7
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pertanian Organik Sistem pertanian organik merupakan ”hukum pengembalian low of
return ” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan
semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi
makanan pada tanaman. Dalam pemahaman praktis, pertanian organik adalah sekedar cara
bertani yang tidak menggunakan bahan - bahan kimia. Dalam konteks regulasi, pertanian organik adalah cara berproduksi dan memasarkan hasil
produksi sesuai dengan standar yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan formal dan akibatnya memiliki kekuatan hukum. Tata cara bertani
dalam pertanian organik dapat digunakan untuk meminimalkan polusi udara, polusi tanah, dan polusi air. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk
mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas dari komunitas yang saling terkait satu sama lain di dalam tanah, tanaman, hewan, maupun manusia
Saragih 2010. Menurut Badan Standarisasi Nasional 2002 Organik adalah istilah
pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga
sertifikasi resmi. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan masukan eksternal yang minimum, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida
8
kimia. Praktek pertanian organik tidak dapat menjamin bahwa produknya bebas sepenuhnya dari residu karena adanya polusi lingkungan secara umum.
Namun beberapa cara digunakan untuk mengurangi polusi dari udara, tanah dan air. Pekerja, pengolah dan pedagang pangan organik harus patuh pada
standar untuk menjaga integritas produk pertanian organik. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
komunitas interdependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia.
Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah
menyediakan makanan untuk tanaman feeding the soil that feeds the plants, dan bukan memberi makanan langsung pada tanaman. Strategi pertanian
organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami
proses mineralisasi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Dengan kata lain, unsur hara di daur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa
organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama sekali dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan
langsung dalam bentuk larutan sehingga diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kegunaan budidaya
organik pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Sutanto, 2002