View of PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL SDN KAMAL 2 KAMAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL
SDN KAMAL 2 KAMAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Sri Ida Wahyuni
email: sriidawahyuni@rocketmail.com
Abstrak: Media pelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan. Materi Pokok yang akan diajarkan adalah
Menggolongkan hewan sehingga media yang dianggap cocok untuk membantu
siswa memahami konsep itu adalah media charta, model dan LKS. Data
yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (73,91%), siklus II
(82,61%), siklus III (95,65%). Pembelajaran dengan menggunakan media charta,
model dan LKS dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar
Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun
Pelajaran 2013/2014, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah
satu alternative pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kata kunci: ilmu pengetahuan alam, media charta, model dan lks
Abstract:Media lessons have diverse stayle in which each of them has its
advantages and disadvantages. The main topicthat will be taught was classifying
theanimals so the media were consideredsuitable to help students understand the
concept of it is media charta, models and student worksheet. The collected data
was a formative test result, observation sheetteaching and learning activities. The
analysis results showed that student‟s learning achievement increased from the
first cycleto the third cycle, namely, the first cycle(73.91%), the second cycle
(82.61%), thethird cycle (95.65%). Learning by usingmedia Charta, models and
students worksheet canbe a positive influence on student‟s achievement and
learning motivation of the fourth class Odd Semester IV‟s student of SDN Kamal
2 Kamal district Academic Year 2013/2014.
Keywords: IPA, mediacharta, model, and student worksheet.
kerjakan.
Pendahuluan
Di
samping
memahami
Tumbuhnya kesadaran terhadap
penggunaannya, para guru pun patut
pentingnya pengembangan media pem-
berupaya untuk mengembangkan kete-
belajaran di masa yang akan datang
rampilan, “membuat sendiri” media
harus dapat direalisasikan dalam prak-
yang menarik, murah dan efisien,
tek. Banyak usaha yang dapat di-
dengan tidak menolak kemungkinan
126
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
pemanfaatan alat modern yang sesuai
harus betul-betul dipikirkan oleh guru
dengan tuntutan perkembangan ilmu
yang
pengetahuan dan teknologi.
pelajaran. Pada penilaian ini Materi
akan
menyampaikan
materi
Dalam mencapai Tujuan Pembe-
Pokok yang akan diajarkan adalah
lajaran Khusus pada mata pelajaran
Menggolongkan hewan sehingga media
IPA di Sekolah Dasar, masih banyak
yang dianggap cocok untuk membantu
mengalami kesulitan. Hal ini terlihat
siswa memahami konsep itu adalah
dari
media
masih
rendahnya
nilai
mata
charta,
model
dan
LKS.
pelajaran IPA dibandingkan dengan
Pemilihan media charta dan model
nilai beberapa mata pelajaran lainnya,
diharapkan dapat membantu membe-
mata pelajaran IPA peringkat nilainya
rikan gambaran tentang Materi Pokok
menempati urutan bawah dari mata
yang akan diajarkan adalah Meng-
pelajaran yang diebtanaskan, bertitik
golongkan hewan. Sedangkan peng-
tolak dari hal tersebut di atas perlu
gunaan media LKS diharapkan dapat
pemikiran-pemikiran
meningkatkan aktivitas siswa dalam
dan
tindakan-
tindakan yang harus dilalukan agar
proses
siswa
konsep-
dalam proses belajar mengajar itu
konsep IPA tidak mengalami kesulitan,
aktivitasnya tidak hanya didominasi
sehingga tujuan pembelajaran khusus
oleh guru, dengan demikian siswa akan
yang dibuat oleh guru mata pelajaran
terlibat secara fisik, emosional dan
IPA dapat tercapai dengan baik dan
intelektual
hasilnya
semua
diharapkan konsep sistem percernaan
pihak. Oleh sebab itu penggunaan
manusia yang diajarkan oleh guru
media
dapat dipahami oleh siswa.
dalam
dapat
mempelajari
memuaskan
pembelajaran
dirasa
sangat
penting untuk membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep IPA.
belajar
mengajar
yang
pada
sehingga
gilirannya
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah dapat dirumuskan sebagai
Media pelajaran jenisnya beragam
berikut: “Apakah pemanfaatan media
yang masing-masing memiliki kele-
berupa charta, model, dan LKS dapat
bihan dan kelemahan, maka pemilihan
meningkatkan
media yang sesuai dengan topik atau
konsep IPA bagi siswa Kelas IV
pokok bahasan yang akan diajarkan
Semester Ganjil SDN Kamal 2 Keca-
127
pemahaman
konsep-
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
matan Kamal Tahun Pelajaran 2013/
Berdasarkan
rumusan
masalah
2014”. Batasan Masalahnya yaitu (1)
diatas, penelitian ini bertujuan untuk
Konsep IPA yang digunakan dalam
meningkatkan
penelitian ini adalah hewan dapat
konsep
digolongkan menjadi 3 golongan (2)
media charta, model dan LKS di Kelas
Media
dalam
IV Semester Ganjil SDN Kamal 2
penelitian ini charta, model, dan LKS
Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
(3) Penelitian ini dilakukan pada siswa
2013/2014.
yang
digunakan
pemahaman
IPA dengan
konsep-
menggunakan
Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal
Ada tiga manfaat yang diharapkan
2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
dicapai setelah penelitian dilakukan
2013/2014.
yaitu
Instrumen yang digunakan dalam
1. Bagi siswa untuk meningkatkan
penelitian
yaitu
Silabus,
Rencana
pemahaman konsep IPA dengan
Pelajaran
(RP),
Lembar
Kegiatan
menggunakan media charta, model
Siswa (LKS), Tes formatif. Data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini
dan LKS.
2. Bagi
guru
dapat
memberikan
diperoleh melalui observasi pengolahan
tambahan pengayaan cara mengajar
belajar mengajar dengan menggunakan
dengan
media charta, model dan LKS, obser-
sehingga tujuan pembelajaran dapat
vasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
tercaapi dengan baik.
formatif.
Pada
penelitian
ini
3. Bagi
bantuan
lembaga
media
dapat
charta
dijadikan
menggunakan teknik analisis deskriptif
sebagai bahan masukan informasi
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
tentang salah satu alternative cara
yang bersifat menggambarkan kenya-
pembelajaran
taan atau fakta sesuai dengan data yang
dengan pemanfaatan media penga-
diperoleh
jaran
dengan
tujuan
untuk
mengetahui prestasi belajar yang dica-
dalam
IPA
pada
mencapai
siswa
tujuan
intruksional.
pai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pem-
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pene-
belajaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
litian
128
tindakan
(action
research),
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
untuk
Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun
memecahkan masalah pembelajaran di
Pelajaran 2013/2014 dengan Materi
kelas. Penelitian ini juga termasuk
Pokok yang akan diajarkan adalah
penelitian deskriptif, sebab menggam-
Menggolongkan hewan.
karena
barkan
penelitian
dilakukan
bagaimana
suatu
teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaima-
Pengertian Media
na hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Kata media berasal dari bahasa
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam
Latin medius yang secara harfiah
Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan
berarti
penelitian tindakan menjadi empat
Dalam bahasa Arab, media adalah
macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti;
perantara atau pengantar pesan dari
(b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)
pengirim
simultan terintegratif; (d) administrasi
Gerlach & Ely (1971) mengatakan
social eksperimental. Dalam penelitian
bahwa media apabila dipahami secara
tindakan ini menggunakan bentuk guru
garis besar adalah manusia, materai,
sebagai peneliti, penanggung jawab
atau kejadian yang membangun kondisi
penuh penelitian ini adalah guru.
yang
Tujuan utama dari penelitian tindakan
memperoleh
ini adalah untuk meningkatkan hasil
pilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
pembelajaran di kelas dimana guru
guru,
secara penuh terlibat dalam penelitian
sekolah merupakan media. Secara lebih
mulai
khusus, pengertian media dalam proses
dari
perencanaan,
tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
„tengah‟
kepada
membuat
buku
atau
„pengantar‟.
penerima
pesan.
siswa
mampu
pengetahuan,
keteram-
teks,
dan
lingkungan
belajar cenderung diartikan sebagai
Penelitian ini bertempat di Kelas
alat-alat
grafis,
photografis,
atau
IV Semester Ganjil SDN Kamal 2
elektronis untuk menangkap, mem-
Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
proses,
2013/2014
ingormasi visual atau verbal.
dan
dilaksanakan
pada
bulan Agustus semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014.
dan
menyususn
kembali
Heinich, dan kawan-kawan (1982)
mengemukakan istilah medium sebagai
Subyek penelitian adalah siswa-
perantara yang mengantarkan informasi
siswi Kelas IV Semester Ganjil SDN
antara sumber dan penerima. Jadi,
129
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
televisi, film, foto, radio, rekaman
alat yang secara fisik digunakan untuk
audio, gambar yang diproyeksikan,
menyampaikan isi materi pengajaran,
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
yang terdiri dari antara lain buku, kaset,
adalah media komunikasi. Apabila
video camera, video recorder, film,
media itu membawa pesan-pesan atau
slide (gambar bingkai),foto, gambar,
informasi yang bertujuan instruksional
grafik, televisi, dan computer. Dengan
atau
maksud-maksud
kata lain, media adalah komponen
pengajaran maka media itu disebut
sumber belajar atau wahana fisik yang
media pembelajaran. Sejalan dengan
mengandung materi intruksional di
batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru
lingkungan
(1993) memberikan batasan media
merangsang siswa untuk belajar. Di
sebagai semua bentuk perantara yang
lain
digunakan
untuk
Association memberikan definisi media
menyampaikan atau menyebar ide,
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik
gagasan, atau pendapat sehingga ide,
tercetak
gagasan atau pendapat yang dikemu-
peralatannya, dengan demikian, media
kakan itu sampai kepada penerima
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
yang dituju.
atau dibaca.
mengandung
oleh
manusia
pihak,
yang
National
maupun
Istilah
Media Pendidikan
siswa
dapat
Education
audio-visual
„media‟
bahkan
dan
sering
Acapkali kata media pendidikan
dikaitkan atau dipergantikan dengan
diguanakan secara bergantian dengan
kata „teknologi‟ yang berasal dari kata
alat bantu atau media komunikasi
lathin tekne (bahasa Inggris art) dan
seperti
logos (bahasa Indonesia „ilmu‟).
yang
dikemukakan
oleh
Hamalik (1986) di mana ia melihat
Berdasarkan
uraian
beberapan
bahwa hubungan komunikasi akan
batasan tentang media di atas, berikut
berjalan lancar dengan
dikemukakan
hasil yang
ciri-ciri
umum
yang
maksimal apabla menggunakan alat
terkandung pada setiap batasan itu.
bantu yang disebut media komukasi.
1. Media pendidikan memiliki penger-
Sementara itu, Gagne dan Briggs
tian fisik yang dewasa ini dikenal
(1975) secara implisit mengatakan
sebagai hardware (perangkat keras),
bahwa media pembelajaran meliputi
yaitu sesuatu benda yang dapat
130
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
dilihat, didengar, atau diraba dengan
Penggunaan Media Pendidikan
Pemerolehan
pancaindra.
2. Media pendidikan memiliki pengertian
nonfisik
yang
dikenal
keterampilan,
pengetahuan
dan
perubahan-perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi karena
sebagai software (perangkat lunak),
interaksi
yaitu kandungan pesan yang ter-
dengan penglaman yang pernah dialami
dapat dalam perangkat keras yang
sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-
merupakan isi yang ingin disam-
11) ada tiga tingkatan utama modus
paikan kepada siswa.
belajar, yaitu pengalaman langsung
3. Penekanan media pendidikan terda-
(enactive),
gambar
pat pada visual dan audio.
antara
pengalaman
pengalaman
(iconic),
dan
baru
pictorial/
pengalaman
4. Media pendidikan memiliki penger-
abstrak (simbolic). Pengalaman lang-
tian alat bantu kepada proses belajar
sung adalah mengerjakan, misalnya arti
baik di dalam maupun di luar kelas.
kata
5. Media pendidikan digunakan dalam
„simpul‟
dipahami
langsung membuat
„simpul‟.
dengan
Pada
rangka komuniksi dan interaksi guru
tingkatan kedua yang diberi label
dan
iconic (artinya gambar atau image),
siswa
dalam
proses
pem-
kata „simpul‟ dipelajari dari gambar,
belajaran.
6. Media pendidikan digunakan secara
masal
(missal:
radio,
televisi),
lukisan, foto, atau film. Meskipun
siswa belum pernah mengikat tali intuk
kelompok besar dan kelompok kecil
membuat
„simpul‟
(misalnya film, slide, video, OHP),
mempelajari dar memahaminya dari
atau perorangan (misalnya, modul,
gambar,
computer, radio tape/ kaset, video
Selanjutnya, pada tingkatan simbol,
recorder).
siswa
lukisan,
mereka
foto,
mencoba
atau
dapat
film.
mencocokkannya
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strate-
dengan „simpul‟. Ketiga tingkat penga-
gi, dan manajemen yang berhubu-
laman ini saling berinteraksi dalam
ngan dengan penerapan suatu ilmu.
upaya
memperoleh
(pengetahuan,
sikap) yang baru.
131
„pengala-man‟
keterampilan,
atau
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
Tingkatan pengalaman pemero-
– berdasarkan konsep di atas akan
lehan hasil belajar seperti ini digam-
memberikan keuntungan bagi siswa.
barkan oleh Dale (1969) sebagai suatu
Siswa
proses komunikasi. Materi yang ingin
daripada jika materi pelajaran disajikan
disampaikan dan diinginkan siswa
hanya dengan stimulus pandang atau
dapat menguasai-nya disebut sebagai
hanya dengan stimulus dengar. Para
pesan. Guru sebagai sumber pesan
ahli memiliki panda-ngan yang searah
menuangkan pesan ke dalam simbol-
mengenai
simbol tertentu (enacoding) dan siswa
pemerolehan
sebagai penerima menafsirkan simbol-
indera pandang dan indera dengan
simbol tersebut sehingga diaphami
sangat menonjol perbedaannya. Kurang
sebagai pesan (decoding).
lebih 90% hasil belajar seseorang
akan
belajar
hal
lebih
itu.
hasil
banyak
Perbandingan
belajar
melalui
Uraian di bawah ini memberikan
diperoleh melalui indera pandang, dan
petunjuk bahwa agar proses belajar
hanya sekitar 5 % diperoleh melalui
mengajar dapat berhasil dengan baik,
indera dengar dan 5% lagi dengan
siswa
untuk
indera lainnya (Baugh dalam Achin,
memanfaatkan semua alat inderanya.
1986). Sementara itu, Dale (1969)
Guru berupaya untuk menampilkan
memper-kirakan bahwa pemerolehan
rangsangan
dapat
hasil belajar melalui indera pandang
indera.
berkisar 75% melalui indera dengar
Semakin banyak indera yang digu-
13%, dan melalui indera lainnya sekitar
nakan untuk menerima dan mengolah
12%.
diproses
sebaiknya
diajak
(stimulus)
dengan
yang
berbagai
informasi semakin besar kemungkinan
Tingkat keabstrakan pesan akan
ingformasi tersebut dimengerti dan
semakin
dapat dipertahankan dalam ingatan.
dituangkan ke dalam lambang-lambang
Dengan demikian, siswa diharapkan
seperti bagan, grafik, atau kata. Jika
akan dapat mene-rima dan menyerap
pesan terkandung dalam lambang-
dengan mudah dan baik pesan-pesan
lambang
dalam materi yang disajikan.
dilibatkan
Belajar
dengan
menggunakan
indera ganda – pandangan dan dengan
semakin
tinggi
seperti
ketika
itu,
untuk
terbatatas,
pesan
indera
itu
yang
menafsir-kannya
yakni
indera
penglihatan atu indera pendengaran.
132
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
Meskipun
tingkat
berkurang,
partisipasi
keterli-batan
c. Baik
fisik
imajinatif
pengalaman
yang mudah didapat.
2.
langsung mengubah dan memperluas
Kelamahan media model
a. Digunakan untuk siswa yang
jangka-uan abstaksi seseorang, dan
sebaiknya,
kemampuan
yang
d. Dapat dibauat dari bahan-bahan
silih
berganti, hasil belajar dari pengalaman
situasai
memerlukan pengecilan
semakin bertambah dan berkembang.
Sesungguhnya,
untuk
berjumlah sedikit
interpretasi
b. Kadang mudah rusak
lambang kata membantu seseorang
c. Dapat memberikan anggapan
untuk memahami pengalaman yang di
yang salah terhadap ukuran.
dalamnya ia libatkan langsung.
Media Charta (Gambar)
Gambar sangat penting digunakan
Media Model
Dalam mengajar tidak senantiasa
dalam usaha memperjelas pengertian
dapat digunakan benda-benda yang
pada peserta didik, sehingga dengan
sesungguhnya
berbagai
menggunakan gambar perserta didik
faktor, karena itu digunakan benda-
dapat lebih memperhatikan terhadap
benda pengganti yang menggantikan
benda-benda
benda
dilihatnya
bentuk
bagian
yang
disebabkan
sesungguhnya
sederhana,
yang
kurang
dalam
menghilangkan
perlu
serta
yang
yang
belum
pernah
berkaitan
dengan
pelajaran. Kelebihan dan kelemahan
media
charta
menurut
menonjolkan bagain yang perlu saja,
(1987: 7-12) adalah:
benda-benda demikian disebut model.
1.
Kelebihan dan kelamahan media
Wiryawan
Kelebihan media charta
a. Mudah disediakan
model menurut Wiryawan (1987: 7-12)
b. Tidak mahal
adalah:
c. Dapat menggambarkan kore-
1.
Kelebihan media model
lasi
a. Tiga dimensi, konsepnya riel
b. Baik
untuk
situasi
d. Dapat menerjemahkan ide-ide
yang
memerlukan pembesaran
abstrak ke dalam bentuk yang
lebih nyata
133
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
siswa mentransfer ke masalah
e. Dapat digunakan untuk semua
lain yang relevan
tingkat pengajaran dan bidang
d. Tidak tergantung orang lain
studi.
2.
Kelemahan media charta
sehingga
a. Digunakan untuk siswa yang
buhan siswa
berjumlah sedikit
b. Dapat
memgantu
pertum-
e. Siswa dapat bekerja sama dalam
menimbulkan
kesalah
pahaman karena dua dimensi
arti pertukaran ide.
2.
Kelemahan Media LKS
c. Anak tidak selalu mengetahui
a. Memerlukan biaya yang cukup
bagaimana membaca (meng-
banyak karena untuk pembelian
interpretasikan) gambar.
kertas sebanyak siswa yang ada
Media LKS
Pada
pengajaran
yang
meng-
b. Gambar
pada
LKS
begitu
menarik
kurang
atau
bagus
karena kebanyakan digambar
gunakan LKS setiap siswa diberikan
pada
suatu perangkat unit belajar secara
kertas
sheet
sebelum
digandakan
mandiri yang berupa lembar kegiatan
c. Membutuhkan waktu yang lebih
yang disebut LKS. Menurut Hudoyo
dari guru untuk memeriksa
(1990: 139) keuntungan dan kelemahan
pekerjaan LKS.
lembar kegiatan siswa (LKS) adalah
sebagai berikut:
1.
Pendekatan Konsep dan Pendekatan
Keterampilan dalam Proses Belajar
Mengajar IPA.
Keuntungan Media LKS
a. Siswa
gemar
menyelesaikan
Tujuan
masalah yang didasarkan pada
psikolofgi
IPA
serta
kemponen-komponen yang menentu-
pengalamannya sendiri
b. Prinsip
pengajaran
terpenuhi
yaitu konsep atau generalisasi
berjalan dari yang konkrit ke
kan keberhasilan suatu proses belajar
mengajar sebagaimana yang tercan-tum
dalam GPPP, yaitu siswa memahami
konsep-konsep IPA dan saling keter-
yang abstrak
c. Pengertian yang diperoleh secara mantap memung-kinkan
kaitannya serta mempu menggunakan
metode ilmiah dengan dilandasi sikap
134
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
dan nilai ilmiah untuk memecahkan
dan guru pada akhir pembelajaran, dan
masalah-masalah
data tes formatif siswa pada setiap
yang
diahadapi
sehingga lebih menyadari kebesaran
siklus.
dan kekuasaan pencipta-Nya (Depar-
Data hasil uji coba item butir
temen Pendidikan dan Kebudayaan,
soal digunakan untuk mendapatkan tes
1995: 1). Pendekatan dalam KBM IPA
yang betul-betul mewakili apa yang
mengacu pada kosepsi siswa tentang
diinginkan.
konsep-konsep yang diajarkan dapat
dianalisis tingkat validitas, reliabilitas,
dipahami, tersimpan lama dan dapat
taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data
ini
selanjutnya
diterapkan baik dalam lingkungannya
maupun
dalam
teknologi
disebut
pendekatan konsep (Dahar, 1989: 69).
Dengan pendekatan konsep pembela-
Analisis Data Penelitian Persiklus
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memper-
jaran akan lebih bermakna karena
proses pembelajaran itu berdasarkan
konsep yang sudah dimiliki siswa.
Suatu
pembelajaran
akan
lebih
bermakna bagi siswa apabila konsepkonsep yang baru oleh siswa dapat
siapkan perangkat pembela-jaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1,
soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang men-dukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan
dikaitkan/ dihubungkan dengan konsep-konsep yang sudah dimilikinya
sehingga konsep dapat diaphami dan
kegiatan
belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 5 Agustus 2013 di Kelas
IV dengan jumlah siswa 23 Siswa.
tersimpan lama.
Dalam
hal
ini
peneliti
bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar
Hasil dan Pembahasan
Data penelitian yang diperoleh
mengajar
mengacu
berupa hasil uji coba item butir soal,
pelajaran
yang telah
data observasi berupa pengamatan
Adapun data hasil penelitian pada
pengelolaan belajar mengajar dengan
siklus I adalah sebagai berikut:
menggunakan media charta, model dan
LKS dan pengamatan aktivitas siswa
135
pada
rencana
dipersiapkan.
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Siklus I
Siklus III
No
Uraian
1
2
3
Nilai rata-rata tes
formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase ketuntasan
belajar
Hasil
Siklus I
72,61
17
73,91%
No
1
2
3
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menerap-kan media
charta, model dan LKS diperoleh nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah
72,61
dan ketuntasan belajar mencapai
73,91% atau
ada 17 siswa dari 23 Siswa
sudah tuntas belajar
Uraian
1
2
3
Nilai
rata-rata
tes
formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase
ketuntasan
belajar
Hasil
Siklus II
74,78
19
82,61%
belajar.
mencapai ketuntasan belajar. Maka
secara klasikal ketuntasan belajar yang
kategori tuntas). Hasil pada siklus III
pada
siklus
III
ini
kemampuan guru dalam menerapkan
Hasil
ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah
mengalami peningka-tan sedikit lebih
baik dari siklus I.
sebanyak 22 siswa dan 1 siswa belum
dipengaruhi oleh adanya peningkatan
atau ada 19 siswa dari 23 Siswa
tuntas
dan dari 23 Siswa yang telah tuntas
belajar
dan ketuntasan belajar men-capai
sudah
nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,39
dari siklus II. Adanya peningkatan hasil
rata-rata prestasi belajar siswa adalah
82,61%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
ini mengalami peningkatan lebih baik
Dari tabel di atas diperoleh nilai
74,78
Nilai
rata-rata
tes
formatif
Jumlah
siswa
yang
tuntas belajar
Persentase
ketuntasan
belajar
Hasil Siklus
III
77,39
22
95,65%
telah tercapai sebesar 95,65% (termasuk
Tabel 2: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Siklus II
No
Uraian
belajar mengajar dengan menggunakan
media charta, model dan LKS
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
136
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
1. Pembelajaran dengan mengguanakan media charta, model dan LKS
memiliki
dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa
yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam se-
Teachers. Allin and Bacon, Inc.
Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar.
Jakarta: Erlangga.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan, 1994. Petunjuk
Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar,
Jakarta.
Balai
Pustaka.
tiap siklus, yaitu siklus I (73,91%),
siklus II (82,61%), siklus III (95,
65%).
2. Penerapan media charta, model dan
LKS mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar
siswa
yang
ditunjukan
dengan rata-rata jawaban siswa hasil
wawancara yang menyatakan bahwa
siswa tertarik dan berminat belajar.
3. dengan menggunakan media charta,
model dan LKS sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Sinar
Baru
Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arsyad,
Azhar.
1997.
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Combs. Arthur. W. 1984. The
Profesional
Education
of
137
PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER GANJIL
SDN KAMAL 2 KAMAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Sri Ida Wahyuni
email: sriidawahyuni@rocketmail.com
Abstrak: Media pelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kelemahan. Materi Pokok yang akan diajarkan adalah
Menggolongkan hewan sehingga media yang dianggap cocok untuk membantu
siswa memahami konsep itu adalah media charta, model dan LKS. Data
yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (73,91%), siklus II
(82,61%), siklus III (95,65%). Pembelajaran dengan menggunakan media charta,
model dan LKS dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar
Siswa Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun
Pelajaran 2013/2014, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah
satu alternative pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kata kunci: ilmu pengetahuan alam, media charta, model dan lks
Abstract:Media lessons have diverse stayle in which each of them has its
advantages and disadvantages. The main topicthat will be taught was classifying
theanimals so the media were consideredsuitable to help students understand the
concept of it is media charta, models and student worksheet. The collected data
was a formative test result, observation sheetteaching and learning activities. The
analysis results showed that student‟s learning achievement increased from the
first cycleto the third cycle, namely, the first cycle(73.91%), the second cycle
(82.61%), thethird cycle (95.65%). Learning by usingmedia Charta, models and
students worksheet canbe a positive influence on student‟s achievement and
learning motivation of the fourth class Odd Semester IV‟s student of SDN Kamal
2 Kamal district Academic Year 2013/2014.
Keywords: IPA, mediacharta, model, and student worksheet.
kerjakan.
Pendahuluan
Di
samping
memahami
Tumbuhnya kesadaran terhadap
penggunaannya, para guru pun patut
pentingnya pengembangan media pem-
berupaya untuk mengembangkan kete-
belajaran di masa yang akan datang
rampilan, “membuat sendiri” media
harus dapat direalisasikan dalam prak-
yang menarik, murah dan efisien,
tek. Banyak usaha yang dapat di-
dengan tidak menolak kemungkinan
126
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
pemanfaatan alat modern yang sesuai
harus betul-betul dipikirkan oleh guru
dengan tuntutan perkembangan ilmu
yang
pengetahuan dan teknologi.
pelajaran. Pada penilaian ini Materi
akan
menyampaikan
materi
Dalam mencapai Tujuan Pembe-
Pokok yang akan diajarkan adalah
lajaran Khusus pada mata pelajaran
Menggolongkan hewan sehingga media
IPA di Sekolah Dasar, masih banyak
yang dianggap cocok untuk membantu
mengalami kesulitan. Hal ini terlihat
siswa memahami konsep itu adalah
dari
media
masih
rendahnya
nilai
mata
charta,
model
dan
LKS.
pelajaran IPA dibandingkan dengan
Pemilihan media charta dan model
nilai beberapa mata pelajaran lainnya,
diharapkan dapat membantu membe-
mata pelajaran IPA peringkat nilainya
rikan gambaran tentang Materi Pokok
menempati urutan bawah dari mata
yang akan diajarkan adalah Meng-
pelajaran yang diebtanaskan, bertitik
golongkan hewan. Sedangkan peng-
tolak dari hal tersebut di atas perlu
gunaan media LKS diharapkan dapat
pemikiran-pemikiran
meningkatkan aktivitas siswa dalam
dan
tindakan-
tindakan yang harus dilalukan agar
proses
siswa
konsep-
dalam proses belajar mengajar itu
konsep IPA tidak mengalami kesulitan,
aktivitasnya tidak hanya didominasi
sehingga tujuan pembelajaran khusus
oleh guru, dengan demikian siswa akan
yang dibuat oleh guru mata pelajaran
terlibat secara fisik, emosional dan
IPA dapat tercapai dengan baik dan
intelektual
hasilnya
semua
diharapkan konsep sistem percernaan
pihak. Oleh sebab itu penggunaan
manusia yang diajarkan oleh guru
media
dapat dipahami oleh siswa.
dalam
dapat
mempelajari
memuaskan
pembelajaran
dirasa
sangat
penting untuk membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep IPA.
belajar
mengajar
yang
pada
sehingga
gilirannya
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah dapat dirumuskan sebagai
Media pelajaran jenisnya beragam
berikut: “Apakah pemanfaatan media
yang masing-masing memiliki kele-
berupa charta, model, dan LKS dapat
bihan dan kelemahan, maka pemilihan
meningkatkan
media yang sesuai dengan topik atau
konsep IPA bagi siswa Kelas IV
pokok bahasan yang akan diajarkan
Semester Ganjil SDN Kamal 2 Keca-
127
pemahaman
konsep-
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
matan Kamal Tahun Pelajaran 2013/
Berdasarkan
rumusan
masalah
2014”. Batasan Masalahnya yaitu (1)
diatas, penelitian ini bertujuan untuk
Konsep IPA yang digunakan dalam
meningkatkan
penelitian ini adalah hewan dapat
konsep
digolongkan menjadi 3 golongan (2)
media charta, model dan LKS di Kelas
Media
dalam
IV Semester Ganjil SDN Kamal 2
penelitian ini charta, model, dan LKS
Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
(3) Penelitian ini dilakukan pada siswa
2013/2014.
yang
digunakan
pemahaman
IPA dengan
konsep-
menggunakan
Kelas IV Semester Ganjil SDN Kamal
Ada tiga manfaat yang diharapkan
2 Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
dicapai setelah penelitian dilakukan
2013/2014.
yaitu
Instrumen yang digunakan dalam
1. Bagi siswa untuk meningkatkan
penelitian
yaitu
Silabus,
Rencana
pemahaman konsep IPA dengan
Pelajaran
(RP),
Lembar
Kegiatan
menggunakan media charta, model
Siswa (LKS), Tes formatif. Data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini
dan LKS.
2. Bagi
guru
dapat
memberikan
diperoleh melalui observasi pengolahan
tambahan pengayaan cara mengajar
belajar mengajar dengan menggunakan
dengan
media charta, model dan LKS, obser-
sehingga tujuan pembelajaran dapat
vasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
tercaapi dengan baik.
formatif.
Pada
penelitian
ini
3. Bagi
bantuan
lembaga
media
dapat
charta
dijadikan
menggunakan teknik analisis deskriptif
sebagai bahan masukan informasi
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
tentang salah satu alternative cara
yang bersifat menggambarkan kenya-
pembelajaran
taan atau fakta sesuai dengan data yang
dengan pemanfaatan media penga-
diperoleh
jaran
dengan
tujuan
untuk
mengetahui prestasi belajar yang dica-
dalam
IPA
pada
mencapai
siswa
tujuan
intruksional.
pai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pem-
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pene-
belajaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
litian
128
tindakan
(action
research),
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
untuk
Kamal 2 Kecamatan Kamal Tahun
memecahkan masalah pembelajaran di
Pelajaran 2013/2014 dengan Materi
kelas. Penelitian ini juga termasuk
Pokok yang akan diajarkan adalah
penelitian deskriptif, sebab menggam-
Menggolongkan hewan.
karena
barkan
penelitian
dilakukan
bagaimana
suatu
teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaima-
Pengertian Media
na hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Kata media berasal dari bahasa
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam
Latin medius yang secara harfiah
Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan
berarti
penelitian tindakan menjadi empat
Dalam bahasa Arab, media adalah
macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti;
perantara atau pengantar pesan dari
(b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)
pengirim
simultan terintegratif; (d) administrasi
Gerlach & Ely (1971) mengatakan
social eksperimental. Dalam penelitian
bahwa media apabila dipahami secara
tindakan ini menggunakan bentuk guru
garis besar adalah manusia, materai,
sebagai peneliti, penanggung jawab
atau kejadian yang membangun kondisi
penuh penelitian ini adalah guru.
yang
Tujuan utama dari penelitian tindakan
memperoleh
ini adalah untuk meningkatkan hasil
pilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
pembelajaran di kelas dimana guru
guru,
secara penuh terlibat dalam penelitian
sekolah merupakan media. Secara lebih
mulai
khusus, pengertian media dalam proses
dari
perencanaan,
tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
„tengah‟
kepada
membuat
buku
atau
„pengantar‟.
penerima
pesan.
siswa
mampu
pengetahuan,
keteram-
teks,
dan
lingkungan
belajar cenderung diartikan sebagai
Penelitian ini bertempat di Kelas
alat-alat
grafis,
photografis,
atau
IV Semester Ganjil SDN Kamal 2
elektronis untuk menangkap, mem-
Kecamatan Kamal Tahun Pelajaran
proses,
2013/2014
ingormasi visual atau verbal.
dan
dilaksanakan
pada
bulan Agustus semester ganjil tahun
pelajaran 2013/2014.
dan
menyususn
kembali
Heinich, dan kawan-kawan (1982)
mengemukakan istilah medium sebagai
Subyek penelitian adalah siswa-
perantara yang mengantarkan informasi
siswi Kelas IV Semester Ganjil SDN
antara sumber dan penerima. Jadi,
129
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
televisi, film, foto, radio, rekaman
alat yang secara fisik digunakan untuk
audio, gambar yang diproyeksikan,
menyampaikan isi materi pengajaran,
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
yang terdiri dari antara lain buku, kaset,
adalah media komunikasi. Apabila
video camera, video recorder, film,
media itu membawa pesan-pesan atau
slide (gambar bingkai),foto, gambar,
informasi yang bertujuan instruksional
grafik, televisi, dan computer. Dengan
atau
maksud-maksud
kata lain, media adalah komponen
pengajaran maka media itu disebut
sumber belajar atau wahana fisik yang
media pembelajaran. Sejalan dengan
mengandung materi intruksional di
batasan ini, Hamidjojo dalam Latuheru
lingkungan
(1993) memberikan batasan media
merangsang siswa untuk belajar. Di
sebagai semua bentuk perantara yang
lain
digunakan
untuk
Association memberikan definisi media
menyampaikan atau menyebar ide,
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik
gagasan, atau pendapat sehingga ide,
tercetak
gagasan atau pendapat yang dikemu-
peralatannya, dengan demikian, media
kakan itu sampai kepada penerima
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar,
yang dituju.
atau dibaca.
mengandung
oleh
manusia
pihak,
yang
National
maupun
Istilah
Media Pendidikan
siswa
dapat
Education
audio-visual
„media‟
bahkan
dan
sering
Acapkali kata media pendidikan
dikaitkan atau dipergantikan dengan
diguanakan secara bergantian dengan
kata „teknologi‟ yang berasal dari kata
alat bantu atau media komunikasi
lathin tekne (bahasa Inggris art) dan
seperti
logos (bahasa Indonesia „ilmu‟).
yang
dikemukakan
oleh
Hamalik (1986) di mana ia melihat
Berdasarkan
uraian
beberapan
bahwa hubungan komunikasi akan
batasan tentang media di atas, berikut
berjalan lancar dengan
dikemukakan
hasil yang
ciri-ciri
umum
yang
maksimal apabla menggunakan alat
terkandung pada setiap batasan itu.
bantu yang disebut media komukasi.
1. Media pendidikan memiliki penger-
Sementara itu, Gagne dan Briggs
tian fisik yang dewasa ini dikenal
(1975) secara implisit mengatakan
sebagai hardware (perangkat keras),
bahwa media pembelajaran meliputi
yaitu sesuatu benda yang dapat
130
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
dilihat, didengar, atau diraba dengan
Penggunaan Media Pendidikan
Pemerolehan
pancaindra.
2. Media pendidikan memiliki pengertian
nonfisik
yang
dikenal
keterampilan,
pengetahuan
dan
perubahan-perubahan
sikap dan perilaku dapat terjadi karena
sebagai software (perangkat lunak),
interaksi
yaitu kandungan pesan yang ter-
dengan penglaman yang pernah dialami
dapat dalam perangkat keras yang
sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-
merupakan isi yang ingin disam-
11) ada tiga tingkatan utama modus
paikan kepada siswa.
belajar, yaitu pengalaman langsung
3. Penekanan media pendidikan terda-
(enactive),
gambar
pat pada visual dan audio.
antara
pengalaman
pengalaman
(iconic),
dan
baru
pictorial/
pengalaman
4. Media pendidikan memiliki penger-
abstrak (simbolic). Pengalaman lang-
tian alat bantu kepada proses belajar
sung adalah mengerjakan, misalnya arti
baik di dalam maupun di luar kelas.
kata
5. Media pendidikan digunakan dalam
„simpul‟
dipahami
langsung membuat
„simpul‟.
dengan
Pada
rangka komuniksi dan interaksi guru
tingkatan kedua yang diberi label
dan
iconic (artinya gambar atau image),
siswa
dalam
proses
pem-
kata „simpul‟ dipelajari dari gambar,
belajaran.
6. Media pendidikan digunakan secara
masal
(missal:
radio,
televisi),
lukisan, foto, atau film. Meskipun
siswa belum pernah mengikat tali intuk
kelompok besar dan kelompok kecil
membuat
„simpul‟
(misalnya film, slide, video, OHP),
mempelajari dar memahaminya dari
atau perorangan (misalnya, modul,
gambar,
computer, radio tape/ kaset, video
Selanjutnya, pada tingkatan simbol,
recorder).
siswa
lukisan,
mereka
foto,
mencoba
atau
dapat
film.
mencocokkannya
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strate-
dengan „simpul‟. Ketiga tingkat penga-
gi, dan manajemen yang berhubu-
laman ini saling berinteraksi dalam
ngan dengan penerapan suatu ilmu.
upaya
memperoleh
(pengetahuan,
sikap) yang baru.
131
„pengala-man‟
keterampilan,
atau
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
Tingkatan pengalaman pemero-
– berdasarkan konsep di atas akan
lehan hasil belajar seperti ini digam-
memberikan keuntungan bagi siswa.
barkan oleh Dale (1969) sebagai suatu
Siswa
proses komunikasi. Materi yang ingin
daripada jika materi pelajaran disajikan
disampaikan dan diinginkan siswa
hanya dengan stimulus pandang atau
dapat menguasai-nya disebut sebagai
hanya dengan stimulus dengar. Para
pesan. Guru sebagai sumber pesan
ahli memiliki panda-ngan yang searah
menuangkan pesan ke dalam simbol-
mengenai
simbol tertentu (enacoding) dan siswa
pemerolehan
sebagai penerima menafsirkan simbol-
indera pandang dan indera dengan
simbol tersebut sehingga diaphami
sangat menonjol perbedaannya. Kurang
sebagai pesan (decoding).
lebih 90% hasil belajar seseorang
akan
belajar
hal
lebih
itu.
hasil
banyak
Perbandingan
belajar
melalui
Uraian di bawah ini memberikan
diperoleh melalui indera pandang, dan
petunjuk bahwa agar proses belajar
hanya sekitar 5 % diperoleh melalui
mengajar dapat berhasil dengan baik,
indera dengar dan 5% lagi dengan
siswa
untuk
indera lainnya (Baugh dalam Achin,
memanfaatkan semua alat inderanya.
1986). Sementara itu, Dale (1969)
Guru berupaya untuk menampilkan
memper-kirakan bahwa pemerolehan
rangsangan
dapat
hasil belajar melalui indera pandang
indera.
berkisar 75% melalui indera dengar
Semakin banyak indera yang digu-
13%, dan melalui indera lainnya sekitar
nakan untuk menerima dan mengolah
12%.
diproses
sebaiknya
diajak
(stimulus)
dengan
yang
berbagai
informasi semakin besar kemungkinan
Tingkat keabstrakan pesan akan
ingformasi tersebut dimengerti dan
semakin
dapat dipertahankan dalam ingatan.
dituangkan ke dalam lambang-lambang
Dengan demikian, siswa diharapkan
seperti bagan, grafik, atau kata. Jika
akan dapat mene-rima dan menyerap
pesan terkandung dalam lambang-
dengan mudah dan baik pesan-pesan
lambang
dalam materi yang disajikan.
dilibatkan
Belajar
dengan
menggunakan
indera ganda – pandangan dan dengan
semakin
tinggi
seperti
ketika
itu,
untuk
terbatatas,
pesan
indera
itu
yang
menafsir-kannya
yakni
indera
penglihatan atu indera pendengaran.
132
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
Meskipun
tingkat
berkurang,
partisipasi
keterli-batan
c. Baik
fisik
imajinatif
pengalaman
yang mudah didapat.
2.
langsung mengubah dan memperluas
Kelamahan media model
a. Digunakan untuk siswa yang
jangka-uan abstaksi seseorang, dan
sebaiknya,
kemampuan
yang
d. Dapat dibauat dari bahan-bahan
silih
berganti, hasil belajar dari pengalaman
situasai
memerlukan pengecilan
semakin bertambah dan berkembang.
Sesungguhnya,
untuk
berjumlah sedikit
interpretasi
b. Kadang mudah rusak
lambang kata membantu seseorang
c. Dapat memberikan anggapan
untuk memahami pengalaman yang di
yang salah terhadap ukuran.
dalamnya ia libatkan langsung.
Media Charta (Gambar)
Gambar sangat penting digunakan
Media Model
Dalam mengajar tidak senantiasa
dalam usaha memperjelas pengertian
dapat digunakan benda-benda yang
pada peserta didik, sehingga dengan
sesungguhnya
berbagai
menggunakan gambar perserta didik
faktor, karena itu digunakan benda-
dapat lebih memperhatikan terhadap
benda pengganti yang menggantikan
benda-benda
benda
dilihatnya
bentuk
bagian
yang
disebabkan
sesungguhnya
sederhana,
yang
kurang
dalam
menghilangkan
perlu
serta
yang
yang
belum
pernah
berkaitan
dengan
pelajaran. Kelebihan dan kelemahan
media
charta
menurut
menonjolkan bagain yang perlu saja,
(1987: 7-12) adalah:
benda-benda demikian disebut model.
1.
Kelebihan dan kelamahan media
Wiryawan
Kelebihan media charta
a. Mudah disediakan
model menurut Wiryawan (1987: 7-12)
b. Tidak mahal
adalah:
c. Dapat menggambarkan kore-
1.
Kelebihan media model
lasi
a. Tiga dimensi, konsepnya riel
b. Baik
untuk
situasi
d. Dapat menerjemahkan ide-ide
yang
memerlukan pembesaran
abstrak ke dalam bentuk yang
lebih nyata
133
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
siswa mentransfer ke masalah
e. Dapat digunakan untuk semua
lain yang relevan
tingkat pengajaran dan bidang
d. Tidak tergantung orang lain
studi.
2.
Kelemahan media charta
sehingga
a. Digunakan untuk siswa yang
buhan siswa
berjumlah sedikit
b. Dapat
memgantu
pertum-
e. Siswa dapat bekerja sama dalam
menimbulkan
kesalah
pahaman karena dua dimensi
arti pertukaran ide.
2.
Kelemahan Media LKS
c. Anak tidak selalu mengetahui
a. Memerlukan biaya yang cukup
bagaimana membaca (meng-
banyak karena untuk pembelian
interpretasikan) gambar.
kertas sebanyak siswa yang ada
Media LKS
Pada
pengajaran
yang
meng-
b. Gambar
pada
LKS
begitu
menarik
kurang
atau
bagus
karena kebanyakan digambar
gunakan LKS setiap siswa diberikan
pada
suatu perangkat unit belajar secara
kertas
sheet
sebelum
digandakan
mandiri yang berupa lembar kegiatan
c. Membutuhkan waktu yang lebih
yang disebut LKS. Menurut Hudoyo
dari guru untuk memeriksa
(1990: 139) keuntungan dan kelemahan
pekerjaan LKS.
lembar kegiatan siswa (LKS) adalah
sebagai berikut:
1.
Pendekatan Konsep dan Pendekatan
Keterampilan dalam Proses Belajar
Mengajar IPA.
Keuntungan Media LKS
a. Siswa
gemar
menyelesaikan
Tujuan
masalah yang didasarkan pada
psikolofgi
IPA
serta
kemponen-komponen yang menentu-
pengalamannya sendiri
b. Prinsip
pengajaran
terpenuhi
yaitu konsep atau generalisasi
berjalan dari yang konkrit ke
kan keberhasilan suatu proses belajar
mengajar sebagaimana yang tercan-tum
dalam GPPP, yaitu siswa memahami
konsep-konsep IPA dan saling keter-
yang abstrak
c. Pengertian yang diperoleh secara mantap memung-kinkan
kaitannya serta mempu menggunakan
metode ilmiah dengan dilandasi sikap
134
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
dan nilai ilmiah untuk memecahkan
dan guru pada akhir pembelajaran, dan
masalah-masalah
data tes formatif siswa pada setiap
yang
diahadapi
sehingga lebih menyadari kebesaran
siklus.
dan kekuasaan pencipta-Nya (Depar-
Data hasil uji coba item butir
temen Pendidikan dan Kebudayaan,
soal digunakan untuk mendapatkan tes
1995: 1). Pendekatan dalam KBM IPA
yang betul-betul mewakili apa yang
mengacu pada kosepsi siswa tentang
diinginkan.
konsep-konsep yang diajarkan dapat
dianalisis tingkat validitas, reliabilitas,
dipahami, tersimpan lama dan dapat
taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data
ini
selanjutnya
diterapkan baik dalam lingkungannya
maupun
dalam
teknologi
disebut
pendekatan konsep (Dahar, 1989: 69).
Dengan pendekatan konsep pembela-
Analisis Data Penelitian Persiklus
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti memper-
jaran akan lebih bermakna karena
proses pembelajaran itu berdasarkan
konsep yang sudah dimiliki siswa.
Suatu
pembelajaran
akan
lebih
bermakna bagi siswa apabila konsepkonsep yang baru oleh siswa dapat
siapkan perangkat pembela-jaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1,
soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang men-dukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan
dikaitkan/ dihubungkan dengan konsep-konsep yang sudah dimilikinya
sehingga konsep dapat diaphami dan
kegiatan
belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 5 Agustus 2013 di Kelas
IV dengan jumlah siswa 23 Siswa.
tersimpan lama.
Dalam
hal
ini
peneliti
bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar
Hasil dan Pembahasan
Data penelitian yang diperoleh
mengajar
mengacu
berupa hasil uji coba item butir soal,
pelajaran
yang telah
data observasi berupa pengamatan
Adapun data hasil penelitian pada
pengelolaan belajar mengajar dengan
siklus I adalah sebagai berikut:
menggunakan media charta, model dan
LKS dan pengamatan aktivitas siswa
135
pada
rencana
dipersiapkan.
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 126---137
Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Tabel 3: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Siklus I
Siklus III
No
Uraian
1
2
3
Nilai rata-rata tes
formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase ketuntasan
belajar
Hasil
Siklus I
72,61
17
73,91%
No
1
2
3
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menerap-kan media
charta, model dan LKS diperoleh nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah
72,61
dan ketuntasan belajar mencapai
73,91% atau
ada 17 siswa dari 23 Siswa
sudah tuntas belajar
Uraian
1
2
3
Nilai
rata-rata
tes
formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase
ketuntasan
belajar
Hasil
Siklus II
74,78
19
82,61%
belajar.
mencapai ketuntasan belajar. Maka
secara klasikal ketuntasan belajar yang
kategori tuntas). Hasil pada siklus III
pada
siklus
III
ini
kemampuan guru dalam menerapkan
Hasil
ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasikal telah
mengalami peningka-tan sedikit lebih
baik dari siklus I.
sebanyak 22 siswa dan 1 siswa belum
dipengaruhi oleh adanya peningkatan
atau ada 19 siswa dari 23 Siswa
tuntas
dan dari 23 Siswa yang telah tuntas
belajar
dan ketuntasan belajar men-capai
sudah
nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,39
dari siklus II. Adanya peningkatan hasil
rata-rata prestasi belajar siswa adalah
82,61%
Berdasarkan tabel diatas diperoleh
ini mengalami peningkatan lebih baik
Dari tabel di atas diperoleh nilai
74,78
Nilai
rata-rata
tes
formatif
Jumlah
siswa
yang
tuntas belajar
Persentase
ketuntasan
belajar
Hasil Siklus
III
77,39
22
95,65%
telah tercapai sebesar 95,65% (termasuk
Tabel 2: Rekapitulasi Hasil Tes Pada
Siklus II
No
Uraian
belajar mengajar dengan menggunakan
media charta, model dan LKS
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
136
Penggunaan Media Charta Untuk Meningkatkan Prestasi , Sri Ida Wahyuni
1. Pembelajaran dengan mengguanakan media charta, model dan LKS
memiliki
dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa
yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam se-
Teachers. Allin and Bacon, Inc.
Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar.
Jakarta: Erlangga.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan, 1994. Petunjuk
Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar,
Jakarta.
Balai
Pustaka.
tiap siklus, yaitu siklus I (73,91%),
siklus II (82,61%), siklus III (95,
65%).
2. Penerapan media charta, model dan
LKS mempunyai pengaruh positif,
yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar
siswa
yang
ditunjukan
dengan rata-rata jawaban siswa hasil
wawancara yang menyatakan bahwa
siswa tertarik dan berminat belajar.
3. dengan menggunakan media charta,
model dan LKS sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
Daftar Pustaka
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Sinar
Baru
Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arsyad,
Azhar.
1997.
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Combs. Arthur. W. 1984. The
Profesional
Education
of
137