135
d. Pener ima
Receiver
Pener ima mer upakan pihak yang menjadi sasar an pesan yang dikir im oleh sumber . Pener ima bisa t er dir i dar i sat u or ang at au lebih, bisa dalam
bent uk kelompok, par t ai, at au Negar a e.
Hasil pengar uh
Effect Effect
adalah hasil akhir dar i suat u komunikasi, yakni sikap dan t ingkah laku or ang, sesuai at au t idak dengan yang kit a inginkan sebelum dan set elah
mener ima pesan. f.
Umpan Balik
Feedback Feedback
mer upakan t anggapan at as pesan yang diter ima
r eceiver .
Ada yang ber anggapan bahw a
feedback
sebenar nya adalah salah sat u bent uk dar ipada pengar uh yang ber asal dar i pener ima, akan t et api sebenar nya
feedback
juga bisa ber asal dar i unsur lain seper t i pesan, dan media, meski pesan belum sampai pada pener ima.
g. Lingkungan
Lingkungan at au sit uasi mer upakan fakt or -fakt or ter t ent u yang dapat mempengar uhi jalannya komunikasi.
2.3 Komunikasi antar budaya
Dalam sub bab ini, definisi komunikasi ant ar budaya akan papar kan lebih lanjut dengan menggunakan definisi par a ahli. Ter dapat ber bagai macam
definisi komunikasi ant ar budaya, salah sat unya adalah definisi komunikasi ant ar budaya yang diungkapkan oleh Devit o 2011. Dalam definisinya Devit o
menyat akan bahw a Komunikasi ant ar budaya mer upakan komunikasi yang t er jadi di ant ar a or ang-or ang dar i kult ur yang ber beda, yakni ant ar a or ang-
or ang yang memiliki keper cayaan, nilai dan car a ber per ilaku kult ur al yang ber beda. Devinisi Devit o t er sebut diat as menjelaskan bahw a per bedaan
136
keper cayaan, nilai dan car a ber per ilaku yang ber beda mer upakan fakt or-fakt or yang menyebabkan t er jadinya komunikasi ant ar budaya. Sejalan dengan
definisi komunikasi ant ar budaya yang dikemukakan oleh Devit o, St ew ar t dalam Mulyana 2001 mendefinisikan komunikasi ant ar budaya sebagai
komunikasi yang t er jadi dibaw ah suat u kondisi kebudayaan yang ber beda bahasa, nor ma, adat dan kebiasaan.
Dar i definisi diat as maka dapat dilihat ket er kait an bahw a komunikasi ant ar budaya adalah komunikasi ant ar a sat u pihak dengan pihak yang lainnya
dimana lat ar belakang sist em keper cayaan, nor ma dan nilainya ber beda. Kar ena adanya per bedaan nilai , nor ma dan sist em keper cayaan yang melat ar
belakangi komunikasi ant ar budaya, maka dalam komunikasi ant ar budaya akan t imbul ber bagai macam hambat an-hambat an komunikasi ant ar budaya.
Selanjut nya, Novinger 2001 menyat akan bahw a dalam komunikasi ant ar budaya, r eaksi negat if dan evaluat if individu t er hadap sebuah budaya
dapat mencipt akan hambat an komunikasi. Dalam hal ini r eaksi individu yang ber sifat evaluat if menyebabkan hadir nya hambat an komnikasi. Pada kasus ini
yang menjadi fokus adalah r eaksi individu yang mer upakan hambat an yang muncul ket ika komunikasi anat ar budaya ter sebut t er jadi. Dengan demikian,
ket ika seseor ang menilai negat if sebuah budaya maka dia akan mengalami hambat an
dalam komunikasinya.
Selain it u,
Tr acy Novinger
juga menambahkan bahw a hambat an komunikasi ant ar budaya dapat dibagi dalam
t iga jenis, yakni hambat an per sepsi, hambat an ver bal dan hambat an nonver bal. Dalam penjelasannya Tr acy Novinger menyat akan bahw a hambat an
per sepsi meliputi w ajah
face
, nilai
values
, dan pandangan dunia
wor ldview
. Wajah
face
mer upakan nilai at au per t ahanan seseor ang t er hadap pandangan di depan or ang lain. Dengan kat a lain, w ajah lebi h
mer ujuk kepada har ga dir i sehingga seseor ang akan dapat menjaga har ga dir inya manakala sesor ang it u dapat memper t ahankan pandangan posit if di
137
depan or ang lain. Sejalan dengan per nyat aan t ersebut Samovar , Por t er McDaniel 2010 :259. Menyat akan bahw a dalam hal ini w ajah sebagai salah
sat u hambat an pr esepsi lebih banyak t er kait dengan bagaimana seseor ang ingin or ang lain melihat t er hadap dir inya, yang dipengar uhi dar i int er aksi
sosial, dan lain sebagainya, sehingga hal ini bisa diper oleh at au bisa hilang. Selain it u, fakt or hambat an pr esepsi yang lain dalam komunikasi lint as budaya
dipengar uhi oleh adanya per bedaan nilai. Salah sat u nilai yang ada dalam masyar akat dapat diamat i melalui agama at au sist em keper cayaan yang dianut
at au ber laku dalam masyar akat . Nilai agama yang ada dalam masyar akat muncul dalam bent uk pola dan pandangan hidup. Bahkan, Fer r ar o dalam
Samovar , Por t er McDaniel2010 menambahkan bahw a pengar uh agama dapat dilihat dar i jalinan semua budaya, kar ena hal ini ber sifat dasar . Dengan
demikian, Nilai agama ini juga ber pengar uh pada car a pandang
wor ldview
yang meliput i bagaimana or ient asi budaya t er hadap Tuhan, alam, kehidupan,
kemat ian dan alam semest a, ar t i kehidupan dan keber adaan. Selain hambat an pr esepsi dalam hambat an komunikasi ant ar budaya
juga disebabkan oleh adanya per bedaan sikap ver bal dan non ver bal, Novinger 2001:42 menyat akan bahw a sikap mer upakan r anah psikologis
yang secar a jelas memengar uhi per ilaku dan menyimpangkan per sepsi. Oleh kar ena it u, per ilaku yang dilakukan oleh seseor ang at au bahkan penyimpangan
pr esepsi yang ada pada dir i seseor ang adalah pengar uh dar i sikap yang dimiliki or ang t er sebut . Lebih lanjut , Ting-Toomey 2005 mengklasifikasikan
sikap dalam dua aspek yait u kognit if dan afekt if. . Aspek kognitif mer ujuk pada keinginan unt uk menahan pendapat yang ber sifat et nosent r is dan kesiapan
unt uk mempelajar i mengenai isu per bedaan lint as budaya dengan pandangan t er buka. Dalam hal ini aspek kognit if dalam sikap ser ing dikat egor ikan sebagai
hambat an yang ber upa ver bal. Adapun hambat an yang ber upa non ver bal masuk dalam kat egor i aspek afekt if yang mer ujuk pada komit men emosional
unt uk t er libat dalam par t isipasi per spektif kult ur al, dan pengembangan r asa empat i dalam memahami per bedaan kelompok kult ur al.
138
3. METODE PENELITIAN