Metode Gambaran Coping Skill pada Individu yang Menderita Penyakit Parkinson

2 itu sebesar 238.452.952 Noviani dkk, 2010. Parkinsonism adalah suatu sindrom yang gejala utamanya adalah tremor waktu istirahat, ekakuan rigidity, melambatnya gerakan akinesia dan instabilitas postural postural instability Kelompok Studi Movement Disorder PERDOSSI, 2013. Sebagai salah satu penyakit kronis, penderita Penyakit Parkinson dapat merasakan tekanan, stress bahkan merasa depresi. Sarafino 2002 mencatat bahwa orang dengan penyakit kronis dapat merasa buruk dan membutuhkan checkup medis regular, membatasi diet atau gaya hidup lainnya, ataupun memperoleh treatment secara rutin. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Fahn, 2003, Penyakit Parkinson terdapat 4 manifestasi gejala utama motorik : tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia berkurang atau lambatnya suatu gerakan, dan instabilitas postural. Selain itu pada Penyakit Parkinson juga terdapat gejala non motorik yang termasuk didalamnya adalah gangguan sensoris dan otonom serta gangguan neurobehavioral neuropsikiatri seperti depresi, ansietas, dan psikosis. Hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti pada subjek Anne bukan nama sebenarnya melalui komunikasi personal pada tanggal 03 Maret 2015 sebagai berikut: “Awalnya kutahu bahwa aku mengalami penyakit Parkinson aku sangat shock, gemetar, dan kurasakan tanganku semakin tremor. Menangis juga, dan tak terkatakan bagaimana campur aduknya perasaanku saat itu” Lebih lanjut, Sarafino 2002 menyatakan bahwa banyak individu yang bereaksi berbeda dalam menghadapi penyakit kronis. Reaksinya tergantung dari banyak faktor seperti coping skill dan kepribadiannya, dukungan sosial yang diterimanya, gambaran dan konsekuensi dari penyakitnya, serta dampak penyakitnya terhadap fungsi hidup sehari- hari. Coping merupakan suatu proses manajemen stressor yang diukur sebagai penaksiran atau melebihi sumber-sumber seseorang dan sebagai upaya-upaya untuk mengatur tuntutan internal dan lingkungan Lazarus 1978, dalam Odgen, 2004. Lazarus dan Folkman 1980 dalam Carver dkk., 1989: 267 mengklasifikasikan strategi coping menjadi dua kelompok besar yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Problem-focused coping bertujuan untuk memecahkan masalah atau melakukan sesuatu hal untuk mengatasi stres. Emotion-focused coping bertujuan untuk mengurangi ataupun mengatur stres emosional yang berhubungan dengan situasi yang ada. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari Lazarus Folkman, 1984. Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran coping skill yang dimiliki oleh individu yang menderita penyakit Parkinson dan jenis coping skill yang digunakan.

2. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Poerwandari 2005 menjelaskan bahwa pendekatan yang sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menekankan dinamikan dan proses lebih memfokuskan diri pada variasi pengalaman individu- 3 individu atau kelompok-kelompok yang berbeda. Menurut Sarantakos dalam Poerwandari, 2005 menyatakan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya. Dalam metode ilmiah, metode riset kualitatif menggunakan pendekatan naturalistic yang menekankan pentingnya pengalaman subjektif individu. Realitas sosial dianggap sebagai suatu ciptaan kesadaran individu dengan makna dan evaluasi kejadian-kejadian dilihat sebagai sebuah konstruksi pribadi dan subjektif. Berdasarkan pernyataan di atas, maka peneliti menilai bahwa pendekatan kualitatif dipandang lebih tepat digunakan untuk mengetahui gambaran coping skill pada penderita Penyakit Parkinson. Metode kualitatif, dengan pengumpulan data melalui metode wawancara dan observasi, serta pemeriksaan psikologis sebagai alat bantu dalam persiapan partisipan penelitian; dapat memperoleh data yang bersifat deskriptif, menyeluruh, mendalam dan detail mengenai gambaran coping skill pada penderita Penyakit Parkinson. Adapun karakteristik partisipan dalam penelitian ini adalah: a 1 orang penderita penyakit Parkinson. b Berjenis kelamin perempuan c Usia 44 tahun Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan oleh peneliti sendiri, tidak menggunakan angket, atau alat tes tertentu yang disusun terlebih dahulu. Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen utama dan berusaha sendiri mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya melalui observasi dan wawancara mendalam in-depth interviewing. Untuk pelengkap data akan digunakan alat-alat bantu, yaitu perekaman dengan recorder.

3. Hasil dan Pembahasan