Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Penyuluhan Pertanian
Berbicara tentang penyuluhan sebenarnya merupakan suatu persoalan yang
takkan pernah selesai. Apalagi bagi negara kita yang tergolong dalam kategori
negara yang sedang melakukan pembangunan. Dimana pun manusia berada dan
bagaimanapun rumitnya keadaan masyarakat tersebut kehadiran seorang penyuluh
mutlak diperlukan urgensinya. Masalah demi masalah yang ada di negara kita,
kita tidak dapat menghentikannya, tetapi kita dapat memecahkan masalah tersebut
dengan mencari jalan keluar melalui pengembangan pertanian Indonesia yang
kurang diperhatikan selama ini.
Salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah dengan menyiapkan suatu
modal dasar yang perlu diketahui dan dimiliki oleh mereka sebagai tenaga
penyuluh dan bertindak sebagai agen pembaharuan masyarakat, seorang penyuluh
berdasarkan fungsinya harus berhubungan langsung dengan petani, ia harus
dikenal oleh para petani, dan demikian juga sifat- sifat yang harus dimiliki oleh
seorang penyuluh (Sastraadmadja, 1993).
Menurut Kartasapoetra (1994) Sifat-sifat yang harus dimiliiki seorang
penyuluh itu harus dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

1.

Rasa cinta akan tugas yang diembannya, dengan demikian maka ia akan
menunjukkan rasa tanggung jawabnya.

2.

Rasa cinta dan kasih terhadap sesama terutama terhadap petani di desa
yang umumnya masih berada pada tingkatan yang masih rendah.

Universitas Sumatera Utara

3.

Keyakinan

bahwa

apa


yang

disuluhkannya

dapat

meningkatkan

penghasilan dan kesejahteraan petani.
4.

Penguasaan ilmu dan teknologi pertanian yang mampu menjelaskan,
memperagakan, dan memberikan contoh-contoh dalam praktek dan hal-hal
yang berkaitan dengan budidaya tanaman usahatani.

5.

Luwes menarik penampilannya, dan cepat beradaptasi terhadap situasi dan
kondisi perdesaan, khususnya wilayah pekerjaan.


6.

Beritikad baik, sabar dan tekun dalam mengemban tugasnya.

7.

Pandai menyelami jiwa dan perasaan serta keinginan petani selalu siap
memberi bantuan dalam berbagai masalah yang menyangkut bidang
pertanian yang tengah dihadapi para petani.

8.

Jiwa mendidik dan tidak mudah putus asa, tidak bersikap masa bodoh
dengan apa yang sedang dialami petani.

9.
10.

Dinamis, progresif, dan demokratis.
Mau belajar, melatih ketrampilan dan kecakapan praktis sehubungan

dengan keadaan pertanian yang terus berkembang.
Penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan. Fungsi seorang

penyuluh dalam kegiatan penyuluhan adalah mendidik, bukan sebagai penyalur
sarana produksi, bukan petugas koperasi, bukan juga sebagai penagih kredit.
Seorang penyuluh pertanian dalam menjalankan perannya sebagai pendidik
hendaknya melihat petani sebagai subyek dan bukan sebagai obyek. Petani
sebagai orang yang dididik mempunyai pikiran, pandangan, keinginan dan
masalah serta kebiasaan atau budaya yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik,
spiritual, dan material. Penyuluhan pertanian sebagai dinamisator berfungsi untuk

Universitas Sumatera Utara

mengubah sikap dan perilaku petani agar lebih respon untuk mewujudkan
pertanian yang tangguh ( Nuryanto, dkk, 2000).
Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan penyuluh pertanian
sebagaimana dimaksud adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah
angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan. Penetapan
jenjang jabatan penyuluh pertanian untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan
berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat

yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga dimungkinkan pangkat dan
jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan ( Anonimus a, 2012 ).
Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan untuk mengubah sikap para petani
agar mampu menolong dirinya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya dengan bantuan secara terus menerus dilakukan para penyuluh. Pola
penyuluhan adalah dengan sistem LAKU (Latihan dan Kunjungan) yang dalam
kegiatannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah. Peningkatan sarana
penyuluhan dengan menambahkan jumlah tenaga PPL demonstrater, PPL
laboratorium diagnostik, peningkatan produksi ternak memanfaatkan faktor-faktor
produksi dan teknologi (Cahyono, 1983).
Kemampuan seseorang untuk berkomunikasi bukan hanya dipengaruhi oleh
bakat, tetapi dapat tumbuh dari pengalaman hidup seseorang, di samping itu juga
sejumlah prinsip komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi
massa. Penyuluh/komunikator dalam komunikasi penyuluhan dapat berupa
individu, kelompok ataupun lembaga. Selain memiliki kecakapan, kredibilitas
yang tinggi. Kecakapan untuk mempengaruhi orang lain, mempunyai pengetahuan
yang luas dan memiliki kharisma atau daya tarik, seorang penyuluh harus

Universitas Sumatera Utara


melakukan persiapan-persiapan seperti melakukan penelitian tentang
sasaran/khalayak. Dengan demikian penyuluh dapat mengetahui latar belakang
pendidikan, agama, bahasa, adat, kebiasaan, norma, usia, pekerjaan, jabatan,
pengetahuan. selain dari hal-hal yang harus diperhatikan mengenai gangguan yang
mungkin terjadi seperti engineering noise (ganguan yang timbul akibat dari
kurang sempurnanya medium yang digunakan baik oleh komunikan atau
penyuluh) dan semantic noise (gangguan yang timbul dari susunan kata-kata,
lambang sehingga tidak dipahami oleh komunikan), selanjutnya yang harus
diperhatikan penyuluh adalah berkenaan audience coverage (berapa besar dan
macam audiens yang dapat dicapai ), audience response (apakah audiens dapat
mengerti pesan-pesan yang disampaikan), communication impact (apa efek yang
tampak dari penyampaian pesan) dan procces of influence (bagaimana proses
penyuluhan mempengaruhi seseorang) (Rachman, dkk, 1995 ).
Sementara fasilitas yang diterima penyuluh sangat tidak memadai. Alat
penyuluhan dan pengangkutan sangat kurang, pendidikan para penyuluh yang
kurang memadai, gaji penyuluh yang sangat rendah dan lain-lain. Keadaan itu
sangat bertentangan dengan harapan yang dipikulkan pada pundak penyuluh atau
petugas penyuluh lapangan. Sehingga tidak heran bila ada hasil penelitian atau
survei yang menyatakan bahwa sebagian besar petani kita belum pernah berjumpa
penyuluh, anggota kelompok tani dan tidak tahu siapa petugas penyuluh yang

bertugas di desanya, atau petani belum pernah menerima masukan dari penyuluh,
dan lain sebagainya. Keadaan ini sudah bisa dimaklumi dengan mengetahui
keadaan Penyuluh kita yang sebenarnya ( Daniel, dkk, 2005 ).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penyuluhan pertanian masa lalu adalah untuk mengubah perilaku petani
agar dapat bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan
(better business), hidup lebih sejahtera (better living) dan bermasyarakat lebih
baik (better community). Tujuan penyuluhan pertanian sekarang adalah
menghasilkan pengusaha agribisnis yang unggul, manusia pemimpin
masyarakatnya, manusia “guru” dalam masyarakatnya dari petani lain yang
bersifat mandiri dan independen. Sifat mandiri meliputi kemandirian material,
kemandirian intelektual dan kemandirian pembinaan (Daniel dkk, 2005).
Landasan Teori
Tugas pokok penyuluh
Profesionalisme PPL berkaitan erat dengan tugas pokok penyuluh pertanian.
Tugas pokok penyuluh secara garis besar adalah menyiapkan, melaksanakan,
mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan, kegiatan penyuluhan pertanian.
Setiap penyuluh harus mampu melaksanakan peran ganda sebagai guru,

penganalisa, konsultan dan organisator. Peran penyuluh berkaitan erat dengan
tugas pokok penyuluh (Nuryanto, dkk, 2000).
Menurut Padmowiharjo (2001) mengatakan Adapun misi dan pesan
penyuluh pertanian mencakup :
1. Bertani lebih baik (better farming).
2. Berusahatani lebih menguntungkan (better bussines).
3. Hidup Lebih Sejahtera (better living).
4. Membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better Community).

Universitas Sumatera Utara

Faktor internal (seperti tingkat pendapatan) maupun faktor eksternal (seperti
citra penyuluh sebagai pelaksana) dapat mempengaruhi kemampuan penyuluh
secara profesionalis (Nuryanto, dkk, 2000).
Penyuluhan diartikan sebagai proses penyebar-luasan informasi, penyebarluasan dalam hal ini merupakan penyebarluasan tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau
kegiatan praktis (Mardikanto, 2009 ).
Peneliti, tenaga pengajar maupun penyuluh sama-sama merupakan tenaga
fungsional yang seharusnya bertanggung jawab pada bidang keahlian dan
kemampuan profesionalnya. Pertanggungjawaban penyuluh dalam melaksanakan

profesinya akan dinilai oleh petani (Slamet, 2003).
Kelompok jabatan fungsional (KJF) mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional ketrampilan. Jabatan
fungsional ketrampilan dibagi ke dalam empat (4) jenjang jabatan yaitu jenjang
pelaksana pemula (golongan II/a), jenjang pelaksana ( II/b-II/d ), jenjang pelaksana
lanjutan (golongan III/a-III/b) dan jenjang penyelia

(golongan III/c-III/d).

Jabatan fungsional keahlian dibagi ke dalam 4 jenjang jabatan pertama (golongan
III/a-III/b ), jenjang muda (golongan III/c-III/d), jenjang madya ( golongan IV/aIV/e ). Penyuluh memegang jabatan fungsional keahlian disebut Penyuluh
Pertanian Ahli (PPA) dengan pendidikan minimal S-1/D-IV. Penyuluh yang
memegang jabatan fungsional ketrampilan disebut penyuluh pertanian terampil
(PPT) dengan pendidikan minimal sarjana muda/D-III

( Hamdani, dkk,

1999 ).


Universitas Sumatera Utara

Tunjangan operasional/fungsional penyuluh yang tidak dibayarkan atau tidak
sebesar sebagaimana seharusnya menyebabkan kurangnya motivasi penyuluh
untuk bekerja lebih baik. Besarnya tujuan fungsional seorang penyuluh
bergantung pada jabatan fungsional penyuluh. PNS yang berhak mendapatkan
tunjangan fungsional penyuluh pertanian adalah PNS yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam jabatan fungsional penyuluh (Anonimus a, 2012 ).
Menurut Siagian (2001) faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja yaitu :
1. Tingkat upah dan gaji ( tingkat pendapatan)
2. Sifat tugas yang dilakukan
3. Kemampuan organisasi dalam memberikan penghargaan yang wajar
4. Iklim kerja yang terdapat dalam organisasi
5. Syarat kerja; kondisi kerja, hubungan kerja dan manajemen organisasi
6. Keselamatan kerja.
Di Indonesia pada umumnya penyuluhan pertanian belum dapat dikatakan
berhasil hal ini disebabkan antara lain karena jumlah penyuluh masih terlalu
sedikit, yaitu hanya sampai pada tingkat desa. Saat ini satu penyuluh lapangan
membawahi satu WKPP (Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian) yang umumnya

meliputi satu desa. Bahkan dibeberapa daerah ada satu penyuluh untuk tiga desa.
Berarti satu orang penyuluh akan membina minimal 1000 warga atau paling tidak
800 petani ( Daniel, 2002).
Menurut Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian
Pertanian Ato Suprapto dalam acara raker antara Komisi IV DPR RI dengan
Kementerian Pertanian di gedung DPR RI Jakarta mengungkapkan "diharapkan

Universitas Sumatera Utara

pada akhir tahun 2014, jumlah desa yang 75.000 tersebut semua sudah memiliki
tenaga penyuluh pertanian". Sehingga untuk menambah kekurangan penyuluh,
telah diangkat penyuluh bantu atau Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 25.000 orang, namun jumlah tersebut ternyata
masih kurang sehingga dalam beberapa tahun berikutnya semua yang berjumlah
75.000 desa itu dapat terpenuhi. Sebagai gambaran di Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang sendiri THL-TBPP Deptan memiliki 8 (delapan) personil
yang terdiri dari angkatan I, II dan III yang tersebar di beberapa (WKPP) Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian ( Harian Analisa, 2010 ).
Di Indonesia pada umumnya penyuluhan pertanian belum dapat dikatakan
berhasil hal ini disebabkan antara lain karena jumlah penyuluh masih terlalu
sedikit yaitu hanya pada tingkat kecamatan yang masing-masing seorang mantra
untuk kurang lebih sepuluh ribu orang penduduk tani. Alat-alat penyuluhan dan
pengangkutan yang sangat kurang, pendidikan para penyuluh yang kurang
memadai, gaji penyuluh yang rendah dan lain-lain lebih menyulitkan lagi
pencapaian-pencapaian tujuan penyuluhan tersebut (Mubyarto, 1989).
Menurut Mubyarto (1989) penyuluhan dapat dianggap berhasil kalau :
1.

Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna.

2.

Ada penerimaan adopsi petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh.

3.

Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh.

4.

Petani bersedia memberi suatu balas jasa kepada penyuluh.

5.

Penyuluh dapat mengubah sikap petani yang merugikan.

6.

Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh bertambah.

Universitas Sumatera Utara

Karakteristik Sosial dan Ekonomi
1. Umur
Umur pada umumnya sangat berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
Penggolongan umur produktif kerja berada pada 15-64 tahun (BPS, 2006).
Sorenson (1964) menyatakan bahwa terdapat banyak bukti dimana perkembangan
mental individu berjalan parallel dengan perkembangan fisik.
Oleh sebab itu, dengan bertambahnya usia seseorang maka kemampuannya untuk
memahami pengertian-pengertian yang rumit akan meningkat, termasuk dalam
mengelola pendapatannya (Suardiman, 2001).
2. Tingkat Pendidikan
Apabila tingkat pendidikan formal Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
mayoritas tamatan SPP dibandingkan sarjana, ini sangat berpengaruh terhadap
adopsi inovasi. Jika pendidikan penyuluhnya tinggi maka akan proses
penyampaian informasi mengenai adopsi inovasi akan lebih baik dan apabila
tingkat pendidikan penyuluh rendah maka proses penyampaian informasi akan
sulit, namun ada beberapa faktor selain tingkat pendidikan dapat juga
mempengaruhi proses adopsi inovasi seperti bidang keahlian dan materi
penyuluhan ( Anonimus b, 2012 ).
3. Jumlah tanggungan
Tanggungan keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia pertanda
yang dimiliki oleh petani terutama yang berusia produktif dan ikut membantu
dalam usahataninya. Demikian juga halnya dengan penyuluh tanggungan keluarga
juga dapat menjadi beban hidup bagi keluarga apabila tidak dapat bekerja
(Syafrudin, 2003 ).

Universitas Sumatera Utara

4. Lama bekerja
Pengalaman menyuluh mempunyai pengaruh signifikan negatif dengan
pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi penyuluh ini berarti bahwa semakin
lama seseorang menjadi penyuluh belum tentu akan membuat seseorang penyuluh
menjadi lebih paham terhadap tugas pokok. Hal ini sejalan dengan penelitian
Suhada, 2008 yang menyatakan lama bekerja penyuluh memberi efek positif bagi
penyuluh yang masih baru. Sementara kepada penyuluh yang sudah lebih lama
bekerja menunjukkan tingkat kepuasan klien yang rendah ( Briawan, dkk, 2008 ).
Orang-orang yang lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif
daripada mereka yang senioritasnya lebih rendah ( Soehardiyono, 1992 ).
5. Frekuensi Kunjungan Penyuluh.
Frekuensi kunjungan penyuluh adalah banyaknya atau jumlah kunjungan
yang dilakukan oleh seorang penyuluh terhadap kelompok tani binaannya.
Semakin banyak kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh terhadap kelompok
tani binaannya maka akan semakin besar peluang untuk membangkitkan kemauan
petani terhadap teknologi baru yang disampaikan atau diberikan oleh penyuluh.
Agar pelaksanaan kunjungan berjalan dengan baik, setiap penyuluh diwajibkan
untuk mempersiapkan jadwal kunjungan yamg harus disesuaikan dengan jumlah
kelompok yang ada dalam satu wilayah kelompok ( Anonimus b, 2012 ).
6. Fasilitas penyuluhan.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh organisasi dalam hal ini
untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan tugas penyuluh berdasarkan
hasil penelitian yang diberikan oleh pemerintah kepada penyuluh untuk

Universitas Sumatera Utara

memperlancar tugasnya berupa kendaraan bermotor, biaya operasional penyuluh
dan koran sinar tani ( Briawan, dkk 2008 ).
7. Jarak rumah dengan wilayah kerja.
Jarak yang ditempuh oleh penyuluh dari rumah dimana dia tinggal dengan
tempat dia bekerja. Dengan adanya fasilitas yang dimiliki seperti kendaraan akan
memudahkan penyuluh untuk sampai ke tempat pekerjaaanya (Anonimous, 2012).
8. Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan meningkat maka bertambah juga pengeluaran kepala rumah
tangga untuk konsumsi dan modal (Tohir, 1991). Menurut Siagian (2001) faktor
yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja salah satunya yaitu tingkat upah
dan gaji (tingkat pendapatan).
Kerangka Pemikiran
Untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme dari penyuluh perlu
diadakan motivasi dan etos kerja, perlu dilaksanakan semacam penyegaran
terhadap tenaga penyuluh yaitu mungkin dengan memberikan pelatihan ataupun
sertifikasi seperti halnya dengan petani.
Dalam mendukung keberhasilan penyuluhan maka penyuluh tersebut harus
melaksanakan program penyuluh pertanian yang akan dikerjakan yaitu :
1. Sistem pertanaman legowo 4:1
2. P2BN ( Peningkatan Produksi Beras Nasional)
3. Pembentukan Gapoktan
4. Sekolah Lapang Pengelolaan Terpadu.
5. Pemanfaatan pupuk organik.

Universitas Sumatera Utara

Dimana penyuluh pertanian memiliki karakteristik yaitu :
1. Umur
2. Tingkat pendidikan
3. Lama bekerja
4. Frekuensi kunjungan
5. Jarak rumah dengan wilayah kerja
6. Jumlah tanggungan
7. Fasilitas yang diperoleh
8. Tingkat pendapatan
Karakteristik penyuluh pertanian dapat mempengaruhi keberhasilan program
penyuluhan. Keberhasilan program penyuluhan dapat dikategorikan berdasarkan :
1. Ketika program penyuluhan dilakukan PPL dengan aktif dan petani
mengadopsi teknologi mencapai≥ 50 % maka tin

gkat keberhasilan

tinggi.
2.

Ketika program penyuluhan dilakukan PPL secara aktif dan petani
mengadopsi teknologi mencapai > 25 % maka tingkat keberhasilan
sedang.

3. Ketika program penyuluhan dilakukan PPL dengan aktif dan petani
mengadopsi teknologi ≤ 25% maka tingkat keberhasilan rendah.
Karakteristik tersebut dapat kita lihat dalam kerangka pemikiran dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Skema Kerangka Pemikiran
Program
penyuluhan
Skema
kerangka
pemikiran
pertanian

Penyuluh Pertanian
Lapangan

Program penyuluhan di BPP
Medan krio :
1. Sistem pertanaman legowo
4:1
2. P2BN(Peningkatan
Produksi beras nasional)
3. Pembentukan Gapoktan
4. Sekolah
Lapang
Pengelolaan Terpadu.
5. Pemanfaatan pupuk organik

Karakteristik PPL :
1. Umur
2. Tingkat pendidikan
3. Lama bekerja
4. Frekuensi kunjungan
5. Jarak rumah dengan
wilayah kerja
6. Jumlah Tanggungan
7. Tingkat pendapatan
8. Fasilitas yang diperoleh

Tingkat keberhasilan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Karakteristik PPL
programp penyuluhan
Terhadap
pertanian
Keberhasilan Program penyuluhan.
Keterangan :
Tinggi
Mempengaruhi.

Sedang

Rendah

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran pengaruh karakteristik PPL
terhadap keberhasilan program penyuluhan
Ket :
Mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai)

7 95 75

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Kasus: Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 143 73

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (Studi Kasus : BPP Medan Krio Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang)

1 39 91

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

2 21 75

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PENYULUH TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK PENYULUH PERTANIAN

1 2 16

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 9

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 1

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 7

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 2 2

Pengaruh Karakteristik Penyuluh Pertanian Terhadap Keberhasilan Penyuluhan ( Studi kasus : Kecamatan Sunggal dan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang )

0 0 7