25
Jumlah shielding gas tergantung pada diameter bagian dalam nozzle gas. Diindikasikan nilai untuk jumlah shielding gas.
2.2.1 Elektroda Pengelasan TIG
Untuk TIG pengelasan elektroda diterapkan terutama terbuat dari tungsten. tungsten murni merupakan bahan tahan panas sangat dengan titik fusi sekitar 3,380
˚C. Dengan paduan tungsten dengan beberapa persen dari oksida logam konduktivitas elektroda dapat
ditingkatkan yang memiliki keuntungan yang demikian dapat menahan beban yang lebih tinggi saat. Oleh karena elektroda tungsten paduan memiliki masa hidup lebih lama dan sifat
pengapian lebih baik dari elektroda tungsten murni. Oksida logam yang paling sering digunakan digunakan untuk paduan tungsten adalah:
1. Thorium oxide ThO2
2. Zirconium oxide ZrO2
3. Lanthanum oxide LaO2
4. Cerium oxide CeO2
Tabel 2.3 Spesifikasi Elektroda
Trade Name: Speciication:
Classification: AWS Color Id
Pure Tungsten 2 Ceriated Tungsten
1.5 Lanthanated Tungsten 2 Lanthanated Tungsten
1 Thoriated Tungsten 2 Thoriated Tungsten
Zirconated Tungsten AWS A5.12
EWP EWCe-2
EWLa-1.5 EWLa-2
EWTh-1 EWTh-2
EWZr-1 Green
Orange Gold
Blue Yellow
Red Brown
Sebagai elektroda tungsten murni dan yang paduan berbeda terlihat sama, adalah mustahil untuk membedakan antara mereka. Oleh karena itu warna indikasi standar pada
elektroda telah disepakati. Elektroda ditandai dengan warna tertentu pada 10 mm terakhir.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.28 Elektoda TIG
Jenis yang paling umum digunakan dari elektroda tungsten adalah: 1.
Tungsten murni ditandai dengan warna hijau. elektroda ini terutama digunakan untuk pengelasan AC dalam aluminium dan paduan aluminium.
2. Tungsten dengan 2 thorium ditandai dengan warna merah. elektroda ini banyak
digunakan untuk pengelasan baja non-paduan dan rendah-paduan serta baja tahan karat. 3.
Tungsten dengan 1 lanthanum ditandai dengan warna hitam. elektroda ini sama-sama cocok untuk pengelasan semua logam weldable TIG.
Elektroda tungsten tersedia dalam diameter yang berbeda 0,5-8 mm. Dimensi yang paling sering digunakan untuk TIG pengelasan elektroda 1,6 - 2,4-3,2 dan 4 mm. Diameter
elektroda dipilih atas dasar intensitas saat ini, jenis elektroda yang disukai dan apakah itu bolak atau arus searah.
Kondisi yang penting untuk memperoleh hasil yang baik dari las TIG adalah bahwa titik elektroda tungsten harus Ground dengan benar. Ketika pengelasan dilakukan dengan
polaritas saat ini dan negatif langsung, titik elektroda harus mengerucut untuk mendapatkan busur terkonsentrasi yang akan memberikan profil penetrasi sempit dan mendalam. Thumb
mengikuti aturan menunjukkan hubungan antara diameter elektroda tungsten dan panjang titik Ground nya. Sebuah sudut runcing kecil memberikan kolam las sempit dan lebih besar
sudut runcing yang lebih luas las weld pool.
Gambar 2.29 Contoh Pembentukan Elektroda Tungsten Untuk Pengelasan DC
Universitas Sumatera Utara
27
Sudut runcing juga memiliki pengaruh kedalaman penetrasi las.
Gambar 2.30 Hubungan Antara Sudut Runcing dan Daerah Las
Menumpulkan titik elektroda untuk membuat daerah datar dengan diameter sekitar 0,5 mm dapat meningkatkan masa elektroda tungsten.
Gambar 2.31 Titik Elektroda Datar
Untuk AC pengelasan TIG elektroda tungsten dibulatkan sebagai selama proses pengelasan itu begitu berat dimuat bahwa itu meleleh menjadi bentuk globular setengah.
Gambar 2.32 Tungsten Elektroda Untuk Pengelasan AC
Universitas Sumatera Utara
28
Ketika grinding elektroda titik harus menunjuk ke arah rotasi dari disk grinding sehingga jejak grinding akan tidak memanjang elektroda.
Gambar 2.33 Grinding Tungsten Elektroda
Dalam rangka untuk mendapatkan grinding tambahan denda elektroda, penggunaan mesin gerinda terutama untuk grinding elektroda dapat menguntungkan. Mesin tersebut
memiliki berputar berlian dilapisi disc yang membuat jejak grinding sangat halus. Biasanya mesin ini dilengkapi dengan perangkat untuk fiksasi elektroda dengan sudut penggilingan
disesuaikan menambah grinding seragam.
Gambar 2.34 Mesin Gerinda Tungsten
Universitas Sumatera Utara
29
2.3. Desain Sambungan Las