Keluarga Jiwa 0-6 2,75

5 Total Pendapatan Rupiah 2.100.000-2.510.000 2.322.500 Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat dilihat bahwa umur penyuluh berkisar antara 43-49 tahun, dengan rataan 45,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh sampel didaerah penelitian tergolomg pada usia produktif.

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang diikuti dari bangku sekolah yaitu: SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Lama pendidikan penyuluh sampel didaerah penelitian berkisar antara 16-17 tahun dengan rataan sebesar 16,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan penyuluh didaerah penelitian sudah tergolong tinggi.

Lamanya seorang penyuluh menjadi penyuluh diderah penelitian berkisar antara 20-27 tahun dengan rataan sebesar 23,25 tahun. Rataan tersebut menunjukkan bahwa pengalaman penyuluh sudah cukup lama.


(43)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah tanggungan keluarga penyuluh berkisar antara 0-6 jiwa dengan rataan sebesar 2,75. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga penyuluh didaerah penelitian masih tergolong sedang.

Total pendapatan penyuluh didaerah penelitian berkisar antara Rp 2.100.000-2.510.000 dengan rataan sebesar Rp 2.322.500.


(44)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan Pertanian Di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal

a. Ditinjau dari jumlah penyuluh dan jumlah kelompok tani

Perkembangan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal selama tiga tahun terakhir dapat dilihat dari jumlah penyuluh dan jumlah kelompok tani. Perkembangan tersebut dapat kita lihat pada tabel 12 berikut ini: Tabel 12. Pertambahan Jumlah Penyuluh dan Jumlah Kelompok tani di BPP

Medan Krio Kecamatan Sunggal

No Tahun Jumlah Penyuluh Jumlah Kelompok Tani

1 2005 8 122

2 2006 8 122

3 2007 8 122

Sumber: BPP Medan Krio Tahun 2007

Tabel 12 menunjukkan bahwa untuk jumlah penyuluh di BPP Medan Krio tidak mengalami perubahan. Penyuluh di BPP Medan Krio dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 berjumlah 8 orang. Begitu juga dengan jumlah kelompok tani di BPP Medan Krio. Kelompok tani pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tetap berjumlah 172.

Hipotesis yang mengatakan selama 3 tahun terakhir keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio bila ditinjau dari jumlah penyuluh dan kelompok tani mengalami kemajuan tidak dapat diterima. Hal ini dikarenakan selama 3 tahun terakhir jumlah penyuluh dan kelompok tani tidak mengalami perubahan.


(45)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

b. Ditinjau dari jumlah program

Program penyuluhan di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal antara lain sistem pertanaman legowo 4:1, Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Pembentukan Gapoktan, dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

1. Sistem Pertanaman Legowo 4:1

Pada sistem pertanaman legowo dibuat kelompok barisan tanaman yang terdiri dari 4 baris dengan jarak 10 cm. Antara kelompok dikosongkan satu baris tanam

Kelebihan sistem ini antara lain populasi tanaman dan tanaman pinggir dalam 1 hamparan lebih banyak, pemeliharaan tanaman lebih mudah, kelembaban dan penerimaan sinar matahari lebih merata dan dapat mengurangi serangan tikus. 2. Pembentukan Gapoktan

Penggabungan dalam Gapoktan terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapat mungkin di wilayah administratif desa/kecamatan, tetapi sebaiknya tidak melewati batas wilayah Kabupaten /Kota.

Penggabungan kelompok tani kedalam Gapoktan dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani ke sektor hulu dan hilir , pemasaran serta kerja sama dalam peningkatan posisi tawar.

Pembentukan Gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah yang dihadiri minimal oleh para kontak tani/ketua kelompok tani yang akan bergabung, setelah


(46)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

sebelumnya di masing-masing kelompok telah disepakati bersama para anggota kelompok untuk bergabung ke dalam Gapoktan. Dalam rapat pembentukan gapoktan sekaligus disepakati bentuk, susunan dan jangka waktu kepengurusannya, ketentuan-ketentuan yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing kelompok. Ketua Gapoktan dipilih secara musyawarah dan demokrasi oleh para anggotanya, dan selanjutnya ketua memilih kepengurusan Gapoktan lainnya.

3. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya di lakukan di lapangan, yang dilaksanakan di lahan petani peserta PTT.

Tujuan utama SLPTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti/narasumber lainnya.

4. Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Dalam upaya memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri, pemerintah mencanangkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Untuk lebih jelasnya pelaksanaan peogram penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio Kecamatan Sunggal dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini:

Tabel 13. Program Penyuluhan Pertanian Selama 3 Tahun Terakhir No Program Penyuluhan Pertanian 2005 2006 2007

1 Sistem Pertanaman Legowo

2 Pembentukan Gapoktan

3 P2BN -

4 SLPTT - -


(47)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 ada 2 program penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di BPP Medan Krio yaitu sistem pertanaman legowo dan pembentukan gapoktan. Pada tahun 2006, program penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio bertambah 1 yaitu Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dan pada tahun 2007, program penyuluhan pertanian bertambah 1 yaitu Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

Hipotesis yang mengatakan selama 3 tahun terakhir keadaan penyuluhan pertanian di BPP Medan Krio bila ditinjau dari program penyuluhan pertanian mengalami kemajuan dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya program penyuluhan pertanian dari tahun 2005-2007.

Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Mengidentifikasi potensi wilayah.

Dalam hal megidentifikasi wilayah, dapat dinilai dengan ada tidaknya penyuluh mempunyai format karakteristik tanah dan iklim, format luas lahan menurut ekosistem, format luas lahan menurut penggunaan, format luas tanam komoditas utama, format luas pola usaha tani, format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan, format karakteristik kelompok tani, dan mempunyai format kelembagaan, sarana dan prasarana

Tabel 14. Persentase PPL Yang Memiliki Format Karakteristik Tanah dan Iklim

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 1 25

B 3 75

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:


(48)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

A: PPL memiliki format karakteristik tanah dan iklim B: PPL tidak memiliki format karakteristik tanah dan iklim

Dari tabel 14 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format karakteristik tanah dan iklim adalah sebesar 1 responden (25%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format karakteristik tanah dan iklim adalah sebesar 3 responden (75%)

Tabel 15. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Lahan Menurut Ekosistem

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format luas lahan menurut ekosistem B: PPL tidak memiliki format luas lahan menurut ekosistem

Dari tabel 15 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format luas lahan menurut ekosistem adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format luas lahan menurut ekosistem adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 16. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Lahan Menurut Penggunaan

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format luas lahan menurut penggunaan B: PPL tidak memiliki format luas lahan menurut penggunaan


(49)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Dari tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format luas lahan menurut penggunaan adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format luas lahan menurut penggunaan adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 17. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Tanam Komoditas Utama

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format luas tanam komoditas utama B: PPL tidak memiliki format luas tanam komoditas utama

Dari tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format luas tanam komoditas utama adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format luas tanam komoditas utama adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 18. Persentase PPL Yang Memiliki Format Luas Pola Usaha Tani

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format luas pola usaha tani B: PPL tidak memiliki format luas pola usaha tani

Dari tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format luas pola usaha tani adalah sebesar 4 responden


(50)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

(100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format luas pola usaha tani adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 19. Persentase PPL Yang Memiliki Format Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur, Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan

B: PPL tidak memiliki format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan

Dari tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, dan jenis pekerjaan adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 20. Persentase PPL Yang Memiliki Format Karakteristik Kelompok Tani

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format karakteristik kelompok tani B: PPL tidak memiliki format karakteristik kelompok tani

Dari tabel 20 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format karakteristik kelompok tani adalah sebesar 4


(51)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format karakteristik kelompok tani adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 21. Persentase PPL Yang Memiliki Format Kelembagaan, Sarana dan Prasarana

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2 Keterangan:

A: PPL memiliki format kelembagaan, sarana dan prasarana B: PPL tidak memiliki format kelembagaan, sarana dan prasarana

Dari tabel 21 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL memiliki format kelembagaan, sarana dan prasarana adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak memiliki format kelembagaan, sarana dan prasarana adalah sebesar 0 responden (0%).

Mengikhtiarkan kemudahan usaha tani.

Untuk mengetahui sejauh mana peran penyuluh dalam mengikhtiarkan kemudahan usaha tani dapat dilihat dengan ketersediaan penyuluh dalam membantu penyediaan sarana produksi dan pengadaan kredit bagi petani

Tabel 22. Persentase PPL dalam Hal Membantu Penyediaan Sarana Produksi

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 3 Keterangan:


(52)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

B: PPL tidak membantu dalam penyediaan sarana produksi

Dari tabel 22 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL membantu dalam penyediaan sarana produksi adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak membantu dalam penyediaan sarana produksi adalah sebesar 0 responden (0%).

Bantuan penyediaan sarana produksi disini diperoleh dalam bentuk kemitraan usaha dengan kios saprodi dan perusahaan pupuk/benih

Tabel 23. Persentase PPL dalam Hal Membantu Pengadaan Kredit

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 0 0

B 4 100

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 3 Keterangan:

A: PPL membantu dalam pengadaan kredit B: PPL tidak membantu dalam pengadaan kredit

Dari tabel 23 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL membantu dalam pengadaan kredit adalah sebesar 0 responden (0%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak membantu dalam pengadaan kredit adalah sebesar 4 responden (100%).

Menurut penyuluh dan petani, tidak adanya bantuan oleh penyuluh dalam hal pengadaan kredit disebabkan karena tidak adanya program yang dibuat dalam hal pengadaan kredit.

Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani.

Penyuluh pertanian di daerah penelitian dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani mengadakan pelatihan tentang cara


(53)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

bercocok tanam, menganalisis usaha tani, dan menganjurkan petani untuk aktif dalam pelaksanaan PHT.

Tabel 24. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Mengadakan Pelatihan Tentang Cara Bercocok Tanam

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 4 Keterangan:

A: PPL mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam B: PPL tidak mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam

Dari tabel 24 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 25. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Mengadakan Pelatihan Tentang Menganalisis Usaha Tani

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 4 Keterangan:

A: PPL mengadakan pelatihan tentang menganalisis usaha tani B: PPL tidak mengadakan pelatihan tentang menganalisis usaha tani

Dari tabel 25 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL mengadakan pelatihan tentang menganalisis usaha tani adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak mengadakan pelatihan tentang menganalisis usaha tani adalah sebesar 0 responden (0%).


(54)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 26. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Menganjurkan Petani Untuk Aktif Dalam Pelaksanaan PHT

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 4 Keterangan:

A: PPL menganjurkan petani untuk aktif dalam pelaksanaan PHT B: PPL tidak menganjurkan petani untuk aktif dalam pelaksanaan PHT

Dari tabel 26 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL menganjurkan petani untuk aktif dalam pelaksanaan PHT adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak menganjurkan petani untuk aktif dalam pelaksanaan PHT adalah sebesar 0 responden (0%).

Analisis profil keluarga tani.

Dalam hal menganalisis profil keluarga tani dapat dinilai dengan melihat apakah PPL membuat format daftar anggota keluarga tani dan format keterlibatan anggota keluarga dan pelaksanaan usaha

Tabel 27. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Membuat Format Daftar Anggota Keluarga Tani

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 1 25

B 3 75

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 5 Keterangan:

A: PPL membuat format daftar anggota keluarga tani B: PPL tidak membuat format daftar anggota keluarga tani

Dari tabel 27 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL membuat format daftar anggota keluarga tani adalah sebesar 1 responden (25%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab


(55)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

bahwa PPL tidak membuat daftar anggota kelompok tani adalah sebesar 3 responden (75%).

Tabel 28. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Membuat Format Keterlibatan Anggota Keluarga Tani dan Pelaksanaan Usaha

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 1 25

B 3 75

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 5 Keterangan:

A: PPL membuat format keterlibatan anggota keluarga tani dan pelaksanaan usaha B: PPL tidak membuat format keterlibatan anggota keluarga tani dan pelaksanaan

usaha

Dari tabel 28 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL membuat format keterlibatan anggota keluarga tani dan pelaksanaan usaha adalah sebesar 1 responden (25%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak membuat format keterlibatan anggota kelompok tani adalah sebesar 3 responden (75%).

Walaupun penyuluh tidak memiliki format daftar anggota keluarga tani dan format keterlibatan anggota kelompok tani, tetapi penyuluh mengetahui siapa-siapa saja anggota keluarga tani yang terlibat dalam usaha tani.

Megidentifikasi masalah.

Untuk mengetahui sejauh mana peranan penyuluh didalam mengidentifikasi masalah dilihat dari sering tidaknya penyuluh mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya, menanyakan masalah yang dihadapi oleh petani, dan membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tabel 29. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Mengunjungi Lahan


(56)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6 Keterangan:

A: PPL mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya B: PPL tidak mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya

Dari tabel 29 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak mengunjungi lahan petani dalam melakukan usaha taninya adalah sebesar 0 responden (0%).

Tabel 30. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Menanyakan Masalah Yang di Hadapi Petani

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6 Keterangan:

A: PPL menanyakan masalah yang dihadapi petani B: PPL tidak menanyakan masalah yang dihadapi petani

Dari tabel 30 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL menanyakan masalah yang dihadapi petani adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak menanyakan masalah yang dihadapi petani adalah sebesar 0 responden (0%).

Menurut petani, PPL aktif dalam menanyakan masalah yang dihadapi oleh petani. pada saat mengunjungi kelompoktani, biasanya PPL dan petani bertukar pikiran mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh anggota kelompok tani.


(57)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh petani pada saat ini adalah kurangnya ketersediaan pupuk dan modal yang kecil.

Tabel 31. Persentase PPL dalam Hal Keaktifan PPL Membantu Petani Dalam Menyelesaikan Masalah Yang Dihadapi

Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)

A 4 100

B 0 0

Total 4 100

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6 Keterangan:

A: PPL membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi B: PPL tidak membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

Dari tabel 31 diatas dapat dilihat bahwa yang termasuk dalam kategori A menjawab PPL membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah sebesar 4 responden (100%), sedangkan yang termasuk dalam kategori B yang menjawab bahwa PPL tidak membantu petani dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi adalah sebesar 0 responden (0%).

Adapun bentuk bantuan yang diberikan oleh penyuluh kepada petani dalam hal menyelesaikan masalah adalah dengan melakukan penyuluhan tentang pentingnya tabungan kelompok, melakukan hubungan kemitraan dengan kios saprodi, dan memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh petani.

Mengembangkan swadaya dan swakarsa.

Untuk mengetahui sejauh mana peranan penyuluh didalam mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dilihat dari apakah kelompok tani terbentuk akibat prakarsa PPL, apakah PPL memprakarsai adanya gotong royong, dan keaktifan PPL dalam membina kelompok tani


(1)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 13. Total Nilai Jawaban Responden Dalam Penilaian

Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan BPP

Medan Krio

No

Sampel

Total Skore Penilaian Tugas Pokok

Total

Skore

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1

7

1

3

0

3

1

1

1

1

1

3

22

2

7

1

3

0

3

1

1

1

1

1

3

22

3

8

1

3

2

3

1

1

1

1

1

3

25

4

7

1

3

0

3

1

1

1

1

1

3

22


(2)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 14. Korelasi Rank Spearman Antara Umur Responden

dengan Penilaian Terhadap Tugas Pokok

Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP Medan Krio

No

Sampel

Umur

Responden

(thn)

Total Skore

Tugas

Pokok

Peringkat

di

di2

Umur

Tugas

Pokok

1

46

22

3

2

1

1

2

44

22

2

2

0

0

3

49

25

4

4

0

0

4

43

22

1

2

-1

1


(3)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 15. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Pendidikan

Responden dengan Penilaian Terhadap Tugas

Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP

Medan Krio

No

Sampel

Lama

Pendidikan

(thn)

Total Skore

Tugas Pokok

Peringkat

di

di2

Lama

Pendidikan

Tugas

Pokok

1

16

22

1.5

2

-0.5

0.25

2

17

22

3.5

2

1.5

2.25

3

17

25

3.5

4

-0.5

0.25

4

16

22

1.5

2

-0.5

0.25


(4)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 16. Korelasi Rank Spearman Antara Lama Menjadi

Penyuluh dengan Penilaian Terhadap Tugas

Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP

Medan Krio

No

Sampel

Lama Menjadi

Penyuluh (thn)

Total Skore

Tugas

Pokok

Peringkat

di

di2

Lama

Menjadi

Penyuluh

Tugas

Pokok

1

26

22

3

2

1

1

2

20

22

1.5

2

0.5

0.25

3

27

25

4

4

0

0

4

20

22

1.5

2

0.5

0.25


(5)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 17. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah

Tanggungan Responden dengan Penilaian

Terhadap Tugas Pokok Penyuluh Pertanian

Lapangan di BPP Medan Krio

No

Sampel

Jumlah

Tanggungan

(jiwa)

Total Skore

Tugas Pokok

Peringkat

di

di2

Jumlah

Tanggungan

Tugas

Pokok

1

3

22

3

2

1

1

2

0

22

1

2

-1

1

3

6

25

4

4

0

0

4

2

22

2

2

0

0


(6)

Lisa Khalida : Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang), 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 18. Korelasi Rank Spearman Antara Jumlah

Tanggungan Responden dengan Penilaian Terhadap

Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Lapangan di BPP

Medan Krio

No

Sampel

Total Pendapatan

(Rp)

Total Skore

Tugas Pokok

Peringkat

di

di2

Total

Pendapatan

Tugas

Pokok

1

2510000

22

4

2

2

4

2

2180000

22

2

2

0

0

3

2500000

25

3

4

-1

1

4

2100000

22

1

2

-1

1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai)

7 95 75

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Kasus: Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 143 73

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

2 21 75

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENYULUH TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN

1 2 16

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 9

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 7

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 13

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 2 2

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 7