Pengujian tegangan lewat denyar isolator bersih Pengujian tegangan lewat denyar isolator terpolusi CaCO

25

3.5.1 Pengujian tegangan lewat denyar isolator bersih

1. Isolator dicuci dengan air hingga bersih. 2. Isolator dikeringkan secara alami di dalam ruang pengeringan sekitar 24 jam. Gambar 3.9 Rangkaian Percobaan Ket: AT = Autotrafo TU = Trafo uji S1 = Saklar utama S2 = Saklar sekunder Rp = Tahanan Peredam V in = Tegangan masukan V = Tegangan Yang Terbaca di multimeter 3. Mengukur suhu, kelembapan dan tekanan dalam ruang uji. 4. Saklar utama S1 ditutup dan AT diatur hingga tegangan keluarannya nol. 5. Kemudian saklar sekunder S2 ditutup. Universitas Sumatera Utara 26 6. Tegangan keluaran AT dinaikkan secara bertahap sampai terjadi lewat denyar pada isolator. 7. Pada saat yang bersamaan, tegangan V dicatat dan saklar S1 dan S2 dibuka. 8. Suhu, kelembaban dan tekanan diukur kembali. Jika suhu dalam keadaan masih sama, maka langkah 5-8 diulang. Jika suhu berubah, misalnya diatas rentang yang diinginkan maka ditunggu suhu sampai turun dengan yang diinginkan, ulangi langkah 5-8. Jika suhu dibawah yang diinginkan maka lampu dihidupkan sampai suhu awal yang diinginkan, ulangi langkah 5-8. 9. Diulang langkah 9 sampai 5 kali hingga diperoleh lima data tegangan lewat denyar dengan suhu 27 ℃. 10. Dihidupkan lampu hingga suhu naik mencapai 30 ℃. Kemudian langkah 4-10 diulang kembali hingga diperoleh 5 data tegangan lewat denyar pada kondisi suhu 30 ℃. 11. Langkah 11 diulang kembali dengan suhu 33 ℃, 36℃ dan 39℃ 12. Isolator di keluarkan dari ruang uji.

3.5.2 Pengujian tegangan lewat denyar isolator terpolusi CaCO

3 dengan tingkat pengotoran ringan 1. Membuat larutan pengotor isolator sesuai literatur yang telah ada, yaitu dengan cara mencampurkan 6 liter air, 40 gr kaolin dan 100 gr CaCO 3 . 2. Isolator dicelupkan kedalam larutan polutan dan dibiarkan selama 5 menit. Setelah itu isolator diangkat dan dikeringkan selama selama ± 24 jam dalam suatu ruangan yang tertutup plastic Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 3.10 Isolator dicelupkan dalam larutan 3. Selanjutnya diulangi langkah 2-12 pada Subbab 3.4.1 diatas hinggga diperoleh 5 data tegangan lewat denyar untuk masing- masing suhu 27 ℃, 30℃, 33℃, 36℃ dan 39℃ pada kondisi terpolusi ringan. 4. Untuk mengukur tingkat pengotoran sesuai standar IEC 60050-815 maka dilakukan pengukuran bobot polusi. Untuk mengukur bobot dari polutan yang menempel pada permukaan isolator, dibutuhkan suatu pengukuran bobot polusi dengan menggunakan metode ESDD Equivalent Salt Deposit Density . Langkah – langkah untuk menentukan nilai ESDD polutan pada suatu isolator adalah sebagai berikut : • Dimulai dengan pembuatan larutan pencuci yang terdiri dari air ledeng dan 4 lembar kain kasa ukuran 4 cm x 4 cm dimasukkan dalam suatu wadah. • Diukur konduktivitas dari larutan pencuci dan dihitung nilai konduktivitas larutan pencuci isolator pada suhu 20 ˚C dengan menggunakan Persamaan 3.1. σ 20 = σ θ [1 – b θ – 20 ] 3.1 Universitas Sumatera Utara 28 Dalam hal ini : θ = Suhu larutan ˚C σ 20 = Konduktivitas larutan pada suhu 20 ˚C Sm σ θ = Konduktivitas larutan pada suhu θ ˚C Sm b = Faktor koreksi suhu pada suhu θ ˚C Nilai dari b dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Faktor Koreksi Suhu [8] θ ˚C B 5 0.03156 10 0.02817 20 0.02277 30 0.01905 • Dihitung salinitas dari larutan dengan menggunakan Persamaan 3.2 D = 5.7 x σ 20 1.03 3.2 Dalam hal ini : D = salinitas mgcm 3 Dimisalkan hasil yang diperoleh adalah D 1 . • Polutan yang menempel pada isolator dilarutkan kedalam larutan pencuci. Universitas Sumatera Utara 29 • Diukur konduktivitas larutan pencuci yang telah bercampur dengan polutan. Kemudian dihitung salinitasnya dengan cara seperti diatas. Misalkan hasilnya adalah D 2 . • Dihitung nilai dari ESDD dengan menggunakan Persamaan 3.3 ESDD = � . � 2 – �1 � 3.3 Dalam hal ini : ESDD = Equivalent Salt Deposit Density mgcm 2 V = Volume air pencuci L D 1 = Salinitas larutan pencuci tanpa polutan mgcm 3 D 2 = Salinitas larutan pencuci yang terpolusi mgcm 3 S = Luas Permukaan isolator cm 2 IEC 60050-815 :2000 edisi 01 menggolongkan pengotoran menjadi tiga tingkatan seperti Table 3.2 dibawah ini : Tabel 3.2 Penggolongan Tingkat Pengotoran [8] Tingkat Pengotoran ESDD Ringan 0.03-0.06 Sedang 0.06-0.1 Berat 0.1 5. Jika hasil dari perhitungan ESDD diluar batas bobot polusi ringan maka, misalnya termasuk dalam tingkat bobot sedang ataupun berat, maka data di atas dapat dipergunakan untuk bobot polusi isolator sedang atau berat dan eksperimen untuk bobot polusi Universitas Sumatera Utara 30 ringan dapat diulangi kembali dengan mengurangi takaran polutan semula.

3.5.3 Pengujian tegangan lewat denyar isolator terpolusi CaCO