PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo
Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh
MADE SETIA HARINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN
KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Semester
Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
MADE SETIA HARINI

Aktivitas belajar merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Namun hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Sidomulnyo Kabupaten
Lampung Selatan, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa belum dikembangkan
secara secara optimal. Hal ini dikarenakan selama ini guru menggunakan metode
yang kurang tepat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa
melalui model pembelajaran TTW pada materi pencemaran lingkungan.

Desain penelitian ini adalah pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah
siswa kelas X2 dan X1 yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling.
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-Gain, yang dianalisis secara

statistik menggunakan uji U melalui bantuan program SPSS 17. Data kualitatif

Made Setia Harini

diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara
deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 7,5%. Penguasaan konsep mengalami peningkatan dengan
rata-rata N-gain 53,17. Hal ini berarti, bahwa penggunaan model TTW
berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi
pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo.

Kata kunci: TTW, Aktivitas, Penguasaan Konsep, Pencemaran Lingkungan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Balinuraga Way Panji Kab. Lampung Selatan
pada tanggal 4 Februari 1990 sebagai anak kedua dari empat
bersaudara, dari pasangan Bapak Made Brate dan Ibu Nyoman

Suati.
Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Balinuraga Kec. Way Panji
(1996-2002), SMP Dharma Bakti Balinuraga Way Panji (2002-2005), SMA
Negeri 1 Kalianda (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Unila.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi sebagai Eksakta Muda
(Eksmud) Himasakta (2008/2009), dan aktif di organisasi UKM Hindu Unila .
Tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 2 Tri Dharma Yoga,Kab. Lampung Selatan dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik di Tri Dharma yoga, Kec. Ketapang Kab. Lampung Selatan, dan
pada tahun 2014 penulis melakukan penelitian di SMANegeri 1 Sidomulyo guna
untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).

PERSEMBAHAN
Astungkare, atas asung kerta wara nugraha-Nya kepadaku dan
semua umat-Nya.

Dengan mengucap syukur kepada Brahman, saya persembahkan karya

kecilku ini untuk:

Ayah (Made Brate) dan Ibu (Nyoman Suati)
Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku
I will always love you

Kakakku (Wayan Sukariawan, S.E), adik adikku,
(Komang Widayana) dan
(Ketut Maya Uthari Sivatara)
Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku

Para Pendidikku (Dosen dan Guru-guruku)
Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan
ilmu

Laki-laki pilihan Brahman yang kelak akan menjadi
pendamping hidupku
Almamaterku tercinta. Universitas Lampung

MOTO


Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil
perbuatan itu yang kau pikirkan, jangan sekali-kali
pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula
hanya berdiam diri tanpa kerja
(Bhagawad Gita Bab II Sloka 47)

“ Jangan menyerah meski yang lain hampir
sampai di garis finish, tergesa-gesa akan membuatmu
sulit berfikir, berfikirlah positif, karena semua itu
akan membuatmu keluar dari permasalahanmu“
(Made Setia Harini)

SANWACANA

Puji Syukur kepada Brahman, atas asung kerta waranugraha-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini
berjudul “Penggunaan model pembelajaran think talk write untuk
meningkatan aktivitas Dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Materi

Pencemaran Lingkungan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Sidomulyo Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung.
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
5. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembimbing I (pengganti) yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan
saran hingga skripsi ini dapat selesai.

7. Drs. Arwin Achmad M.Si., selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang
diberikan.
8. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas
ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan
9. Drs. Dudung Abdullah., selaku Kepala SMA Negeri 1 Sidomulyo dan Susi

Nurul Fitri, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan
selama penelitian.
10. Kakak-kakak terbaikku, Valen Vian Vastarefa, S.T., I Gde Eka Dirgayussa,
S.Pd., M.Si., dan Akhmad Afissunani, S.T., atas motivasi dan dukungan
11. Adik-adikku tersayang, Wayan Hernawati dan Wayan Ana Voulina, atas
motivasi dan dukungan
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Ketut Leni Yanti, S.Pd., dan Wayan Eka Yuliani,
S.E., atas motivasi, dukungan dan persahabatan yang sangat berharga
13. Teman-teman biologi mandiri : Sahabat-sahabat seperjuangan Sri Rahayu
Wulandari, S.Pd., Dwi Nur Indah Sari, Eko Budiyono, S.Pd., teman-teman
lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, kakak dan adik tingkat
Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas bantuan, dukungan, dan persahabatan
yang sangat berharga
14. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,
Penulis

Made Setia Harini


Januari 2015

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah ...................................................................

Rumusan Masalah ............................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Manfaat Penelitian ...........................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
Kerangka Pikir .................................................................................
Hipotesis Penelitian .........................................................................

1
5
5
6
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model pembelajaran TTW ...............................................................
B. Aktivitas Belajar Siswa ....................................................................
C. Penguasaan Konsep .........................................................................


9
11
15

III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................
Populasi dan Sampel ........................................................................
Desain Penelitian .............................................................................
Prosedur Penelitian ..........................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................
Teknik Analisis Data ........................................................................

19

19
19
20
25
27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................

34
39

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...........................................................................................
B. Saran .................................................................................................

50
50

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

51

LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Silabus ................................................................................................ 54
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 60
Lembar Kerja Siswa ........................................................................... 71
Kisi-kisi Soal Pretes/Postes ................................................................ 98
Soal Pretes/ Postes ............................................................................. 105
Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
TTW ................................................................................................... 113
7. Foto penelitian .................................................................................... 114

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa .......................................... 27
2. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ..........................................

29

3. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
tipe TTW ...........................................................................................

29

4. Skor tiap pernyataan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
tipe TTW ...........................................................................................

30

5. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
tipe TTW ...........................................................................................

30

6. Kriteria N-gain .................................................................................

31

7. Lembar penilaian hasil penguasaan konsep oleh siswa ....................

33

8. Kriteria penguasaan konsep oleh siswa .............................................

33

9. Persentase aktivitas belajar oleh siswa kelas ekperimen dan kontrol..

34

10. Hasil uji statistik terhadap penguasaan konsep
oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol .........................................

36

11. Hasil uji statistik terhadap indikator penguasaan konsep (C1 dan C4)
pada siswa kelas eksperimen dan kontrol ......................................... 37
12. Data peningkatan indikator penguasaan konsep oleh siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol.............................................................

38

13. Data tanggapan siswa terhadap penggunaan model TTW..................

38

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan variabel
Terikat ...............................................................................................
8
2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ...................................................

20

3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ..............

35

4. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS
pertemuan 1 kelas eksperimen)..........................................................

42

5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS
pertemuan 1 kelas kontrol).................................................................

43

6. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS
pertemuan 2 kelas eksperimen)..........................................................

45

7. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS
pertemuan 2 kelas kontrol).................................................................

46

8. Tanggapan siswa terhadap penggunaan
model pembelajaran tipe TTW .........................................................

48

9. Foto penelitian.................................................................................... 114

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan
masyarakat (Hamalik, 2004: 79). Sedangkan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Depdiknas, 2003: 1).
Pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) guru diberikan
kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kondisisekolah dan siswa. Salah satunya adalah dalam menentukan metode

2

pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami
konsep-konsep yang dipelajari secara utuh dan benar (Mulyasa, 2008: 222).
Melihat kenyataan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah
belum maksimal, dikatakan belum maksimal karena dalam proses
pembelajaran guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat
meningkatkan aktivitas belajar, hal ini menyebabkan penguasaan konsep oleh
siswa menjadi rendah. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak
memberikan penjelasan sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat apa
yang disampaikan oleh guru. Efeknya terhadap hasil belajar (penguasaan
konsep) yang rendah, hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010: 5) bahwa
pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah peserta didik
yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses
pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi
siswa untuk berkembang secara mandiri.
Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMA Negeri1Sidomulyo
Lampung Selatan. Diketahui bahwa pada materi pencemaran lingkungan
masih banyak siswa yang belum mencapai hasil optimal. Pada tahun 2012
siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM ) adalah
sebanyak 45%. Rata-rata nilai siswa kelas X adalah 72 sedangkan nilai KKM
adalah 75. Dari persentase siswa yang lulus baru 54% sedangkan ketentuan
pemerintah adalah 100% lulus. Hal ini disebabkan bahwa aktivitas belajar
rendah sehingga pemahaman konsep oleh siswa rendah.Yakni hampir semua
siswa masih terpaku pada buku paket, tidak ada siswa yang mengajukan
pertanyaan berkaitan dengan materi yang disampaikan, ada 15 siswa yang

3

tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari guru. Penyebab rendahnya
aktivitas belajar dan pemahaman konsep oleh siswa kelas XSMA Negeri 1
Sidomulyo antara lain adalah penggunaan strategi pembelajaran yang kurang
mengembangkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep. Solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas X SMA
Negeri 1 Sidomulyo adalah menggunakan strategi pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk lebih aktif dan lebih mudah memahami konsep.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
aktivitas belajar dan pemahaman konsep adalah strategi TTW Penerapan
strategi TTW diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan menguasai
konsep oleh siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk
berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan
baik, siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih
siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara
sistematis. Melalui penerapan strategi TTW, siswa diajak untuk berpikir
melalui bahan bacaan berupa buku referensi secara individual kemudian
membuat catatan kecil mengenai materi yang telah dibaca. Hasil bacaan
dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi kelompok yang dapat
meningkatkan aktivitas lisan siswa. Diskusi merupakan proses tatap muka
interaktif antar siswa dalam bertukar ide tentang persoalan dalam rangka
pemecahan masalah, menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman atau membuat keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini
adalah write yaitu mengkonstruksi pengetahuan hasil dari think dan talk

4

secara individual yang dapat meningkatkan aktivitas menulis oleh siswa
(Yamin dan Ansari, 2008: 87).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya kegiatan
pembelajaran yang menarik dan tentunya dapat meningkatkan keaktifan siswa
serta meningkatkan pemahaman konsep khususnya pada materi pencemaran
lingkungan. Salah satu alternatif pada proses pembelajaran yang diharapkan
dapat efektif digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran tipe
TTW. Penggunaan model pembelajaran tipe TTW diduga dapat meningkatkan
aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Mistyardi (2011: 42), bahwa penggunaan
model pembelajaran tipe TTW terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada materi protista kelas X tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Oleh
Siswa Melalui Model Pembelajaran TTW “(Studi Experimen Siswa Kelas X
Semester Genap Pada Materi Pencemaran Lingkungan SMA Negeri 1
Sidomulyo Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran TTW dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1
Sidomulyo Lampung Selatan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran TTW dapat meningkatkan
penguasaan konsep siswapada materi pencemaran lingkungan di SMA
Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui:
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran
TTW pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo
Lampung Selatan
2. Peningkatan penguasaan konsep siswa melalui penerapan model
pembelajaran TTW pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1
Sidomulyo Lampung Selatan

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian, diharapkan dapat member manfaat bagi:
1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan
konsep oleh siswa.
2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam
memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
dan penguasaan konsep oleh siswa.
3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan
konsep oleh siswa.
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model
pembelajaran TTW secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran
dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan,
maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Think Talk
Write.
2. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam kemampuan bertanya,
menjawab pertanyaan, memberikan ide/pendapat, bertukar informasi, dan
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.
3. Penguasaan konsep diperoleh dari hasil pretes dan postes aspek kognitif.

7

4. Penelitian dilakukan pada kelas X2 (kelas eksperimen) dan X1 (kelas
kontrol) semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.
5. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan
dan pelestarian lingkungan yang terdapat KD 4.2

F. Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran biologi sekolah, guru masih menggunakan
metode ceramah, dengan metode ini guru yang mendominasi kegiatan di
dalam kelas sedangkan siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat apa
yang dijelaskan oleh guru hal ini membuat siswa merasa bosan dan akhirnya
siswa menjadi lalai dengan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas.
Salah satu cara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk
bekerjasama dan menyelesaikan tugasnya.

Model pembelajaran tipe TTW pada model pembelajaran ini didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain. Kegiatan siswa didalam kelompok, seperti
menjelaskan, memberikan pendapat, dan bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
Dengan meningkatnya aktivitas siswa di dalam kelas maka diharapkan dapat
meningkatkan pula aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.

8

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran
tipe TTW dan variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa dan penguasaan
konsep siswa.

Y1
X
Y2

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Keterangan:
X = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe
Think Talk Write,
Y1 = Aktivitas siswa,
Y2 = Penguasaan konsep siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Penerapan model pembelajaran tipe TTW tidak dapat meningkatkan
penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan
di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan.
H1 = Penerapan model pembelajaran tipe TTW dapat meningkatkan
penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran
lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan.
2. Penggunaan model TTW dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model pembelajaran TTW

TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari
tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan
berifikir (think), berbicara/berdiskusi/bertukar pendapat (talk) serta menulis
hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
diharapkan dapat tercapai.
TTW memiliki empat langkah penting dalam pelaksanaannya, yaitu :
1. Berifikir (thinking). Menurut Huinker dan Laughlin (1996: 81) Dalam
tahap ini peserta didik secara individu memikirkan kemungkinan jawaban
atau metode penyelesaian, membuat catatan kecil tentang ide-ide yang
terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan
bahasanya sendiri.
2. Berdiskusi atau bertukar pendapat (talking). Pada tahap talk peserta didik
diberi kesempatan untuk merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide
dalam kegiatan diskusi kelompok. Menurut Huinker dan Laughlin (1996:
81) peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dapat:
a) Mengoneksikan bahasa yang mereka tahu dari pengalaman dan latar
belakang mereka sendiri dengan biologi
b) Menganalisis dan mensintesis ide-ide

10

c) Memelihara kolaborasi dan membantu membangun komunitas
pembelajaran dikelas.
Setelah diorganisasikan dalam kelompok, siswa diarahkan untuk
terlibat secara aktif dalam berdiskusi kelompok mengenai lembar
kerja yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa saling berbagi
jawaban dan pendapat dengan anggota kelompoknya masing-masing.
3. Menulis (writing).Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan
bahasa dan pemikirannya sendirihasil dari belajar dan diskusi kelompok
yang diperolehnya. Menulis dapat membantu peserta didik untuk
mengekspresikan pengetahuan dan gagasan yang tersimpan agar lebih
terlihat dan merefleksikan pengetahuan dan gagasan mereka.
4. Presentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan didepan kelas sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa yang mengoreksi hasil kerja
kelompok lain (Zulkarnaini, 2011: 81).
Menurut Maftuh dan Nurmani (2011: 68), langkah-langkah untuk
melaksanakan TTW sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tentang TTW
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan didiskusikan
4. Guru membentuk siswa dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 3-5 orang siswa (yang dikelompokkan secara heterogen)
5. Guru membagikan LKS pada setiap siswa. Siswa membaca soal LKS,
memahami masalah secara individual, dan dibuatkan catatan kecil (think)

11

6. Mempersiapkan siswa berinteraksi dengan teman kelompok untuk
membahas isi LKS (talk). Guru sebagai mediator lingkungan belajar.
7. Mempersiapkan siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya
sebahai hasil kesepakatan dengan anggota kelompoknya (write)
8. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasekan
pekerjaannya
9. Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari
kelompok lain
Dalam pembelajaran TTW dibiarkan berfikir secara individu, bertukar
pendapat dengan teman kelompoknya dan kemudian menuliskan hasil diskudi
lalu mempresentasikannya didepan kelas dengan harapan siswa dapat saling
membantu dan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai (La iru dan Arihi, 2012: 67).
B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Di sekolah merupakan arena
untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan
oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan

12

mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisonal. Diedrich
(dalam Sardiman, 2007: 100-101) membuat suatu data yang berisi 177
macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
interupsi.
3. Listening activities sebagai contoh: mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, dan pidato.
4. Writing activities seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan,
angket, dan menyalin.
5. Drawing activities misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram.
6. Motor activities yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan
berternak.
7. Mental activities sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil
keputusan.
8. Emotional activities seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Prinsip aktivitas
yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa, segala

13

pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan
sebagainya) sendiri dan pengalaman jiwa. Guru hanyalahmerangsang
keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang
mengolah dan mencerna adalah siswa-siswa itu sendiri sesuai kemauan,
kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah suatu
proses dimana siswa harus aktif. Menurut Rohani (2004: 9) terdapat beberapa
implikasi untuk meningkatkan keaktifan siswa, yaitu:
1. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa siswa, guru perlu:
- Mengajukan pertanyaan dan membimbingdiskusi-diskusi.
- Member tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah,
menganalisis, mengambil keputusan, dan sebagainya.
- Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan
keterangan, memberikan pendapat, dan sebagainya.
2. Untuk membangkitkan keaktifan jasmani, guru perlu :
- Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel,
laboratorium, dan sebagainya.
- Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya.
Aktivitas siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Purwanto (2004:
107), faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa adalah sebagai
berikut:
a. faktor internal, mencakup seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu
yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis
(psikhis).

14

b. faktor eksternal, mencakup keadaan keluarga, guru, dan cara mengajar,
alat-alat pelajaran, motivasi sosial, lingkungan, serta kesempatan.

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus
dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas
yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 170).

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu
peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam
proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan
pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan
mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas
belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa
sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah
kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda atau siswa akan bertanya,
mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat
siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,
diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi

15

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik
(Slameto, 2003: 36).

Berdasarkan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk untuk
menunjang prestasi belajar. Adapun aktivitas siswa yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung, yang terdiri dari kemampuan mengemukakan pendapat/ ide di
dalam kelompok, berkomunikasi dalam kelompok, dan bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas kelompok.

Memes (dalam Andra 2007: 39) menyatakan bahwa :
Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, pedoman yang digunakan sebagai
berikut: Bila rata-rata nilai

75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 ≤ rata-

rata nilai < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila rata-rata nilai < 59,4
maka dikategorikan kurang aktif.
C. Penguasaan Konsep

Penguasaan berasal dari kata kuasa yang berarti kemampuan/kesanggupan
(untuk berbuat sesuatu), sedangkan definisi penguasaan adalah kemampuan
menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan
hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi
menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental
sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).

16

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan
bagian terpenting dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran
(subject centered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran (Sanjaya, 2009: 141-142).
Pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas tujuan utama adalah agar siswa
dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk itu guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan
rencana pelajaran, penggunaan strategi belajar mengajar yang relevan, sampai
dengan pelaksanaan penilaian, dan umpan balik. Namun demikian, kenyataan
menunjukkan bahwa setelah kegiatan belajar mengajar berakhir masih saja
ada siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana
tercermin dalam nilai atau hasil belajar (Majid, 2007: 225).
Konsep menurut Dahar (1996: 79) merupakan batu-batu pembangunan
berfikir (Building block) Konsep juga merupakan dasar bagi proses-proses
mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi.
Sedangkan Rosser (Dahar, 1996: 80) mengemukakan konsep adalah suatu
abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatankegiatan,atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang
sama.

17

Slameto (1991: 137) menyatakan bahwa: “Apabila sebuah konsep telah
dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah
contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep
yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam
memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsepkonsep ini. ”Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan Slameto,
apabila sebelum pelajaran siswa sudah menguasai konsep, maka akan besar
kemungkinan siswa tersebut dapat dengan mudah memecahkan masalahmasalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajarinya.

Kemampuan penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar dalam
kecakapan kognitif, yaitu kemampuan untuk menyatakan kembali konsep
atau prinsip yang telah dipelajari atau bisa disebut juga kemampuan
intelektual. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri atas
6 jenis perilaku sebagai berikut:
1. Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk
meghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian–
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

18

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan
evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Menurut Arikunto (2003: 25), salah satu manfaat evaluasi bagi
siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran
secara menyeluruh.
Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes.
Menurut Arikunto (2003: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan–
aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes
adalah uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali pertemuan adalah postest atau tes akhir. Sebelum
memulai pelajaran guru mengadakan pretesatau tes awal. Kegunaan tes ini
ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana
pembelajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam
meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999: 195-196).

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan
pada semester genap bulan April tahun pelajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Sidomulyo Lampung Selatan semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak
(cluster random sampling).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes nonequivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan
kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan model pembelajaran TTW, sedangkan kelas kontrol
menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok
subyek dibandingkan.

20

Kelompok

Pretes

Perlakuan

Postes

I

O1

X2

O2

II

O1

X1

O2

Keterangan:
I = kelompok eksperimen, II = kelompok kontrol, O1 = pretes, O2 =
postes, X2 = perlakuan model Think talk write, X1 = metode diskusi
(Sumber: Hadjar, 1999: 335)
Gambar 2. Desain pretes-postes non-equivalen
D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1.

Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a.

Membuat surat izin penelitian ke FKIP Universitas Lampung untuk
observasi ke sekolah.

b.

Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.

c.

Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol.

d.

Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Gambar, Lembar Kerja
Siswa (LKS), soal pretes, dan soal postes.

e.

Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

21

f.

Membuat angket ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran
TTW.

g.

Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam 8
kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

2.

Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran TTW untuk kelas eksperimen dan tanpa model TTW yaitu
dengan menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian ini
direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1) Kelas Eksperimen
Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran TTW untuk kelas eksperimen. Pengambilan data
berupa pretes-postes dan penelitian ini direncanakan sebanyak dua
kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
1.

Memberikan pretes untuk pertemuan pertama

2.

Guru memberikan apersepsi, pada pertemuan ke :
Satu (1): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang
sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan
”Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang
terlihat pada gambar ?”

22

Dua (2): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit
mahoni. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah
manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar? ”
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa
Satu (1): “Apakah perusakan atau pencemaran tersebut
berdampak bagi kehidupan manusia? Adakah dampak
pencemaran atau perusakan yang kalian lihat bagi kehidupan
manusia sehari-hari?”
Dua (2): “Adakah manfaat yang kita peroleh dengan adanya
pelestarian lingkungan? Sebutkan contohnya!”
b. Kegiatan inti
Langkah-langkah penerapan model TTW sebagai berikut :
1. Langkah pertama, membagi siswa dalam kelompok terdiri
dari 5 siswa (secara heterogen)
2. Langkah kedua, membagi lks pada setiap siswa, siswa
membaca soal, memahami masalah secara individual, dan
membuat catatan kecil (think)
3. Langkah ketiga, mempersiapkan siswa berinteraksi dengan
teman kelompok untuk membahas isi lks (talk) guru sebagai
mediator lingkungan belajar
4. Langkah keempat, mempersiapkan siswa menulis sendiri
pengetahuan yang diperolehnya sebagai hasil kesepakatan
dengan anggota kelompoknya (write)

23

5. Langkah kelima, meminta masing-masing kelompok
mempresentasikan pekerjaannya
6. Langkah keenaam, meminta siswa dari kelompok lain
menanggapi jawaban dari kelompok lain.
c. Penutup
1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari
2. Guru bersama-sama siswa, menarik kesimpulan dari pelajaran
yang telah mereka lakukan. Pada setiap pertemuan
3. Guru mengadakan postespada pertemuan ke dua

2) Kelas Kontrol
Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan metode
diskusiuntuk kelas kontrol. Pengambilan data berupa pretes-postes
dan penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan pretes berupa soal uraian pada pertemuan
pertama.
2. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
(Pertemuan I): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampah
ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada
gambar ?”

24

(Pertemuan II): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit mahoni.
Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah manfaat dari
kegiatan yang terlihat pada gambar? ”
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa
(Pertemuan I): “Apakah perusakan atau pencemaran tersebut
berdampak bagi kehidupan manusia? Adakah dampak
pencemaran atau perusakan yang kalian lihat bagi kehidupan
manusia sehari-hari?”
(Pertemuan II): “Adakah manfaat yang kita peroleh dengan
adanya pelestarian lingkungan? Sebutkan contohnya!”
4. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
Pertemuan pertama membahas mengenai kegiatan manusia
yang dapat menyebabkan kerusakan atau pencemaran
lingkungan.
Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan kegiatan
manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.
b. Kegiatan Inti
1. Menjelaskan materi Pencemaran Lingkungan. Pertemuan
pertama membahas mengenai keterkaitan kegiatan manusia
yang berpengaruh terhadap kerusakan atau pencemaran
lingkungan. Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan
kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.

25

2. Menginformasikan siswa untuk duduk berkelompok sesuai
pembagian kelompok yang telah ditentukan
3. Membagikan Lks kepada siswa
4. Siswa mengerjakan Lks
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6. Mengkonfirmasi hasil diskusi dan memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahami.
c. Penutup
1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari
2. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dalam setiap
pertemuan
3. Guru mengadakan postes untuk pertemuan terakhir.

E.

Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian inisebagai berikut.
1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh dari angket dan lembar observasi aktivitas siswa yaitu
kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan ide atau
pendapat, bertukar informasi, dan bekerjasama dalam menyeleseikan tugas
kelompok. Data kuantitatif yaitu penguasaan konsep siswa yang diperoleh
dari hasil pretes, dan postes.

26

2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
a.

Lembar Obeservasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa
yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses
pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan
dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan
aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1)
kemampuan bertanya; (2) menjawab pertanyaan; (3) memberikan
ide/pendapat; (4) bertukar informasi; (5) bekerja sama dalam
menyeleseikan tugas kelompok.

b.

Penguasaan Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes
dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir
pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama.
Bentuk soal adalah soal uraian. Pretesyang diberikan pada awal
pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan
postesyang diberikan di akhir pertemuan II.

c.

Angket
Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran tipe
Think talk write yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 6
pernyataan, terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif.
Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan

27

pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket
tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak
setuju.

F. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Data kualitatif
1. Pengolahan data aktivitas siswa
Data aktivitas siswa siswa selama proses pembelajaran berlangsung
merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut
dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) mengisi lembar observasi aktivitas siswa
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang diamati
No
Nama
A
B
C
D
E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
Dst
Jumlah skor
Skor
Maksimum
Persentase
Kriteria
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (Sumber:
Arikunto,
2009:183).
Keterangan:
A. KemampuanBertanya
1. Tidak mengajukan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada
permasalahan

28

3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan pada
materi pencemaran lingkungan
B. Menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan tapi tidak mengarah pada permasalahan
pada materi pencemaran lingkungan
3. Menjawab pertanyaan dengan baik
C. Memberikan ide/pendapat
1. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)
2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan
pembahasan pada materi pencemaran lingkungan
3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada
materi pencemaran lingkungan
D. Bertukar informasi
1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat
dengan anggota kelompok (diam saja)
2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi
tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pencemaran
lingkungan
3. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok untuk
memecahkan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan
E. Bekerjasama dalam menyeleseikan tugas kelompok
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tapi tidak sesuai dengan
permasalahan pada materi pencemaran lingkungan
3. Bekerjasama dengan anggota kelompok sesuai dengan
permasalahan pada materi pencemaran lingkungan
2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus :
Xi
X=

x 100 %
n

Ket : X
Xi
n
2002: 69).

= Rata-rata skor aktivitas siswa
= Jumlah skor aktivitas yang diperoleh
= Jumlah skor aktivitas maksimum (Sudjana,

3) Menafsirkan atau menentukan kriteria Indeks Aktivitas Siswa
Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam
Belina, 2008: 37)

29

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Kriteria Persentase Aktivitas
Kriteria
Belajar Siswa (%)
0,00 – 29,99
Sangat Rendah
30,00 – 54,99
Rendah
55,00 – 74,99
Sedang
75,00 – 89,99
Tinggi
90,00 – 100,00
Sangat Tinggi

2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan
Model Pembelajaran tipe TTW
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui
penyebaran angket. Angket tanggapan ini diberikan kepada siswa
yang berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3
pernyataan negative.
Pernyataan disajikan sebagai berikut:
1) Membuat Pernyataan Angket Tanggapan Siswa
Tabel 3. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model
Pembelajaran tipe TTW
No.
Pernyataan- Pernyataan
S TS
1
2

3

4
5
6

Saya senang dan tertarik dengan pembelajaran
yang saya ikuti
Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya
menjadi lebih bingung dan tidak memahami
materi tersebut.
Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal
setelah pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
Pertanyaan dalam LKS tidak menantang saya
untuk berifikir (think) dalam kelompok
Pertanyaan dalam LKS memotivasi saya
berbicara (talk) dalam kelompok
Hasil diskusi tidak dapat saya rangkum dalam
bentuk tulisan (write)

30

Tabel 4. Skor tiap Pernyataan Tanggapan Siswa terhadap Model
Pembelajaran tipe TTW
Skor
No. Item Soal
Sifat Pernyataan
1
0
1.
Positif
S
TS
2.
Negatif
TS
S
3.
Positif
S
TS
4.
Negatif
TS
S
5.
Positif
S
TS
6.
Negatif
TS
S
Keterangan:
S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29).

4) Mentabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang
dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model
Pembelajaran tipeTTW
No.
Nomor Responden (Siswa)
Pilihan
Pertanyaan
Persentase
Jawaban 1
2 3 4 5 dst.
Angket
S
1
TS
S
2
TS
S
3
TS
S
4
TS
S
5
TS
S
dst.
TS
Sumbe