TA : Pembuatan Video Seri Pendidikan Mata Pelajaran Fisika Kelas XI Berbasis Infographic Dengan Menggunakan Motion Tracking Studi Kasus Kinematika Gerak Lurus.

(1)

PEMBUATAN VIDEO SERI PENDIDIKAN

MATA PELAJARAN FISIKA KELAS XI BERBASIS INFOGRAPHIC DENGAN MENGGUNAKAN MOTION TRACKING STUDI KASUS KINEMATIKA GERAK LURUS

TUGAS AKHIR

Program Studi

DIV Komputer Multimedia

Oleh:

Rijal Perdana Putra 11.51016.0032

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

xi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Media ... 7

2.2 Media Pembrlajaran ... 8

2.3 Karateristik Media ... 9

2.4 Video Seri ... 11

2.5 Fisika ... 12

2.6 Fisika Kelas XI ... 12

2.7 Motion Tracking dan Infographic ... 13

2.8 Tahap Pembuatan Video Edukasi ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Metodologi Penelitian ... 19

3.2 Pengumpulan Data ... 20

1. Wawancara ... 20

2. Observasi ... 24

3. Literatur ... 28


(3)

xii

3.4 Studi Komparator... 31

3.5 STP ... 34

3.6 Keyword ... 36

3.7 Perancangan Karya ... 39

3.7.1 Pra Produksi ... 40

3.7.2 Produksi ... 54

3.7.3 Pasca Produksi ... 54

3.7.4 Publikasi ... 55

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 59

4.1 Produksi ... 60

4.2 Pasca Produksi ... 63

4.3 Publikasi Karya ... 69

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Simpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 81


(4)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Motion tracking ... 14

Gambar 2.2 Motion tracking ... 14

Gambar 2.3 Infographic ... 16

Gambar 2.4 Infographic Statis ... 17

Gambar 2.5 Infographic Statis ... 17

Gambar 3.1 Wawancara ... 23

Gambar 3.3 Media Edukasi ... 26

Gambar 3.5 Gerak dan Kelajuan ... 32

Gambar 3.6 Motion Graphics Test – Tracking ... 33

Gambar 3.7 Perlengkapan Produksi ... 49

Gambar 3.8 Analisis Warna ... 51

Gambar 3.8 Sketsa Poster ... 56

Gambar 3.8 Sketsa Cover CD ... 57

Gambar 3.8 Sketsa Stiker ... 58

Gambar 4.1 Penyuntingan dan Editing ... 51

Gambar 4.1 Lokasi Shotting ... 60

Gambar 4.2 Medium Shot ... 61

Gambar 4.3 Close Up ... 62

Gambar 4.4 Proses Penyuntingan ... 63

Gambar 4.5 Proses Penggabungan Video ... 64

Gambar 4.6 Proses Mixing ... 65

Gambar 4.7 Infographic dan Motion Tracking……….66


(5)

xiv

Gambar 4.9 Rendering ... 68

Gambar 4.11 Poster ... 70

Gambar 4.12 Stiker ... 71

Gambar 4.12 Motion Tracking Kinematika Gerak ... 72

Gambar 4.14 Motion Tracking Kinematika Gerak ... 72


(6)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Keyword wawancara ... 22

Tabel 3.2 Keyword Literatur ... 24

Tabel 3.3 Keyword Media Pembelajaran ... 26

Tabel 3.4 Literatur sikap dan karateristik remaja SMA………...26

Tabel 3.5 Analisa data materi Video Edukasi………..27

Tabel 3.6 Analisa data materi Fisika Kelas XI SMA .. ... 27

Tabel 3.7 STP ... 31

Tabel 3.8 Keyword ... 32


(7)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan yang dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat Video Seri Pendidikan Mata Pelajaran Fisika Kelas XI Berbasis Infographic Dengan Menggunakan Motion Tracking Studi Kasus Kinematika Gerak Lurus. Hal ini dilatar belakangi oleh kurangnya sarana media penunjang untuk pembelajaran pada pelajaran fisika di sekolah. Bayu (2008), mengatakan bahwa media adalah salah satu alat pendukung dalam proses pembelajaran fisika di sekolah yang jarang digunakan sebagai bahan pembelajaran di kelas. Rahmad (2014), mengatakan siswa-siswi sulit memahami Fisika, khususnya materi kinematika gerak. Penyebabnya adalah kurangnya sarana media pembelajaran di kelas, guru Fisika dianggap kurang bisa memahami media sebagai sumber bahan ajar serta menyampaikan materi yang bisa ditangkap oleh siswa, karena tidak pernah memberikan sarana media penunjang bagi pembelajaran Fisika didalam kelas. Rahmad (2014), juga mengatakan gaya mengajar guru memberikan pengaruh terhadap kesukaan siswa pada pelajara Fisika.

Menurut Bima (2011), pembelajaran Fisika tidak akan menarik bagi siswa apabila siswa hanya diberi konsep dan rumus-rumus yang terdapat pada konsep yang dipelajari. Pembelajaran Fisika akan menarik dan lebih bermakna bagi diri siawa apabila fenomena alam dihadirkan dihadapan siswa.


(8)

Dengan banyaknya materi yang diberikan, penyampaian materi secara lisan dan gambar saja tanpa adanya alat peraga serta kurangnya sarana pendukung media audio visual, belajar fisika menjadi kurang menarik. Menururt Rahmattullah (2011: 178), mengatakan keberadaan buku paket sebagai media bantu pelajaran ternyata juga belum berfungsi secara optimal.

Menurut Anasofiana (2011), Fisika sangat penting untuk kita pelajari karena Fisika adalah bagian dari aktifitas kita sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, semua aktifitas yang kita lakukan tidak terlepas dari yang namanya proses fisis. Menurut Bima (2011), dari kita berjalan, makan, bergerak dan sebagainya. Semua itu adalah aktifitas kita lakukan yang tanpa kita sadari merupakan proses fisika.

Bima (2011), juga menjelaskan bahwa aktifitas manusia dalam kehidupan tidak lepas dari gejala atau fenomena alam. Baik itu disadari maupun tidak disadari. Dalam aktifitasnya manusia selalu berhadapan dengan fenomena alam. Kebanyakan manusia dalam melakukan aktifitasnya tidak memperhatikan gejala alam yang terjadi.

Menurit William (2012), mengatakan pada zaman modern seperti sekarang ini, ilmu Fisika sangat mendukung perkembangan teknologi industri, komunikasi, termasuk kerekayasaan (engineering). Ilmu Fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena-fenomena yang menarik. Ini semua dipelajari dalam berbagai bidang ilmu Fisika. itulah mengapa kita perlu mengetahui dan memahami arti penting fisika dalam kehidupan kita. Materi Fisika untuk siswa kelas XI akan sedikit lebih rumit karena hampir semua materi dibutuhkan pemahaman matematika yang cukup bagus yang memadai. Untuk lebih mudah


(9)

3

mempelajari pelajaran Fisika kelas XI dibutuhkan kemampuan untuk bisa mengamati peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar kita yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Menurut Rochman Natawidjaya, (1977: 45), diperlukan suatu inovasi yang baru dalam proses belajar mengajar Fisika di sekolah, agar siswa menyukai dan dapat memahami serta mengerti materi Fisika yang diberikan oleh para guru. Penyampaian menggunakan cerita atau perumpamaan untuk mendemonstrasikan dan menjelaskan informasi akan muda dimengerti dari pada dengan kata-kata dan juga teori-teori yang tidak dimengerti. Disinilah video edukasi berperan penting sebagai pendamping untuk memahami materi Fisika. Karena dengan video kita bisa belajar mengamati peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar kita yang berhubungan dengan materi pelajaran fisika.

Rochman, Natawidjaya (1977: 40), mengatakan bahwa media adalah segala alat pendukung yang dapat digunakan untuk membantu dalam memperlancar, memperjelas, penyampaikan konsep, ide, pengertian atau materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, baik dilakukan diluar ataupun di dalam kelas. Dengan kata lain, media merupakan peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Media dibagi menjadi 3 berdasarkan sifatnya yaitu, media auditif, media audio, dan media audio visual. Dalam hal ini media audio visul dianggap lebih baik dan lebih menarik sebagai pembelajaran, sebab mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

Video adalah salah satu media yang dapat dilihat dan didengar serta digunakan sebagai suatu alat penyampaian pesan dan informasi yang dibutuhkan.


(10)

Seperti yang dikatakan Steward (2002), video adalah penggabungan antara kekuatan dari film dan informasi. Hal ini memperjelas bahwa media video edukasi sangat penting untuk pembelajaran. Sedangkan seri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah berurutan, berturut-turut atau bersambung, jadi dalam pembuatan video ini dibuat dengan jenis video seri, di mana video tersebut menjelaskan materi fisika secara berurutan, karena materi fisika yang cukup banyak.

Steward (2002), menjelaskan motion tracking dan infographics adalah suatu bentuk perangkat digital yang digunakan sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan proses atau mensimulasikan gerakan, dan gerakan tersebut menjadi model digital. Biasanya ini digunakan dalam militer, hiburan, olah raga. Didalam penerapan video edukasi ini motion tracking digunakan dalam mensimulasikan suatu peoses fisika dan rumus-rumus dalam soal Fisika.

Dengan dikemas dalam video edukasi, diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa-siswi dalam belajar fisika, serta membantu para siswa-siswi mengerti betapa pentingnya fisika bagi kehidupan sehari-hari.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan

1. Bagaimana membuat Video Seri Pendidikan Tentang Fisika Kelas XI Menggunakan Motion Tracking dan Infographics.


(11)

5

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas agar permasalahan tidak menyimpang, maka batasan masalah yang akan dikerjakan antara lain:

1. Analisis kinematika gerak kelas XI sebagai materi pembahasan. 2. Soal-soal beserta uraian jawaban sebagai objek pembahasan.

3. Penggunaa Motin Tracking dan Infographics sebagai penjelas dalam objek.

1.4Tujuan

Tujuan pembuatan video edukasi ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat Video Seri Edukasi Tentang Fisika Kelas XI Menggunakan Motion Tracking dan Infographics.

2. Mengambarkan pentingnya Fisika bagi kehidupan sehari-hari.

3. Membuat Video Seri Edukasi Fisika Kelas XI Menggunakan Motion Tracking dan Infographics.

1.5 Manfaat

Manfaat dalam pembuatan video edukasi ini antara lain adalah: 1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penggunaan motion tracking pada video edukasi ini sebagai sarana penunjang materi Fisika, agar penonton lebih mengerti dan memahami tentang materi tersebut.


(12)

2. Hasil penelitian yang ditempuh diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademis, khususnya dalam bidang video edukatif yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian diharapakan dapat diimplementasikan di sebuah sekolah-sekolah atau lembaga pembelajaran lainnya.


(13)

60

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

4.1 Produksi

Produksi merupakan proses lanjutan dalam proses pembuatan video, merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi dan di implementasikan pada tahap ini. Pasa proses ini tahapan yang dilakukan diantaranya melakukan pengambilan gambar (shotting) secara menyeluruh dari awal hingga akhir.

Adapun dalam proses produksi menggunakan beberapa tahapan dalam pelaksanaanya, yaitu:

1. Setting Lokasi

Penentuan lokasi dalam produksi video edukasi ini menggunakan setting lokasi outdoor dan indoor, karena untuk mengambil kesan hidup dan halus pada video, dan sesuai dengan apa yang telah dirancang sutradara. Dalam video kali ini lokasi yang digunakan adalah lokasi lapang yang berada di daerah Pantai Ria Kenjeran, dimana lokasi ini digunakan sebagai lokasi untuk objek jerak lurus yang memerlukan lokasi yang sukup lapang untuk sepeda motor sebagai objek yang akan diambil sebagai demo gerak lurus.


(14)

Gambar 4.1 Lokasi Shotting (sumber: Hasil Olahan peneliti)

2. Setting Perekaman

Dalam film edukasi ini menggunakan rekaman secara tidak langsung sebagai perekam videonya seperti sound effect, narasi dan instrument music. Peralatan yang digunakan dala perekaman music atau audio dalam video edukasi kali ini menggunakan boomer mic dan clip on kamera.

3. Teknik Pengambilan Gambar

Teknik engambilan gambar pada video edukasi ini menggunakan lebih dari satu kamera atau multiple kamera, digunakannya multiple kamera untuk mempercepat dan meminimalisir banyaknya adegan yang diambil. Tidak hanya itu angle kamera juga dipertimbangkan seperti, teknik pengambilan gambar long shot, medium long shot, medium shot, medium cloes up, close up, extreme close up,


(15)

62

over close up, low angle, straight angle. Digunakan berbagai angle kamera untuk sebuah adegan agar manimbulkan kesan yang tidak monoton dan lebih bervariasi, suapa video edukasi ini tidak membosankan jika dinikmati nanti.

Gambar 4.2 Medium Shot (sumber: Hasil Olahan peneliti)

Dalam gambar 4.2 pengambilan gambar dengan medium shot ini dilakukan untuk memperlihatkan suasana keramaian yang sedang terjadi di masyarakat, sehingga penonton bisa melihat suasana yang telah terjadi pada masyarakat sekarang.


(16)

Gambar 4.3 Close up (sumber: Hasil Olahan peneliti)

Dalam gambar 4.3 pengambilan gambar dengan close up untuk memperlihatkan betapa teknologi ini sangat dibutuhkan di masyarakat sekarang ini.

4. Lighting

Melihat adanya adegan yang dilakukan di dalam ruangan, maka video edukasi ini memerluka pencahayaan yang lebih untuk hasil yang maksimal, menggunakan LED Light kamera menambah pencahayaan dalam pembuatan video edukasi ini. Tidak hanya itu lighting juga dapat membantu pencahayaan dengan warna yang lebih bagus sesuai warna yang diinginkan, pencahayaan yang cukup dan bagus bisa menghasilkan gambar yang bagus dari warna light yang digunakan.


(17)

64

4.2 Pasca Produksi

Pembahasan pada tahap ini adalah tentang tahap produksi sebelum karya video edukasi ini dipublikasikan, disebut penyuntingan video atau proses editing, dimana proses penyuntingan video ini dibagi dalam beberapa tahapan yang digunakan, mulai dari pemilihan video, pemberian effect visual, narasi, dan editing warna. Tahap pertama yang dilakukan yaitu proses pemilihan video yang sesuai dengan adegan yang diinginkan

1. Pemilihan Video

Pada tahap ini dilakukan pemilihan video uang telah diambil dalam scene, disitulah akan dipilih video yang sesuai dengan adegan yang ada di storyboard.

Gambar 4.4 Proses Penyuntingan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(18)

Pada gambar 4.4 dijelakan bahwa dalam sebuah pengerjaan video diperlukan suatu proses editing, dalam sebuah proses editing diperlukan sebuah pemilihan video guna memilah video yang baik dan buruk, disinilah proses pemilihan video dilakukan agar saat proses editing berjalan lancar.

2. Penggabungan Video

Selanjutnya sesudah tahap penyuntingan video dilakukan maka tahap selanjutnya adalah proses penyatuhan video, dimana video yang terbaik dan sesuai dengan storyboard akan di masukkan ke dalam kolom frame dan edititng. Tidak hanya itu proses pemberian audio berupa narasi yang telah dibuat juga dimasukkan ke dalam kolom frame editing.

Gambar 4.5 Proses Penggabungan (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(19)

66

Dala proses penggabungan video ini merupakan perkerjaa yang rumit, dikarenakan pengelolahan hasil gambar merupakan objek bergerak, perlu ketelitia ekstra dalam proses penggabungan editing pada tahap ini agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

3. Mixing

Setelah tahap penggabungan selesai dan dirasa cukup untuk gambar editing, tahap selanjutnya adalah pemberian instrument music, sound effect, serta narasi yang telah dibuat. Mixing dilakukan agar penggabungan music secara keseluruhan berjala teratur dan bisa di dengar. Seperti halnya perpindahan background music dengan narasi dan instrument music lainnya, supaya berjalan selaras tanpa ada penumpukan audio di dalam proses editing.

Gambar 4.6 Mixing (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(20)

4. Tracking Efeck dan Infographic

Proses ini membutuhkan waktu yang lama, dikarenakan memerlukan ketelitian yang lebih. Dimana video diberi effect visual Infographic dan Motion Tracking, sehingga dalam prosesnya harus urut dan satu persatu.

Gambar 4.7 Infographic Dan Motion Tracking (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Pemberian effect visual ini diberikan setelah proses editing dan mixing selesai, agar pemberian effect visual ini dapat dikerjakan sesuan rancangan


(21)

68

Gambar 4.8 Infographic Dan Motion Tracking (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

5. Rendering

Proses ini adalah proses terakhir pada suatu editing, semua yang ada di dalam proses edititng akan dilakukan rendering atau pemprosesan video menjadi bentuk dadi dalam format video. Mulai dari penggabungan video, pemberian audio, narasi, effect pada video hingga instrument musik semuanya akan di jadikan satu dalam format jadi. Ada beberapa tahap dalam melakukan proses rendering yaitu mengatur settinggan ukuran file dan format file, dan mengatur tataletak tempat file yang akan di render nantinya.


(22)

Gambar 4.9 Rendering (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Gambar 4.10 Rendering (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(23)

70

4.3 Publikasi

Pada saat video sudah mamasuki tahap publikasi, maak dibuatlah sebuah media promosi proyek Tugas Akhir ini kepada masyarakat, publikasi dapat menggunakan berbagai macam, mulai dari media grafis dan cetak. Media publikasi yang digunakan dalam video edukasi fisika ini adalah poster, stiker, dan cover desain DVD. Dalam desainya pembuatan dari media promosi telah dijelaskan pada BAB III sebelumnya, dan diimplementasikan ke dalam media berupa poster, stiker, dan cover DVD.


(24)

Gambar 4.11 Poster Video Edukasi Fisika (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(25)

72

Gambar 4.12 Stiker Video Edukasi Fisika (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Berikut adalah gambaran tahap-tahap video edukasi fisika tentang kinematika gerak sub bab jarak dan perpindahan.


(26)

Gambar 4.13 Motion Traking Kinematika Gerak Lurus (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Gambar 4.14 Motion Traking (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(27)

74

Gambar 4.15 Infographic (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Gambar 4.16 Infographic (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(28)

75 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian perancangan dan Produksi video edukasi pendidikan ini berawal dari kurangnya sarana media pembelajaran pada pelajaran Fisika di sekolah. Dewasa ini sarana multimedia dan komunikasi serta media yang berkembang pesat belum digunakan sebagai bahan ajar ilmu Fisika di sekolah. Setelah melalui riset studi pustaka, observasi dan wawancara, masalah ini diangkat menjadi sebuah video edukasi dengan judul “Physics”. Tujuan dibuatnya video edukasi ini adalah sebagai bahan ajar untuk membantu guru dalam mengajarkan materi Fisika di sekolah dengan media video edukasi, yang menggunakan ilmu multimedia di dalam pembuatannya. Kerangka tersebut menjadi pedoman dalam pembuatan perancangan dan produksi video edukasi ini.

Dengan memberi sentuhan baru pada video edukasi Fisika ini diharapkan dapat membantu giru dalam proses pembelajaran Fisika di sekolah dan juga membantu siswa-siswi dalam memahami teori Fisika. Pembuatan video edukasi Fisika ini menggunakan teknik motion tracking sebagai informasi pada objek yang akan digunakan dalam pembahasan materi. Dengan pendekatan ini juga penonton akan merasa lebih dekat dengan subjek. Proses editing film dokumenter ini menggunakan software Adobe Premiere CS 6, dan Adobe After Effect


(29)

76

5.2 Saran

Penelitian tentang media pembelajaran Fisika yang diaplikasikan dalam sebuah video edukasi ini diharapkan menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para khalayak luas. Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan penelitian ini kedalam video edukasi Fisika karena dalam pembuatan video edukasi ini dibutuhkan sekali untuk bekerja dalam tim, namun dalam pembuatan video edukasi ini sangat berbeda sekali dengan teori yang ada di buku karena masih banyak yang digali Video edukasi ini.


(30)

77

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arsyad, Azhar . 2011. Media Dalam Pembelajaran dan Penerapan Dalam pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Saepul, Asep. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Darsono, dkk. 2000. ”Belajar dan Pembelajaran”. Semarang : CV. IKIP Semarang. Herman Darman & F. Hasan Sidi, 2000. An Outline of The Geology of Indonesia.

Indonesian Association of Geologists.

Hurlock, E.B. 1991. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Jakarta : Penerbit Erlangga.

Iwan, Binato. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Jakarta: Erlangga.

Kelompok Multimedia. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Yudistira.

Latuheru, D.J. 1988. Media pembelejaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Semarang: Yudistira.

Meleong. 2002. Metodologi dan analisis data. Yokyakarta: Erlangga.

Mursell, J. dan S. Nasution. 2002. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara Maizah, A. h. 1985. Alat Peraga Dan Komunikasi Pendidikan. Bandung: Medal

Agung.

Natawidjaya, Rochman. 1977. Alat Peraga Dan Komunikasi pendidikan, Jakarta: PT. bunda karya.


(31)

78

DePorter, B; M. Reardon & S. S. Nourie. 2003. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Rahmattullah, M. 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMPN 6 Banjarmasin, 178.

Sadiman. 2002. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

Steward, W. 2002. Digital Video Solution. Ohio: Muska & Lipman Publishin. Young. D. Hugh dan Freedeman Roger. 2001. University Physics Tenth Edition.

Jakarta: Erlangga.

Yos. M. Ali. 2007. Fisika 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudistira.

Webside:

www.matrapendidikan.com/2015/06/mengapa-fisika-itu-dianggap-sulit.html. (Diakses 12 Desember 2014).

www.rumus-fisika.com/2015/07/gerak-lurus-berubah-beraturan-2.html (Diakses 25 Desember 2014).

www.scribd.com/artikel-media-pendidikan-2.html (Diakses 25 Desember 2014).

www.etunas.com/web/jenis-media-dan-karakteristiknya.htm (Diakses 11 Desember 2015).

www.helpx.adobe.com/after-effects/using/tracking-stabilizing-motion-cs5.html. (Diakses 12 Desember 2016).

www.informasi-pendidikan.com/2013/08/langkah-penelitian.html (Diakses 12 Desember 2016).


(32)

(Diakses 12 Desember 2016).

www.duniapelajar.com/2014/08/05/pengertian-observasi-menurut-para-ahli (Diakses 12 Desember 2016).

www.belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif (Diakses 12 Desember 2016).

www.fungsiklopedia.com/fungsi-manajemen-produksi (Diakses 12 Desember 2016).

www.news.detik.com/opini/991245/mengapa-fisika-sulit- (Diakses 12 Desember 2016).

www.anasofiana.students-blog.undip.ac.id (Diakses 29 Oktober 2016).

www.documents.tips/documents/penerapan-ilmu-fisika-dalam-kehidupan-sehari.html (Diakses 12 Januari 2016).


(1)

74

Gambar 4.15 Infographic (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Gambar 4.16 Infographic (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(2)

75 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian perancangan dan Produksi video edukasi pendidikan ini berawal dari kurangnya sarana media pembelajaran pada pelajaran Fisika di sekolah. Dewasa ini sarana multimedia dan komunikasi serta media yang berkembang pesat belum digunakan sebagai bahan ajar ilmu Fisika di sekolah. Setelah melalui riset studi pustaka, observasi dan wawancara, masalah ini diangkat menjadi sebuah video edukasi dengan judul “Physics”. Tujuan dibuatnya video edukasi ini adalah sebagai bahan ajar untuk membantu guru dalam mengajarkan materi Fisika di sekolah dengan media video edukasi, yang menggunakan ilmu multimedia di dalam pembuatannya. Kerangka tersebut menjadi pedoman dalam pembuatan perancangan dan produksi video edukasi ini.

Dengan memberi sentuhan baru pada video edukasi Fisika ini diharapkan dapat membantu giru dalam proses pembelajaran Fisika di sekolah dan juga membantu siswa-siswi dalam memahami teori Fisika. Pembuatan video edukasi Fisika ini menggunakan teknik motion tracking sebagai informasi pada objek yang akan digunakan dalam pembahasan materi. Dengan pendekatan ini juga penonton akan merasa lebih dekat dengan subjek. Proses editing film dokumenter ini menggunakan software Adobe Premiere CS 6, dan Adobe After Effect


(3)

76

5.2 Saran

Penelitian tentang media pembelajaran Fisika yang diaplikasikan dalam sebuah video edukasi ini diharapkan menjadi wawasan dan pengetahuan bagi para khalayak luas. Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dalam mengaplikasikan penelitian ini kedalam video edukasi Fisika karena dalam pembuatan video edukasi ini dibutuhkan sekali untuk bekerja dalam tim, namun dalam pembuatan video edukasi ini sangat berbeda sekali dengan teori yang ada di buku karena masih banyak yang digali Video edukasi ini.


(4)

77

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arsyad, Azhar . 2011. Media Dalam Pembelajaran dan Penerapan Dalam pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Saepul, Asep. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Dalam Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Darsono, dkk. 2000. ”Belajar dan Pembelajaran”. Semarang : CV. IKIP Semarang. Herman Darman & F. Hasan Sidi, 2000. An Outline of The Geology of Indonesia.

Indonesian Association of Geologists.

Hurlock, E.B. 1991. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Jakarta : Penerbit Erlangga.

Iwan, Binato. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Jakarta: Erlangga.

Kelompok Multimedia. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Yudistira.

Latuheru, D.J. 1988. Media pembelejaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Semarang: Yudistira.

Meleong. 2002. Metodologi dan analisis data. Yokyakarta: Erlangga.

Mursell, J. dan S. Nasution. 2002. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Bumi Aksara Maizah, A. h. 1985. Alat Peraga Dan Komunikasi Pendidikan. Bandung: Medal

Agung.

Natawidjaya, Rochman. 1977. Alat Peraga Dan Komunikasi pendidikan, Jakarta: PT. bunda karya.


(5)

78

DePorter, B; M. Reardon & S. S. Nourie. 2003. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Rahmattullah, M. 2011. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMPN 6 Banjarmasin, 178.

Sadiman. 2002. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

Steward, W. 2002. Digital Video Solution. Ohio: Muska & Lipman Publishin. Young. D. Hugh dan Freedeman Roger. 2001. University Physics Tenth Edition.

Jakarta: Erlangga.

Yos. M. Ali. 2007. Fisika 2 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudistira.

Webside:

www.matrapendidikan.com/2015/06/mengapa-fisika-itu-dianggap-sulit.html. (Diakses 12 Desember 2014).

www.rumus-fisika.com/2015/07/gerak-lurus-berubah-beraturan-2.html (Diakses 25 Desember 2014).

www.scribd.com/artikel-media-pendidikan-2.html (Diakses 25 Desember 2014).

www.etunas.com/web/jenis-media-dan-karakteristiknya.htm (Diakses 11 Desember 2015).

www.helpx.adobe.com/after-effects/using/tracking-stabilizing-motion-cs5.html. (Diakses 12 Desember 2016).

www.informasi-pendidikan.com/2013/08/langkah-penelitian.html (Diakses 12 Desember 2016).


(6)

(Diakses 12 Desember 2016).

www.duniapelajar.com/2014/08/05/pengertian-observasi-menurut-para-ahli (Diakses 12 Desember 2016).

www.belajarpsikologi.com/metode-penelitian-kualitatif (Diakses 12 Desember 2016).

www.fungsiklopedia.com/fungsi-manajemen-produksi (Diakses 12 Desember 2016).

www.news.detik.com/opini/991245/mengapa-fisika-sulit- (Diakses 12 Desember 2016).

www.anasofiana.students-blog.undip.ac.id (Diakses 29 Oktober 2016).

www.documents.tips/documents/penerapan-ilmu-fisika-dalam-kehidupan-sehari.html (Diakses 12 Januari 2016).