Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

Hesti Yudhiastuti

ABSTRAK
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER
BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA
MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap
SMP Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
HESTI YUDHIASTUTI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan
konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

Desain penelitian adalah pretes-postes non ekuivalen. Sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas VIIB dan VIIC yang dipilih secara purposive sampling. Data
penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu

hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari pretes dan postes. Data pretes dan
N-Gain,diambil dengan uji U serta uji-t untuk data postes dengan program SPSS
17 taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif yaitu aktivitas belajar siswa yang
diperoleh dari lembar observasi, dan tanggapan siswa terhadap pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang diperoleh dari angket

ii

Hesti Yudhiastuti
kemenarikan penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang
dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan hasil belajar
(aspek kognitif). Pada kelas dengan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar (N-gain 0,71) lebih tinggi dan berbeda nyata daripada kelas yang
pembelajarannya menggunakan metode diskusi (N-gain 0,44). Selain itu rata-rata
peningkatan indikator hasil belajar siswa untuk setiap indikator yang diamati pada
kelas eksperimen (57,90) lebih tinggi daripada kelas kontrol (37,93). Berdasarkan
rata-rata indikator penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen

mengalami peningkatan 19,97% lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Aktivitas belajar siswa yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar menunjukan interpretasi tinggi, sedangkan pada kelas kontrol tanpa
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menunjukkan
interpretasi sedang. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan
positif terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan
demikian pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mampu
neningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi
pokok Ekosistem.

Kata kunci : Aktivitas belajar, Ekosistem, lingkungan sumber belajar, dan
penguasaan konsep.

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sido Binangun, Kecamatan
Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi

Lampung pada tanggal 03 Januari 1992, merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sri
Haryanto dan Ibu Mariyem. No Hp/E-mail:
081214555910/ phestiyudhi@yahoo.com
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Al-Qur’an Tanjung Harapan, Kec.
Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (1996-1998). SD Negeri 4 Sido Binangun, Kec.
Way Seputih, Kab. Lam-Teng (1998-2004), SMP Negeri 1 Seputih Banyak, Kec.
Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (2004-2007), SMA Negeri 1 Seputih Banyak,
Kec. Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis
terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Lampung.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN Liwa, Kec.
Balik Bukit, Kab. Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan
Terintegrasi di Pekon Gunung Seugih, Kec. Balik Bukit, Kabupaten Lampung
Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Seputih Banyak
untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd.

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ibuku (Mariyem) dan Bapakku (Sri Haryanto, S.Pd.), yang telah mendidik dan membesarkan ku
dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang
yang selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku
menuju kesuksesan dan kebahagian.
Adikku tersayang (Trisna Asih Nur Azizah) yang membuatku semangat untuk selalu menjadi
kakak terbaik untuknya, serta keluarga besar yang selalu memotivasi ku dan menyayangiku.
Sahabat-sahabat terbaikku (Cincin Bertasari, Ni Wayan Nila Sri Lestari, Ika Rahmawati,
Hotmauli Situmorang, Veronika Boru Hutagaul, dan Kartika Ayu Wulandari). Eka widi
Susanti, Preswanti, Ni Made Wira Wati, Indri, beserta sahabat-sahabat lama dan
seluruh penghuni asrama Angansaka yang selalu berusaha membuat aku tetap
tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan
rasa sedih yang ada, pendengar setia setiap kegundahanku.
Kekeluargaan dan kebersamaan kalian merupakan
kesempatan paling berharga bagi ku untuk
bisa berjuang bersama kalian.
Pak Cik (Rahmat Saleh) yang selalu memberi dukungan dan nasehat-nasehatnya, serta KSS
(Kelompok Study Seni) yang telah memberi semangat baru untuk ku.

Seseorang (calon imamku) yang tak hentinya mengajarkan ku tentang ketulusan,
kesabaran, dan kasih sayang.
Teman-teman sejatiku (Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2010 Unila)
Untuk kesannya selama aku menempuh pendidikan S1.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Moto
Sabar memiliki dua sisi .. sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain
adalah bersyukur kepada Allah SWT ..
(Ibnu Mas ud)

Tidak akan ada sesuatu yang susah pabila masih ada keluarga
yang berdiri disamping kita
(Hesti Yudhiastuti)

Ketika kamu percaya dan kamu yakin maka dengan usaha dan do a
tak ada yang tak mungkin
(Hesti Yudhiastuti)

Belajarlah dari kesalahan di masa lalu, mencoba dengan cara yang

berbeda, dan selalu berharap untuk sebuah kesuksesan di masa depan,..
Think big, and act now
(Hesti Yudhiastuti)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PEMANFAATAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP
OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas segala bimbingan dan

saran perbaikannya;
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran
perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

xi

7. Sunarko, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan
selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIB dan VIIC SMP Negeri 1
Seputih Banyak atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
9. Teman-teman seperjuangan (Pendidikan Biologi 2010), kakak dan adik tingkat
Pendidikan Biologi FKIP UNILA, terima kasih atas motivasi dan
kebersamaan selama ini;
10. Temanku Aji Kurnia Irawan, kak Yudi Saputra, kak Fitriadi, dan semua pihak
yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
11. Almamater tercintaku, Universitas Lampung;


Bandar Lampung,
Penulis

November 2014

HESTI YUDHIASTUTI

xii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

F.
G.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
Kerangka Pikir ......................................................................................
Hipotesis................................................................................................

1
5
5
6
7
7
10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajaran .................................. 11
B. Aktivitas Belajar.................................................................................... 17
C. Penguasaan Konsep……….................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur penelitian................................................................................
Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data.............................................
Teknik Analisis Data ............................................................................
Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa .........................................


24
24
24
25
32
34
39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

43
48

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
xiii

54
54

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

56

LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
11.

Silabus ...............................................................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................
Lembar Kerja Siswa .........................................................................
Rubrik Lembar Kerja Siswa ..............................................................
Kisi-Kisi Pretes dan Postes ...............................................................
Soal Pretes dan Postes.......................................................................
Rubrik Test ........................................................................................
Data-Data Hasil Penelitian ................................................................
Foto-Foto Penelitian .........................................................................

xiv

57
59
67
74
76
80
82
84
94

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Kriteria N-Gain yang diperoleh dari siswa .......................................

34

2.

Lembar observasi aktivitas siswa ....................................................

38

3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa .................... ..............................

39

4. Pernyataan angket tanggapan siswa ............................... ..................

39

5.

Skor tipe pernyataan tanggapan siswa .............................................

40

6.

Penskoran angket tanggapan siswa ..................................................

41

7.

Tabulasi data angket tanggapan siswa ..............................................

41

8.

Tafsiran Presentase Jawaban ........................ ...................................

42

9.

Hasil analisis data pretes, postes, dan N-gain penguasaan konsep
oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ........ .........................

43

10. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator hasil belajar kognitif
pada penguasaan konsep oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol ..

44

11. Data persentase penguasaan konsep oleh siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol .....................................................................

45

12. Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol ..............

46

13. Data nilai pretes, postes dan N-gain kelas kelas eksperimen ...........

84

14. Nilai kognitif siswa perindikator soal pretes kelas kontrol ..............

85

15. Nilai kognitif siswa perindikator soal postes kelas kontrol ....... .......

87

xv

16. Analisis perindikator penguasaan konsep oleh siswa pada soal
pretes dan postes kelas eksperimen ..................................................

89

17. Analisis data angket tanggapan siswa ..............................................

91

18. Analisis data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam
Pembelajaran pada kelas eksperimen .......... .....................................

92

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ..........................

9

2. Desain Pretes-Postes kelompok non-ekuivalen...................................

25

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar . ...................................................................................

47

4. contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk
ranah kognitif C1 (Ingatan)..................................................................

52

5. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk
ranah kognitif C2 (Pemahaman) ..........................................................

52

6. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk
ranah kognitif C3 (Penerapan) .............................................................

53

7. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk
ranah kognitif C4 (Analisis).................................................................

53

8. Guru memberikan pretes diawal pertemuan ........................................

94

9. Guru memberi apresepsi dan motivasi.................................................

94

10. Siswa melakukan pengamatan dihalaman sekolah. .............................

95

11. Siswa melakukan pengamatan di ladang singkong..............................

95

12. Siswa melakukan pengamatan disawah ...............................................

96

13. Guru memberi pengarahan dalam mengerjakan LKS..........................

96

14. Siswa mengerjakan LKS setelah pengamatan......................................

97

15. Siswa mempresentasikan LKS hasil diskusi kelompok ......................

97

16. Guru memberikan postes ...................................................................

98

17. Guru Guru memberikan pretes ...........................................................

98

xviii

18. Tiap siswa mengerjakan LKS dengan kelompok masing-masing .......

99

19. Anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya ....

99

20. Guru memberikan postes …………………………................................. 100

xix

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu investasi yang sangat berharga bagi suatu
negara. Apabila pendidikan dikelola dengan benar, maka hasil (output)
juga kan bagus. Undang-Undang Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat satu mengemukakan, “Pendidikan adalah
usaha bawah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan
kegiatan suatu negara. Pelaksanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu negara sehingga kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat negara tersebut dapat ikut berkembang
sejalan dengan berkembangnya penyelenggaraan pendidikan.

Peraturan mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 22 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat

2

Satuan Pendidikan, menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
termasuk Biologi berkaitan dengan cara memahami alam secara sistematis,
sehingga bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan (produk
ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi lebih sebagai proses penemuan. Pembelajaran IPA termasuk Biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan lingkungannya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA
termasuk Biologi hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami
alam secara ilmiah.

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus
dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah
dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi
pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi
atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan
guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran
(Awaluddin, 2010:1).

Observasi di sekolah SMP Negeri 1 Seputih Banyak telah dilakukan pada
tanggal 21 November 2013 sebagai studi pendahuluan, hasil wawancara
dengan guru Biologi menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi lebih

3

cenderung menggunakan metode ceramah saja. Hal ini menimbulkan
kemampuan siswa secara intelektual, manual dan sosial menjadi kurang
berkembang. Subiantoro (2009: 105) menyatakan bahwa penyampaian
informasi yang sarat dan dominan satu arah dari guru dan ceramah,
menyebabkan sedikitnya kesempatan dan ruang bagi siswa untuk
berinteraksi dengan objek kajian Biologi secara langsung. Oleh karena itu,
mata pelajaran Biologi sering diidentikkan dengan mata pelajaran hafalan
saja sehingga siswa menjadi jenuh dan akhirnya mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep atau teori Biologi.

Salah satu proses pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru
guna menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut untuk
lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guna
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa. Pembelajaran dilaksanakan
secara terintegrasi menggunakan berbagai sumber belajar, salah satunya
yaitu lingkungan sekolah, sehingga pengetahuan peserta didik menyeluruh,
tidak terpisah-pisah dalam tiap bidang studi.

Pada materi pokok Ekosistem, pembelajaran dengan pengalaman langsung
dapat dilakukan melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah. Siswa
diharapkan mampu mencapai kompetensi dasar yaitu menentukan
ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem. Dari hasil
observasi yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan nilai rata-rata dari
siswa kelas VII SMN Negeri 1 Seputih Banyak yang masih renda. Hal ini

4

dikarenakan kurang tepatnya metode atau pendekatan pembelajaran,
pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa kurang berperan aktif dalam
proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri
pengetahuannya, sehingga siswa hanya menghafal fakta-fakta dari buku
sehingga siswa kurang dapat dapat menguasai konsep dari materi yang
diberikan. Dari observasi tempat yang telah dilakukan, SMP Negeri 1
Seputih Banyak terletak di daerah yang sedikit agak jauh dari pemukiman
warga, dikelilingi persawahan, ladang, dan kebun milik warga. Suasana
yang asri dilingkungan sekolah tersebut sangat menunjang untuk
dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang efektif untuk siswa kelas VII
untuk materi pokok Ekosistem.

Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dalam pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber balajar. Salah satunya dilakukan oleh
Maryam (2013: 30) dengan analisis data menunjukkan bahwa terjadi
keberhasilan siswa dalam meningkatkan nilai postes pada pembelajaran
Biologi yang mencapai nilai ≥ 70 hingga 82,86%. Selain itu penelitian
yang dilakukan oleh Khanifah, dkk. (2012: 84-85) pembelajaran dengan
pemanfaatan lingkungan sekolah menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa.

Konsep akan lebih mudah dipahami siswa apabila siswa memiliki
pengalaman balajar secara langsung dalam mempelajarinya, oleh karena itu
pengalaman belajar yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan
di lingkungan sekitar sekolah, dimana akan banyak menuntut aktivitas

5

siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep
oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok
Ekosistem?

2.

Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok
Ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.

Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem dengan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

2.

Peningkatan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Ekosistem
dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman yang nyata bagi peneliti untuk dapat merancang
dan melaksanakan pembelajaran yang efektif serta dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sebagai calon guru dalam membelajarkan
siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.
2. Bagi siswa
Memberikan sumber belajar yang bervariasi dan pengalaman langsung
kepada siswa agar terbiasa membangun pengetahuan sehingga mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep.
3. Bagi Guru
Memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif bagi guru guna
meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada meteri pokok ekosistem
dengan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
4. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan proses
pembelajaran Biologi di sekolah dengan menerapkan sistem pembelajaran
yang efektif serta sebagai acuan dalam menyususun program pembelajaran
dengan memberdayakan pembelajaran yang berpusat kepada kebutuhan
siswa melalui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA-Biologi di
sekolah.

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tujuan penelitian ini tercapai sesuai dengan rumusan masalah maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB dan VIIC semester genap
di SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2013/2014.
2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah ekosistem dengan
kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara
komponen ekosistem.
3. Lingkungan sekolah yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar
meliputi halaman sekolah, sawah, dan kebun atau pekarangan disekitar
sekolah.
4. Penguasaan konsep yang diperoleh dari hasil pretest dan postest pada
materi pokok Ekositem
5. Aspek yang diamati yaitu aktivitas siswa melakukan kegiatan
observasi atau pengamatan, bekerjasama dengan teman, menjawab
lembar LKS, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dari
lembar LKS yang telah diberikan.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang mengandung muatan
konsep-konsep yang harus dipahami oleh siswa. Pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar menghendaki konsep-konsep tersebut
dikonstruk dan ditemukan oleh siswa sendiri melalui keterkaitannya dengan

8

realita kehidupan dan pengalaman siswa. Disamping itu, hendaknya guru
membelajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif, efektif,
interkatif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami
dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih dalam untuk alam sekitar.

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Penguasaan
merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang
dipelajari. Untuk mencapai penguasaan konsep dalam pembelajaran tidak
cukup dengan hanya membaca ataupun mendengarkan saja, tetapi perlu
dilakukan pembelajaran kreatif dengan pemecahan suatu masalah.
Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur melalui evaluasi yang
dilaksanakan setelah pelajaran berlangsung.

Lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan
lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi
atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah. Selain itu, lingkungan sekitar

9

sekolah memiliki beberapa keuntungan lain diantaranya adalah memberikan
pengalaman yang riil kepada siswa. Pemanfaatan lingkungan sekolah adalah
salah satu inivasi pendekatan pembelajaran Biologi dan merupakan kajian
ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya
sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar
yang berpusat pada peserta didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik
dalam membangun pemahaman atau makna.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang menggunakan dua
kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
penguasaan konsep melalui pemanfaatan lingkungan sekolah pada kelas
eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan metode diskusi.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas (X) yakni
pemanfaatan lingkungan sekolah dan variabel terikat (Y1) aktivitas belajar,
(Y2) penguasaan konsep oleh siswa.

Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini:
Y1
X
Y2
Keterangan : X = pemanfaatan lingkungan sekolah
Y1 = aktivitas belajar
Y2 = penguasaan konsep
Gambar 1.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

10

G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ho = Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada
materi pokok ekosistem.
H1 = Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh
secara signifikan terhadap penguasaan konsep oleh siswa pada
materi pokok ekosistem.

2. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap
Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem.

11

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan
sekolah sebagai lembaga formal, khususnya SMP untuk dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara optimal dalam semua mata pelajaran termasuk
didalamnya biologi. Pemilihan strategi dalam kegiatan pembelajaran
diperlukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal. Disinilah
guru di tuntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan.
Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan
sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses
interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan
tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan
pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan,
bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar
mengajar.

Tokoh-tokoh pendidikan masa lampau berpandangan bahwa faktor lingkungan
sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan

12

konsep pendidikan dan pengajaran. Misalnya Rousseau dengan teorinya
“Kembali ke Alam” menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap
perkembangan anak didik. Karena itu pendidikan anak harus dilaksanakan di
lingkungan alam yang bersih, tenang, suasana menyenangkan, dan segar,
sehingga sang anak tumbuh sebagai manusia yang baik.

Ligthart terkenal dengan “Pengajaran Alam Sekitar”. Menurut tokoh ini
pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar
(Milleu) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran berdasarkan
alam sekitar akan membantu anak didik untuk menyesuaikan dirinya dengan
keadaan sekitarnya. Decroly dikenal dengan teorinya, bahwa “Sekolah adalah
dari kehidupan dan untuk kehidupan” (Ecole pour la par lavie). Dikemukakan,
bahwa “bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat
hidup di masyarakat”. Pandangan ketiga tokoh pendidikan tersebut sedikit
banyak menggambarkan, bahwa lingkungan merupakan dasar
pendidikan/pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat
dikembangkan suatu model persekolahan yang berorientasi pada lingkungan
masyarakat (Hamalik, 2001:194-195).

Selanjutnya, Hamalik (2001:195) menjelaskan bahwa:
Alam sekitar dan lingkungan merupakan dua istilah yang sangat
erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual. Alam sekitar
mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh
maupun yang dekat letaknya, baik masa silam maupun yang akan
datang tidak terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan
adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan
atau pengaruh tertentu kepada individu.

13

Menurut Rohani (1997:102), pengertian sumber belajar yaitu:
Sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber
yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Kita
belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau normanorma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman
sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Sumbersumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari
tidak terampil menjadi terampil.
Biologi merupakan ilmu yang tidak hanya berisikan teori dan konsep, namun
perlu adanya pengembangan pemahaman melalui proses untuk di aplikasikan
sehingga dapat siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta
dan konsep dari biologi itu sendiri. Pembelajaran biologi menekankan pada
pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami konsep dan
proses sains. Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan
mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains
dalam belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara
intelektual, mental, dan sosial maka pengalaman belajar siswa akan semakin
bermakna (Rustaman, dkk. 2005:72)

Mata pelajaran biologi sering diidentikkan sebagai mata pelajaran hafalan
sehingga membuat siswa jenuh sehingga mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep atau teori biologi. Salah satu kegiatan belajar
yang memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman langsung yang lebih
bermakna dan pembelajaran yang menerapkan metode ilmiah dalam
pembelajaran biologi adalah dengan melaksanakan kegiatan praktikum.
Kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang tidak dapat dipidahkan dalam

14

kegiatan praktik belajar mengajar serta memiliki peranan penting dalam
proses pembelajaran biologi (Rustaman, dkk. 2005: 73), karena biologi
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena kehidupan
makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya
dengan faktor lingkungan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
potensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam
untuk alam sekitar.

Selain perpustakaan, kita pun dapat menggunakan keberadaan masyarakat
sekitar sekolah atau lingkungan sekolah sebagai sumber balajar.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dimanfaatkan jika
relevan dengan proses pembelajaran. Untuk pembelajaran IPA, tumbuhan di
taman dan kebun sekolah dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
(Komalasari, 2013: 138)

15

Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari aktivitas keseharian siswa. Oleh sebab itu, lingkungan dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuankemampuan siswa dalam proses pembelajaran seperti mengamati,
mengklasifikasikan, menggolongkan, menurunkan, meramaikan,
memprediksi, mengukur, menafsirkan, mengkomunikasikan, membuat
definisi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis, melakukan
eksperimen, dan sebagainya. Dengan metode diatas siswa di ajak untuk
berfikir secara ilmiah, bebas, menghargai pendapat orang lain, dan bekerja
sama dengan temannya. Dengan demikian siswa akan belajar untuk
memecahkan persoalan-persoalan tentang lingkungan kemasyarakatan serta
lingkungan fisiknya. Konsep-konsep yang abstrak abstrak akan lebih mudah
dipahami oleh siswa jika siswa mengalaminya secara langsung.

Menurut Gagne (Dahar, 1989: 105)
lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan
konsep, karena peranannya sebagai stimulus untuk terjadinya suatu
respon. Dengan kata lain, pembentukan sikap dan pengembangan
keterampilan siswa ditentukan pula oleh interaksinya dengan lingkungan.
Menurut Kolb (Satrawijaya, 1988: 56)
pengembangan model belajar untuk memperoleh informasi dan
keterampilan belajar terdiri dari empat cara yaitu :
a) Pengalaman konkret. Hal ini menyangkut pengalaman baru yang
langsung dialami sendiri.
b) Pengalaman reflektif. Mengamati apa yang dilakukan orang lain
kemudian berusaha belajar dari pengalaman itu. Atau
mengembangkan pengamatan tentang pengalaman sendiri dalam
situasi lingkungan belajar.
c) Pengonsepan abstrak. Menciptakan konsep dan teori yang dapat
menjelaskan pengamatan alam sekitar.
d) Penelitian secara aktif. Dengan teori dan konsep yang diperoleh
mencoba memecahkan masalah atau membuat keputusan.

16

Makna yang terkandung dalam konsep belajar di atas adalah “membelajarkan
bagaimana siswa belajar”. Sehingga konsep belajar di atas memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempelajari sendiri peristiwaperistiwa sosial dan kenegaraan melalui pendekatan para ilmuan untuk
belajar pemecahan masalah dengan melakukan penelitiannya.

Adapun topik-topik pembelajaran yang dipilih berdasarkan penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar, mengandung kriteria yaitu pertama,
memiliki kesesuaian dengan pokok bahasan/topik; kedua, dimunculkan
berdasarkan minat dan kebutuhan anak; ketiga, masalah yang dimunculkan
berada di lingkungan sekitar siswa; keempat, menggunakan keterampilan
proses berpikir melalui pengalaman belajarnya; kelima, erat hubungannya
dengan lingkungan siswa (Komalasari, 2013: 139-140)

Menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata,
sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh
peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari
berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga
hasil belajaranya lebih berdaya guna bagi kehidupannya, kehidupannya sebagai
mahkluk Tuhan, makluk sosial dan intergritas dirinya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber pembelajaran lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan
kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar

17

mengajar. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa
duduk di kelas berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. Sumber belajar
menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lainlain, dan siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing
dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan
lingkungan (Ahmad dan Sudjana, 2009:114).

B. Aktivitas Belajar

Menurut pandangan beberapa ahli ilmu jiwa lama, dalam proses belajar
mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Hal tersebut
didasarkan pada pendapat dua ahli yakni John locke dengan konsep
tabularasanya dan Hebert dengan hokum asosiasinya. Namun sejalan dengan
berkembangnya zaman para ilmu jiwa modern mulai menerjemahkan jiwa
manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri.
Oleh karena itu secara alami peserta didik juga bisa menjadi aktif karena
adanya motivasi dan didorong oleh berbagai kebutuhan (Sadirman, 2008: 98).
Tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak
didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah
yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. Guru bertugas
menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah

18

siswa sesuai dengan bakat, kemampuan, dan latar belakang masing-masing.
Yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran yang bersifat fisik maupun mental (Sadirman, 2008:100).
Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain ataupun bekerja, dia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis
(mental) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pengajaran. Kegiatan/keaktifaan jasmani fisik
sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan,
membuat konstruksi model, dan lain-lain. Sedangkan kegitan psikis tampak
bila peserta didik sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan,
dan mengambil keputusan dan sebagainya (Rohani, 2004:7)
Menurut Whipple (dalam Hamalik, 2010:174) salah satu jenis aktifitas yang
dilakukan siswa yakni mempelajari masalah-masalah yang ditunjukkan oleh
berbagai aktivitas berikut:
a. Mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting
b. Mempelajari ensiklopedi dan referensi
c. Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umdum untuk
melengkapi seleksi sekolah
d. Mengirim surat kepada badan-badan bisnis untuk memperoleh informasi
dan bahan-bahan
e. Melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Guidance yang telah
disiarkan oleh guru

19

f. Membuat catatan-catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan
g. Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi
h. Menilai informasi dari berbagai sumber, menentukan kebenaran atas
pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan
i. Mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau laporan lisan
j. Mempersiapkan dan memberikan laporan-laporan lisan yang menarik dan
bersifat informatif

C. Penguasaan konsep

Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah subjek-subjek atau orang (person). Kita menyatakan
suatu konsep dengan menyebut “nama” misalnya buku, perang, siswa, wanita
cantik, guru-guru yang berdedikasi, dan sebagainya. Semua konsep tersebut
menunjuk ke kelas/kategori stimuli. Ada beberapa stimuli yang sebenarnya
bukan konsep, misalnya lampu merah, Ibu Farida (guru taman kanak-kanak),
perang Iran-Irak, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut menunjuk pada
stimuli, orang, dan peristiwa tertentu yang kusus. Konsep bukan stimulus
kusus, melainkan kelas stimuli. Perbedaannya misalnya antara wanita cantik
yang meliputi semua wanita cantik, dan tidak meliputi yang tidak cantik.

Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi
menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman kita.
Konsep adalah suatu yang sangat luas. Contoh diatas (tentang wanita cantik)
tidak dibatasi pada bentuk, warna kulit, atau besarnya badan, akan tetapi

20

menunjukkan ciri-ciri umum mengenai wanita yang bagaimana yang
dikatakan cantik itu (Hamalik Oemar, 2001: 27).

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus
dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah
dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi
pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi
pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin,
2010:1).

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan
yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa
yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan
berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto,
2001:115).

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar
dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun
tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (1) informasi non verbal, (2)
informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4)
pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal dikenal atau
dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwaperistiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal

21

atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan
membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.
Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip.
Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di
dalam kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28)
ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan,
mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam
ingatan, (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
hal yang dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan
metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4)
Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagianbagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, (5)
Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, dan (6)
Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan
evaluasi.

Menurut Thoha (1994:1) :
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam
evaluasi adalah tes.

22

Menurut Arikunto (2001:53) :
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau
tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru
mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran.
Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan
mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Bila seorang dapat menghadapi benda atau peristaiwa sebagai suatu
kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep.
Konsep yang konkrit serupa ini dapat ditunjukkan bendanya, jadi diperoleh
melalui pengamatan. Pada taraf yang lebih tinggi diperoleh konsep yang
abstrak, yaitu konsep menurut definisi seperti konsep “berat jenis”, ‘kalori”,
dan sebagainya.

Manfaat konsep ialah membebaskan individu dan pengaruh stimulus yang
spesifik dan dapat menggunakannya dalam segala macam situasi dan
stimulus yang mengandung konsep itu. Konsep sangat penting bagi manusia,
karna digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berfikir, dalam
belajar, membaca, dan lain-lain.

Tanpa konsep, belajar akan sangat terhambat. Hanya dengan bantuan konsep
dapat dijalankan pendidikan formal. Dengan beberapa contoh anak dapat

23

memahami beberapa konsep, yang kemudian dapat digunakan dalam situasi
yang tak terbatas banyaknya dalam pengalamannya selama hidup. Ia tidak
terikat oleh stimulus perantaraan instruksi verbal yang disajikan secara lisan
atau tulisan. Ia dapat berkomunikasi dengan perantaraan konsep yang
menimbulkan konsep yang sama dengan pendengarnya.

Tiap konsep menunjuk kepada sesuatu dalam dunia realitas. Akan tetapi
dapat timbul bahaya anak-anak mempelajari konse-konsep tanpa mengetahui
referensinya dalam dunia nyata. Maka timbullah bahaya verbalisme, yang
harus dicegah dengan menggunakan alat peraga, pekerja dalam laboratorium,
melakukan karyawisata, dan lain-lain, sehingga dapat dicegah anak
menggunakan konsep tanpa memahaminya. Konsep perlu untuk memperoleh
dan mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan menguasai konsep-konsep
kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas (Nasution,
1982: 157-158)

24

III.

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun pelajaran
2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak.

B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap
SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 225 siswa
yang terdistribusi dalam tujuh kelas. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Purpossive Sampling, yaitu dua kelas yang dijadikan sampel dipilih dari
populasi yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti dengan alasan kelas
tersebut sesuai dengan kriteria yang diperlukan dalam penelitian tersebut dan
memiliki nilai rata-rata hampir sama atau tidak jauh berbeda yaitu siswa kelas
VIIB yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIC
yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk desain
eksperimen semu dengan tipe desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen.
Pada desain ini kelompok eksperimen memperoleh perlakuan dengan

25

memanfaatkan lingkungan sekolah, sedangkan kelompok kontrol memperoleh
perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Kedua kelompok tersebut
diberi pretes di awal pembelajaran dan postes di akhir pembelajaran. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Struktur desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
I

O1

X

O2

II

O1

C

O2

Keterangan : I = Kelas eksperimen
II = Kelas kontrol
O1 = Pretest
O2 = Posttest
X = Perlakuan pemanfaatan lingkungan sekolah
C = Perlakuan tanpa pemanfaatan lingkungan sekolah
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen (dimodifikasi dari
Riyanto, 2001:43)

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan waktu penelitian;
b. Mengurus surat penelitian pendahuluan (observasi) ke fakultas untuk
sekolah;

26

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti;
d. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol;
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS);
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes untuk setiap
pertemuan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mengadakan kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah untuk kelas
eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini
direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama membahas