diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru perusahaan atau dapat juga merupakan budaya
yang sama sekali baru bagi perusahaan. Langkah ketiga 3 yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana yang
harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dalam berupa tim gabungan ataupun kerjasama mutual.
Dimana proses akuisisi harus melalui tahapan sebagai berikut: 1 ijin dari pemegang saham antara kedua perusahaan, 2 proses negosiasi yang
panjang dan mengikut sertakan akuntan, penasehat hukum, dan investment banker, 3 melakukan pembelian saham yang ada ditangan publik, baik
investor minoritas maupun individu, 4 kewajiban atau hutang dari perusahaan target secara otomatis menjadi kewajiban perusahaan yang
mengambil alih, 5 peleburan sistem manajemen ke dalam manajemen baru baru perusahaan yang mengambil alih, 6 proses perijinan mungkin akan
lebih kompleks bila kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan publik, dan 7 dana yang dibutuhkan akan semakin besar jumlahnya karena
pembelian saham akan bersifat pelelangan dengan tendering.
2.1.2 Kenerja Perusahaan
2.1.2.1 Penilaian Kinerja Perusahaan
Menurut Sudarsanam 1999: 246 teori keuangan modern menyatakan bahwa keputusan-keputusan manajemen ditujukan untuk meningkatkan
kemakmuran pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini merger dan akuisisi sebagai bagian dari keputusan manajemen perlu
adanya pembuktian keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan penggabungan usaha biasanya adalah pada kinerja perusahaan dan
penampilan perusahaan yang praktis membesar dan meningkat. Kondisi dan posisi perusahaan mengalami perubahan, dan hal ini tercermin dalam
pelaporan keuangan perusahaan. Penilaian kinerja menurut Setyasih 2009: 37 adalah “penentuan
efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodik. Ada
dua macam kinerja, yakni kinerja operasional dan kinerja keuangan”. Kinerja operasional lebih ditekankan pada kepentingan internal perusahaan seperti
kinerja cabang divisi yang diukur dengan kecepatan dan kedisiplinan, sedangkan kinerja keuangan lebih kepada evaluasi laporan keuangan
perusahaan pada waktu dan jangka tertentu. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum perlu
dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham dan Houston 2001: 78 mencakup,
a Pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
b Evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan keuangan perusahaan melaporkan baik posisi
perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu.
Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan
digabung bersama dan kinerja pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin
Universitas Sumatera Utara
baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dapat dinilai dan diukur
dengan menggunakan rasio keuangan.
2.1.2.2 Analisis Kinerja Keuangan