Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

(1)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi SI Kependidikan Islam dan Mencapai

Gelar Sarjana pendidikan

Oleh ROSIA HARTIKA NIM 1811018300018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M / 1436 H


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

MI.Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa saat dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada mata pelajaran PKn kelas III materi tentang ciri khas Bangsa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yang terdiri dari satu siklus dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument observasi yang dilakukan sebelum penelitian dan disetiap pertemuan PTK, angket yang di berikan pada siswa sebelum PTK dan di akhir pertemuan siklus I, serta dokumentasi yang diambil setiap pertemuan saat PTK.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar PKn pada siswa kelas III di MI.Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur, hal ini terlihat dari hasil observasi yang meningkat dari observasi awal dengan skor 60, pertemuan pertama 89, pertemuan ke dua menjadi 90, pertemuan ke tiga 90, dan pertemuan ke empat 92, serta diperkuat dengan hasil angket siswa yang meningkat dari angket awal sebelum PTK hanya mendapat skor 49,7 meningkat pada angket akhir pertemuan ke empat siklus I dengan skor 87,22. Karena hanya dengan siklus I sudah terlihat jelas peningkatan yang cukup signifikan, oleh karenanya peneliti menghentikan penelitian cukup dengan satu siklus.

Kata kunci: Peningkatan Motivasi Belajar, Penggunaan Media Audio Visual, Penelitian Tindakan Kelas


(7)

ii

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas III MI.Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur”. Sholwat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi suru tauladan bagi umat manusia.

Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis alami dalam menyusun penelitian ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penelitian ini, baik bantuan dalam bentuk moril maupun materil. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahala dan keridhaan Allah SWT, khususnya kepada:

1. Dr. Nurlena Rifa’i MA.Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan MA. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga terselesaikan skripsi ini.

3. Dindin Ridwaniddin M.Pd. Ketua pengelola program dual mode system

yang selalu dengan gigih memperjuangkan segala kebaikan untuk kita semua.

4. Dosen – dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya


(8)

iii

bahan acuan dan referensi penyusunan skripsi.

6. Kepala MI.Dakwah Islamiyah, yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

7. Guru dan karyawan MI.Dakwah Islamiyah yang telah banyak membantu

dalam proses penelitian.

8. Siswa-siswi kelas III MI.Dakwah Islamiyah tahun ajaran 2013/2014 yang

menjadi subjek penelitian.

9. Sahabat seperjuangan kelas B3 PGMI dual mode system angkatan tahun

2011, yang senantiasa saling mensuport dan memberikan motivasi.

10.Suami dan putri tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan

11.Terima kasih pula penulis haturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan

namun telah memberikan kontribusi yang berharga untuk penulis, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak, namun “Tak

ada gading yang tak retak”. Begitu pula pada skripsi ini mungkin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, Juli 2014


(9)

iv

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Daftar Lampiran ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Motivasi Belajar ... 8

1. Pengertian Motivasi ... 8

2. Macam-macam Motivasi ... 10

3. Motivasi Belajar ... 12

4. Ciri - Ciri Motivasi Belajar ... 15

B. Media Audio Visual ... 18

1. Pengertian Media ... 18

2. Fungsi dan Manfaat Media ... 19

3. Media Audio Visual ... 19

C. Hakikat PKn ... 22

1. Pengertian PKn ... 22

2. Karakteristik PKn ... 25


(10)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat dan waktu penelitian... 33

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 35

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 37

G. Data dan Sumber Data ... 37

H. Instrumen Pengumpul Data ... 38

I. Teknik Pengumpulan ... 42

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 42

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 43

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 43

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Data ... 47

B. Pembahasan dan Analisis Data ... 66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(11)

vi

Tabel 3.1 Skala Penilaian Jumlah Skor ... 37

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Lembar Observasi Praktik Mengajar ... 38

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa ... 40

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket ... 41

Tabel 3.5 Teknik pengumpulan Data ... 42

Tabel 3.6 Lembar Observasi Praktik Mengajar ... 44

Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 45

Tabel 3.8 Lembar Angket ... 46

Tabel 4.1 Keadaan Murid Tahun Ajaran 2013/2014 ... 48

Tabel 4.2 Keadaan Guru tahun Ajaran 2013/2014... 48

Tabel 4.3 Hasil observasi pertemuan pertama ... 51

Tabel 4.4 Hasil observasi pertemuan kedua ... 53

Tabel 4.5 Hasil observasi pertemuan ketiga ... 56

Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan keempat ... 58

Tabel 4.7 Hasil observasi awal... 61

Tabel 4.8 Hasil observasi siklus I ( 4 pertemuan ) ... 61

Tabel 4.9 Hasil angket awal ... 61


(12)

vii

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Motivasi... 67 Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Hasil Angket... 68


(13)

viii

1.

Lembar observasi siswa... Lampiran 1

2.

Lembar observasi guru... Lampiran 2

3.

RPP... Lampiran 3

4.

Lembar angket... Lampiran 4

5.

Surat Permohonan Izin Penelitian

6.

Surat Izin Penelitian

7.

Foto Dokumentasi


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan antara lain; kualitas guru yang belum memenuhi syarat, sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta proses pembelajaran yang belum maksimal dan lain sebagainya. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dengan baik juga banyak unsur-unsur yang harus diperhatikan, misalnya metode yang digunakan, persiapan mengajar serta motivasi peserta didik.

Banyak siswa-siswi kita yang ternyata beranjak ke sekolah tidak memiliki motivasi untuk belajar, melainkan karna motivasi lain, misalnya karena ingin bermain bersama teman, takut dengan orang tua, atau hanya sekedar rutinitas sehari-hari. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa,

sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga.1

Dalam soal belajar motivasi itu sangat penting, motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti

bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat.2

Bangsa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, adat-istiadat, serta keanekaragaman lain yang ternyata belum diketahui dan difahami oleh peserta didik secara mendalam. Keanekaragaman budaya adalah salah satu aset bangsa yang harus kita jaga dan kita lestarikan, namun bagaimana bisa menjaga dan melestarikan bila kita

1

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013), h.61

2Ibid


(15)

tidak mengetahui dan memahami, oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan (Pkn) sudah sepantasnya diberikan dengan baik sedini mungkin yaitu dari jenjang Sekolah Dasar (SD) / Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Di era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan kewarganegaraan sangat penting selain sebagai bekal untuk menjadi warga negara yang baik, dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan juga memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai karakter bangsa sehingga dapat memperkokoh rasa cinta tanah air atau nasionalisme peserta didik serta dapat menyaring kebudayaan dari luar atau kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan karakter dan kebudayaan bangsa. Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga dapat membangkitkan rasa bangga terhadap Negara sehingga melahirkan bibit-bibit penerus bangsa yang mau melestarikan berbagai kebudayaan daerah yang kita miliki sehingga tetap terjaga dengan baik.

Dalam pembelajaran kewarganegaraan juga diajarkan norma-norma serta peraturan-peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik akan memahami dan terbiasa untuk mematuhi norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat maupun Negara. Dengan begitu diharapkan kelak dewasa mereka menjadi para pemimpin dimana pun tidak terlintas dalam benak mereka untuk melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan senantiasa bekerja dengan baik demi memajukan bangsa.

Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik dan sudah sepantasnya kita tidak boleh menyepelekan pendidikan kewarganegaraan, dan mata pelajaran ini harus disampaikan dengan sebaik mungkin. Namun pada kenyataannya siswa-siswi sekolah dasar khususnya di MI. Dakwah Islamiya sangat minim sekali pengetahuan tentang kebudayaan-kebudayaan daerah, hal ini terbukti dari nilai pree test yang penulis lakukan pada observasi awal sebelum melakukan penelitian, alangkah mirisnya ketika anak-anak asing di luar bangsa Indonesia sangat antusias mempelajari angklung serta tari jaipong, sementara anak Indonesia sendri tidak tahu apa itu angklung dan bagaimana


(16)

tarian jaipong dan berasal dari daerah mana kebudayaan tersebut. Bagaimana mungkin peserta didik bisa cinta terhadap negaranya kalau mereka tidak kenal dengan apa yang dimiliki oleh negaranya sendiri.

Selama ini guru terlalu menganggap remeh pelajaran pendidikan kewarganegaraan (Pkn), pembelajaran yang diberikan masih sangat monoton, hanya bercerita dan bersama siswa hanya membaca buku dari satu sumber yang sama dan jarang sekali menggunakan metode dan media yang lebih bervariasi, sehingga motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sangatlah rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil angket yang telah di berikan sebelum penelitian, serta dari observasi awal kondisi belajar siswa, tentunya hal ini akan menyebabkan rendah pula hasil belajar pendidikan kewarganegaraan serta pembelajaran di dalam kelas pun dirasakan kurang maksimal karena tidak ada interaksi dan antusias dari peserta didik.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.3

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah

yang disebut dengan motivasi.4

3

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet 16, h. 129

4

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 40


(17)

Kata motivasi berasal dari kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut pendapat lain yaitu menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. 5

Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik yaitu dorongan yang berasal dari dalam diri seorang individu tanpa perlu adanya rangsangan dari luar, sedangkan motovasi ekstrinsik adalah dorongan yang terjadi karena adanya rangsangan dari luar diri individu. Pada dasarnya setiap anak sudah memiliki motivasi instriksik hanya saja kuat lemahnya motivasi tersebut terkadang sering berubah-ubah oleh karena itu penulis sebagai guru kelas III di MI. Dakwah Islamiyah ingin mencoba menggali motivasi ekstrinsik (dorongan dari luar) siswa dengan penggunaan media audio visual.

Pada observasi awal yang penulis lakukan untuk mengamati kegiatan siswa, ternyata siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlihat bosan dan kurang merespon penjelasan guru, siswa juga tidak menunjukkan ekspresi gembira dan tidak bersemangat, mungkin hanya coba patuh dan berusaha mengikuti perintah sang guru saja, akan tetapi semua ingatan tentang materi akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya pembelajaran hari itu.

Saat tanya jawab siswa hanya menjawab sekenanya saja, tanpa dipikir apakah jawabannya tepat atau tidak, dan jika guru marah siswa hanya diam dan tidak mau menjawab lagi, akhirnya pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu guru bicara siswa hanya mendengarkan. Saat evaluasi dilakukan tentu saja hasilnya pun tidak akan memuaskan, walaupun guru sudah memberikan jadwal ulangan harian, berdasarkan angket yang telah diberikan ternyata hanya beberapa anak yang belajar di rumah untuk persiapan ulangan, itu pun mungkin karena dorongan atau perintah orang tua mereka.

5Ibid


(18)

Hal ini terjadi bukan sepenuhnya salah sang siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, tetapi sebagai guru yang merupakan agen perubahan kita harus selalu intropeksi diri dan mencoba melakukan berbagai inovasi baik itu dalam metode pembelajaran ataupun penggunaan media, dan dalam menghadapi masalah ini penulis ingin mencoba menggunakan media yang tepat untuk mendorong motivasi belajar siswa.

Media audio visual merupakan salah satu cara mengembangkan motivasi ekstrinsik bagi peserta didik, karena jika hanya mengandalkan motivasi instrinsik saja pembelajaran dirasakan kurang optimal karena keadaan psikologis anak yang labil dan berubah-ubah. Media audio visual adalah media yang disajikan berupa gambar gerak disertai dengan suara, serta mengandalkan dua panca indra yaitu mata dan telinga yang dapat disajikan melalui infocus sehingga siswa dapat melihat jelas kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam, serta keindahan-keindahan yang dimiliki Indonesia lainnya.

Dengan penggunaan media audio visual diharapkan peserta didik dapat lebih mudah mengenal dan memahami kebudayaan-kebudayaan Indonesia serta lebih mudah untuk mengingatnya, dan pembelajaran di dalam kelas akan terasa lebih menyenangkan dengan melihat berbagai tayangan dari layar infocus dan mereka tidak merasakan waktu yang lama ketika belajar karena asyik memperhatikan tayangan dan tidak menyibukkan diri dengan hal-hal lain yang mengganggu pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis memiliki judul skripsi: Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa kelas III Di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa terlihat bosan dan tidak bersemangat saat pembelajaran


(19)

3. Kurangnya kreativitas guru

4. Hasil belajar yang rendah

5. Media yang kurang menarik

6. Anak sulit mengenal keanekaragaman budaya Indonesia yang terlalu

banyak

7. Anak belum pernah melihat langsung keanekaragaman budaya Indonesia

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas banyak factor-faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindaklanjuti dalam penelitian ini, namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana maupun jangkauan penulis, sehingga dalam penelitian ini tidak semua dapat ditindak lanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Motivasi ekstrinsik dalam pembelajaran

2. Penggunaan media audio visual

3. Materi pembelajaran PKn tentang ciri khas Bangsa Indonesia

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual di MI. Dakwah Islamiyah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media audio viual pada kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang


(20)

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian ini sebagai pengalaman dan pengetahuan secara langsung bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada pembelajaran Pkn kelas III di MI Dakwah Islamiyah cawang.

2. Kegunaan praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai salah satu upaya untuk mendorong guru mengembangkan kreatifitas dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Pkn dengan menggunakan media audio visual.

b. Bagi Guru

Sebagai alternatif untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn dengan menggunakan media audio visual.

c. Bagi Siswa

Sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media audio visual.


(21)

8 A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi berawal dari kata “motif”. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu jalan.1

Dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama apabila kebutuhan mendesak mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.

Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian meotivasi dari berbagai sudut pandang mereka masing-masing seperti yang dikatakan oleh MC. Donal bahwa “Motivation is a energy change within the person characterized by affective a rousal and anticipatory goal reactions.”2 Pendapat ini dapat diartikan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan dengan segala upaya yang dapat dia lakukan.

Sebagai dari MC. Donal, uraian di atas ada tiga hal yang merupakan penjelasan dari pengertiannya, yaitu: (1) motivasi di mulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang, (2) motivasi ditandai

1

Sardiman, Iterkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011). h. 73.

2


(22)

oleh dorongan afektif, (3) motivasi ditandai oleh rekasi-reaksi yang

mencapai tujuan.3

Sejalatn dengan pendapat diatas tentang motivasi yang dikatakan oleh James O. Whitaher bahwa “Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai pendapat yang ditimbulkan oleh motivasi

tersebut.4 Pendapat Whitaher ini dalam hal motivasi masih berlaku umum

bukan hanya pada manusia saja. Tapi bisa berlaku untuk hewan juga. Adapun pengertian dasar dari motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat

sesuatu.5 Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)

untuk bertingkah laku secara terarah (Giletman, 1986, Reber, 1988). Ada lagi pendapat yang menjelaskan motivasi dalam hubungannya dengan menjelaskan pada umumnya, yaitu menurut Morgan bahwa motivasi berkaitan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek

dari motivasi.6 Ketiga hal tersebut adalah: (1) Keadaan yang mendorong

tingkah laku (motivating states), (2) tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), (3) Tujuan dari tingkah laku

tersebut (goals or ends of such behavior).7

Adapun menurut teori Herzberg yang merupkan seorang ilmuan yang telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi, ia mengembangkan teori yang di kenal dengan “Model Dua Faktor” dari

motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan.8

Dari teori ini yang dimaksud dengan faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang, adapun yang dimaksud dengan faktor hygiene atau

3

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta Cet. Ke 5, Februari 2006). H. 203

4Ibid

. h. 85

5

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010). h. 134

6

Soemanto, OP. Cit., h. 206

7Ibid 8

Ratna Yudhawati, dkk. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan.(Jakarta: PT.Prestasi Putakarya,2011), h. 84


(23)

pemeliharaan adalah faktor-faktor yang bersumber dari luar diri seseorang yang turut menentukan perilaku dalam kehidupan.

Selain teori Herzberg, masih ada lagi yaitu Teori Harapan, dalam sebuah buku yang berjudul “work and motivation” Victor H. Vroom, bahwa “motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan

mengarah kepada hasil yang diinginkannya.9

Teori ini dimaksudkan jika seseorang menginginkan suatu dan harapan yang berpeluang besar maka seseorang tersebut akan terdorong untuk memperoleh yang dinginkannya itu, sedangkan jika peluang diinginkannya kecil maka motivasi untuk melakukannya menjadi rendah.

Berdasarkan paparan-paparan para ahli di atas mengenai pengertian motivasi maka peneliti dapat menyimpulkan, motivasi adalah perubahan energy yang terjadi pada makhluk hidup yang diakibatkan adanya dorongan aktif baik dari luar maupun dari dalam yang ditandai dengan adanya rekasi untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang terarah dan berpeluang besar untuk berprestasi dalam mencapai tujuan.

2. Macam-macam Motivasi

Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut Arden N. Frandsen dilihat dari dasar pembentukannya motivasi

dibagi dua macam yaitu: (1) Physiological drives, (2) Affiliative needs.10

Adapun yang dimaksud dengan physiological drives adalah sejak lahir dan motif itu sudah ada tanpa di pelajari contohnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk istirahat dan lain-lain. Sedangkan

yang dimaksud dengan Affiliative needs adalah motif-motif yang timbul

karena dipelajari contohnya: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk bersosialisasi dengan masyrakat dan lain-lain.

9

Ibid. h. 85

10

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011). h. 86


(24)

Sedangkan jenis motivasi menurut Marquis motivasi di bagi menjadi 3 macam yaitu:

(1) Motif atau kebutuhan organis seperti makan, minum, bernafas, seksual

dan beristirahat.

(2) Motif-motif darurat seperti dorongan untuk menyelamatkan diri,

membalas, dan berusaha.

(3) Motif-motif objektif yaitu kebutuhan untuk melakukan ekspolari,

melakukan manipulasi.11.

Dari berbagai macam-macam motivasi yang di kemukakan oleh para ahli, macam-macam motivasi belajar yang paling mendasar yaitu

dibagi menjadi dua: (1) motivasi intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik.12

Adapun yang dimaksud dengan motivasi instriksik adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.13

Misalnya saja seorang siswa ingin menjadi ahli dibidang ilmu tertentu dan semua keinginannya itu berpangkal pada penghayatan kebutuhan yang ia sadari hanya dapat dipenuhi dengan giat belajar.

Keliru jika kita menganggap bahwa motivasi instrinsik hanya berasal dari dalam diri siswa, ini dikatakan hanya sekedar membedakan dari motivasi ekstrinsik saja, namun sebenarnya dalam terbentuknya motivasi instrinsik, biasanya orang lain juga memegang peranan, misalnya orang tua atau guru yang telah memberikan bimbingan dan nasihat sehingga timbul kesadaran pada diri siswa betapa pentingnya ilmu pengetahuan, namun biasanya motivasi instrinsik sangat kuat dan bertahan lama.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah aktivitas belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara

11

Ibid. h. 88

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 134

13

W.S.Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,1996), h. 174.


(25)

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri.14 Misalnya siswa yang rajin belajar untuk mendapatkan hadiah jika nilainya baik, siswa yang belajar karena tidak mau dihukum dan lain sebagainya.

Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik Antara lain: (1) Belajar demi memenuhi kewajiban, (2) Belajar demi menghindari hukuman, (3) Belajar demi hadiah material yang dijanjikan, (4) belajar demi meningkatkan gengsi sosial, (5) Belajar demi memperoleh pujian, (6)

belajar demi tuntutan jabatan.15 Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak

didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.

Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik untuk belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian siswa.

Biasanya siswa yang memiliki motiasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik, berpengetahuan dan sangat ahli dibidangnnya. Motivasi ekstrinsik sangat membantu siswa untuk menumbuhkan dorongan dan semangat belajar. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan motivasi ekstrinsik seperti pujian, hadiah, suri tauladan serta cara guru dalam pembelajaran baik dari segi metode ataupun penggunaan media.

3. Motivasi Belajar

Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu guna mencapai

suatu tujuan.16 Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran usia anak sekolah

dasar disebut operasional konkri.17 Operasional adalah hubungan logis

14

Ibid, h. 173.

15Ibid,

h. 174.

16

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2010), h.70.

17


(26)

dengan konsep sedangkan konkrit adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek nyata. Belajar konsep, fakta dan prinsip sangat tergantung pada apa yang diajarkan. Biasanya dikelola oleh fungsi otak sebelah kiri, seringkali informasi seperti ini kurang menarik hati peserta didik dan dihafalkan saja untuk ujian tanpa disaturagakan, sehingga menjadi

pengetahuan sesaat.18

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya tentang motivasi yang diartikan sebagai dorongan yang terjadi pada diri seseorang untuk melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan. Sehubungan dengan motivasi dalam belajar, seorang siswa tidak mudah untuk motivasi baik dari dalam maupun dari luar. Hal yang perlu diperhatikan adalah harus ada perangsang untuk memotivasi seseorang, untuk melakukan apa yang menjadi tujuan tertentu. Dalam hal ini tujuannya adalah belajar. Bagaimana cara memotivasi siswa agar mau belajar. Dengan demikian selain motivasi dari dalam diri harus ada motivasi dari luar yang sangat kuat.

Menurut woodwort “A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif adalah suatu set yang bisa membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

untuk mencapai tujuan.19 Dengan demikian kuat lemahnya suatu usaha

atau kegiatan yang dilakukan siswa untuk belajar sangat tergantung dari besar kecilnya motivasi yang dimiliki.

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa Antara lain: (1) memperjelas tujuan yang diharapkan, (2) membangkitkan minat siswa, (3) menciptakan suasana yang menyenangkan, (4) memberikan pujian (5) berikan

18

Conny R.Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak,(Jakarta: PT.Indeks, 2008), h.83

19

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2011), cet. 8 h. 28.


(27)

penilaian, (6) berikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, (7)

ciptakan persaingan dan kerja sama.20

Dalam kapasitas belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai dorongan dan penggerak dari dalam diri siswa yang memiliki kegiatan belajar. “Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat

nonintelektual.21 Dalam hal ini dapat membangkitkan semangat, gairah,

dan senang untuk belajar.

Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar22

Seorang siswa yang memiliki dorongan yang kuat akan penuh semangat dan mengeluarkan banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi walaupun orang yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi bisa gagal jika kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal bila ada motivasi yang tepat. Untuk itu sebagai seorang guru maka harus mampu menciptakan dan memberikan motivasi kepada siswa agar membangkitkan semangat untuk belajar. Menurut seorang ahli yang bernama De Decce dan Grawford. Sehubungan dengan motivasi belajar, apa saja yang harus dilakukan seorang guru terhadap siswa agar meningkatkan motivasi belajar, yaitu: (1) guru harus mengarahkan anak didik, (2) memberi harapan yagn relaistis, (3) memberi insentif, (4) mengarahkan perilaku

anak ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran.23

Selain De Decce ada lagi yang mengartikan cara memotivasi siswa, seperti di kutip oleh Gageda Barliner, French dan Raven yaitu: (1)

20Ibid

., h. 29

21

M. Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet 3 h. 59

22

W.S.Wingkel, Op. Cit., h. 150.

23


(28)

pergunakan pujian verbal, (2) pergunakan tes dan nilai secara bijaksana, (3) membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi, (4) melakukan hal yang luar biasa, (5) merangsang hasrat anak didik, (6) memanfaatkan apresiasi anak didik, (7) terapkan konsep-konsep, (8) mengajar anak didik menggunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya, (9) pergunakan stimulasi motivasi dan permainan, (10) perkenalkan teknik system motivasi yang bertentangan, (11) perkecil konsekwensi-konsekwensi yang

tidak menyenangkan.24

Kemudian Arden N Frandsen menyatakan ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar yaitu: (1) adanya sifat ingin tahu, (2) adanya sifat Kreatif, (3) adanya keinginan mendapat simpati, (4) adanya keinginan memperbaiki kegagalan, (5) adanya keinginan rasa aman, (6)

adanya hukuman.25

Dari paparan di atas mengenai motivasi belajar, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar ialah dorongan yang timbul dari diri seseorang atau siswa baik dari dalam maupun dari luar, juga dari adanya rangsangan yang menimbulkan semangat, gairah untuk melakukan aktifitas belajar.

4. Ciri - Ciri Motivasi Belajar

Pendapat Thorndike yang terkenal dengan pandangannya tentang belajar sebagai proses “trial-and-error”. Ia mengatakan bahwa belajar itu

dengan “trial-and-error” itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang

mendorong keaktifan, dengan demikian untuk mengaktifkan anak dalam

belajar diperlukan motivasi.26

Ciri-ciri motivasi belajar menurut Mc.Donald ditandai oleh reaksi-reaksi sebagai berikut :

24

Bahri Djaramah. Op. Cit., h. 169 25 Sardiman, Op. Cit, h. 46

26

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta Cet.5, Februari 2006) h.205


(29)

1. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Hal ini dapat terlihat dari tingkah laku siswa dalam pembelajaran, misalnya setelah adanya motivasi dalam pembelajaran siswa biasanya akan menunjukkan sikap semangat, gembira, fokus dan perhatian terhadap pembelajaran atau siswa yang biasanya enggan menjawab pertanyaan walaupun sebenarnya ia bisa setelah termotivasi siswa akan antusias berlomba-lomba untuk menjawab bahkan ia tidak perduli jawabannya nanti akan benar atau salah.

2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif

Hal ini dapat menggambarkan perasaan dan emosi siswa, yang tentunya dapat terlihat dari ekspresi wajah misalnya siswa yang termotivasi biasanya menunjukan raut wajah yang gembira dan tanpa terpaksa saat pembelajaran, mengerjakan tugas dengan penuh semangat dan tanpa terbebani.

3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Tujuan dari adanya motivasi belajar tentunya agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga mendapatkan pemahaman materi dengan baik, dan hasil belajar pun akan baik pula tentunya. Untuk mencapai itu semua siswa yang termotivasi dalam belajar akan terlihat sungguh-sungguh dan bekerja keras dalam mencapai tujuan misalnya dengan membaca berulang kali, diskusi bersama teman, bertanya kepada guru hal yang belum dimengerti, dan berlatih mengerjakan soal-soal.

Motivasi mempunyai peranan yang sangat strategis dalam aktivitas belajar siswa, tidak ada seorang anak pun yang belajar tanpa adanya motivasi, adapun prinsip-prinsip motivasi antara lain:

a. Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar siswa

Dengan adanya dorongan siswa akhirnya mau mengikuti

pembelajaran, walaupun kekuatan dorongan tersebut berbeda-beda kadarnya, ada yang hanya membuat mau belajar, ada yang dapat membuat senang belajara, bahkan ada yang membuat sangat senang dan antusias dalam belajar.


(30)

b. Motivasi berupa pujian lebuh baik daripada Hukuman

Pujian kecil tidak terasa ternyata bisa berdampak cukup besar terhadap motivasi belajar siswa, dengan pujian yang siswa dapatkan, dapat menumbuhkan semangat untuk belajar lebih giat lagi, agar pujian itu bertambah dan tidak hilang, sedangkan hukuman lebih berdampak pada ketakutan siswa dalam melakukan sesuatu, andaikan ia mau belajar karena takut dihukum hasilnya tidak akan baik, karena ia melakukan dengan terpaksa.

c. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

Siswa yang termotivasi yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia, dan ia juga yakin dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga kelak nanti ujian datang ia sangat optimis dalam menjawab soal.

d. Motivasi melahirkan prestasi

Setiap siswa yang sudah termotivasi dalam belajar, ia tentu akan mellewati setiap pembelajaran dengan baik dan dengan hati senang tanpa keterpaksaan, pembelajaran demi pembelajaran ia lewati dan materi tentunya ia ingat dan fahami, hingga akhirnya ia dapat mengukir prestasi karena hasil dari ujian yang memuaskan.

Dari ciri-ciri motivasi belajar yang dipaparkan di atas sangat jelas bahwa motivasi belajar sangat penting dalam pembelajaran. Alat bantu yang cocok dapat mengkonkretkan masalah yang rumit dan kompleks menjadi seolah-olah sederhana, menurut aliran realisme, belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realitas. Lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai realitas,

makin mudah terjadi belajar pada anak didik.27

27

Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h.147


(31)

B. Media Audio Visual 1. Pengertian Media

Kata media sering sekali kita dengar dan kita ucapkan, akan tetapi

pemahaman masing – masing orang tentang media terkadang berbeda –

beda. Kata media berasal dari bahasa latin yakni medius yang secara

harfiahnya berararti “tengah”, pengantar atau perantara. Dalam bahasa

Arab media disebut wasail bentuk jamak dari wasilah yang artinya juga

“tengah.28 Dari kata tengah tersebut maka kita dapat mengartikan media

itu berada di antara dua sisi, atau disebut juga sebagai perantara atau penghubung atau menyalurkan dari satu sisi ke sisi yang lain.

Dilain pihak National Education Assosiation memberikan definisi

media sebagai bentuk – bentuk komunikasi baik tercetak, maupun audio

visual dan peralatannya dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat didengar atau dibaca. Pengertian lain tentang media sebagaimana dikemukakan AEC (Assosiation of Education and Comunication) yakni segala bentuk dan saluran yang digerakkan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun menurut Fleming media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pokok dan mendamaikannya.

Berbeda halnya seperti yang diungkapkan oleh Marshall Meluhan,

media adalah suatu eksistensi manusia yang memungkinkan

mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia.29

Berdasarkan paparan-paparan para ahli mengenai definisi media, maka peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari sumber pengirim pesan melalui bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun elaktronik yang dapat diraba, dilihat, dan didengar kepada penerima pesan.

28

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, ( Jakarta : Gaung Persada Press, 2012 ) h.6

29

Asep harry Hermawan, Media pembelajaran Sekolah Dasar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010) h. 7


(32)

2. Fungsi dan Manfaat Media

a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, hal ini merupakan

fungsi utama dari media pembelajaran di samping fungsi-fungsi lain.

b. Fungsi semantic, yakni kemampuan media dalam menambah

perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak Verbalistik).

c. Fungsi manipulatif, yakni kemampuan media menghadirkan objek atau

peristiwa yang sulit, menyita waktu,terlalu singkat, terlalu kecil, terlalu kompleks.

d. Fungsi atensi, yaitu meningkatkan perhatian terhadap materi ajar

e. Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat

penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu.

f. Fungsi kognitif, yaitu membantu mengingat, memahami dan berpikir.

g. Fungsi imajinatif, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa.

h. Fungsi motivasi, yakni dapat menumbuhkan minat siswa dan

mendorong siswa untuk belajar dengan aktif.

i. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar

peserta komunikasi pembelajaran.

3. Media Audio Visual

Media terdiri dari tiga macam yaitu, (1) media audio, yang memanfaatkan indera pendengaran, (2) media visual, yaitu memanfaatkan indera penglihatan, (3) media audio visual, yakni memanfaatkan dua panca indera yaitu, pendengaran juga penglihatan. Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis akan memaparkan tentang media audio visual.

media audio visual terdiri dari tiga kata yaitu kata media, yang

artinya penghubung, audio yang artinya pendengaran, dan visual yang

artinya penglihatan, dari ketiga arti kata tersebut maka dapat diartikan secara bahasa bahwa media audio visual adalah penghubung atau perantara


(33)

melalui pendengaran dan juga penglihatan yang dikombinasikan dalam satu proses.

Media audio visual disebut juga dengan multimedia karena menggunakan lebih dari satu media dalam menyampaikan pesan, menurut Gayeski (1993) multimedia sebagai kumpulan media berbasis computer dan sistem komunikasi yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, mengantarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks,

grafik, audio, video dan sebagainya.30

Menurut elsom-cook (2001) multimedia adalah kombinasi berbagai saluran komunikasi menjadi sebuah pengalaman komunikatif yang

terkoordinasi.31namun pengertian multimedia yang digunakan dalam

pengembangan ini adalah presentasi pembelajaran/intruksional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, video, dan audio serta dapat

menyediakan interaktivitas (Rubinson, 2008).32

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media audio visual dapat berupa pesan verbal dan nonverbal. Contoh media audio visual dapat berupa film, video, slide dan OHP yang diberi unsur suara, dan lain lain.

Manfaat dan keunggulan dari media audio visual antara lain :

a. Memotivasi siswa untuk mau mengikuti pembelajaran dengan aktif.

b. Lebih menarik minat siswa

c. Bersifat langsung dan nyata, sehingga siswa dapat dengan jelas melihat

materi atau pembelajaran yang ditayangkan.

d. Memaksimalkan fungsi panca indera, yaitu mata dan telinga

e. Memfokuskan perhatian siswa.

f. Menghemat waktu guru dan siswa.

g. Pembelajaran lebih bervariasi dan berkesan

30

Munir, Multimedia, (Bandung : Alfabeta, 2012), h.2

31Ibid

, h.3

32Ibid,


(34)

Namun ada pula sedikit kelemahan dari media audio visual antara lain:

a. Sulit memilih tayangan yang benar-benar sesuai dengan materi

pembelajaran

b. Membutuhkan alat yang terkadang tidak dimiliki oleh semua sekolah

c. Membutuhkan dana

d. Tidak semua guru mampu mengoprasikan media audio visual

Menurut Syaiful dan Aswan (2002:154) Adapun langkah-langkah penggunaan audio visual adalah:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio

visual sebagai media pembelajaran. Dimaksudkan bahwa penggunaan media audio visual ditulis dalam tujuan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.

2. Persiapan guru. Pada fase ini guru memilih dan menetapkan media

yang akan dipakai guna mencapai tujuan. Media yang dipilih harus patut diperhatikan dan sesuai dengan materi atau konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

3. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa atau kelas harus mempunyai

persiapan sebelum mereka menerima pelajaran dengan menggunakan media ini. Persiapan tersebut meliputi kondisi fisik dan psikis siswa serta segala sesuatu yang akan di butuhkan oleh siswa misalnya alat-alat tulis.

4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Penyajian

bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran akan berjalan lancar apabila guru telah memiliki keahlian dalam menggunakan media pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa ada hambatan dari guru.

5. Langkah kegiatan belajar siswa. Pada fase ini siswa belajar dengan

memanfaatkan media pengajaran yang ada. Sebagai contoh siswa 12 mempraktekkan mengenai isi dari media sesuai dengan kegiatan


(35)

pengajaran atau siswa dilatih cara mengerjakan soal latihan dengan media yang ada dengan bimbingan guru.

6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini siswa dievaluasi oleh

guru mengenai sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang dicapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.

C. Hakikat PKn 1. Pengertian PKn

PKn merupakan kependekan dari Pendidikan Kewarganegaraan. Konsep pendidikan dan kewarganegaraan memiliki pengertian tersendiri.

Konsep pendidikan dalam arti luas dapat berarti, “Suatu proses untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan mencakup

kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih”.33

Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan

konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.34

Mendidik yaitu usaha yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dan

lain-lain. “Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang

bermanfaatbagi perkembangan kemampuan intelektual manusia. Melatih merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah keterampilan tertentu, yang dilaksanakan secara berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak”.35

33

Ine Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2010), h. 39

34

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta, kencana Prenada Media Group, 2013), h.223

35Opcit.


(36)

Konsep kewrganegaraan (citizhenship) dapat diketahui dari pendapat para tokoh pendidikan kewarganegaraan dan berdasarkan penjelasan dalam kurikulum 2006 Depdiknas.

Pendapat para tokoh dapat diketahui dari kutipan-kutipan Winataputra dan Ine Kusuma Aryani mengenai penegrtian PKn. Menurut

Best dalam Winataputra menjelaskan, “Pendidikan kewarganegaraan

sebagai mata pelajaran dalam rangka membentuk pendidikan watak atau karakter, dan pendidikan etika atau kebajikan.” “Chresore dalam Winataputra menjelaskan pendidikan kewarganegaraan dijadikan bidang pengajaran yang lebih khusus, yaitu kewarganegaraan yang berkenaan dengan mata pencaharian, kemasyarakatan, dan perekonomian.”36

Kewarganegaraan sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang dilaksanakan di sekolah yang merupakan mata pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana warga negara seyogyanya melaksanakan hak dan

kewajibannya secara sadar dan penuh tanggung jawab.37

“Kewarganegaraan sebagai suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah

dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.”38 “Kewarganegaraan

merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga siswa menjadi warga negara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih

dan diorganisasikan atas dasar konsep-konsep politik”.39

Menurut Chamim dalam Ine Kusuma Aryani berpendapat, “Pendidikan kewarganegaraan (civic education) bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap, mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, sehingga terwujud warga masyarakat

36

Ibid., h. 130

37

Ine Kusuma Aryani dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, h. 41

38Ibid.

,

39Ibid.


(37)

yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis”.40

Berdasrkan penjelasan Depdiknas, “Pendidikan kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan

berkarakter, sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.41

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi, menjelaskan pengertian mata pelajaran PKn. “Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. 42

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran dan

merupakan program pembelajaran di sekolah dan Pendidikan

kewarganegaraan merupakan suatu disiplin ilmu bagi masyarakat di luar sekolah.

Di sekolah, Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dalam program pembelajaran berisi materi kewarganegaraan yang diarahkan kepada pembentukan diri berdasarkan segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yaitu membina dan mengembangkan kepribadian peserta didik menjadi warga negara yang baik, memiliki karakter kebangsaan, dengan disertai keragaman pengetahuan yang tersusun secara sistematis, terstruktur, dan logis berdasarkan latar belakang peserta didik

40

Ibid.,

41Ibid.

, h. 40.

42Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menenngah, 2008), h. 96- 104


(38)

2. Karakteristik PKn

Karakteristik atau ciri-ciri khusus PKn dapat diketahui dari pengertian, tujuan dan ruang lingkupnya. Di antara karakteristik PKn adalah:

1) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

2) Mendidik siswa memiliki sikap demokratis.

3) Mendidik siswa menghargai kebhinnekaan bangsa Indonesia.

4) Mempelajari makna dan isi Pancasila.

5) Memiliki ruang lingkup yang terdiri atas persatuan dan kesatuan

bangsa, norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga Negara, konstitusi Negara, kekuasan dan politik , Pancasila, serta globalisasi.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam

perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa


(39)

dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan

kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar

negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi

globalisasi.43

Ruang lingkup PKn merupakan materi pokok yang akan diajarkan kepada siswa. Dari delapan ruang lingkup tersebut yang diajarkan di kelas II MI/SD semester I dan II adalah ruang lingkup kebutuhan warga negara yang meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga

43Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

,


(40)

masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara.

4. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi. 44

A. Ubaedillah menambahkan mengenai tujuan Pendidikan Kewargaan atau Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut: Tujuan Pendidikan Kewargaan adalah untuk membangun karakter (chracter building) bangsa Indonesia, membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis dan demokratis namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan integrasi bangsa, mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban

yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.45

44Ibid.

45

A. Ubaedillah dan Abdul Razak. Demokrasi, Hak Asasi, dan Masyarakat Madani,

(Jakarta:Tim Indonesian Center for Civic Education (ICCE) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).Edisi Revisi, h. 11-12


(41)

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di atas berlaku secara umum bagi bangasa Indonesia termasuk para siswa SD/MI. Bagi para siswa dtekankan pada tujuan berfikir rasional, aktif dalam bermasyarakat, bersikap demokratis dan mengetahui cara berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain sesuai dengan norma Pancasila. Bagi masyarakat umum adalah terbentuknya karakter bangsa, menjadi warga negara yang aktif, cerdas, dan demokratis. Masyarakat juga ditananmkan cinta tanah air dan setia pada negara Indonesia.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Nama Peneliti Judul Yang Membedakan dengan

Hasil Penelitian Penulis

1.Jaenudin, A. Peningkatan Hasil

Belajar Siswa pada Palajaran PKn melalui

Penggunaan Media

Audio Visual

 Penelitian ini dilakukan di

MI. Mathla’ul Anwar Nagrog kelas V berjumlah 30 siswa semester genap tahun ajaran 2011/2012

 Hal yang ditingkatkan

adalah hasil belajar.

 Pada siklus I ketercapaian

indikator rata-rata sebesar 66,00 dengan ketuntasan belajar siswa mencapai

76,67 dan presentase

aktivitas guru sebesar

82,14% dan kegiatan

siswa sebesar 73,33%

 Pada siklus II ketercapaian


(42)

pembelajaran sebesar 70,03 dengan ketuntasan belajar mencapai 86,6 dan presentase aktivitas guru

sebesar 94,63% dan

kegiatan siswa sebesar 91,45%

2.Nunung Nurbayani Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas I

Dalam Membaca

Permulaan dengan

Menggunakan Media Audio Visual.

 Penelitian ini dilakukan di

kelas I semester I dengan jumlah siswa 24 siswa MI. Dakwah Islamiyah tahun ajaran 2011/2012

 Mata pelajaran yang

diangkat dalam penelitian

ini adalah Bahasa

Indonesia yaitu membaca permulaan.

 Terdiri dari dua siklus dan

pengumpulan data melalui observasi dan tes hasil belajar

3.Anasrullah Upaya Meningkatkan

Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi dengan Menggunakan Media

Audio Visual di

SMPN 13 Kota

Tangerang Selatan

 Penelitian ini

dilaksanakan di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan yaitu siswa kelas VIII tahun ajaran 2009/2010

dengan menggunakan

penelitian Quasi


(43)

 Instrument analisis dengan

menggunakan model

anates

 N-gain diperoleh kelas

eksperimen yaitu kategori tinggi 10% sedang 65% rendah 25% , sedangkan di kelas control kategori tinggi 2,5%

4.Murti Siswantini Peningkatan Aktivitas

Siswa dan Prestasi Belajar IPS Melalui

Penggunaan Media

Audio Visual pada Siswa Kelas IV SDN 5 Metro Timur

 Penelitian ini dilakukan di

SDN 5 Metro Timur tahun ajaran 2009/2010 kelas IV A berjumlah 29 Siswa dan kelas IV B 27 siswa

 Penelitian ini

dilaksanakan dalam tiga siklus

 Pengumpulan data

aktivitas belajar siswa

yakni visual activities,

oral activities, dan writing activities.

 Hasil observasi rata-rata

skor aktivitas belajar

siswa dari siklus pertama

sampai siklus ketiga

berturut-turut dikelas IV A 74,7, 83,1, dan 83,7 di kelas IV B 76,6, 80,0 dan


(44)

81,5

5.Maknun Peningkatan Hasil

Belajar Siswa melalui Media Audio Visual dan Visual pada Mata Pelajaran PKn Siswa

Kelas V di MI

Hidayatus Shibyan

 Penelitian ini

dilaksanakan di MI

Hidayatus Shibyan pada kelas V yang berjumlah 30 siswa yaitu 15 laki-laki dan 15 perempuan pad

semester genap tahun

ajaran 2011/2012.

 Pada siklus I ketercapaian

indikator rata-rata

pembelajaran sebesar 63,5

sedangkan ketuntasan

belajar siswa hanya

mencapai 76,67 dan

prosentase aktivitas guru sebesar 82,14 % dan kegiatan siswa sebesar 73,33%

 Pada siklus II ketercapaian

indikator rata-rata

pembelajaran sebesar

70,03% dengan ketuntasan belajar siawa mencapai

86,67 dan presentasi

aktivitas guru sebesar

94,63% dan kegiatan


(45)

E. Hipotesis Tindakan

Terdapat peningkatan motivasi belajar PKn dengan penggunaan media audio visual pada kelas III di MI dakwah Islamiyah, Jakarta Timur.


(46)

33

Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di Madrasah Ibtidaiyah Dakwah Islamiyah, Jalan Bhineka III RT. 007 RW. 09 No. 27 Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur pada kelas III ( Tiga ) semester genap bulan April-Mei tahun ajaran 2013-2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Dalam penelitian ini penulis yang juga sebagai peneliti menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) /(Classroom Action Research)

disingkat CAR, nama PTK sendiri sebenarnya sudah menunjukan isi yang

terkandung didalamnya, yaitu terdiri dari kata Penelitian yang berarti

Kegiatan mencermati suatu objek, Tindakan yang berarti suatu gerak

kegiatan yang disengaja, dan Kelas adalah sekelompok siswa.1 yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas (sekolah) tempat ia mengajar dengan melakukan tindakan tertentu seperti penggunaan metode baru, atau penggunaan media yang baru yang belum digunakan sebelumnya, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan hasil belajar.

Adapun tujuan dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran serta peningkatan layanan professional guru dalam menangani

proses pembelajaran2. Setiap siklus pada PTK terdiri dari empat tahap yaitu:

perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dari hasil tindakan (observasing), dan melakukan refleksi tindakan (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau

peningkatan yang diharapkan3.

1

Samsu Sumandayo , Penelitian Tindakan kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.21

2

Maifalinda fatra, Abd.Razak, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 18.

3


(47)

Acting

Planning observing

Reflecting

1. Perencanaan ( Planning )

Sebelum peneliti melakukan tindakan pada proses pembelajaran di kelas, peneliti terlebih dadulu melakukan perencanaan sebagai berikut :

 Menentukan waktu penelitian

 Menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).

 Menyusun lembar observasi.

 Membuat soal test

 Menyiapkan alat dan media yang akan digunaka ( media audio visual )

 Menyiapkan alat dokumentasi

 Menyiapkan bahan ajar atau sumber ajar baik buku, maupun

tayangan-tayangan yang akan disajikan dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual

2. Tindakan ( Action )

Kegiatan tindakan merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK yakni pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini juga dilakukan observasi yang telah bekerja sama dengan observer yaitu guru kelas II.

3. Pengamatan ( observing )

Peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa sebagai indikator motivasi belajar dan observer melakukan pengamatan di sudut kelas sambil mengisi lembar observer.


(48)

4. Refleksi ( Reflection )

Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah diperoleh dari pengamatan yaitu hasil dari lembar observasi yang telah di isi kemudian berdiskusi dengan observer untuk melakukan tindakan selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tidakan kelas ini adalah siswa kelas III (tiga) di MI. Dakwah Islamiyah jalan Bhineka III No. 23 RT. 007 RW. 09 kelurahan cipinang cempedak kecamatan Jatinegara Jakarta Timur, dengan jumlah 42 siswa, yakni 20 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki.

Observer yang membantu peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan adalah guru kelas I yaitu Siti Rachmalia S,Pd.I

b. Lama Tindakan

No Siklus Bulan

1 Siklus Pertama April – Mei 2014

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaksana penelitian. Peneliti yang merancang kegiatan pembelajaran dan membuat lembar observasi kegiatan guru, observasi kegiatan siswa dan angket, peneliti juga mengumpulkan data, menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh rekan sejawat yaitu guru kelas I yaitu Siti Rachmalia dalam melakukan pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran.


(49)

E. Tahapan Intervensi Tindakan

a. Tahapan perencanaan (Planning )

Persiapan sarana dan prasarana penelitian

 Mempersiapkan media audio visual

1. Infocus

2. Laptop

3. Roll kabel

4. CD video

 Setting Ruangan

1. Tidak terlalu terang agar layar terlihat jelas

2. Suara yang cukup sampai siswa yang paling belakang terdengar

jelas

3. Setting infocus pada layar dengan jelas dan terlihat oleh seluruh

siswa dari semua sudut

 Indikator kinerja

Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi siswa yaitu siswa dengan mudah memahami makna dari intruksi guru, sehingga proses belajar mengajar lebih efektif.

b. Tahap pelaksanaan ( Action )

 Skenario Pembelajaran

1. Mengkondisikan kelas baik posisi tempat duduk kerapihan,

kebersihan, serta kondisi siswa.

2. Melakukan pembelajaran sesuai dengan Rpp

c. Tahap pengamatan ( observing )

 Skenario pengamatan

1. Menyiapkan lembar observasi

2. Mempersiapkan posisi observer

3. Memperhatikan siswa

4. Mengamati perubahan tingkah laku siswa

d. Tahap Refleksi (Reflection )

 Analisis data

1. Diskusi, keberhasilan, kegagalan, dan hambatan


(50)

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan adanya peningkatan motivasi belajar pada siswa sehingga siswa dapat belajar dengan senang hati tanpa rasa keterpaksaan, menikmati pembelajaran dengan penuh semangat, dan suasana pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan, serta panca indra penglihatan dan pendengaran terangsang dengan baik untuk mengingat materi pembelajaran, dengan demikian pembelajaran terasa lebih bermakna dan berkesan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa. Jika siswa termotivasi dengan baik maka hasil belajar pun akan baik pula

Peneliti mengharapkan hasil skor observasi maupun angket mencapai 85 atau lebih, sehingga telah menggambarkan siswa-siswi yang melakukan pembelajaran dengan motivasi yang sangat baik.

Tabel 3.1 Skala Penilaian Jumlah Skor

No Skala Deskripsi

1 85 – 100 Sangat Baik

2 75 – 84 Baik

3 60 – 74 Cukup

4 40 – 60 Kurang

5 0 - 39 Sangat Kurang

G. Data dan Sumber Data

Adapun sumber dan data yang diperoleh sebagai berikut:

1. Sumber data : Sumber data pada penelitian ini adalah siswa-siswi


(51)

2. Jenis data : Jenis data pada penelitian ini terdiri dari hasil observasi siswa, observasi guru serta angket yang diberikan kepada siswa.

H. Instrumen Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka terlebih dahulu dibuat instrument pengumpulan data yang terdiri dari :

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang

menggunakan pengamatan perhadap objek penelitian. Pengamatan ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung ketika penelitian sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan media audio visual terhadap motivasi siswa sehingga berhasil mancapai harapan yang ditargetkan serta, observasi ini juga mengamati persiapan dan pelaksanaan guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Instrumen Lembar Observasi Praktik Mengajar

Variabel Indikator Instrumen

Pengajar Kemampuan membuka

pelajaran

a. Menarik Perhatian siswa

b. Menghadirkan motivasi

c. memberi acuan bahan ajar yang

akan disajikan

d. Mengadakan apersepsi

Sikap Peneliti dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara

b. Gerakan tubuh tidak mengganggu

perhatian siswa

c. Mobilitas posisi tempat yang tidak


(52)

Penguasaan bahan pembelajaran

a. Penyajian bahan relevan dengan

indicator

b. Bahan-bahan pembelajaran

disajikan sesuai RPP

c. Menampakan kedalaman pokok

bahasan

d. Mencerminkan keluasan wawasan

Proses KBM

Proses pembelajaran a. Kesesuaian penggunaan strategi

atau metode

b. Kejelasan dalam menerangkan

materi

c. Keterampilan dalam menanggapi

respon siswa

d. Kecermatan dalam memanfaatkan

waktu

Media Kemampuan menggunakan

media

a. Keterampilan dalam

mengoprasikan

b. Ketepatan saat penggunaan media

c. Keterampilan mengarahkan siswa

Evaluasi Kemampuan melakukan

penilaian

a. Mengadakan tanya jawab lisan

b. Mengadakan tes tertulis

c. Relevansi jenis-jenis penilaian

dengan indikator

d. Penilaian sesuai dengan RPP

Kemampuan menutup

pelajaran

a. Memberikan penguatan materi

b. Memberikan kesempatan bertanya

c. Memberikan kesimpulan

d. Menginformasikan materi


(53)

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa

Vriabel Indikator Instrumen

Siswa Sikap siswa Siswa menunjukan sikap senang

Siswa aktif dalam pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa tidak mengantuk

Respon siswa

Siswa mengomentari tayangan Siswa bertanya kepada guru Siswa menjawab pertanyaan guru Siswa menunjukan ekspresi semangat Siswa mnjawab pertanyaan teman Siswa berkompetisi dalam menjawab

Ekspresi siswa Siswa serius mengikuti pelajaran

Siswa fokus memperhatikan tayangan Siswa tidak mencari kesibukan lain Siswa terlihat ceria

Siswa merasa belajar cepat selesai Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir Media Audio

Visual

Pengaruh Media Media audio visual merangsang minat siswa

Media audio mengalihkan perhatian siswa

Media audio visual membangkitkan semangat siswa

Siswa merasakan sesuatu yang baru dari media audio visual

Medi audio visual membantu daya ingat siswa Media audio visual memberikan pembelajaran bermakna pada siswa


(54)

2. Angket

Angket ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang dapat menggambarkan termotivasi atau tidaknya siswa dengan media audio visual saat pembelajaran PKn. Tes ini juga digunakan untuk mengumpulkan data pada akhir tindakan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket

No Indikator

Instrumen

1

Sikap siswa

1) Apakah kamu senang mengikuti pembelajaran hari ini?

2) Apakah kamu merasa waktu belajar sangat

cepat?

3) Apakah kamu menyukai suasana belajar seperti

hari ini?

4) Apakah kamu lebih suka pembelajaran tanpa

media audio visual

2

Ekspresi Siswa

5) Apakah kamu menjadi semangat dalam belajar?

6) Apakah merasa bosan dengan pembelajaran

hari ini?

7) Apakah kamu malas mengikuti pembelajaran

hari ini?

3

Respon siswa

8) Apakah tayangan yang diberikan guru menarik perhatian kamu?

9) Apakah pembelajaran menggunakan media

audio visual sangat tidak menarik?

10)Apakah saat pembelajaran kamu merasa


(55)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memerikan gambaran bagaimana sebuah kegiatan penelitian dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengambilan gambar pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilakukan. Data yang dihasilkan berupa foto atau gambar dari kegiatan pembelajaran.

I. Teknik Pengumpulan

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.5 Teknik pengumpulan Data

No Kegiatan Teknik Pengumpulan Data

1 Penelitian Pendahuluan Observasi Awal dan Angket

2 Proses pembelajaran Pedoman Observasi

3 Akhir penelitian Angket

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data yang memeriksa kebenaran hipotesis konstruk atau analisis penelitian dengan membandingkan dengan hasil orang lain. Adapun tindakan yang dilakukan adalah :

1. Pengambilan data dari berrbagai sumber, yaitu peneliti, guru dan siswa

(Source Triangulation)

2. Penggunaan berbagai alat atau instrument agar data yang terkumpul lebih

akurat (Instrument Triangulation). Langkah yang ditempuh adalah mengisi lembar observasi.

3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang

terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, dan pengambilan gambar dalam bentuk foto.


(56)

4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.

5. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul terdiri dari hasil aktivitas siswa sebagai indicator motivasi belajar siswa, hasil observasi aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model latihan secara individu dan hasil belajar berupa tes setiap akhir siklus sebagai indicator pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan.

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah :

1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap

siklus dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn kelas III dengan menggunakan media audio visual.

Berikut adalah lembar observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas siswa.


(57)

Tabel 3.5 Lembar Observasi Praktik Mengajar Nama Observer:

Jabatan :

Hari/Tanggal :

No HAL YANG DIAMATI YA TIDAK

1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik Perhatian siswa

b. Menghadirkan motivasi

c. memberi acuan bahan ajar yang akan disajikan

d. Mengadakan apersepsi

2 Sikap Peneliti dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara

b. Gerakan tubuh tidak mengganggu perhatian siswa

c. Mobilitas posisi tempat yang tidak mengganggu

siswa

3 Penguasaan bahan pembelajaran

a. Penyajian bahan relevan dengan indicator

b. Bahan-bahan pembelajaran disajikan sesuai RPP

c. Menampakan kedalaman pokok bahasan

d. Mencerminkan keluasan wawasan

4 Proses pembelajaran

a. Kesesuaian penggunaan strategi atau metode

b. Kejelasan dalam menerangkan materi

c. Keterampilan dalam menanggapi respon siswa

d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu

5 Kemampuan menggunakan media

a. Keterampilan dalam mengoprasikan

b. Ketepatan saat penggunaan media

c. Keterampilan mengarahkan siswa

6 Evaluasi

a. Mengadakan tanya jawab lisan

b. Mengadakan tes tertulis

c. Relevansi jenis-jenis penilaian dengan indikator

d. Penilaian sesuai dengan RPP

7 Kemampuan menutup pelajaran

a. Memberikan penguatan materi

b. Memberikan kesempatan bertanya

c. Memberikan kesimpulan

d. Menginformasikan materi berikutnya


(58)

Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

NO HAL YANG DIAMATI 4 3 2 1

1 Siswa menunjukan sikap senang

2 Siswa aktif dalam pembelajaran

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru

4 Siswa terlihat ceria

5 Siswa lebih banyak tersenyum

6 Siswa serius mengikuti pelajaran

7 Siswa fokus memperhatikan tayangan

8 Siswa mengomentari tayangan

9 Siswa menunjukan ekspresi semangat

10 Siswa bertanya kepada guru

11 Siswa menjawab pertanyaan guru

12 Siswa mnjawab pertanyaan teman

13 Siswa tidak mencari kesibukan lain

14 Siswa saling bekompetisi dalam menjawab

15 Siswa tidak merasa bosan

16 Siswa tidak mengantuk

17 Siswa merasa belajar cepat selesai

18 Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir

19 Media audio visual merangsang minat siswa

20 Media audio mengalihkan perhatian siswa

21 Media audio visual membangkitkan semangat

siswa

22 Siswa merasakan sesuatu yang baru dari media

audio visual

23 Media audio visual membantu daya ingat siswa

24 Media audio visual memberikan pembelajaran

bermakna pada siswa

25 Siswa mengerjakan test dengan konsentrasi

Keterangan :

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang


(59)

Tabel 3.7 Lembar Angket

Nama :

Hari/Tanggal :

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah kamu senang mengikuti pembelajaran hari

ini?

2 Apakah kamu merasa waktu belajar sangat cepat?

3 Apakah tayangan yang diberikan guru menarik

perhatian kamu?

4 Apakah kamu menyukai suasana belajar seperti hari

ini?

5 Apakah kamu menjadi semangat dalam belajar?

6 Apakah merasa bosan dengan pembelajaran hari ini?

7 Apakah saat pembelajaran kamu merasa ngantuk

dan ingin cepat berakhir

8 Apakah kamu malas mengikuti pembelajaran hari ini

9 Apakah pembelajaran menggunakan media audio

visual sangat tidak menarik?

10 Apakah kamu lebih suka pembelajaran tanpa media


(60)

47

A.

DESKRIPSI DATA

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dakwah Islamiyah berada di jalan Bhineka III RT. 07 RW. 09 N0. 27 Kelurahan Cipinang Cempedak Kecamatan Jatinegara Jakarta Timur, letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau baik dengan

kendaraan umum, atau pribadi. MI. Dakwah Islamiyah ini berada ditengah –

tengah pemukiman mansyarakat yang latar belakang agamanya mayoritas non muslim dan mayoritas keturunan Cina, namun tetap bersikap toleransi antar umat beragama sehingga dapat tercipta kerukunan.

Profil sekolah Identitas sekolah

Nama Sekolah : MI Dakwah Islamiyah

NSM : 112317230014

Propinsi : DKI Jakarta

Kecamatan : Jatinegara

Kelurahan : Cipinang cempedak

Kode Pos : 13340

Status Sekolah : Swasta

Akreditasi : B

Surat keputusan / SK Nomor : BAP. Dd No. 017876

Tahun berdiri : 1964

Kegiatan Belajar mengajar : Pagi


(61)

Keadaan Murid

Tabel 4.1 Keadaan Murid Tahun Ajaran 2013/2014

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelas I 29 29 58

Kelas II 26 19 45

Kelas III 19 17 36

Kelas IV 24 13 37

Kelas V 14 19 33

Kelas VI 18 20 38

Jumlah 130 117 247

Keadaan Guru

Tabel 4.2 Keadaan Guru tahun Ajaran 2013/2014

No Nama Guru Jabatan Pendidikan

1 Minda Fithriya M,Pd.I Kepala Sekolah S II PAI UIJ

2 Siti Nurhidayah S,Pd.I Wali kelas VI S I PAI UMJ

3 Nashirotunnisa S,Pd. Guru Bahasa Inggris S I PBI UMJ

4 Nurhayati S,Pd.I Guru Kelas II S I UNIAT

5 Nurbayani S,Pd Guru kelas I SI UIN Jakarta

6 Sri Turi Saenah S,Pd Guru bidang studi SI UIN Jakarta

7 Siti Rachmalia S,Pd.I Guru kelas I SI INSIDA Jakarta

8 Rosia Hartika A,Ma Guru kelas III SI STAI Siliwangi

9 Abdul Haris S,Pd.I Guru Bidang Studi SI PAI Assyafi’iyah

10 Abdurahman Jamil Operator dan TU Bina Teknik

11 M.Saiful Anwar Pegawai Perpus SMU


(62)

Adapun Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dari tanggal 22 April 2014 sampai dengan 13 Mei 2014 yang terdiri dari 1 siklus yang dibagi menjadi 4 pertemuan yang dilaksanakan pada kelas III dengan jumlah siswa 36 orang yaitu yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Dengan bantuan teman sejawat sebagai observer yaitu Siti Rachmalia S.Pd.I sebagai guru kelas 1 dan peneliti sekaligus pengajar di kelas III, dengan demikian lebih mudah peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas tersebut

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan untuk persiapan siklus I ini terdiri dari pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP), lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan soal angket. Mempersiapkan perlengkapan media audio visual, serta tayangan yang akan ditampilkan selama 4 pertemuan sesuai dengan materi mengenal kekhasan bangsa Indonesia sebagaimana yang telah tertuangkan dalam RPP.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama ini dilakukan pada hari selasa tanggal 22 April 2014, peneliti sebagai guru mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti; laptop, infocus, speaker, dan roll kabel. Guru juga mengkondisikan kelas agar tidak gaduh, juga mengatur agar semua siswa dapat melihat dan mendengar tayangan video dengan jelas. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu dengan metode demonstrasi, dengan menampilkan video tarian daerah, lagu-lagu daerah dan alat-alat musik tradisional. Guru menginstruksikan siswa untuk memperhatikan video yang ditayangkan sebagai demonstrasi, sambil mencatat apa nama tarian, lagu, atau alat musiknya dan dari mana daerah asalnya, serta terbuat dari apa dan bagaimana cara memainkannya untuk alat musik tradisional yang nantinya sekaligus sebagai hasil kinerja siswa


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Rosia Hartika, lahir di Jakarta, 28 Agustus 1985, sebagai

putri ke 9 dari sepuluh bersaudara dari pasangan yang berbahagia Bapak Ramdani (almarhum) dan Ibu Mintarsih (almarhumah), adalah mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (FITK) angkatan tahun 2014.

Sejak duduk di bangku MTS/SMP sudah aktif mengikuti berbagai kegiatan ektrakurikuler di sekolah, yakni osis dan pramuka tanpa meninggalkan prestasi di kelas yang selalu masuk tiga besar, pernah menjabat sebagai ketua dewan ambalan putri di bangku MA/SMA.

Diluar sekolah juga selalu aktif dalam kegiatan keremajaan, seperti karang taruna dan remaja masjid. Senang mengikuti berbagai seminar dan pelatihan demi menambah wawasan untuk menjadi pengajar yang professional.

Setelah lulus D3 PGSD STAI siliwangi Bandung, mengajar di MI.Dakwah Islamiyah cawang, Jakarta Timur, dengan harapan membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia kelak yang berkepribadian cerdas dan berakhlak mulia.


Dokumen yang terkait

Peningkatan motivasi belajar siswa kelas X melalui media audio visual pada mata pelajaran PAI di SMK Karya Ekopin

0 5 96

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar PKN pada siswa kelas III di MI Dakwah Islamiyah Cawang Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 8 103

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada kompetensi dasar perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual di MI Jauharotul Huda Cakung Jakarta Timur

0 17 122

Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi

1 12 0

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V A MI “Al-Husna” Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

2 15 127

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42