Simulasi Transportasi Darat pada Kentang (Solanum tuberosum) dalam Kemasan untuk Mempelajari Kerusakan Mekanis Akibat Guncangan

(1)

SIMULASI TRANSPORTASI DARAT PADA KENTANG (

Solanum

tuberosum

_{) DALAM KEMASAN UNTUK MEMPELAJARI KERUSAKAN}

MEKANIS AKIBAT GUNCANGAN

Oleh :

RAHMI HAYATI

F14051417

2009

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

SIMULASI TRANSPORTASI DARAT PADA KENTANG (

Solanum

tuberosum

_{) DALAM KEMASAN UNTUK MEMPELAJARI KERUSAKAN}

MEKANIS AKIBAT GUNCANGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Rahmi Hayati

F14051417

2009

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SIMULASI TRANSPORTASI DARAT PADA KENTANG (

Solanum

tuberosum

_{) DALAM KEMASAN UNTUK MEMPELAJARI KERUSAKAN}

MEKANIS AKIBAT GUNCANGAN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Rahmi Hayati

F14051417

Bogor, Oktober 2009

Menyetujui,

Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr

Dosen Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr.Ir. Desrial, M. Eng

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 26 Maret 1987 dari pasangan Bapak

Jamaluddin Yahya dan Ibu Zuraidah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara.

Pada tahun 1999, penulis telah menyelesaikan pendididkan dasar di SD Negeri 10

Bengkulu dan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Bengkulu pada tahun

2002. Pada tahun 2005 Penulis telah menyelesaikan Sekolah Menengah tingkat atas di

SMU Negeri 3 Banda Aceh. Pada tahun yang sama, penulis mengkuti seleksi Undangan

Masuk Perguruan Tinggi (USMI) dan diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB). Setelah

Setahun kemudian, Penulis diterima di Depertemen teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di salah satu oraganisasi, yaitu

Himpunan Profesi Himateta (2006-2007) sebagai staf Departemen Hubungan

Masyarakat. Pada tahun 2008, penulis telah melaksanakan kegiatan Praktek Lapangan di

PT. Dendeng Aceh Gunung Seulawah, Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam dengan

judul laporan “Mempelajari Proses produksi Dendeng di PT. Dendeng Aceh Gunug

Seulawah”. Penulis menyelesaikan skripsi pada tahun 2009 dengan judul “Simulasi

Transportasi Darat pada Kentang (

Solanum tuberosum

_{) dalam Kemasan Untuk}

Meempelajari Kerusakan Mekanis Akibat Guncangan”.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Simulasi Transportasi Darat pada Kentang (

Solanum

tuberosum

_{) dalam Kemasan Untuk Mempelajari Kerusakan Mekanis Akibat}

Guncangan”. Ucapan terima kasih juga Penulis haturkan kepada:

1. Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan serta pengarahan.

2. Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr dan Dr.Ir. Emmy Darmawati, M.Si, selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran maupun pengarahan.

3. Seluruh keluarga (Ayah, Mama, Iqbal dan

d’Dea) atas segala dukungan serta

doa kepada penulis.

4. Seluruh staf departemen dan teknisi Lab. TPPHP, Teknik Pertanian IPB atas

bantuan dan dukungannya kepada penulis.

5. Teman-teman Teknik Pertanian IPB (AK 41 s/d 44:

K’eko, m’Age, m’Ismi,

Lovita, Dayu, Stefi, Nisa, Ian, Ade, Agung, Aren, Wening, Rifqi, Hadi, Mila,

Insan, Yuda, Eri, Aris, Reynaldi, Adit, Hasbi, Wahid, Bayu E, Septian, Wawat

dan lain-lain) atas segala bantuan, semangat dan dukungannya selama ini.

6. Sahabat Penulis (A2 137: Wina, Diana, Dilla, Dini, Fani, Nutri dan Vidi) dan

Adriana (‘42) atas dukungan, semangat dan doanya.

7. Teman-teman penghuni kostan “Putri 26” (m’Dona, m’desi, Aqsa, Ana, Teni,

m’Ria, m’Ana, Upika, Abo, Gita, Mila, K’iwen, K’vi dan lain-lain) atas

semangat dan motivasi yang telah diberikan.

8. Teman-teman IMTR serta Alumni SMPN 1 Bengkulu (2002) atas dukungan

dan semangat kepada Penulis.

(6)

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis dan

pihak-pihak yang membacanya. Penulis juga memohon maaf apabila dalam

penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan baik pemikiran maupun

redaksional. Saran dan kritik yang dapat membangun sangat Penulis harapkan

untuk perbaikan tulisan selanjutnya. Terima kasih.

Bogor, Oktober 2009

(7)

Rahmi Hayati. F14051417.

✁✂✄☎ ✆ ✁ ✝ ✞✆✟ ✠ ✡✞✝✆ ✁ ☛✆✞✆✝ ✠✆☛✆

☞ ✌✟✝ ✆✟✍

(

✎✏ ✑ ✒✓

u

✔

tuberosum

)

☛✆☎ ✆✂ ☞✌✂ ✆ ✆✟ ✄✟✝ ✄☞

✂✌✂✠✌☎ ✆ ✕✆✞ ✁ ☞ ✌✞✄ ✆☞✆✟ ✂✌☞✆✟ ✁ ✆☞✁✖✆✝ ✍✄✟ ✗✆✟✍✆✟

. Di

bawah bimbingan Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. 2009.

RINGKASAN

Tanaman kentang (

Solanum tuberosum

_{) merupakan komoditas sayuran serta}

sebagai salah satu penunjang diversifikasi pangan dalam pemenuhan gizi

masyarakat. Besarnya tingkat konsumsi kentang dalam negeri menyebabkan

pentingnya penyediaan produksi lokal pada pasar komoditas kentang. Umbi

kentang sebagai bahan baku produk olahan tidak selalu dapat langsung

digunakan setelah pemanenan. Hal ini disebabkan oleh jarak lokasi penanaman

kentang yang berjauhan dengan lokasi tujuan. Komoditas kentang cukup

memiliki kerentanan terhadap kerusakan mekanis seperti luka goresan maupun

memar selama pendistribusian berlangsung.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menentukan kemasan yang

sesuai untuk pengangkutan umbi kentang. Tujuan khusus dari penelitian adalah

mempelajari tingkat kerusakan mekanis umbi kentang akibat transportasi darat

dan pengaruh jenis kemasan dan lama transportasi darat terhadap mutu umbi

kentang serta menentukan jenis kemasan yang paling efektif untuk mengurangi

kerusakan mekanis akibat guncangan selama transportasi darat tanpa penumpukan

kemasan. Jenis kemasan pada perlakuan yang diberikan antara lain karung waring,

karung goni dan peti kayu yang masing-masing diisi kentang sebanyak 10 kg.

Kapasitas masing-masing kemasan berturut-turut adalah 15-20 kg, 40-50 kg dan

10 kg. Kemasan peti kayu dibuat dengan dimensi 35 x 30 x 22 cm. Simulasi

dilakukan pada frekuensi 3.2-3.4 Hz dan amplitudo 4 cm selama waktu simulasi

36 menit, 72 menit dan 144 menit. Lama simulasi yang dilakukan setara dengan

panjang jalan berturut-turut adalah 87 km, 173.3 km dan 348.3 km. Perlakuan

lama simpan dilakukan hingga hari ke-8. Beberapa peubah yang diamati adalah

susut bobot, tingkat kekerasan dan perubahan warna (Lab).

Jenis kemasan yang sesuai serta efektif untuk pengangkutan umbi kentang

tanpa penumpukan kemasan berdasarkan tingkat kerusakan mekanis akibat

penggunaan kemasan dan lama simulasi, susut bobot, tingkat kekerasan dan

perubahan warna adalah karung goni. Berdasarkan hasil pengujian simulasi

transportasi darat, kerusakan mekanis terkecil terjadi pada kentang yang dikemas

di dalam karung goni pada jarak tempuh 87 km yaitu sebesar 7.60 %. Kerusakan

mekanis terbesar terjadi pada kemasan peti kayu pada jarak tempuh sejauh 348.3

km yang mencapai 13.36 %. Penggunaan kemasan waring lebih sesuai bila

digunakan untuk transportasi jarak dekat (± 87 km yang setara dengan 36 menit)

sedangkan untuk jenis transportasi kentang yang menempuh jarak jauh yaitu

antara 173 km sampai dengan 348 km, lebih sesuai bila menggunakan kemasan

karung goni.

Besarnya susut bobot terbesar kentang pada waktu penyimpanan hari ke-8

adalah sebesar 5.12 % pada kemasan karung waring. Besarnya penurunan

kekerasan terbesar kentang pada waktu penyimpanan hari ke-8 yaitu sebesar 18.75

(8)

% pada kemasan karung waring. Nilai L yang diharapkan pada komoditas kentang

selama pasca transportasi adalah nilai terbesar, yaitu nilai yang semakin

mendekati 100. Nilai L terbesar selama penyimpanan hingga hari ke-8 terjadi

pada kentang-kentang yang disimpan di dalam karung waring yaitu sebesar 31.85.

Nilai a dan b yang diharapkan pada komoditas kentang selama pasca transportasi

adalah nilai positif terbesar. Nilai a terbesar selama penyimpanan hingga hari ke-8

terjadi pada kentang-kentang yang disimpan di dalam karung goni yaitu sebesar

0.71. Nilai b terbesar selama penyimpanan hingga hari ke-8 terjadi pada

kentang-kentang yang disimpan di dalam karung waring yaitu sebesar 10.65.

(9)

✘✙ ✚✛ ✜✢✣✤✥✦ ✥✣✜

✹

tu

✺✻

r

✵

s

u

✹ ✼ ✲

Tanaman kentang merupakan salah satu komoditas sa

serta merupakan segmen

usaha

✱

ang dapat dipilih sesuai dengan modal

✲❀

onsumsi kentang untuk pasar

tradisional mencakup

❁ ❂

persen dari total pasar kentang di

✰

ndonesia dan

peluang pasar lainn

✱

a seperti

: pasar swalayan, restoran

fast food

dan bahan

baku industri pengolahan kentang primer kecap, saos, indomie, aneka

chep

(keripik) dan produk lainnya (http://www.benss.co.cc).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2009), wilayah produksi

kentang di Indonesia tersebar hingga mencapai 32 provinsi mulai dari NAD

(Nangroe Aceh Darusssalam) hingga Papua. Sentra produksi utama kentang

di Indonesia terletak beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur,

Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Nusa Tengara Barat. Besarnya tingkat

produksi yang mampu dicapai adalah 1 824 140 ton dengan produktivitas

sebesar 10 275 ton per hektar. Pencapaian total produksi kentang dari tahun ke

tahun menunjukkan pertumbuhan dengan rata-rata 5 % per tahun. Akan tetapi,

bila dilihat dari kemampuan produksi kentang, Indonesia hanya dapat

memenuhi 10 % dari total konsumsi kentang nasional, yaitu 8.9 juta ton per

(10)

2 tahun. Selain jumlah produksi yang belum cukup, volume dan nilai ekspor

kentang sejak 1998 (31 204 ton atau senilai US$ 5.88 juta) terus mengalami

penurunan. Pada tahun 2004 total impor kentang Indonesia berjumlah 59 479

ton dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Cina, Selandia Baru,

Kanada, Australia, Malaysia, dan lain-lain. Total impor kentang pada tahun

2005 meningkat menjadi 68 832 ton (Natawidjaja, 2007). Namun, pada tahun

2008, terjadi peningkatan jumlah ekspor dari rata-rata total produksi yang

berjumlah 90 ribu ton menjadi 1 juta ton per tahun dengan lahan sekitar 60

ribu hektar. Indonesia telah menjadi produsen kentang terbesar di Asia

Tenggara (www.detikfinance.com).

Besarnya tingkat konsumsi kentang dalam negeri menyebabkan

pentingnya penyediaan produksi lokal pada pasar komoditas kentang. Hal ini

lebih diutamakan dalam mendukung potensi dan prospek program

diversifikasi pangan guna mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Salah

satu bentuk dukungan konkrit terhadap kepedulian pada komoditas pangan

dunia telah dinyatakan oleh lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Penyediaan pangan dunia dari biji-bijian seperti padi, jagung dan gandum

semakin berkurang, sehingga PBB menjawabnya melalui peningkatan peran

tanaman kentang sebagai pendukung keamanan pangan serta mengurangi

kemiskinan (www.litbang.deptan.go.id).

Umbi kentang sebagai bahan baku produk olahan tidak selalu dapat

langsung digunakan setelah pemanenan. Hal ini disebabkan oleh jarak

lokasi penanaman kentang yang berjauhan dengan lokasi tujuan. Beberapa

wilayah pendistribusian yang menjadi tempat tujuan setelah panen antara

lain wilayah pasar setempat (pedesaan), pasar eceran tradisional, pasar induk

ataupun langsung menuju lokasi industri pengolahan. Komoditas kentang

cukup memiliki kerentanan terhadap kerusakan mekanis seperti luka goresan

maupun memar selama pendistribusian berlangsung. Kerusakan mekanis

yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti benturan yang terjadi

antar umbi maupun benturan antara umbi dengan kemasan. Penggunaan jenis

kemasan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik umbi kentang dapat

menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas dan kuantitas, memberikan

(11)

3 perlindungan yang maksimum hingga mencapai tingkat keseragaman dan

penampakan fisik yang baik hingga ke tangan konsumen.

❃ ❄ ❅ ❆❇❆ ❈ ❉

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menentukan kemasan yang

sesuai untuk pengangkutan umbi kentang. Tujuan khusus dari penelitian ini

antara lain:

1. Mempelajari pengaruh jenis kemasan dan lama transportasi darat terhadap

mutu umbi kentang.

2. Menentukan jenis kemasan yang paling baik untuk mengurangi kerusakan

mekanis akibat guncangan selama transportasi darat tanpa penumpukan

kemasan.

(12)

❊ ❋ ●

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

❨❩❖◆❬❖❯▼ ■ ❚❑ P ❖▼ ■◆ ❖▲ ❖❏

y

❖❏ P ◗❑P

u

❊❨ ❡❑ ◆ ■❏ ▲❑◗ ❖❏▼ ❖❘ ❖▲❑ ❚ ❖▲▼ ❖❯❏ P

u

P❱ ❏❑❞❭ ❦

x

❦❢❣◆ ◗❖❏❋❴ ❛ ❢❴▼ P❨

(13)

❧ ♠ ♥ ♦ ♣qr st ✉ q✈✇t①✇ ②✇✉q③✇✉ ② s③ q①✇

y

u

u

①✇❶t ⑧

u

✇❶qt⑧ ♦ ❷✇❶t⑧

u

w

✇❶qt ⑧

y

✇ t ⑧ ✈q ② q❸q❹ ✈q✉ s⑩✇⑩①✇ t❼❸s❹④

w

✇❶qt ⑧ ♦

u

✈✇❶✇ ✈✇②✇ ③ ③s❶❸s✇

w

③q ① s ✈✇❸✇r ① sr✇✉✇ t ✉s❹qt ⑧ ⑧✇ ①st ③✇ t ⑧ ➆ ① st ③✇t ⑧

y

✇t ⑧⑩s❶✇ ✈✇✈ q✈✇❸✇r ①sr✇ ✉✇t ✈✇ ②✇ ③③s ③✇ ②✉ s⑧✇❶♦

y

↕➒➠➐➋➍➋➌

u

u

➌➔➔➡➌➣➝

↕

➫➋ →➋ ➍➒➏➋ ↔➋➌↕➒➓ ➣ ➍➋

w

➋➍➓

u

y

➋ ➌➔ →➣ ➔

u

➌➋➍➋ ➌ ↕➋→➋ ↔➣ ➏

u

➐➋ ↔➣ ➓➠➋ ➌↔ ↕➡ ➠➓ ➋ ↔➣ →➋➠➋➓ ↕➋→➋ ➍➡➏➡→➣➓ ➋ ↔ ➍➒ ➌➓➋➌➔ ➋ →➋➐ ➋➑ ➓➣ ➔➋

w

➋➍ ➓

y

±

❮ ➱ ➍➏ ✃ ➝➔ ➒➡ ➟

w

y

➒➓ ↔➝➨➡➏ ❐➝ ❒➌➓

u

➍

(15)

Ñ Ò Ó ÔÕ Ö ×Ø

v

ÔÕ ÚÞ Ø ×Ö

y

×Ù ß Ú ÔÕØ

u

Õ á× Ó ×Ú

u

à ÚÕ ×à Þ ßÔÕ ×Ø ×Ù Ó× á× î × ñúÙ ßØÚ ×Ù

u

ÚÕØ

u

á ×Ù îëñÝ Ôâ × àÞ ÝÖ×à Þ

u

u

w

×Ø Ú

u

àÞ ÝÖ ×àÞ

u

A

☎ÿ✆✁✝ ÿ ✞✁ ✟

✠ ✡ ☛☞✞✌ ✍

u

☎ÿ ✆✁✝ÿ✞✁✟

îëñ î ×ñ

✠ ✡ ☛☞✞✌ ✍

u

✎✁ ☛✁✄ èÕ

u

✏ÿ✟

u

✑✁ ✁ ✄✎✁ ☛✁✄ î ×ñ

✠ ✡ ☛☞✞✌ ✍

u

✎✁ ☛✁✄ èÕ

u

u

✜ ✖✚ ✮✕✛ ✕

✧✚✖✚ ✘✛

u

✜✕✣✩✕✙✕ ✢✩✗ ✘✗✜✕ ✢✙✕✩✕✯✕✰✚ ✘✒✬

u

✳✗✥

u

✘✕✖✗✩✚✣ ✤✕✣✴✕ ✛ ✕ ✧

y

✕ ✣ ✤ ✭✗✢ ✚✥✙

u

✜✵✧ ✥✶

✱✚✥✕✖✕ ✣

✷ ✫✥✚ ✣✗ ✢ ✸ ✒✥✚✣✗ ✢ ✹ ✺✺ ✥✚✣✗✢

✱✕✛

u

✣ ✤✲✕ ✛✗✣ ✤ ✓✻✬ ✷✺ ✹ ✫ ✓✬ ✷ ✫ ✷ ✺✹ ✬✼ ✼

✱✕ ✛

u

✣ ✤✽★ ✣✗ ✓✼✬✒✺ ✹ ✸ ✓✬ ✺ ✓ ✷✻✫✬ ✓✼

✾✚✢ ✗✱✕

y

u

✓ ✫✬ ✺ ✫ ✹ ✸ ✒✬✼ ✼ ✷ ✺✻✬✼✸

✖✕ ✧✕ ✣✙✕✩✕

u

✥✰✗✧✚✣✢ ✕ ✣ ✤✩✕✙✕✢✩✗✘✗✜✕✢✙✕✩✕ ✽✕ ✥✰✕ ✛✹ ✒✬

u

✵✕✶ ✵ ✰ ✶

(17)

▼ ◆ ❖P ◗P❘ ❙ ❚

u

❯P ❘P ❱❲ ❙❘P ❱ ❳❯❘ ❙❱ ◗P ❱ ❨❯ ❙ ◗❙❩P ❬◗ ❚P ❱ ❯❭ ❪ ❚ ◗P❯❳❭ P ❫P ◗❳P❭ ❘ ❙❲P ❯P❱ ❫P ❱

P❚❳❱ ❨ ❞❡ ◆❧ ♥❡♦◆ ❜❡♠♥ ❧▼❡❧ ♣

❣P❚

u

❱ ❨❨ ❪ ❱❳ ◆❡❜ ♣ ❞❡❦ ♦ ◆❡❧ ❦ ❧ ❧❡▼◆

❢❙◗❳❘P

y

u

❧▼❡ ❞♦ ❧▼❡❜ ♣ ❧▼❡❜ ♥ ❧ ❜❡❜ ❦

q❙❚ ❫P❯P❚❘P ❱ ❬ P❯❳ ❩ ◗❙❚❯ ❙❴

u

◗ ❫P ❭P◗ ❫❳ ❩❳ ❬ P ◗ ❴P❬P

w

❭ ❙ ❚❯ ❙❱ ◗P ❯ ❙ ❘ ❙❚❯P❘ P ❱

u

❲❙❘ P ❱❳ ❯ ◗ ❙❚❴❙❯P❚ ❫❳❲ ❳❩ ❳❘ ❳ ❪ ❩ ❙❬ ❘ ❙❲P ❯P❱ ❭ ❙◗❳ ❘P❡

y

❯ ❙❩ P❲ P ❯❳ ❲❩ P❯❳

u

◗ ❚P❱ ❯❭ ❪ ❚ ◗P ❯❳◗ ❙❚rP ❫❳❭ P❫P ◗❳ P❭❘ ❙◗❳ ❨P

w

P ❘ ◗

u

❭ ❙ ❚❩ P ❘P ❱❵

u

❣❙❚

u

❯P ❘P ❱ ❲ ❙❘ P ❱❳ ❯

y

P❱ ❨ ◗❙ ❚rP❫❳ ❭ P ❫P ❘ ❙❲P❯ P❱ ❭ ❙◗❳ ❘P

y

y

u

w

⑦ ③ ⑩⑤❻ ⑨② ⑨ ⑩❹⑩⑧ ⑩ ⑧ ②⑤❻❻

u

❹⑦⑤ ❷ ⑦ ③ ⑩ ❷②④⑦⑩⑤ ⑧②⑨⑦ ④⑦⑤

y

⑦⑤❻ ❸②③➊ ⑦ ③ ⑩⑤❻ ➋ ➊ ⑦③ ⑩⑤❻ ❼ ➌⑥③⑧ ⑥

u

③ ⑧ ⑦ ③⑤❻

u

❷⑩ ④②❸⑦ ❸⑧ ⑦⑤ ❾ ❹②❺ ❸② ⑤⑥

u

③ ⑦⑤ ⑦⑥⑦

u

❻② ④② ⑧ ⑦⑤

y

u

y

❷ ⑦⑤ ⑧ ⑦③⑤❻

u

u

w

⑦⑧ ⑥

u

④⑩⑨❹ ⑦ ④⑩

u

⑥⑩❷ ⑦⑧

u

➶➵ ➻➵ ➶➵➻➸ ➾ ➳➵ ➶➺➻➘➵➺➶➬❮➾ ➳➵➶➺ ➻ ➹➺➻➼➼ ➺ ➸➹➵➻➴➵ ➚➴➾➺ ➵➸➺

v

y

➵➻➼ ➴➺ ❐➵ ➽➵➺ ➳➵➶➵ ➵➶➵➻ ➳ ➾➻

u

➻❒➶ ➶➵ ➻

u

➸➾➘➵➚ ➵ ➻ ➴➵➹➵ ➲➴➵➹➵

y

➵➻➼ ➸➾➳➵ ➶➺ ➻ ➘➾➚ ➵➼ ➵ ➳➬

u

u

➲ ➸➵➚ ➵

u

y

ìø÷ïõï õ óï÷ïëó ìî ì èï ë÷ïóï ï ø ÷ ìê ïõ✂☎ú

w

u

ñë

u

ò éò éë ÷ï óï î ïøïõ

y

✬ ✖ ✑ ✕✚✓ ✕✘ ✗✔✓ ✖

u

y

✓✕✘ ✜ ✙✔✙✒✢✓✕ ✓✖✓ ✕ ✒✑✒ ✢ ✑ ✗ ✛✑✔✓ ✗ ✢✗✩✔ ✑✔ ✖ ✑✬✙ ✣✓✕✘ ✓✕ ✓✙✗ ✤ ✚ ✗✓✕✔ ✢ ✙✗✓✔✙✦ ✒✓

y

✙✒✢✓✕✓ ✕✪

❏❁❑❆ ❃ ❇ ❁❂❑❅▲❇ ❃ ❁❑❆❃❄❇▼❁❈ ❁❅ ❅ ❄❇❑❄❂ ❃❁❑❄❑

u

❊▲❂ ❆ ❋❄❋ ❅❂

▼❅ ❄❇ ❋❀ ❁❁❂

u

u

❊▲❂ ❆❖

u

❖

(23)

y

❣✐ ♣❢ ❧♠❣ r ❣r ❡t

u

❣♠❞❧♦ ❣ ♥❣✐❣ ❞❣✐♥❧ ♦ ❣ ❞❡✐❢❧♥❣ ♠✈

❤ ❢ ③❢ ③ ❤ ❦ ❣r ❣ ❞❧ ♦ ❣♥❣✐ ❦ ❧❤❡ ❞ ❣

y

u

✈ ④❣♠ ❡ ♣ ❣♦❢ ❣ ♠ ❤❧ ♠ ♥❧❢

u

❤❥ ❤❧ ♠t❡✉❣❤ ❦

u

t❣ ✉❢

u

✐ ♣❣✐

u

y

❣✐ ♣ ❢ ❧♠❢ ❣✐ r ❡✐ ♣ t♠

u

u

❤❢❧♥❣♠✐

y

❣ ❣r ❣t❣ ✉②✈❜ ❛❶❥ ❛✈❛ ❜❶ r ❣✐⑨ ✈②❷❶❸ r❣ ❤❣r❣❦ ❣ ❤r ❡t❡✉❣ ❤❦ ❣ r❣❹ ❣♦ ❦ ❡♠ ❣✐ ② ❛r ❣✐②⑨ ❺ ✈

u

❣✐ ♣

y

➈ ➋ ➌➉ ➆➤➊➑➄

➝ ➈➇ ➁➈ ➏➞➀➄➔

u

➁

u

➋➌ ➈➋➈➋ ➃ ➈➏ ➈➒➆ ➋➊ ➍➉➆➇➈➍ ➈➋➃➆➏➎ ➈➜ ➈➐➐ ➆ ➏➍➆ ➋ ➃ ➈➍➆➍➍

u

u

➋ ➌➌ ➂ ➋➊ ➜ ➈ ➋➐ ➆➃➊➉ ➈

u

y

➄

➛➊➑➈➇➆➑➊ ➎ ➈ ➃➐ ➆➏➁ ➈ ➋➜➊➋➌ ➈➋➈ ➋ ➃➈➏ ➈➐➆➏➍➆➋➃ ➈➍➆➍➍

u

➃➁➂ ➁ ➂ ➃➈ ➋ ➃➈ ➏➈➉ ➆ ➇➈➍ ➈ ➋ ➉ ➈ ➏

u

➋➌ ➌ ➂ ➋➊ ➜➆➋➌ ➈➋ ➉ ➆➇➈➍➈➋ ➐ ➆ ➃➊ ➉ ➈

u

➻➺ ➼ ➹➭➯ ➭ ➻➾ ➶ ➺ ➼➵

u

➼ ➭➼➘ Ð➺➵ ➲➺ ➼ ➳ ➭➲➺

y

➸➺➼ ➳➭➼ ➹➪➭➶ ➭➳➪ ➾➯ ➾ ➫ ➭➳➶ ➭ ➪➭Û➭ ➻➶ ➾➵ ➭➼ Ü ➩➘

Ý ➭➻ ➽➭➵ Ü ➩➘ Ð➺ ➵➲➺ ➼ ➳ ➭➲➺ ➶➺ ➵

u

➽ ➭➫ ➭➼ ➸➺➸➺ ➵ ➭➲ ➭➼ ➲➺ ➯ ➭ ➻➭➶➺ ➼

y

➾➻➶ ➭➼ ➭➼ ➶ ➭ ➪➭ ➳➾➭➶ ➸➺➻➭➲ ➭➼➘

Ú➭➵ ➾ ➫ ➭➲ ➾➯ ➶➺ ➼ ➹➭ ➻➭➳ ➭➼ ➻➺➼

u

➼Ñ

u

➸ ➸➭➼ ➽ ➭➫

w

➭ ➶ ➭➪ ➭ ➫➭➵ ➾ ➳ ➺➵ ➭➸ ➫ ➾➵ ➶ ➺ ➼ ➹➭ ➻➭➳ ➭➼ Ò➫ ➭➵ ➾ ➸➺Ô× Ø ➼ ➾➯➭➾ ➸➺ ➸➺➵ ➭➲ ➭➼ ➳➺ ➵ ➸➺Þ➾➯ ➪➾ ➻➾➯ ➾ ➸➾ ➚ ➯ ➺ ➫ ➸➺ ➯ ➚ ➻➶➚ ➸

➸➺ ➼ ➳ ➭➼ ➹ Þ➚ ➼ ➳➚ ➫

y

➭➼ ➹ ➪ ➾➲ ➾ ➻➶ ➭➼ ➶ ➭➪ ➭ ➸➺ ➻➭➲ ➭➼ ➸ ➭➵➼ ➹

u

(1)

Rae Abdilah Hanif (F34103047). Use of Various Types of Latex As Additional Mixture For Mortar In Concrete Road. Supervised by Tajuddin Bantacut and Agus Muji Santosa.

SUMMARY

Latex has been known as a material with high elasticity. With its elasticity, latex is expected to lessening the rigidness of concrete. The aims of this research are to known the effect of types of latex, crumb rubber rate, and age of mortar to weight, compressive strength, and flexural strength of mortar.

This research used three factorials Full Randomized Experimental Design which those factors are type of latex (condensed latex, pravulcanization Semi-EV latex, and pravulcanization semi-Ebonit latex), crumb rubber rate (0, 2, 4, and 6 %), and age of mortar (7, 14, and 28 days).

Type of latex, crumb rubber rate, and the interaction between types of latex and crumb rubber rate had a very significant effect on weight of mortar (P < 0.01). The highest weight is got from pravulcanization semi-Ebonit latex (1383.25 +18.90 grams) and zero percent crumb rubber rate (1389.33 +22.15 grams). The more number crumb rubber rate used, the less weight of mortar got.

Type of latex, crumb rubber rate, age of mortar, and the interaction between types of latex and crumb rubber rate had a significant effect on flexural strength of mortar (P < 0.05). The highest flexural strength is got from pravulcanization semi-Ebonit latex (45.70 +4.12 kg/cm2), zero percent crumb rubber rate (50.25 +9.30 kg/cm2), and at the 28th day of mortar (47.55 +3.99 kg/cm2). The more number crumb rubber rate used, the less flexural strength of mortar got. The longer the age of the mortar, the more flexural strength of mortars got.

Crumb rubber rate and age of mortar had a very significant effect on compressive strength of mortar (P < 0.01). The highest compressive strength is got from zero percent crumb rubber rate (244.27 +37.59 kg/cm2) and at the 28th day of mortar (168.07 +15.18 kg/cm2). The more number crumb rubber rate used, the less compressive strength of mortar got. The longer the age of the mortar, the more compressive strength of mortars got.

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Berbagai Jenis Lateks Sebagai Bahan Tambahan Pada Mortar Untuk Aplikasi Beton Jalan Raya” adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Pembimbing, kecuali yang telah jelas disebutkan rujukannya.

Juni, 2009

(3)

BIODATA PENULIS

Rae Hanif Abdilah dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 6 April 1985. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari bapak Zulkarnaen AS dan Farida Fathul. Pendidikan dasar diselesaikan di Sekolah Dasar Kartika II-5 Bandar Lampung pada tahun 1997. Setelah lulus dari sekolah dasar, penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Al-Kautsar Bandar Lampung (1997-2000) dan SMUn II Bandar Lampung (2000-2003).

Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknologi Industri Pertanian. Pada tahun 2006 penulis berkesempatan untuk melakukan Praktek Lapangan di PT Kayu Lima Utama Magelang dengan judul “Aspek Pengawasan Mutu Bahan Baku dan Penanganan Limbah di PT Kayu Lima Utama”. Selama masa kuliah, penulis tercatat pernah aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan seperti UKM Panahan IPB, Koperasi Mahasiswa IPB, Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri (HIMALOGIN), dan UKM ASPECT IPB.

(4)

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Kajian Penggunaan Berbagai Jenis Lateks Sebagai Bahan Tambahan Pada Beton Jalan Raya” dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Penelitian Teknologi Karet, Bogor dan Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Bandung.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada :

1.Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M. Sc Dr. dan Ir. Agus Muji Santosa, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama ini.

2.Dr. Ary A. Alfa, Dr. Soeratman, S. J. Soedarmadji, dan semua pihak yang telah membantu di Balai Penelitian Teknologi Karet, Bogor dan Balai Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Bandung.

3.Orang tua dan keluarga untuk dukungan yang telah diberikan. 4.Rekan-rekan di Teknologi Industri Pertanian IPB.

Penulis menyadari akan ketidaksempurnaan dari penyusunan skripsi ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bogor, Juni 2009 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

RINGKASAN ... iv

PERNYATAAN ... vi

BIODATA PENULIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 2

2.1. Lateks ... 2

2.2. Lateks Pravulkanisasi ... 6

2.3. Mortar dan Beton ... 9

2.4. Beton Karet ... 20

3. METODOLOGI ... 24

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.2. Bahan dan Alat ... 24

(6)

4.3. Bobot Mortar ... 35

4.4. Kuat Lentur ... 38

4.5. Kuat Tekan ... 41

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46