PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LIKUIDITAS DAN TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Mengikuti CGPI Tahun 2011- 2014)

(1)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE, LIQUIDITY AND COMPANY’S FINANCIAL DISTRESS FOR CONSERVATISM

(An Empirical Study In Companies Listed At Bursa Efek Indonesia (BEI) and Follow CGPI from 2011 to 2014)

Oleh

ERI WARSITAH KURNIA SARI 20130420322

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOYAKARTA 2017


(2)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LIKUIDITAS DAN TINGKAT KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP

KONSERVATISME

(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Mengikuti CGPI Tahun 2011- 2014)

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE, LIQUIDITY AND COMPANY’S FINANCIAL DISTRESS FOR CONSERVATISM

(An Empirical Study In Companies Listed At Bursa Efek Indonesia (BEI) and Follow CGPI from 2011 to 2014)

Oleh

ERI WARSITAH KURNIA SARI 20130420322

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

MOTTO

Allah “WT tidak e e a i seseora g ke uali sesuai de ga kesa ggupa ya (QS. Al-Baqarah : 286)

…Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya ersa a kesulita ada ke udaha …

(QS. Al-Insyirah : 5-6)

Do a adalah se jata alat kerja ora g eri a (Muhammad SAW)

Ma jadda wajadda Siapa yang

bersungguh-sungguh akan berhasil.

Ma thala al ula sahiral layali “iapa ya g i gi e dapatka ke uliaa , aka ekerjalah sampai jauh malam.

Ma sha ara zhafira Siapa yang bersabar akan beruntung.


(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk...

Kedua orangtuaku, Ibu dan Bapak, Purwati dan Suratno yang dengan bijak membimbing dan menuntunku menemukan indahnya kesyukuran dan jalan ikhlasku.

Suamiku, Muhamad Huda dan Anakku, Alesha Fahira Nareswari yang telah dengan ikhlas menemani dan membersamai langkah-langkah kecilku baik dalam suka

maupun duka.

Sahabat-sahabat terbaikku

yang telah mengajarkan bagaimana indahnya kebersamaan dalam perbedaan.

Semua guru dan dosenku

yang telah mengajarkan ilmunya dengan penuh keikhlasan.


(7)

THANKS TO

Allah SWT

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mampu membuat segala sesuatu menjadi mudah dan yang mampu membuat sesuatu menjadi sulit jika dikehendaki-Nya. Dengan ridho-Nya, yang telah

memberikan kekuatan, kemudahan dan petunjuk kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Nabi Muhammad SAW

yang menjadi pelita bagi kehidupan umat manusia menuju keridhaan Allah SWT.

Ibu dan Bapak Tercinta

Terimakasih Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’a, kasih sayang dan motivasi yang tak terhingga sepanjang masa, semangat serta dukungan penuh kepadaku untuk terus menghadapi hal-hal baru.

Suami dan Anakku Tercinta

Terimakasih Muhamad Huda dan Alesha Fahira Nareswari atas do’a, dukungan, motivasi serta semangatnya yang diberikan kepadaku.

Teman dan Sahabat Terbaikku

Teman yang selalu setia menemani dari awal perjuangan kuliah sampai saat ini Ulfah Tika Saputri dan Mahardhika Kurniawati.

Teman seperjuangan kos Wisma Aulia Farda Fauzia, Aniati Tokomadoran (Mbak Nani) dan Nur Icmiati Karim


(8)

i

Sahabat terbaikku Putri Kinanti dan Damar Mahardika. Terima kasih atas support dan bantuannya selama ini. Selamat berjuang menuju gerbang kesuksesan.

Semoga Allah selalu meridhoi kita semua. Aamiin  

                      


(9)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN……….iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………..v

INTISARI ... ….ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR……….xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL……….xvi

DAFTAR GAMBAR………xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9


(10)

iii

2. Teori Signaling ... 10

3. Teori Akuntansi Positif………12

4. Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) ... 13

5. Konservatisme ... 15

B. Hipotesis dan Hasil Penelitian Terdahulu ... 17

C. Model Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Obyek Penelitian... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

F. Uji Statistik Deskriptif ... 30

G. Uji Asumsi klasik ... 30

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 35

B. Uji Statistik Deskriptif ... 36

C. Uji Asumsi Klasik ... 40

1. Uji Normalitas………...40

2. Uji Multikolinearitas……….40


(11)

iv

4. Uji Autokorelasi………41

D. Uji Hipotesis ... 43

E. Pembahasan ... 47

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 52

A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 53

C. Keterbatasan Penelitian ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(12)

v

DAFTAR TABEL

4.1. Proses Pengambilan Sampel ... 34

4.2. Hasil Uji Statistik Deskriptif... 35

4.3. Hasil Uji Normalitas ... 37

4.4. Hasil Uji Multikolinieritas ... 38

4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 39

4.6. Hasil Uji Autokorelasi ... 40

4.7. Hasil Uji Hipotesis ... 41


(13)

vi

DAFTAR GAMBAR


(14)

(15)

(16)

x

companies listed at the Bursa Efek Indonesia (BEI) from 2011 to 2014.

Population in this study are all companies listed at the Bursa Efek Indonesia (BEI) and follow CGPI from 2011 to 2014. The sample was determined by purposive sampling method, in order to obtain a total sample of 57 companies. Analysis method of this research is using descriptive statistical analysis and multiple linear regression analysis using SPSS version 22.

The result showed that the corporate governance and liquidity does not effect on conservatism. While financial distress does not effect on conservatism.

Keyword: corporate governance, liquidity, company’s financial distress and conservatism


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan para pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki tujuan, aturan dan prinsip-prinsip akuntansi sesuai standar yang berlaku umum. Laporan keuangan akan meningkat manfaatnya jika laporan keuangan tersebut berkualitas.

Informasi laba adalah fokus utama dalam pelaporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Keputusan investasi atau keputusan kontrak yang didasarkan pada laba yang kurang berkualitas akan dapat menyebabkan kesalahan wealth transfer karena laba yang kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang kurang baik. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena dalam menjalankan bisnis perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Pemisahan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Konflik antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan ini


(18)

biasa disebut dengan masalah keagenan. Secara implisit ada tiga bentuk hubungan keagenan, yaitu antara pemilik dengan manajemen, kreditur dengan manajemen, dan pemerintah dengan manajemen.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan agar menghasilkan laporan laba rugi yang berkualitas. Keleluasaan dalam memilih metode akuntansi ini dapat dimanfaatkan oleh setiap perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berbeda-beda. Salah satu prinsip dalam akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme.

Menurut Suwardjono (1989), konservatisme akuntansi adalah tindakan kehati-hatian dalam pembuatan laporan keuangan diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar. Setiap perusahaan menerapkan prinsip konservatisme dalam tingkatan yang berbeda-beda. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya cenderung tinggi. Akibatnya, laporan keuangan akan menghasilkan laba yang terlalu rendah (understatement).

Prinsip konservatisme akuntansi ini dianggap masih kontroversial sampai saat ini. Terdapat banyak kritikan yang muncul, namun ada pula yang mendukung.


(19)

Kritikan terhadap penerapan prinsip konservatisme tersebut antara lain konservatisme akuntansi dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Sedangkan dukungan terhadap penerapan prinsip konservatisme yaitu konservatisme akuntansi memiliki manfaat yang digunakan untuk menghindari perilaku manajer yang oportunistik dalam menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak.

Meskipun laporan keuangan konservatif tidak menyajikan informasi yang sebenarnya akan tetapi masih lebih baik dari pada perusahaan melakukan manajemen laba yang berlebihan. Seperti pada kasus yang terjadi di PT. Indosat, Tbk. Manajemen PT. Indosat, Tbk diduga secara sengaja membuat laba perusahaan turun dalam dua tahun terakhir guna menghindari pembayaran pajak secara benar. Manajernya menjelaskan PT. Indosat, Tbk dan anak perusahaannya mengalami penurunan laba bersih 13,12 persen dari Rp. 1,623 triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 1,41 triliun pada tahun 2008. Laba bersih akibat peningkatan beban operasi sekitar 11,38 persen dari Rp. 7,937 triliun menjadi Rp. 3,398 triliun dari Rp. 3,651 triliun. Direktorat Jendral Pajak dan instansi lain terkait harus memeriksa dugaan perekayasaan laporan keuangan yang dilakukan manajemen Indosat. (www.sinarharapan.co.id). Kasus ini menunjukkan adanya rekayasa laporan keuangan terhadap praktik akuntansi konservatif yang dilakukan pihak PT. Indosat, Tbk. Hal ini dapat menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan melalui laporan keuangan.


(20)

Setiap perusahaan baik itu kecil maupun besar dalam menyajikan laporan keuangannya harus sesuai dengan akuntansi konservatif. Hasil laporan keuangan yang disajikan berdasarkan akuntansi konservatif akan memberikan manfaat dan tidak menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Karena berbagai informasi yang tersedia dalam laporan keuangan diperlukan para pengguna seperti investor, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan yang memiliki konsekuensi ekonomi.

Penerapan prinsip konservatisme bervariasi antar perusahaan. Ada banyak faktor yang mungkin mempengaruhi penerapan prinsip konservatisme. Salah satu faktor tersebut adalah Corporate Governance. Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu konsep tentang tata kelola perusahaan yang sehat. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Jika pelaksanaan Corporate Governance bagus maka pengelolaan laporan keuangan yang dihasilkan juga bagus dan perusahan akan cenderung menerapakan serta mematuhi prinsip-prinsip standar akuntansi dengan baik. Salah satu untuk mengukur penerapan Corporate Governance adalah dengan melihat Indexs Corporate Governance atau biasa disebut Corporate Governance Perception Indexs (CGPI). CGPI merupakan salah satu informasi yang masuk di pasar modal. Informasi


(21)

mengenai CGPI diharapkan dapat memberikan dampak positif terutama yang menyangkut kepercayaan investor atas dana yang diinvestasikan.

Perusahaan yang melaksanakan Corporate Governance dengan baik akan lebih konservatif dalam melaporkan kondisi keuangannya. Terdapat beberapa peneliti telah meneliti adanya pengaruh Corporate Governance terhadap konservatisme. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Corporate Governance yang diukur dengan dewan komisaris terhadap konservatisme (Indrayati, 2010; Limantauw, 2012; Rahmawati, 2010). Sedangkan mekanisme Corporate Governance yang diukur dengan komite audit juga berpengaruh positif terhadap konservatisme ( Rahmawati, 2010). Penelitian ini memfokuskan pada CGPI karena lebih komprehensif. Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengukur menggunakan Corporate Governance dengan indeks CGPI dalam menguji hubungannya dengan konservatisme.

Selain itu, faktor yang mempengaruhi konservatisme lainnya adalah likuiditas. Likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat melunasi kewajiban jangka pendek. Perusahaan akan lebih konservatif dalam melaporkan kondisi kuangannya jika perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Karena tingkat likuiditas yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Beberapa peneliti telah meneliti pengaruh likuiditas terhadap konservatisme. Hasilnya menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap konservatisme (Purnama dan Daljono, 2013; Nasir, Ilham dan Yusniati, 2014; Hardinsyah, 2013).


(22)

Faktor lainnya yang mempengaruhi konservatisme adalah Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah atau biasa disebut Financial Distress yang dapat mendorong pemegang saham melakukan penggantian manajer perusahaan, yang kemudian juga dapat menurunkan nilai pasar manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi. Teori akuntansi positif memprediksi bahwa kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong manajer untuk mengurangi tingkat konservatisme akuntansi walaupun pemegang saham dan kreditur menghendaki penyelenggaraan akuntansi yang konservatif. Sebaliknya, teori signaling memprediksi bahwa kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme akuntansi. Beberapa peneliti telah meneliti pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme (Harahap, 2012) dan (Pramudita, 2012). Namun, beberapa peneliti lain menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap konservatisme (Alhayati, 2013) dan (Mutmainah dan Nugroho, 2012).

Penelitian ini merupakan replikasi Alhayati (2013) tentang pengaruh tingkat hutang dan tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme. Tujuannya yaitu menguji kembali variabel tingkat kesulitan keuangan tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu dengan mengubah variabel tingkat hutang dengan likuiditas serta menambah variabel Corporate Governance yang menggunakan indeks


(23)

CGPI. Sampel yang digunakan berasal dari seluruh sektor di BEI yang terdaftar pada indeks CGPI selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari periode 2011 sampai dengan periode 2014.

Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Corporate Governance, Likuiditas dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Mengikuti CGPI Tahun 2011-2014) ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh positif Corporate Governance (menggunakan proksi CGPI) terhadap konservatisme?

2. Apakah terdapat pengaruh positif likuiditas terhadap konservatisme?

3. Apakah terdapat pengaruh negatif tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai adanya pengaruh positif antara Corporate Governance terhadap konservatisme.

2. Menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai adanya pengaruh positif antara likuiditas terhadap konservatisme.


(24)

3. Menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai adanya pengaruh negatif antara tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Kontribusi Teoritis

1. Menambah literatur, pengembangan ilmu akuntansi dan acuan penelitian pada bidang akutansi, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai konservatisme akuntansi.

2. Sebagai sarana informasi tentang konservatisme serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya auditing dan akuntansi manajemen dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap konservatisme akuntansi.

3. Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai konservatisme agar diperoleh hasil yang bermanfat bagi penulis dimasa yang akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1. Bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan jalannya mekanisme corporate governance dalam operasional perusahaan guna meningkatkan hasil laporan keuangan.

2. Bagi praktisi akuntan publik terutama bagi auditor sebagai suatu tinjauan yang dapat bermnfaat dalam rangka menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pemakai lapoan keuangan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Teori Agensi

Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalisasikan fungsi utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Wardhani, 2008). Agen memiliki lebih banyak informasi dibandingkan dengan prinsipal, hal tersebut akan menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi perolehan informasi yang tidak seimbang antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai pengguna informasi.

Konservatisme dapat dijelaskan dari perspektif teori keagenan yang menyatakan bahwa perusahaan merupakan nexus of contract yaitu tempat bertemunya kontrak dari berbagai pihak yang berpotensi memunculkan konflik kepentingan. Konflik tersebut terlihat dari kebijakan investasi, kebijakan dividen dan pendanaan. Ketiga kebijakan tersebut dapat dimanfaatkan investor untuk mengatur manajer dan menstransfer keuntungan dari kekayaan kreditor. Upaya yang dilakukan oleh investor tersebut akan menjadi lebih sulit dengan adanya laporan keuangan yang konservatif.


(26)

2. Teori Signaling

Teori signaling merupakan suatu teori yang menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Hal tersebut karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Perusahaan lebih banyak mengetahui mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang dibandingkan pihak eksternal. Kurangnya informasi yang didapatkan oleh pihak eksternal menyebabkan mereka melindungi diri dengan cara memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Walaupun begitu perusahaan tetap dapat meningkatkan nilai perusahaannya dengan mengurangi asimetri informasi. Dengan memberikan sinyal pada pihak eksternal, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang merupakan salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi (Wolk, et al. 2000).

Teori ini menyatakan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Melalui laporan keuangan manajer memberikan informasi bahwa mereka menggunakan prinsip konservatisme untuk menghasilkan laba yang lebih berkualitas, karena prinsip ini dapat mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate (Fala, 2007).


(27)

Tujuan teori signaling yaitu membawa dampak yang baik bagi para pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang. Salah satu contohnya, manajer sangat erat hubungannya dengan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan. Manajer mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu manajer dapat mengestimasi secara baik laba dimasa mendatang.

Watts (2003) menyatakan bahwa understatement aktiva bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan salah satu ciri dari konservatisme akuntansi sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme akuntansi mampu menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini dapat menghambat perusahaan untuk melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Penman dan Zhang (2002) dan Fala (2007) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi mencerminkan kebijakan akuntansi yang permanen. Laba yang berkualitas diperoleh jika manajemen menerapkan akuntansi yang konservatif secara konsisten tanpa adanya perubahan metode akuntansi atau perubahan estimasi.


(28)

3. Teori Akuntansi Positif (PAT)

Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal, dan institusi pemerintah. Menurut (Belkaoui, 2007) mendefinisikan Possitive Accounting Theory (PAT) adalah untuk menjelaskan dan meramalkan pilihan standar manajemen melalui analisis atas biaya dan manfaat dari pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi.

Keuntungan Possitive Accounting Theory adalah regulator bisa meramalkan konsekuensi ekonomis dari berbagai kebijakan atau praktik akuntansi. Pendekatan positif berkaitan dengan usaha menguji atau menghubungkan kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau fakta-fakta dunia nyata. Penelitian akuntansi positif difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritisi akuntansi normatif (Harahap ,2012).

4. Corporate Governance

Untuk mengurangi adanya masalah keagenan, maka dibuatlah kontrak-kontrak dalam perusahaan baik kontrak-kontrak antara pemegang saham dengan manajernya maupun kontrak antara manajemen dengan karyawan, pemasok dan kreditur. Namun, dengan menggunakan kontrak tersebut masalah yang terjadi tidak dapat diatasi secara menyeluruh, karena dalam membuat kontrak


(29)

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mekanisme Corporate Governance memiliki peran penting dalam mengurangi konflik tersebut. Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu konsep tentang tata kelola perusahaan yang sehat. Implementasi tata kelola perusahaan yang baik perlu senantiasa dimonitor, dievaluasi agar selalu terjaga kualitas penerapannya dan agar senantiasa selalu selaras dengan perkembangan perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Konsep ini diharapkan dapat melindungi pemegang saham dan kreditur agar dapat memperoleh kembali investasinya. Pelaksanaan Good Corporate Governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Penilaian tata kelola perusahaan juga dapat dilakukan dengan berpartisipasi mengikuti Corporate Governance Perception Index (CGPI) bekerjasama dengan Majalah SWA yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute Corporate Governance sejak tahun 2001.

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance melalui perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking. Perusahaan yang melaksanakan Corporate Governance dengan baik sangat berpengaruh besar terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan tersebut.


(30)

Corporate Governance Perception Index (CGPI) memiliki 4 tahapan penilaian yang meliputi:

1) Self Assessment

Adalah penilaian mandiri oleh seluruh organ, anggota, dan pemangku kepentingan dari perusahaan mengenai kualitas pelaksanaan GCG di perusahaan. Pada tahapan ini perusahaan mengisi kuesioner dengan mengajak responden memberikan persepsinya secara jujur dan objektif guna memberikan umpan balik dan evaluasi kepada perusahaan.

2) Kelengkapan Dokumen

Kelengkapan dokumen adalah pemenuhan persyaratan penilaian dengan menyerahkan berbagai dokumen yang telah dimiliki perusahaan dalam pelaksanaan GCG dan dokumen lainnya terkait dengan tema penilaian. Bagi perusahaan yang telah menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan pada penyelenggaraan pada CGPI sebelumnya, maka pada CGPI yang terbaru cukup hanya memberikan pernyataan konfirmasi bahwa dokumen sebelumnya masih berlaku.

3) Penyusunan Makalah

Penyusunan makalah merupakan salah satu pemenuhan persyaratan penilain yang menjelaskan serangkaian proses dan program implementasi GCG di perusahaan dan upaya manajemen terkait dengan tema penilaian. Uraian makalah menggambarkan arah dan fokus penilaian yang sesuai dengan pedoman sistematika penulisan yang telah ditetapkan.


(31)

4) Observasi

Observasi adalah tahapan akhir penilaian sebagai salah satu bagian penting dari proses riset dan pemeringkatan CGPI berupa peninjauan langsung oleh tim penilaian CGPI untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan serangkaian program pelaksanaan GCG dan upaya manajemen terkait dengan tema penilaian.

Hasil pemeringkatan program CGPI menggunakan norma penilaian berdasarkan rentang skor yang dicapai oleh peserta CGPI dengan kategorisasi atas tingkat kualitas implementasi GCG yang menggunakan istilah “terpercaya”. Perusahaan yang mendapatkan nilai antara 55,00 s/d 69,99 mendapatkan predikat sebagai perusahaan “cukup terpercaya”. Perusahaan yang mendapatkan nilai antara 70,00 s/d 84,99% mendapatkan predikat sebagai perusahaan “terpercaya”. Perusahaan yang mendapatkan nilai antara 85,00 s/d 100% mendapatkan predikat sebagai perusahaan “sangat terpercaya”.

5. Konservatisme

Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang ditunjukkan untuk mengukur dan mengakui aktiva dan laba dengan penuh kehati-hatian karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian. Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti, manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian, atau


(32)

hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar hal tersebut merupakan implikasi dari konservatisme (Suwardjono,1989).

Konservatisme merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Namun konservatisme juga merupakan konsep yang masih kontroversial. Pemikiran serta bukti empiris menunjukkan masih terdapat kontroversi mengenai manfaat akuntansi yang konservatif, ada penelitian yang menyatakan bahwa akuntansi yang konservatif tidak bermanfaat, namun ada pula penelitian yang menyatakan akuntansi yang konservatif bermanfaat, yang diuraikan sebagai berikut:

a) Akuntansi konservatif tidak bermanfaat

Kritik terhadap konservatisme menyatakan bahwa pada awalnya prinsip ini memang akan menyebabkan laba dan aktiva menjadi rendah, namun akhirnya akan membuat laba dan aktiva menjadi tinggi di masa mendatang. Dengan kata lain, laba dan aktiva menjadi tidak konservatif di masa mendatang.

b) Akuntansi konservatif bermanfaat

Pendukung konservatisme menyatakan bahwa konservatisme menyajikan laba dan aktiva dengan prinsip menunda pengakuan keuntungan dan secepatnya mengakui adanya kerugan. Prinsip ini memang akan meyebabkan laba dan aktiva periode berjalan menjadi lebih rendah.


(33)

Apabila terjadi kenaikan laba dan aktiva di masa mendatang akibat penerapan prinsip ini, hal tersebut disebabkan oleh keuntungan yang semula ditunda pengakuannya, telah diakuioleh perusahaan karena dipastikan akan terealisasi. Jadi, bukan berarti peningkatan laba dan aktiva di masa mendatang merupakan cermin dari tidak konservatifnya perusahaan.

Selain hal tersebut di atas, konservatisme akuntansi memberikan manfaat yang signifikan bagi pengguna informasi keuangan. Pengunaan akuntansi yang konservatif dalam kontrak diantara kelompok yang berbeda pada perusahaan dapat menurunkan masalah asimetri infomasi dan moral hazard yang berasal dari konflik agen (Watss, 2003 dalam Lara, et al. 2005).

B. Hipotesis dan Hasil Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Corporate Governance terhadap konservatisme

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Teori keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan yaitu ketidak sejajaran kepentingan antara principal dan agent. Masalah keagenan ini dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yaitu dengan menerapkan Corporate Governance.


(34)

Corporate Governance merupakan suatu alat dan mekanisme yang penting dalam memonitoring fungsi dan kegiatan dari kinerja manajer. Sistem Corporate Governance terdiri atas hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah dan stakeholders. Dengan adanya Corporate Governance, investor akan lebih percaya kepada manajemen karena tidak adanya bias antara manajemen dan investor. Corporate Governance memiliki efek dalam setiap pelaporan keuangan perusahaan. Informasi mengenai CGPI (Corporate Goverance Perception Indexs) diharapkan dapat memberikan dampak positif terutama yang menyangkut kepercayaan investor atas dana yang diinvestasikan. CGPI merupakan program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance.

Perusahaan yang melaksanakan Corporate Governance dengan baik sangat berpengaruh besar terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi perusahaan untuk lebih konservatif dalam melaporkan kondisi keuangannya. Semakin baik kualitas penerapan Corporate Governance menjadikan perusahaan semakin dipercayai oleh kreditor, investor dan mitra lain. Karena semakin baik kualitas penerapan Corporate Governance berarti perusahaan akan semakin memperhatikan tingkat kualitas laba perusahaan tersebut dengan menerapkan akuntansi konservatif.


(35)

Terdapat beberapa peneliti telah meneliti adanya pengaruh Corporate Governance terhadap konservatisme. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Corporate Governance yang diukur dengan dewan komisaris terhadap konservatisme (Indrayati, 2010). Semakin besar ukuran dewan komisaris maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan sehingga penggunaan akuntansi yang konservatif akan semakin tinggi pula. Sedangkan mekanisme Corporate Governance yang diukur dengan komite audit juga berpengaruh positif terhadap konservatisme (Rahmawati, 2010). Dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan akan termonitor dengan baik sehingga kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen akan dapat terminimalisir. Komite audit ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang menghasilkan infomasi keuangan perusahaan yang akurat dan berkualitas. Oleh karena itu, keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit ini akan meningkatkan kualitas keseluruhan dari proses pelaporan keuangan perusahaan dengan penggunaan prinsip konservatisme. Begitupun dengan mekanisme Corporate Governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap konservatisme (Pramana (2010). Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi merupakan salah satu mekanisme untuk membentuk kontrak yang efisien. Dengan


(36)

menerapkan konservatisme perusahaan akan lebih cepat mengakui berita buruk dan tidak cepat mengakui berita baik. Hal tersebut menyebabkan nilai yang disajikan dalam neraca lebih kecil dari nilai aktiva bersih yang akan didistribusikan secara internal. Adanya potensi tindakan manajer yang membesar-besarkan laba dan upanya untuk mentransfer kekayaan untuk diri sendiri, maka pemegang saham menghendaki manajer untuk menerapkan akuntansi yang lebih konservatif

CGPI merupakan salah satu informasi yang masuk di pasar modal. Informasi mengenai CGPI diharapkan dapat memberikan dampak positif terutama yang menyangkut kepercayaan investor atas dana yang diinvestasikan. Semakin tinggi tingkat CGPI maka perusahaan akan semakin konservatif. Dari uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Corporate Governance berpengaruh positif terhadap konservatisme

2. Pengaruh likuiditas terhadap konservatisme

Likuiditas merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar rasio likuditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan mencerminkan bahwa kinerja perusahaan dalam mengelola laporan keuangan itu sangat baik. Semakin besar rasio likuiditas maka perusahaan akan semakin berhati-hati dari tindakan seperti pemanipulasian laporan keuangan. Pada penelitian ini likuiditas diproksikan dengan current ratio.


(37)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Purnama dan Daljono, 2013; Nasir, Ilham dan Yusniati, 2014; Hardinsyah, 2013) menunjukkan bahwa likuditas berpengaruh positif terhadap konservatisme. Likuditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Jika perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat maka semakin konservatif. Kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan kredibel akan membuat biaya-biaya yang melekat pada perusahaan tersebut semakin besar, contohnya bisa jadi adanya tuntutan karyawan untuk menaikkan gaji dan upah. Semakin besar rasio likuiditas maka perusahaan akan semakin berhati-hati, karena dengan meningkatnya aktiva lancar suatu perusahaan, biaya-biaya yang ditanggung juga semakin tinggi sehingga perusahaan akan lebih konservatif. Dari uraian di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Likuiditas berpengaruh positif terhadap konservatisme

3. Pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme

Prediksi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (Financial Distress) yang kemudian mengalami kebangkrutan merupakan suatu analisis yang penting bagi pihak-pihak seperti kreditur, investor dan mitra lain. Bagi kreditur analisis ini menjadi bahan pertimbangan utama dalam memutuskan menarik kembali piutangnya, menambah piutang untuk mengatasi kesulitan tersebut atau mengambil kebijakan lain. Kesulitan keuangan mengakibatkan perusahaan membutuhkan dana lebih untuk membiayai kegiatan


(38)

perusahaannya serta dana untuk membayar hutangnya sehingga akan membuat tingkat hutang semakin tinggi.

Teori signaling ini bisa diasumsikan bahwa pemberian informasi yang mengakui adanya laba yang rendah dapat membantu mengurangi adanya konflik antara manajer dan pemegang saham, karena manajer dengan teori ini berusaha menyampaikan informasi secara jujur dengan penuh kehati-hatian. Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan tetap menggunakan akuntansi konservatif maka laporan keuangan menjadi understatement sehingga akan memberikan sinyal buruk bagi pihak eksternal terutama pihak kreditur sehingga pihak kreditur tidak akan memberikan pinjaman untuk kelangsungan usaha perusahaan sehingga ketika perusahaan sedang mengalami financial distress maka perusahaan tidak akan menerapkan prinsip konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Harahap, 2012) dan (Pramudita, 2012) menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme. Namun, penelitian yang dilakukan oleh (Alhayati ,2013) dan (Mutmainah dan Nugroho, 2012) menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap konservatisme.

Jika perusahaan mengalami financial distress maka perusahaan tidak menerapkan prinsip konservatisme yang akan menimbulkan sikap pesimis kreditur dan investor. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan ingin


(39)

memberikan kepercayaan kepada kreditur dan investor bahwa perusahaan akan tetap bertahan meskipun dalam kondisi kesulitan keuangan sehingga perusahaan lebih memilih metode yang kurang konservatif agar kreditur akan tetap memberikan pinjaman kepada perusahaan sehingga perusahaan akan tetap berjalan. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap

konservatisme

C. Model Penelitian

Bagian model penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan bentuk hipotesis yang dirumuskan. Model penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

+ +

-

Gambar 2.1 Model Penelitian Hubungan Antar Variabel Penelitian Corporate Governance

Likuiditas

Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek/Subyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang ikut dalam pemeringkatan CGPI dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 - 2014. Data CGPI diperoleh dari situs majalah SWA.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ditentukan dengan tehnik purposive sampling. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang mengikuti pemeringkatan dalam Corporate Governance Perception Indexs dan terdaftar di BEI periode 2011-2014.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2011-2014. D. Teknik Pengumpulan Data


(41)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data sekunder dan seluruh informasi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam penelitian. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat yang besarannya dipengaruhi variabel independen (bebas). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Laporan laba rugi yang konservatif akan menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan biaya yang terjadi pada periode tersebut akan segera dibebankan pada periode tersebut dibandingkan menjadi cadangan (biaya yang ditangguhkan) pada neraca. Rumus dari pengukuran konservatisme yang dilakukan oleh Givoly dan Hyan adalah sebagai berikut :

CONACCit = NIit– CFOit

Keterangan :

CONACCit = tingkat konservatisme perusahaan i tahun t

NIit = net income ditambah depresiasi perusahaan i tahun t


(42)

Konservatisme dalam penelitian ini diproksikan dengan total akrual, yaitu selisih antara laba bersih yang ditambah depresiasi dengan arus kas operasi. Hasil tersebut dibagi dengan rata-rata total aktiva perusahaan. Kemudian hasil dari CONACC dikali -1 supaya semakin besar CONACC semakin besar konservatisme.

2. Variabel Independen

a. Corporate Governance

Corporate Governance merupakan suatu alat dan mekanisme yang penting dalam memonitoring fungsi dan kegiatan dari kinerja manajer. Dalam penelitian ini Corporate Governance diproksikan dengan indeks Corporate Governace atau biasa disebut Corporate Governance Perception Indexs (CGPI) yaitu indeks yang dihasilkan dari program riset dan pemeringkatan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep Corporate Governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking. Corporate Governance Perception Indexs dapat diukur dengan melihat perolehan skor pemeringkatan GCG dalam pemeringkatan yang dilaksanakan oleh IICG sebagai lembaga swadaya masyarakat independen bekerjasama dengan majalah SWA sebagai media publikasi.


(43)

b. Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk segera memenuhi kewajiban atau utang yang harus dibayar dengan harta lancarnya. Perusahaan yang mempuyai likuiditas sehat setidaknya memliki rasio lancer sebesar 100%. Dalam penelitian ini likuiditas menggunakan proksi current ratio (CR) yang artinya membandinkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva lancar (current assets) merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar. Sedangkan kewajiban lancar (current liability) merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha. CR dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

CR = current ratio

c. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan

Tingkat kesulitan keuangan merupakan munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan. Kepailitan tersebut dapat disebabkan oleh


(44)

kegagalan perusahaan dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan suatu laba dan ketidakmampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutangnya. Kesulitan keuangan akan diukur dengan menggunakan Fungsi diskriminan Z (Zeta) yang ditemukan oleh Altman (2000) dengan menggunakan 5 rasio yang dapat digunakan untuk dapat melihat perbedaan antara perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut. Dimana semakin besar nilai ZScore maka semakin tinggi tingkat kesulitan keuangan perusahaan tersebut. Namun, Altman (2000) memodifikasi ZScore karena persamaan yang lama hanya memiliki keakuratan 30% (Altman dalam Sari dan Adhariani, 2009) . Fungsinya adalah sebagai berikut :

Z = 0.717T1 + 0.874T2 + 3.107T3 + 0.42T4 + 0.998T5 Keterangan :

T1 = Selisih Current Asset dan Liabilities / Total Aset (%) T2 = Laba Ditahan / Total Aset (%)

T3 = Laba Sebelum Pajak / Total Aset (%) T4 = Nilai Buku Modal / Total Utang (%) T5 = Penjualan / Total Aset

3. Variabel Kontrol a. Leverage

Leverage merupakan rasio antara jumlah jaminan dan dana yang dipinjam yang dialokasikan untuk trading. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki konflik yang lebih besar


(45)

antara pemegang saham dan pemegang obligasi yang akan mempengaruhi permintaan kontraktual terhadap akuntansi konservatif (Ahmed dan Duellman, 2007). Leverage dihitung dengan total hutang jangka panjang dibagi rata-rata total aset.

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi tingkat biaya politis yang dihadapi perusahaan sehingga akan mempengaruhi penggunaan prinsip akuntansi yang konservatif (Wardhani, 2008). Perusahaan yang besar akan menghadapi biaya politis yang tinggi, sehingga untuk mengurangi biaya politis tersebut maka perusahaan akan lebih menggunakan prinsip akuntansi yang konservatif. Perusahaan-perusahan berukuran besar akan cenderung melaporkan laba rendah secara relative permanen dengan menyelenggarkan akuntansi konservatif. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(46)

F. Metoda Analisa Data 1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi pada setiap variabel penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi 2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias, mengingat tidak pada semua data regresi dapat diterapkan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Alat pengujian yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS), dengan kriteria pengujian α = 0,05 apabila sig > α (5%) maka residual terdistribusi normal, apabila sig < α maka residual tidak terdistribusi normal.


(47)

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau

Nilai Variance Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glejser yaitu dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Apabila sig > 0,05 maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.


(48)

d. Uji Autokorelasi

Uji auotokorelasi disini bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Jika terdapat autokorelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui gejala autokorelasi maka dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), dengan kriteria bila nilai du < DW< 4-dU berarti tidak terdapat masalah auotokorelasi.

3. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan alasan bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara konservatisme dengan variabel-variabel independennya. Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:

KONSER = β0 + β1CGPI + β2LIKUID + β3TKKP + β4LEV + β5SIZE+ e

Keterangan:

KONSER : Tingkat Pengungkapan Konservatisme β0 : Koefisien Konstanta

β12345 : Koefisien Regresi


(49)

LIKUID : Likuiditas

TKKP : Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan LEV : Leverage

SIZE : Ukuran Perusahaan e : Error

1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. Nilai koefisien determinasi berada di antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 2. Uji Nilai F (Uji Simultan)

Uji nilai F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai sig < α, maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan significance level 0,05 (α = 5%).


(50)

3. Uji Nilai t (Uji Signifikan Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara individu (parsial) dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Hipotesis didukung apabila nilai p-value < alpha 5% dan koefisien regresi searah dengan hipotesis.


(51)

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI tahun 2013 sampai 2015. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba.

3. Proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

4. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 5. Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

6. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 7. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

8. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini mampu memberikan pengaruh terhadap dependen sebesar 24,7% dan sisanya sebesar 75,3%


(52)

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian. B. Saran

Beberapa saran dalam penelitian ini yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya adalah:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi sebenarnya serta menambah jumlah sampel penelitian.

2. Menambahkan atau menggunakan variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi manajemen laba.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan unit analisis yang lebih luas seperti laporan keberlanjutan atau media pengungkapan lainnya, sehingga informasi yang diperoleh dalam melakukan penilaian tingkat manajemen laba menjadi lebih luas.

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang dapat diperbaiki dalam penelitian selanjutnya antara lain:

1. Rendahnya adjusted R2 dari model yang diuji dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap manajemen laba.


(53)

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Dengan metode purposive sampling maka diperoleh 143 perusahaan yang disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Prosedur Pemilihan Sampel

Uraian Jumlah

Perusahaan manufaktur yang listing di BEI berturut selama 3 tahun

126

Perusahaan dengan mata uang dollar 25

Perusahaan dengan nilai ekuitas dan laba negatif 51 Perusahaan yang delisting di BEI tahun 2015 1

Perusahaan yang memenuhi kriteria 49

Jumlah laporan tahunan yang diteliti (tiga tahun) 147

Sampel yang mengalami outlier 4


(54)

B. Uji Kualitas Data 1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi pada setiap variabel penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan delapan variabel yaitu manajemen laba (DAC), kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi dewan komisaris independen (PD), ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), profitabilitas (PROF) dan kualitas audit (KAUD). Hasil uji statistik deskriptif disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAC 143 -3.26818 -.08803 -1.4345798 .66113762

KM 143 .00000 64.20715 2.8024709 9.22990658

KI 143 16.53539 98.95830 68.9847920 18.33132630

PD 143 .00000 133.33333 36.18743488 15.78159256

SIZE

143 17441.00000 91831526.0000 0

7524838.58741 26

15544878.1107 4738

LEV 143 .03720 1.99510 .4513029 .27918868

PROF 143 .09046 76.25762 11.5520311 13.33546962

KAUD 143 .00000 1.00000 .4615385 .50027078

Valid N

(listwise) 143


(55)

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki jumlah sampel sebanyak 143 perusahaan. Hasil statistik deskriptif untuk variabel manajemen laba (DAC) menunjukkan rata-rata sebesar -1,4345798 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,66113762 serta nilai minimum sebesar -3,26818 dimiliki oleh perusahaan Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar -0,08803 dimiliki oleh perusahaan Pyridam Farma Tbk tahun 2015. Variabel kepemilikan manajerial (KM) menunjukkan rata-rata sebesar 2,8024709 dengan nilai standar deviasi sebesar 9,22990658 dan nilai minimum sebesar 0,0000 yang dimiliki oleh beberapa perusahaan diantaranya yaitu perusahaan Astra Auto Part Tbk tahun 2015, Budi Acid Jaya Tbk tahun 2015, Charoen Pokphand Indonesia Tbk tahun 2015, Champion Pasific Indonesia Tbk tahun 2015, Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2015, Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tahun 2015, Indomobil Sukses International Tbk tahun 2015 serta nilai maksimum sebesar 64,20715 yang dimiliki oleh perusahaan Star Petrochem Tbk tahun 2015.

Variabel kepemilikan institusional (KI) menunjukkan rata-rata sebesar 68,9847920 dengan nilai standar deviasi 18,33132630 dan nilai minimum sebesar 16,53539 yang dimiliki oleh perusahaan Bakrie Sumatera Plantations tahun 2015 serta nilai maksimum sebesar 98,95830 yang dimiliki oleh perusahaan Bentoel International Investama Tbk


(56)

tahun 2015. Variabel proposi dewan komisaris independen (PD) menunjukkan rata-rata sebesar 36,1874488 dengan nilai standar deviasi sebesar 15,78159256 dan nilai minimum sebesar 0,00000 yang dimiliki oleh beberapa perusahaan diantaranya yaitu Champion Pasific Indonesia Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Indofarma Tbk tahun 2014 dan 2013, Unilever Indonesia Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013 serta nilai maksimum sebesar 133,33333 yang dimiliki oleh perusahaan Bentoel International Investama Tbk tahun 2015.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan rata-rata total aset sebesar Rp.7524838,587416 ribu dengan nilai standar deviasi sebesar Rp.15544878,110747 ribu dan nilai minimum sebesar Rp.17441,00000 ribu dimiliki oleh perusahaan Bakrie Sumatera Plantations tahun 2014 serta nilai maksimum sebesar Rp.91831526,00000 ribu dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2015. Variabel leverage (LEV) menunjukkan rata-rata sebesar 0,4513029 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,27918868 dan nilai minimum sebesar 0,03720 dimiliki oleh perusahaan Jaya Pari Steel Tbk tahun 2013 serta nilai maksimum sebesar 1,99510 yang dimiliki oleh perusahaan Tunas Baru Lampung Tbk tahun 2014.

Variabel profitabilitas (PROF) menunjukkan rata-rata sebesar 11,5520311 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,33546962 dan nilai


(57)

minimum sebesar 0,09046 dimiliki oleh perusahaan Indomobil Sukses International Tbk tahun 2015 serta nilai maksimum sebesar 76,25762 dimiliki oleh perusahaan Berlina Tbk tahun 2014. Variabel kualitas audit (KAUD) menunjukkan rata-rata sebesar 0,4615385 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,50027078 dan nilai minimum sebesar 0,00000 dimiliki oleh beberapa perusahaan diantaranya yaitu perusahaan Astra International Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Astra Auto Part Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Budi Acid Jaya Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Champion Pasific Indonesia Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, serta nilai maksimum sebesar 1,00000 dimiliki oleh beberapa perusahaan diantaranya yaitu perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Berlina Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Charoen Pokphand Indonesia Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013, Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2015, 2014 dan 2013.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS). Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian


(58)

berdistribusi normal. Pengujian normalitas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 143

Kolmogorov-Smirnov 0,063

Asymp. Sig (2-tailed) 0,200

Sumber: Hasil Olah Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil uji normalitas menunjukkan nilai Asymp sig 0,200 berada diatas 0,05. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal, maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menganalisis korelasi antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

KM 0,945 1,058 Tidak terjadi multikolinearitas KI 0,915 1,093 Tidak terjadi multikolinearitas PD 0,952 1,050 Tidak terjadi multikolinearitas SIZE 0,903 1,108 Tidak terjadi multikolinearitas LEV 0,966 1,035 Tidak terjadi multikolinearitas


(59)

PROF 0,966 1,036 Tidak terjadi multikolinearitas KAUD 0,834 1,199 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber :Hasil Olah Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing variabel independen memiliki nilai kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1. Dengan demikian, disimpulkan bahwa model regresi bebas dari gangguan multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisistas yang digunakan dalam penelitian digunakan untuk menguji ada atau tidaknya kesamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mnggunakan uji Glejser, dengan hasil yang dijelaskandalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig Kesimpulan

KM 0,426 Tidak terjadi heteroskedastisitas KI 0,867 Tidak terjadi heteroskedastisitas PD 0,681 Tidak terjadi heteroskedastisitas SIZE 0,293 Tidak terjadi heteroskedastisitas LEV 0,053 Tidak terjadi heteroskedastisitas PROF 0,060 Tidak terjadi heteroskedastisitas KAUD 0,116 Tidak terjadi heteroskedastisitas


(60)

Pada tabel 4.5 hasil pengujian heteroskedastisitas melalui uji glejser menunjukkan nilai signifikansi masing-masing varaibel independen lebih besar dari 0,05 (>5%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung gangguan heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokolerasi berfungsi untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin- Watson (D-W) disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Hasil Olah Data, 2017

Hasil uji Durbin Watson (DW) yang tersaji dalam tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai probabilitas Obs*Durbin- Watson (DW) adalah 1,9150 Rumus uji autokolerasi yang digunakan dalam penelitian adalah DU < Dw < (4 – DU). Nilai DU pada tabel Durbin Watson (DW) adalah 1,8303, maka nilai 4-DU= 2,1697, sehingga1,8303 < 1,9150 < 2,1697. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidakterjadi autokorelasi dalam model regresi penelitian.

Nilai DU Nilai Durbin-Watson

Nilai 4-DU Kesimpulan


(61)

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis H1 sampai dengan H7 menggunakan analisis regresi

linier berganda, yaitu untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi dewan komisaris (PD), ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), profitabilitas (PROF) dan kualitas audit (KAUD) terhadap manajemen laba (DAC). Hasil pengujian statistik menggunakan regresi linier berganda disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien

Regresi t Hitung

Sig. Kesimpulan

KM 0,007 1,321 0,189 Tidak Terdukung

KI -0,007 -2,618 0,010 Terdukung

PD 0,006 1,870 0,064 Tidak Terdukung

SIZE -8,160 -2,503 0,014 Terdukung

LEV -0,522 -2,972 0,004 Tidak Terdukung

PROF -0,015 -4,033 0,000 Tidak Terdukung

KAUD -0,060 -0,568 0,571 Tidak Terdukung

Konstanta -0,674 -3,060 0,003 Koefisien

Determinasi (R2)

0,284 Adjusted (R2) 0,247

F Hitung 7,638

Signifikansi 0,000 Sumber : Hasil Olah Data, 2017 1. Uji Nilai t

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.7 didapatkan hasil bahwa Hipotesis 1, variabel kepemilikan manajerial (KM) tidak pengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari


(62)

nilai signifikansinya yaitu nilai sig 0,189 > α (0,05). Hipotesis yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba tidak berhasil didukung.

Untuk hipotesis 2, variabel kepemilikan institusional (KI) ditemukan bepengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu 0,010 < α (0,05) dan nilai koefisien beta menunjukkan arah negatif yaitu -0,007. Dimana hipotesis yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba berhasil didukung.

Untuk hipotesis 3, variabel proporsi dewan komisaris independen (PD) ditemukan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu nilai sig 0,064 > α (0,05). Hipotesis yang menyatakan proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba tidak berhasil didukung.

Untuk hipotesis 4, variabel ukuran perusahaan (SIZE) ditemukan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sig 0,014 < α (0,05) dan nilai koefisien beta menunjukkan arah negatif yaitu –8,160. Dimana hipotesis yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba berhasil didukung.


(63)

Untuk hipotesis 5, variabel leverage (LEV) ditemukan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sig 0,014 < α (0,05) dan nilai koefisien beta menunjukkan arah yang berlawanan dengan hipotesis 5. Dimana hipotesis yang menyatakan leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba tidak berhasil didukung.

Untuk hipotesis 6, variabel profitabilitas (PROF) ditemukan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sig 0,000 < α (0,05) dan nilai koefisien beta menunjukkan arah yang berlawanan dengan hipotesis 6. Dimana hipotesis yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba tidak berhasil didukung.

Untuk hipotesis 7, variabel kualitas audit (KAUD) ditemukan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sig 0,571 > α (0,05). Dimana hipotesis yang menyatakan kualitas audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba tidak berhasil didukung.

2. Uji Nilai F

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansinya yaitu 0,000 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi dewan komisaris (PD), ukuran perusahaan


(64)

(SIZE), leverage (LEV), profitabilitas (PROF) dan kualitas audit (KAUD) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen manajemen laba (DAC).

3. Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji koefisien determinasi menunjukkan nilai adjusted R Square sebesar 0,247 yang artinya bahwa variabel kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), proporsi dewan komisaris (PD), ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), profitabilitas (PROF) dan kualitas audit (KAUD) memiliki kemampuan menjelaskan variabel manajemen laba (DAC) sebesar 24,7%. Sisanya 75,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Artinya masih ada variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap konservatisme.

Hasil pengujian hipotesis keseluruhan disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Hasil

H1 Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

manajemen laba

Ditolak

H2 Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba

Diterima H3 Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba


(65)

H4 Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap

manajemen laba

Diterima

H5 Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba Ditolak

H6 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba Ditolak

H7 Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba

Ditolak

E. Pembahasan

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Afriyani (2012) dan Ardiyansyah (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. 2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikanpihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu


(66)

yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen(Boediono, 2005).

Dengan adanya beberapa kelebihan yang dimiliki, investor institusional diduga lebih mampu untuk mencegah terjadinya manajemen laba, dibanding dengan investor individual. Investor institusional dianggap lebih profesional dalam mengendalikan portofolio investasinya, sehingga lebih kecil kemungkinan mendapatkan informasi keuangan yang dimanipulasi, karena mereka memiliki tingkat pengawasan yang tinggi untuk menghindari terjadinya tindakan manajemen laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003), Tarjo (2008) dan Sudibyo (2013) yang menyatakan bahwa kepemilkan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

3. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Keberadaan dewan komisaris independen kurang efektif dalam mengurangi manajemen laba antara lain karena penambahan anggota komisaris independen dimungkinkan hanya untuk memenuhi ketentuan formal, sementara pemegang saham mayoritas masih


(67)

memegang peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat bahkan menurun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Veronica dan Utama (2005); Nuryaman (2008); dan Indriastuti Maya (2012) bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak. Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Karena itu, diduga bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi besaran pengelolaan laba perusahaan.

Penelitian oleh (Choutrou et al. 2001) menemukan bahwa ukuran perusahaan di Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil. Sedangkan


(68)

penelitian di Indonesia oleh Siregar dan Utama (2005) dan Anggraeni (2013) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

5. Pengaruh leverage terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tinggi rendahnya leverage tidak akan mempengaruhi manajemen laba. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggiakibat total hutang terhadap total asset akan menghadapi resiko tidak mampu memenuhikewajibannya membayar hutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasl penelitian yang dilakukan oleh Ardiyansyah (2013) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

6. Pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

7. Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang di audit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba yang dilakukan perusahaan malah menambah tindakan manajemen laba, hal ini


(69)

disebabkan Big Four lebih kompeten dan profesional dibanding auditor Non Big Four, sehingga ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Utama (2005) dan Indriastuti Maya (2012) yang menemukan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas audit dengan manajemen laba.


(70)

Daftar Pustaka

Ahmed, A.S, dan Duellman, S, 2007, “Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis”, Journal of Accounting and Economics, Vol. 43, No. 2, h. 411-415.

Altman, E.I, 2000, “Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting the Zscore”, Journal of Banking & Finance, h. 189-198.

Alhayati, Fajri, 2013, ”Pengaruh Tingkat Hutang dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang.

Belkaouni, Ahmed Riahai, 2007, Accounting Theory, Buku 1 & Buku 2 Edisi lima Jakarta: Salemba Empat.

Daljono, Wilyza Purnama H, 2013, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio Leverage, Intensitas Modal dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Konservatisme Perusahaan”, Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 2 No. 3, h. 5-13.

Fala, Dwiyana Amalia S, 2007,“Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance”, Simposium Nasional Akuntansi X : Ikatan Akuntansi Indonesia.

Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Givoly and Carla Hyan, 2000, “The Changing Time Series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Accounting Become More Conservative?.” Journal of Accounting and Economic Vol.29: 287-301.

Harahap, Sherly Noviana, 2012, “ Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Convenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 1, No. 2, h. 71-72.

Hardinsyah, Wiliza Purnama, 2013, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio Leverage, Intensitas Modal dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Konservatisme Perusahaan”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba


(1)

-10448473 -0.42210 0.11126 0.08303 0.65401 0.36642 -0.30265 0.09724 0.25797 0.27468 0.36569 720083 0.35723 0.25779 0.12023 3.36373 0.33671 0.25613 0.22531 0.37356 1.41277 0.33604 -16418000 -0.14742 0.47389 0.21755 1.50882 0.69268 -0.10570 0.41418 0.67592 0.63370 0.69129 2386857 0.39122 0.68382 0.10599 2.95448 1.28218 0.28051 0.59766 0.32931 1.24088 1.27961 4048039 0.08048 0.36546 0.14804 1.79447 1.11239 0.05770 0.31941 0.45998 0.75368 1.11017 -944649 -0.08631 0.10930 0.07381 0.34607 0.89684 -0.06188 0.09553 0.22934 0.14535 0.89504


(2)

Hasil Input Data Tahun 2011

KODE CGPI TOTA ASET

TOTAL HUTANG

TOTAL PENJUALAN

TOTAL ASET LANCAR

TOT KIABILITAS J

PENDEK

TOT LIABILITAS J

PANJANG BMRI 91.91 551,891,704 451,379,750 37,730,019 526,595,044 417,666,937 33,712,813 BBNI 85.75 299,058,161 261,215,137 20,691,796 290,501,441 245,823,112 15,392,025

BBTN 85.9 89,121,459 81,799,816 7,556,104 86,938,878 68,404,074 13,395,742

BBRI 84.16 469,899,284 420,078,955 48,164,348 460,121,003 395,324,538 24,754,417

ANTM 86.55 15,201,235 4,429,191 10,346,433 9,108,019 855,829 3,573,362

PTBA 82.55 11,507,104 3,342,102 10,581,570 8,860,145 1,918,413 1,423,689

GIAA 85.84 18,009,967 10,462,833 27,164,569 6,784,091 5,866,977 4,595,856

JSMR 83.65 21,432,133 10,191,853 4,960,472 3,996,740 4,069,500 6,122,353

TLKM 89.57 103,054,000 42,073,000 71,253,000 21,258,000 22,189,000 19,884,000

TINS 75.68 6,569,807 1,972,012 8,749,617 4,584,704 1,421,976 550,036

BNGA 89.88 166,801,130 148,431,639 14,791,294 162,070,649 137,749,559 10,682,080

BBNP 79.94 6,572,646 5,989,736 612,590 6,422,543 5,904,141 85,595

NISP 85.86 59,834,397 53,244,018 4,187,166 58,148,482 50,979,975 2,264,043

ADMF 78.19 16,889,452 12,468,083 5,303,513 16,401,565 3,380,763 9,087,320

AUTO 79.09 6,964,227 2,241,333 7,363,659 2,509,443 1,892,818 348,515

BNBR 76.23 25,212,650 13,046,034 9,661,958 11,676,676 11,592,898 1,453,136


(3)

MTLA 66.51 1,729,840 377,424 541,780 1,168,209 244,045 133,379

UNTR 87.77 46,440,062 18,936,114 55,052,562 25,625,578 14,930,069 4,006,045

LABA SBLM PAJAK

LABA

DITAHAN TOTAL EKUITAS

ARUS KAS

OPERASI LABA BERSIH DEPRESIASI 16,512,035 33,505,527 100,511,954 20,440,640

12,695,885 4,345,855 7,461,308 14,422,051 37,843,024 15,384,156

5,808,218 4,624,735 1,522,260 2,073,959 7,321,643 4,799,245

1,118,661 780,711 18,755,880 4,001,925 49,820,329 15,975,074

15,087,996 4,137,519 2,568,781 9,700,470 10,772,044 156,795

1,927,891 3,926,560 4,141,132 6,906,492 8,165,002 3,600,649

3,088,067 -1,132,417 96,933,268 -5,974,223 7,547,134 1,903,319

808,665 845,526 1,590,175 1,714,448 11,240,280 1,785,731

1,318,823 401,365 20,857,000 47,054,000 60,981,000 30,553,000

15,470,000 162,462 1,268,085 4,215,732 4,597,795 64,341,000

89,680,600 2,272,389 4,391,782 8,723,933 18,369,491 -4,434,384 1,907,593


(4)

3,176,960

91,757 318,159 582,910 57,762,204

68,145,768 37,298,430 1,005,875 3,319,916 6,590,379 1,914,545

752,654 441,582 2,111,539 4,323,940 4,421,369 -9,906,904

1,583,320 -226,338 1,255,083 3,969,443 4,722,894 258,576

1,101,580 -1,069,653 15,375,956 -763,643 12,166,616 318,689

131,875 4,061,133 -987,903 -1,384,133 4,368,755 792,414

-782,699 3,958,620 382,802 989,318 10,902,071 -1,268,893

74,749,903 -20,079,673 598,754 2,422,370 10,667,629 136,507

1,950,547 1,006,079 188,194 337,246 1,352,416 103,934

156,607 100,349 7,784,577 15,342,706 27,503,948 10,440,274

5,899,506 -11,775,153

TOT ASET LANCAR-TOT

HUTANG T1 T2 T3 T4 T5 0.717*T1 0. 874*T2 3.107*T3 0.42*T4 0.998*T5 75,215,294 0.13629 0.06071 0.02992 0.22268 0.06836 0.09772 0.05306 0.09296 0.09352 0.06822 29,286,304 0.09793 0.04822 0.02495 0.14487 0.06919 0.07021 0.04215 0.07752 0.06085 0.06905 5,139,062 0.05766 0.02327 0.01708 0.08951 0.08478 0.04134 0.02034 0.05307 0.03759 0.08461


(5)

5,518,043 0.47953 0.60019 0.35988 2.44307 0.91957 0.34383 0.52457 1.11814 1.02609 0.91772 -3,678,742 -0.20426 -0.33172 5.38220 0.72133 1.50831 -0.14646 -0.28992 16.72250 0.30296 1.50529 -6,195,113 -0.28906 0.07999 0.07420 1.10287 0.23145 -0.20725 0.06991 0.23053 0.46321 0.23098 -20,815,000 -0.20198 0.45660 0.20239 1.44941 0.69141 -0.14482 0.39906 0.62882 0.60875 0.69003 2,612,692 0.39768 0.64168 0.19302 2.33152 1.33179 0.28514 0.56083 0.59970 0.97924 1.32912 13,639,010 0.08177 0.05230 0.02633 0.12376 0.08868 0.05863 0.04571 0.08181 0.05198 0.08849 432,807 0.06585 0.04841 0.01396 0.09732 0.09320 0.04721 0.04231 0.04338 0.04087 0.09301 4,904,464 0.08197 0.05549 0.01681 0.12378 0.06998 0.05877 0.04849 0.05223 0.05199 0.06983 3,933,482 0.23290 0.25601 0.12502 0.35461 0.31401 0.16699 0.22376 0.38844 0.14894 0.31338 268,110 0.03850 0.56998 0.18022 2.10718 1.05735 0.02760 0.49816 0.55994 0.88502 1.05524 -1,369,358 -0.05431 -0.03029 0.60985 0.93259 0.38322 -0.03894 -0.02647 1.89481 0.39169 0.38245 -6,896,000 -0.56464 -0.11333 -0.08089 0.55693 0.26164 -0.40485 -0.09905 -0.25132 0.23391 0.26111 -1,177,795 -0.06651 0.05587 0.02162 1.60186 0.11392 -0.04769 0.04883 0.06717 0.67278 0.11369 -53,566,888 -0.80173 0.03626 0.00896 0.19000 0.54302 -0.57484 0.03169 0.02784 0.07980 0.54193 790,785 0.45714 0.19496 0.10879 3.58328 0.31320 0.32777 0.17039 0.33802 1.50498 0.31257 6,689,464 0.14405 0.33038 0.16763 1.45246 1.18545 0.10328 0.28875 0.52081 0.61003 1.18308


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

5 56 124

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013)

2 50 25

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013)

1 26 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011).

0 2 14

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN YANG MENGALAMI KESULITAN KEUANGAN (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia).

0 1 6

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 1 18

Hubungan kepemilikan institusional, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan perusahaan, dan konservatisme akuntansi (studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014).

0 3 116

PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 14