Adjustment, uji beda dua
rata-rata. signifikan terhadap nilai
AAR dan CAAR
5. Hendro
Widjanar ko 2006
Merger, akuisisi, dan
kinerja perusahaan,
studi atas perusahaan
manufaktur tahun 1998-
2002 ROA, ROE,
GPM, NPM, OPM, DER.
Analisis deskriptif, ROE, OPM, dan DER meningkat
dan ROA, GPM, dan NPM menurun. Analisis data
SPSS. ROA, ROE, GPM, NPM, OPM, dan DER
memiliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Tidak
mengalami peningkatan yang signifikan anatara
sebelum dan setelah MA
6. Januar
Eko Prasetyo
2007 Dampak
merger dan akuisisi
terhadap cash flow operasi.
Operational cash flow.
Nilai Asym Sig lebih besar dari 5 α= 5. Hanya
operational cash flow periode 3,2,1 sebelum dan
setelah MA. asym Sig yang lebih kecil dari 5
sebesar 0,0333 pada 1 tahun sebelum dan 3 tahun setelah
signifikan sedangkan periode tahun yang lain
ditolak
Sumber: diolah oleh peneliti.
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Suatu kegiatan yang mungkin memperoleh perhatian cukup besar dari masyarakat adalah pada waktu perusahaan melakukan aksi mengambil alih
melakukan akuisisi perusahaan lain, atau penggabungan merger atau
consolidation dari dua perusahaan. Merger dan akuisisi perusahaan oleh perusahaan lainnya pada dasarnya merupakan suatu keputusan investasi yang
mengandung unsur ketidakpastian, oleh karena itu konsep keuangan tentang keputusan melakukan investasi juga berlaku, jika diterapkan dalam konteks
Universitas Sumatera Utara
merger dan akuisisi, maka kegiatan korporasi merger dan akuisisi dapat dibenarkan secara ekonomi apabila akuisisi tersebut diharapkan memberikan nilai
manfaat yang positif bagi perusahaan yang melakukannya. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan apabila dikaitkan dengan
teori yang telah dijelaskan menunjukkan adanya suatu perbedaan atau gap antara
hasil penelitian-penelitian terdahulu, penelitian dengan teori, dan teori dengan kenyataan yang hasilnya tidak selalu konsisten.
Rasio likuiditas, pada umumnya berkepentingan dengan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atau membayar hutangnya.
Kepentingan disini dengan menekankan tersedianya aktiva lancar dan terutama aktiva likuid. Salah satu rasio likuiditas adalah
current ratio yang digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek. Dalam
penelitian Nurdin 1996: 60 menunjukkan rasio keuangan salah satunya adalah rasio likuiditas memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan, dan
penelitian Prasetyo 2007: 44 mengenai cash flow sendiri menunjukkan
memberikan indikasi adanya peningkatan, namun secara umum tidak signifikan. Rasio leverage adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, digunakan untuk mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana
yang berasal dari kreditor perusahaan. Salah satu rasio leverage adalah debt to
equity ratio DE R, yang digunakan untuk mengukur bagian dari setiap nilai atau rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Kajian
yang dilakukan Samosir 2003: 29 mengungkapkan DE R mengalami penurunan,
Universitas Sumatera Utara
namun dalam penelitian Widjanarko 2006: 48, DE R justru mengalami
peningkatan. Rasio aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan semua sumber daya resource yang ada pada
pengendaliannya, dan melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Salah satu rasio aktivitas adalah
total asset turn over ratio, yang digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan dana
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva perusahaan berputar dalam suatu periode tertentu. Pada penelitian yang dilakukan Payamta dan Setiawan 2004: 280
menunjukkan total asset turn over ratio mengalami penurunan.
Rasio profitabilitas, adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan dengan melihat pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva,
dan hutang terhadap hasil operasi. Beberapa rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah r
eturn on asset, yang merupakan menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi semua investor pemegang obligasi dan saham, dan
return on equity, yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian atas saham ekuitas saham atau investasi pemegang saham. Kajian yang dilakukan
Samosir 2003: 29 menunjukkan hasil ROA masih terlihat rendah, sedangkan
ROE telah menunjukkan perbaikan. Hal ini didukung hasil penelitian Widjanarko 2006: 48 yang menunjukkan
ROA mengalami penurunan dan ROE mengalami peningkatan. Payamta dan Setiawan 2004: 278, hasil dalam penelitiannya,
ROA dan ROE tidak mengalami perbedaan signifikan. Sutrisno dan Sumarsih
Universitas Sumatera Utara
2004: 193 mengungkapkan dalam jangka panjang akuisisi memiliki dampak terhadap kemakmuran pemegang saham yang melakukan akuisisi, dimana
return saham dapat bernilai positif atau negatif walaupun tidak signifikan secara statistik.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja perusahaan, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk masa 2 dua tahun sebelum dan 2
dua tahun setelah melakukan merger dan akuisisi. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan secara finansial
dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan sebelum dan setelah merger dan akuisisi berlangsung. Jika hasil uji menunjukkan hasil yang berbeda,
maka dapat dikatakan bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, lebih lanjut pengaruh ini bisa mengarah ke nilai pengaruh
yang positif atau pengaruh negatif. Berdasarkan uraian yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran dari
pengaruh sebelum dan setelah merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Penelitian.
Uji beda
2.4 Hipotesis Penelitian