PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK GERAK TUMBUHAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY LEARNING
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK
GERAK TUMBUHAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah
Pekalongan Lampung Timur Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh
ERMAYANTI SUTIYO

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014


ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY LEARNING
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK
GERAK TUMBUHAN
(EksperimentpadaSiswaKelasVIII Semester Ganjil
SMPMuhammadiyah Lampung TimurTahunPelajaran 2013/2014)

Oleh
ERMAYANTI SUTIYO

Aktivitas belajar siswa menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil observasi di SMP Muhammadiyah Lampung Timur diketahui bahwa aktivitas dan
penguasaan konsep siswa masih cukup rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan metode discovery learning terhadap aktivitas dan penguasaan konsep
oleh siswa.

Desain penelitian ini adalah pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah

siswa kelas VIIc dan VIID yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa
data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan
N-gain yang dianalisis menggunakan ujiU dan uji t pada taraf kepercayaan 5% dengan
program SPSS 16. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa
terhadap penggunaan metode discovery learning yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan
penguasaan konsep dengan rata-rata nilai pretes (27,46); postes (70,95); dan N-gain (59,74).
Aktivitas belajar juga mengalami peningkatan untuk semua aspek yang diamati pada kelas
eksperimen, yaitu aspek mengajukan pertanyaan (76,19%); aspek mengajukan ide atau
pendapat (79,36%); aspek melakukan kegiatan diskusi (92,06%), aspek bekerjasama dalam
kelompok (81,16%) dan aspek menjawab pertanyaan (44,93%). Selain itu, sebagian besar
siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan dengan metode discovery
learning. Dengan demikian,pembelajaran menggunakan dengan metode discovery learning
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.

Kata kunci:

aktivitas belajar, discovery learning,gerak pada tumbuhan, penguasaan
konsep


iv

MOTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan”
(QS Al-Insyirah: 5-6)

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS Ar Rahman:13)

“Lepaskanlah Busur Panahmu ke Tempat yang Ingin Kau Tuju, walau Kau
Tahu Anak Panahmu Tak akan sampai, Karena itu Lebih Baik dari pada
Engkau Memanah Mendatar” (Ermayanti Sutiyo)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 22 Februari 1991 sebagai
anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Sutiyo dan
Ibu Siti Zainah. Penulis bertempat tinggal di Desa Tulus Rejo Kec.

Pekalongan Lampung Timur. No Hp 085669931320.
Penulis mengawali pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Pekalongan yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Metro Lampung Timur yang diselesaikan pada
tahun 2006. Tahun 2006 diterima di Madrasah Aliyah Negeri 1 Lampung Timur
yang diselesaikan pada tahun 2009. Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai
mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Tahun 2012 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 4 Padang Cermin, Kab. Pesawaran dan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
Tematik di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Selama menjadi
mahasiswa penulis juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan Himasakta
sebagai SekDiv Penelitian dan Pengembangan pada tahun 2010/2011, selanjutnya
sebagai Wakil Ketua Umum pada Periode 2011/2012, dan BEM FKIP sebagai
Bendahara Eksekutif pada tahun 2012/2013.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan mengucap Alhamdulillahirabbill’alamin, segala puji dan syukur

kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Learning Terhadap Aktivitas
Belajar dan Penguasaan Konsep oleh Siswa Pada Materi Pokok Gerak Tumbuhan
( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Lampung Timur
Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung.
3. Berti Yolida, S.Pd, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasinya kepada penulis
hingga skripsi ini dapat selesai .
4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembimbing I dari penulis yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasinya kepada penulis hingga
skripsi ini dapat selesai.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing II sekaligus Pembimbing

Akademik dari penulis yang telah memberikan bimbingan, saran, dan
motivasinya kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai.
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji, terima kasih atas kritik dan saran
serta bimbingan yang telah diberikan.
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah
diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.
8. M. Dimyati, S.Pd., selaku Kepala SMP Muhammadiyah Pekalongan Lampung
Timur dan Zaenatun, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan
bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga.
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIC dan VIID SMP
Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur atas kerja sama yang baik
selama penelitian berlangsung.
10. Teristimewa untuk Bapak dan Ibu tercinta serta adikku tersayang yang telah
mendoakan, selalu mendukung dan memberikan motivasi untukku.
11. Sahabat terbaik yang selalu ada menemani dan mendoakan untuk
kesuksessanku.
12. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Biologi 2009, kakak dan adik tingkat
Pendidikan Biologi atas persahabatan yang kalian berikan.
13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak

dalam upaya peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
pendidikan. Amin.
Bandar Lampung,
Penulis

Ermayanti Sutiyo

November 2014

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung…
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:
Ibu dan Bapak tercinta yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa
terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku,
mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian. Semoga aku bisa

menjadi kebanggaan dan kebahagiaan kalian.
Adik yang kubanggakan dan kusayangi yang selalu memberikan bantuan dan
menyemangatiku. Terimakasih untuk do’a dari keluarga besar yang tercinta. Jaadilah
anak kebanggaan Ibu dan Bapak
Sahabat terbaikku yang selalu datang memberi canda dan semangat. Terimakasih untuk
semangat yang diberikan semoga sukses menghampirimu.
Para guru, murabbi dan dosen atas ilmu yang telah diberikan.
Teman-teman, adik-adik, dan kakak-kakak pendidikan Biologi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terimakasih kerjasama, bantuan, dan dukungan selama ini.
Almamater tercinta Universitas Lampung.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.

D.
E.
F.
G.

Latar Belakang ................................................................................... ..
Rumusan Masalah .............................................................................. ..
Tujuan Penelitian ............................................................................... ..
Manfaat Penelitian ............................................................................. ..
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. ..
Kerangka Pikir ................................................................................... ..
Hipotesis ............................................................................................. ..

1
4
5
5
6
6
8


II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Discovery Learning.................................................................. 9
B. Aktivitas Belajar.................................................................................... 13
C. Penguasaan Konsep ............................................................................... 15
III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur Penelitian................................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...................................
Teknik Analisis Data ............................................................................

Pengolahan data aktivitas siswa ............................................................

18
18
18
19
24
27
29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 34
B. Pembahasan .......................................................................................... 38
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43

LAMPIRAN
1. Silabus Pembelajaran ...........................................................................
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..........................................
3. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ..........................................................
4. Kunci Jawaban LKK ........ ......................................................................
5. Kriteria Penskoran ...................................................................................
6. Kisi-kisi Pretest ....................................................................................
7. Soal Pretest Postest ..............................................................................
8. Lembar Jawaban....................................................................................
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa .......................................................
10. Foto-foto Penelitian ...............................................................................

46
50
61
72
79
84
92
96
97
99

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Lembar observasi Aktivitas siswa ........................................................ 29
2. Kriteriua Aktivitas siswa ......................................................................

30

3. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap metode discovery
learning ................................................................................................

31

4. Skor perjawaban angket .......................................................................

32

5. Data angket tanggapan siswa terhadap metode discovery learning .....

32

6. Tafsiran persentase angket tanggapan siswa terhadap metode
discovery learning ................................................................................

33

7. Aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ................

34

8. Hasil statistik pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol ........................................................................

35

9. Hasil uji statistik indikator kognitif C2, C3, dan C4 siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol ........................................................................

36

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ..........................
7
2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen.....................

19

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan metode discovery learning .....

37

4. Contoh jawaban siswa pada LKK 2 ....................................................

39

5. Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretes .....................................

99

6. Siswa kelas kontrol berdiskusi mengerjakan LKS ...............................

99

7. Siswa kelas kontrol mengerjakan soal postes .....................................

99

8. Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal pretes ................................

99

9. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi kelompok ........................

99

10. Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal postes ............................... 999

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang
ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan
pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana,1989: 28). Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan (Hamalik, 2011: 28).

Selain itu di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1
Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (Visimedia, 2008: 2) .

Saat ini salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di
Indonesia adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar yang masih belum efektif sehingga belum dapat menciptakan

2

kegiatan belajar yang mendukung UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1
tentang sistem pendidikan nasional.

Dapat dikatakan bahwa masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan
formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.
Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih
sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi
pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah
dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu
(belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bawha proses
pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi duru dan tidak
memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto,2012: 5).

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP
Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur pada bulan Juni 2013 dikatakan
bahwa guru tersebut lebih banyak menggunakan metode ceramah. Padahal,
kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting guna melatih
keterampilan siswa dan memberikan pengalaman belajar yang lebih serta
menunjang perolehan pengetahuan dan informasi siswa. Hal ini sesuai dengan
hal yang dikatakan oleh Hamalik (2011: 172) bahwa pengajaran yang efektif
adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri. Pendapat yang sejalan diungkapkan oleh Rohani
(2004: 6) pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang didalamnya
melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

3

Sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA dan pembelajaran biologi yang
tercantum dalam BNSP (2006: iv), yang menyebutkan bahwa Pelajaran Biologi
termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang umumnya
memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di
dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia
yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi
isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan
teknologi.

Hasil wawancara tersebut menyebutkan bahwa kebanyakan siswa hanya
datang, duduk, diam, dan mendengarkan penjelasan guru. Diduga dengan
metode pembelajaran dan media pembelajaran tersebut kurang merangsang
aktivitas dan penguasaan konsep siswa. Dengan demikian hasil yang diperoleh
pun belum maksimal, ditunjukkan dengan hasil tes formatif pada materi gerak
tumbuhan pada tahun ajaran 2012-2013, yaitu sebesar 10% siswa yang
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah yaitu
65.

Dari fakta tersebut, metode discovery learning dapat dijadikan inovasi untuk
pembelajaran IPA pada materi pokok gerak tumbuhan di SMP Muhammadiyah
Pekalongan. Penggunaan metode discovery learning ini dapat menjadikan
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran yang terjadi
benar-benar terpusat pada siswa. Karena dalam penerapan metode discovery
learning siswa dilatih untuk menemukan konsep dalam materi itu sendiri,
dengan menggunakan langkah-langkah seperti mengamati, mencerna,

4

mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur ,
membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2008: 20). Dengan
menemukan konsep sendiri maka pemahaman yang didapat oleh siswa akan
bertahan lama dalam ingatannya. Juga siswa akan lebih mudah dalam
memahami konsep yang ada. Dan lebih mudah dalam mengembangkan potensi
dalam dirinya karena pemahaman yang di dapat dari usahanya sendiri. Dengan
demikian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Hasil penelitian Rosilawati dan Sunyono (2008: 6) menunjukkan bahwa
penemuan terbimbing terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan penguasaan
konsep oleh siswa. Wahyuningsih (2012: 4) menyebutkan bahwa penerapan
pembelajaran menggunakan penemuan terbimbing cukup efektif untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan adanya
peningkatan dari 30,77%, kemudian menjadi 89,74%.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dilakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Learning Terhadap Aktivitas Belajar
dan Penguasaan Konsep oleh Siswa pada Materi Pokok Gerak Tumbuhan pada
siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pekalongan Lampung Timur tahun
ajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :

5

1. Bagaimanakah pengaruh metode discovery learning terhadap aktivitas
belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pekalongan pada
pembelajaran biologi materi pokok gerak tumbuhan?
2. Apakah metode discovery learning berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan penguasaan konsep oleh siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Pekalongan pada pembelajaran biologi materi pokok
gerak tumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh metode discovery learning terhadap aktivitas belajar siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah Pekalongan pada pembelajaran biologi
materi pokok gerak tumbuhan.
2. Pengaruh metode discovery learning terhadap kemampuan penguasaan
konsep oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Pekalongan pada
pembelajaran biologi materi pokok gerak tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian melalui penerapan motode discovery learning ini diharapkan
memberikan manfaat terhadap pendidikan biologi. Manfaat tersebut antara
lain :
1. Bagi guru biologi sebagai, (a) bahan informasi tentang efektivitas metode
discovery learning, (b) bahan informasi tentang pentingnya pemahaman

6

konsep oleh siswa dalam pembelajaran dan membantu dalam menuyusun
instrumen untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep oleh siswa.
2. Bagi siswa, dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep oleh siswa
3. Bagi peneliti: memberikan manfaat berupa pengalaman untuk menjadi
calon guru, sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di peguruan
tinggi yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka
ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
Pekalongan, Lampung Timur.
2. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam: 1) mengajukan
pertanyaan, 2) mengajukan ide atau pendapat, 3) melakukan kegiatan
diskusi, 4) bekerjasama dalam kelompok, dan 5) menjawab pertanyaan.
3. Penguasaan konsep diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir aspek kognitif.
4. Materi pokok pada penelitian ini adalah gerak tumbuhan. KD: 2.3
Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

F. Kerangka Pikir

Penggunaaan metode discovery learning sesuai untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar IPA khususnya pada materi pokok gerak tumbuhan. Metode
discovery learning merupakan proses mental di mana siswa dibiarkan

7

menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri. Proses mental
tersebut terdiri dari mengamati, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan. Hal ini sesuai dengan keterbutuhan yaitu siswa dituntut
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat memahami konsep IPA
yang diajarkan. Dengan siswa mengalami proses mental tersebut maka
aktivitas siswa selama proses pembelajaran akan meningkat. Disamping itu
siswa akan lebih mudah mengingat pelajaran karena siswa mengalami sendiri,
sehingga akan meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode discovery learning
(variabel X), dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar
siswa (variabel Y1) dan penguasaan konsep oleh siswa (variabel Y2).
Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada
tabel di bawah ini.

Y1

X

Y2

Keterangan : X : Variabel bebas (pembelajaran melalui metode
Discovery learning).
Y 1: Variabel terikat (aktivitas belajar siswa)
Y2: Variabel teerikat (kemampuan penguasaan konsep oleh
siswa) (dimodifikasi dari Margono, 2005: 139)
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

8

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : Penggunaan metode discovery learning berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan penguasaan konsep oleh siswa pada materi Gerak
Tumbuhan
H1 : Penggunaan metode discovery learning tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep oleh siswa pada
materi pokok Gerak Tumbuhan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Discovery Learning

Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang manitikberatkan
studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa
membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu komponen dari praktek
pendidikan yang sering disebut sebagai heuristic teaching, yakni: suatu tipe
pengajaran yang meliputi metode-metode yang disusun untuk memajukan
rentang yang luas dari belajar aktif, berorientasi pada proses, membimbing
diri sendiri (self-directed), inkuiri, dan model belajar reflektif (Hamalik,
2011: 134).

Pendapat tersebut menegaskan bahwa metode discovery learning merupakan
suatu metode pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membimbing
dirinya sendiri dalam menemukan suatu konsep melalui pengalaman belajar
siswa sendiri, mulai dari membuat dugaan sampai menemukan suatu konsep
yang benar.

Menurut Richard (Roestiyah, 2008: 20) Discovery learning adalah suatu
cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui
tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri, dan mencoba
sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

10

1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery Method)
Metode Penemuan (Discovery Method) menurut Suryosubroto (2009:
178) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum
sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru
tidak menjelaskan dengan kata-kata.

Metode Penemuan (Discovery Method) merupakan komponen dari
praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara
belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
sendiri, dan reflektif.

Metode Penemuan menurut Roestiyah (2008: 20) adalah metode
mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah
proses mental yang menuntun siswa untuk dapat mengasimilasi sesuatu
konsep atau suatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan instruksi.

Berdasarkan pernyataan Rostiyah (2008: 20) di atas dapat dikatakan
bahwa metode penemuan (discovery merhod) adalah suatu metode yang
dalam proses belajar mengajarnya guru memperkenankan siswasiswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa

11

diberitahukan atau diarahkan. Penggunaan metode discovery ini guru
berusaha meningkatkan aktivitas dalah proses belajar mengajar.

2. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Penemuan (Discovery
Learning)
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan (discovery learning)
Hamalik (2010: 220) adalah :
1. mengidentifikasi dan merumuskan topik,
2. mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta,
3. memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab
pertanyaan pada langkah 2,
4. mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji
setiap hipotesis dengan data yang terkumpul,
5. merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan
jawaban sebagai preposisi tentang fakta. Jawaban itu mungkin
merupakan sintesis antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari
hipotesis yang diuji dengan informasi yang terkumpul.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan (Discovery Learning)
Metode penemuan, menurut Gilstrap (Dimyati dan Moedjiono, 2006:
87), memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain. Beberapa keunggulan dalam metode penemuan
adalah sebagai berikut.
1. Memiliki kemungkinan yang besar untuk memperbaiki dan / atau
memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif siswa.

12

2. Pengetahuan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.
3. Dapat menimbulkan gairah pada diri siswa karena siswa merasakan
jerih payahnya membuahkan hasil.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan
sesusai dengan kemampuannya sendiri.
5. Menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri, sehingga lebih
termotivasi untuk belajar.
6. Membantu siswa memperkuat konsep siswa dengan bertambahnya
rasa percaya diri selama proses kerja penemuan.
7. Terpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pendinamisator dari
penemuan.
8. Membantu perkembangan siswa menuju ke skeptisme (perasaan
meragukan) yang sehat untuk mencapai kebenaran akhir dan mutlak.

Selain memiliki kelebihan, metode penemuan juga memiliki kelemahan.
Beberapa kelemahan metode penemuan adalah sebagai berikut.
1. Mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berpikir yang dapat
dipercaya.
2. Kurang berhasil untuk mengajar kelas yang jumlahnya besar.
3. Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini, kurang bisa diterapkan
oleh guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan
pengajaran yang tradisional,
4. Mengajar dengan pengetahuan akan dipandang sebagai metode yang
telalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang
memperhatikan perolehan sikap.

13

5. Tidak memungkinkan siswa untuk berpikir kreatif, bila sejak awal
konsep yang akan ditemukan telah dipilih guru dan proses
penemuannya juga dibawah bimbingan guru.

B. Aktivitas Belajar

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan
pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar apabila terjadi proses perubahan
prilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman. Dari jabaran
kegiatan pembelajaran tersebut, maka dapat diidentifikasi 2 aspek penting
yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Aspek pertama adalah aspek
hasil belajar yakni perubahan prilaku pada diri siswa. Aspek kedua adalah
aspek proses belajar, yakni sejumlah pengalaman intelektual, dan fisik pada
diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2010: 135-136).
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa dilatih belajar sambil
bekerja (Learning by doing). Dengan bekerja mereka memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya serta
mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat
(Hamalik, 2005: 171-172).

Montessori (dalam Sardiman, 2005: 96) menyatakan bahwa anak-anak
(peserta didik) memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri. Pendidik
akan berperan sebagai pembimbing dan mengamatti bagaimana perkembangan
anak-anak didiknya. Pernyataan ini memberikan petunjuk bahwa yang banyak

14

melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri sedang
pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan untuk
anak didik.
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di
sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa
tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim
dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif
lain yang dilakukan oleh siswa. Pada proses pembelajaran, guru perlu
menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan
pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu
begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk
berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan
diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah,
melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang
disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia
memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 1995: 36).
Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat
mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas
yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 170)

15

C. Penguasaan Konsep

1. Penguasaan

Pengertian penguasaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
pengetahuan, kepandaian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dinyatakan bahwa penguasaan adalah pemahaman.
Pemahaman bukan saja berarti mengetahui yang sifatnya mengingat
(hafalan) saja, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk
lain atau dengan kata-kata sendiri sehingga mudah dimengerti makna
bahan yang dipelajari, tetapi tidak mengubah arti yang ada di
dalamnya.

2. Konsep

Menurut (Dahar,1996: 80) konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili
suatu objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau
hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama.
Konsep diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan
pengetahuan, karena dengan menguasai konsep kemungkinan
memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas.
Konsep-konsep menyediakan skema-skema terorganisasi untuk
mengasimilasikan stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan
hubungan di dalam dan di antara ketegori-kategori. Belajar konsep
merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-

16

batu pembangunan (building blocks) berpikir. Konsep-konsep
merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan
yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep
yang diperolehnya (Dahar, 1996: 79).

3. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami
konsep-konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep
dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna
secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari (Dahar, 2003: 4)
Ada beberapa kriteria suatu konsep telah dikuasai. Untuk mengetahui
apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat
hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut.
a. Menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya.
b. Menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.
c. Memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh.
d. Lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan
konsep tersebut (Hamalik, 2006: 166)
Ada beberapa cara untuk mengukur pencapaian suatu konsep. Menurut
Arikunto (dalam Wulandari, 2010: 23) bahwa pencapaian pengusaan

17

konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif
dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga dipandang
sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat diketahui
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru
berikan.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di
SMP Muhammadiyah Pekalongan, Lampung Timur.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil
SMP Muhammadiyah Pekalongan, Lampung Timur tahun pelajaran
2013/2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2008: 85). Teknik ini digunakan untuk menghindari peluang kelas unggulan
menjadi sampel.Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VIIID yang
berjumlah 21 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas VIIIC
yang berjumlah 23 orang sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pretes-postes kelompok tak-ekuivalen.
Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang
ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan metode discovery learning, sedangkan kelas kontrol dengan

19

metode diskusi. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal berupa soal essay
yang sama di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes). Hasil
pretes dan postes pada kedua kelompok dibandingkan. Sampel mendapat
penilaian aktivitas belajar yang sama. Sehingga struktur desain penelitiannya
sebagai berikut:

Kelompok
I
II

pretes
O1
O1

perlakuan
X
C

postes
O2
O2

Keterangan:
I = Kelompok eksperimen (kelas X2)
II = Kelompok kontrol (kelas X1)
X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan metode discovery learning
C = Perlakuan di kelas kontrol dengan metode diskusi
O1 = Pretes
O2 = Postes
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat pengantar izin penelitian ke sekolah tempat
diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti,

20

untuk mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan
masalah–masalah yang dihadapi guru saat ini.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir berupa
soal pilihan jamak beralasan.
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes-awal/tes-akhir untuk setiap
pertemuan.
g. Melakukan uji desain pada tiap butir soal yang akan digunakan pada
tes-awal/tes-akhir.
h. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen yang bersifat
heterogen berdasarkan nilai akademik siswa atau nilai kognitifnya, 2
siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa
dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa
(Lie, 2004: 42). Jadi jumlah kelompok pada tiap kelas adalah 5.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode discovery
learning untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkahlangkah pembelajaran sebagai berikut:

21

Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan metode discovery
learning)
a) Pendahuluan
1. Siswa mengerjakan soal tes awal (pretest) pada pertemuan 1 dalam
bentuk pilihan jamak beralasan untuk materi pokok “Gerak pada
Tumbuhan”
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi):
Pertemuan I: “1. Apakah beda gerak pada kedua gambar (bunga
pukul 4 mekar pada saat pukul 16.00 wib dengan daun bunga putri
malu yang menutup jika disentuh)?”
Pertemuan II: “Apakah beda antara gerak pada ketiga gambar (gerak
pada bunga pukul 4, daun bunga putri malu, dan gerak Euglena sp.?)”
4. Guru memberikan motivasi dengan penegasan :
Pertemuan I: bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan
dipengaruhi oleh jenis rangsangan.
Pertemuan II: bahwa bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan
dipengaruhi oleh jenis rangsangan, dan untuk itu kita perlu
membuktikannya untuk menanamkan pemahaman kita.
5. Siswa mengerjakan pretes berupa soal pilihan jamak beralasan.
(Pertemuan I)
b) Kegiatan Inti
1.

Siswa dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang.

2.

Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

22

3.

Guru memberikan penjelasan tentang tata cara untuk mengerjakan
LKK.

4.

Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk
menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS menggunakan bahan
ajar brosur sebagai sumber dengan didampingi oleh guru.

5.

Guru menunjuk perwakilan siswa dari tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas.

6.

Siswa memberikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok
yang tampil.

7.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

8.

Siswa mengumpulkan LKS yang telah didiskusikan

c) Kegiatan Akhir
1.

Guru mengadakan tes akhir (postes) (Pertemuan ke-II).

2.

Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode diskusi)
a) Pendahuluan
1.

Siswa mengerjakan soal tes awal (pretest) pada pertemuan 1 dalam
bentuk pilihan jamak beralasan untuk materi pokok “Gerak pada
Tumbuhan”.

2.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3.

Guru menggali pengetahuan awal siswa (apersepsi) :
Pertemuan I: “1. Apakah beda gerak pada kedua gambar (bunga
pukul 4 mekar pada saat pukul 16.00 wib dengan daun bunga putri
malu yang menutup jika disentuh)?”

23

Pertemuan II: “Apakah beda antara gerak pada ketiga gambar
(gerak pada bunga pukul 4, daun bunga putri malu, dan gerak
Euglena sp.?)”.
4.

Guru memberikan motivasi dengan penegasan :
Pertemuan I: bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan
dipengaruhi oleh jenis rangsangan.
Pertemuan II: bahwa bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan
dipengaruhi oleh jenis rangsangan, dan untuk itu kita perlu
membuktikannya untuk menanamkan pemahaman kita.

5. Siswa mengerjakan pretes berupa soal pilihan jamak beralasan.
(Pertemuan I)
b) Kegiatan Inti
1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang.
2. Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
3. Guru memberikan penjelasan tentang tata cara untuk mengerjakan
LKK.
4. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk
menjawab beberapa pertanyaan dalam LKS menggunakan bahan
ajar brosur sebagai sumber dengan didampingi oleh guru.
5. Guru menunjuk perwakilan siswa dari tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
6. Siswa memberikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok
yang tampil.

24

7. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.
8. Siswa mengumpulkan LKS yang telah didiskusikan.
c) Kegiatan Akhir
1. Guru mengadakan tes akhir (postes) (Pertemuan ke-II).
2. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
yaitu pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari hasil jawaban siswa
pada tes awal dan tes akhir. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi
aktivitas siswa yaitu mengajukan pertanyaan, memberikan ide atau
pendapat, berkomunikasi dalam kelompok, bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas kelompok berupa LKS dan menjawab pertanyaan
selama proses pembelajaran.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Tes awal dan Tes akhir
Data penguasaan konsep berupa nilai tes awal, tes akhir. Tes awal
diberikan pada awal pertemuan sebelum kegiatan pembelajaran dan tes
akhir diberikan pada akhir pertemuan, kemudian dihitung selisih antara

25

nilai tes awal dan nilai tes akhir. Nilai tersebut disebut N-gain, lalu
dianalisis secara statistik.

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada
saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang
dilakukan dengan cara memberi tanda ( ) pada lembar observasi sesuai
dengan aspek yang telah ditentukan.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Jenis Data
Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data
kuantitatif dan kualitatif yang diuraikan sebagai berikut :
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa pada materi pokok
gerak tumbuhan yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian
dihitung nilai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dan data angket tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran
Discovery Learning.

26

b. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pretes dan Postest
Hasil belajar berupa nilai pretes diambil pada pertemuan pertama dan
postes diambil pada pertemuan kedua. Nilai pretes diambil sebelum
pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen
maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran
pertemuan kedua pada setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

b. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
LKK digunakan untuk mengetahui hasil hasil dikusi oleh siswa di
kedua kelas selama proses pembelajaran. Baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol mendapatkan LKK dalam bentuk essay atau
uraian.

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati
pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati
poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada
lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

d. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa mengenai
metode pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran di kelas.
Angket ini berupa 7 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3

27

pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan
jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data

a) Analisis Data Kuantitatif

Nilai pretes, postest, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol
selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik dengan program SPSS
versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas
dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:

1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan
program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

2. Uji Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 71).

28

Apabila masing masing data tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan
Uji Mann-Whitney U dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis :
Ho = rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan
H1 = rata-rata nilai kedua samp el berbeda secara signifikan
b. Kriteria Uji :
 Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
 Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji
perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda secara signifikan.
2) Kriteria Uji
- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 13)
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
- Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
- Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004: 10).

29

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:
X

x

n
Ket: X
Xi
n

i

x100 %

= Rata-rata skor aktivitas siswa
= Jumlah skor aktivitas yang diperoleh
= Jumlah skor aktivitas maksimum
(Sudjana, 2002: 69).

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa
No

Nama

Aspek yang diamati
A
B
C
D
E
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2

1
2
3
dst.
̅
Kriteria
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari
Arikunto, 2009:183)
Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa:
A. Mengajukan pertanyaan:
0) Tidak mengajukan pertanyaan
1) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi
2) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi
B. Mengajukan Ide atau Pendapat:
0) Tidak mengajukan pendapat
1) Mengajukan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi
2) Mengajukan pendapat yang relevan dengan materi

30

C. Melakukan Kegiatan Diskusi:
0) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
1) Melakukan diskusi tetapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan
permasalahan
2) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan
D. Bekerja sama dalam Kelompok:
0) Tidak bekerja sama dalam kelompok
1) Bekerja sama dalam kelompok tetapi hanya satu atau dua teman
2) Bekerja sama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok
E. Menjawab Pertanyaan:
0) Tidak menjawab pertanyaan
1) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi
2) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi
1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan
rumus :
Xi
X=

x 100
n

Ket:

X
Xi
n

: Rata-rata skor aktivitas siswa
: Jumlah skor aktivitas yang diperoleh
: Jumlah skor aktivitas maksimum

2) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai
klasifikasi pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Kriteria aktivitas siswa

indeks aktivitas siswa (%)

Interprestasi

0,00 – 29,99
Sangat Rendah
30,00 – 54,99
Rendah
55,00 – 74,99
Sedang
75,00 – 89,99
Tinggi
90,00 – 100,00
Sangat Tinggi
Sumber: Hake (dalam Belina 2008: 37)

31

2.

Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
Metode Discovery Learning
Data tanggapan siswa metode discovery learning dikumpulkan melalui
penyebaran angket. Angket tanggapan siswa berisi 7 pernyataan yang
terdiri dari 4 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat pertanyaan angket tanggapan siswa seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Metode
Discovery Learning
No.

Pernyataan- Pernyataan

1

Saya senang mempelajari materi gerak
tumbuhan dengan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
Saya lebih mudah memahami materi yang
dipelajari melalui metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru
Metode pembelajaran yang digunakan
menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi
kelas dan kelompok
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman
dalam proses pembelajaran b

Dokumen yang terkait

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

PENGARUH PEMANFAATAN ALAT- ALAT LABORATORIUM MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

0 11 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 5 50

PENGGUNAAN TEKNIK PENCATATAN PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN OLEH SISWA KELAS VII SMPN 10 BANDAR LAMPUNG

0 4 54

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

0 7 62

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK DAUR AIR

0 11 68

PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI TUMBUHAN

3 9 67

PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI TUMBUHAN

1 8 67

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK PERISTIWA ALAM DAN DAMPAKNYA

0 8 58

PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM.

2 2 42