BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a.
Pertumbuhan kultur andaliman yang membentuk kalus dimulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-7 setelah penanaman, dimana pertumbuhan kalus
terbesar pada minggu ke-5 yaitu sebesar 31,33. b.
Persentase kultur yang membentuk kalus dari semua perlakuan adalah sebesar 86,5 atau sebanyak 84 botol dari 96 botol.
c. Kombinasi atonik dan BAP memberikan pengaruh yang tidak nyata, namun
pada perlakuan A
1
B atonik 1 mll dan BAP 0 mgl memberikan pengaruh
tertinggi terhadap berat basah kalus. d.
Warna kalus yang dihasilkan adalah putih 16,87, kuning 44,58 dan coklat 38,55.
e. Persentase kultur yang terkontaminasi adalah sebesar 8,33 atau sebanyak 8
botol dari 96 botol.
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui konsentrasi Atonik
dan BAP yang tepat guna memacu pengkulturan organ vegetatif pucuk
tanaman andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. secara in vitro.
b. Perlu dilakukan subkultur dengan media yang mengandung zat pengatur
tumbuh yang dapat membentuk planlet.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani dan Manfaat Tanaman Andaliman
Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. merupakan salah satu jenis rempah-
rempah dari tumbuhan liar yang dikenal oleh masyarakat Batak Angkola dan Mandailing, Sumatera Utara. Tumbuhan ini merupakan jenis yang sangat dekat
kekerabatannya dengan Zanthoxylum piperitum yang banyak ditemukan di daratan Cina serta Z. stimulans yang banyak dijual di Eropa Hasairin, 1994. Di Indonesia,
tumbuhan ini tumbuh liar di pegunungan dengan ketinggian 1400 m dpl pada temperatur 15-18
C. Asal tumbuhan ini dari daerah Himalaya Subtropis. Di dunia, tumbuhan ini tersebar antara lain di India Utara, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar,
Thailand, dan Cina. Di Cina, tumbuhan ini tumbuh pada ketinggian 2900 m dpl Wijaya, 1999.
Menurut Hsuang Keng 1978 dalam Wijaya 1999 menyatakan bahwa sistematika tanaman andaliman adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Klass : Angiospermae
Sub klass : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Zanthoxylum
Spesies : Zanthoxylum acanthopodium DC.
Menurut Hasairin 1994, tinggi tanaman andaliman adalah 3-8 m. Batang dan cabangnya merah, kasar beralur, berbulu halus dan berduri. Buahnya bulat hijau kecil
dengan diameter ± 4 mm Tensiska, 2001. Bila digigit, buah ini mengeluarkan aroma yang wangi dan rasa tajam yang khas yang dapat merangsang produksi air liur. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
karena andaliman memiliki sifat karminativum Hasairin, 1994. Khusus yang di Sumatera Utara mempunyai bunga lengkap dengan panjang ± 3 mm Tensiska, 2001.
Famili jeruk-jerukan ini di habitatnya berupa tanaman semak dengan tinggi sekitar 5 meter Sortha et al., 2004. Daunnya majemuk menyirip, panjang 1-20 cm
dan lebar 3-15 cm, memiliki kelenjar minyak. Permukaan atas daun berwarna hijau mengkilat dan permukaan bawahnya hijau muda atau pucat, sedangkan pada daun
muda permukaan bawahnya berwarna hijau kemerahan Siregar, 2003; Wijaya, 1999. Bunga aksilar, majemuk terbatas, anak payung menggarpu, berkelamin dua, dan
berwarna kuning pucat. Buah berbentuk kapsul, bulat hijau kecil, diameter 2-3 mm, mirip lada, jika sudah tua berwarna merah. Tiap buah memiliki 1 biji dengan kulit biji
yang keras berwarna hitam berkilat Sibuea, 2002. Tipe perkecambahan biji andaliman ialah epigin yakni tipe perkecambahan di atas tanah yang terjadi karena
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaganya terangkat ke atas tanah Siregar, 2003.
Daya kecambah andaliman rendah. Perkecambahannya yang rendah dan umur berkecambah yang relatif lama disebabkan oleh struktur kulit biji yang keras. Struktur
ini dapat menghalangi imbibisi air dan pertukaran gas dalam proses perkecambahan. Komponen volatil, berupa senyawa terpenoid yang terdapat pada andaliman Wijaya
2001, diketahui merupakan senyawa penghambat perkecambahan. Tanaman yang tumbuh alami berasal dari biji yang disebarkan oleh burung setelah memakan buah
andaliman. Petani juga memperoleh bibit secara tidak sengaja dari lokasi bekas pembakaran gulma di daerah tanaman yang sudah tua Siregar, 2003.
Saat ini andaliman diperhitungkan menjadi senyawa aromatik dan minyak esensial. Masyarakat Himalaya, Tibet dan sekitarnya menggunakan tanaman ini
sebagai bahan aromatik, tonik, perangsang nafsu makan dan obat sakit perut Hasairin, 1994. Manfaat lain buah andaliman berdasarkan penelitian adalah sebagai insektisida
untuk menghambat pertumbuhan serangga Sytophilus zeamais. Efeknya berupa daya tolak makan serangga atau mengurangi selera makan serangga. Selain itu andaliman
juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri Andayanie, 2000. Sedangkan di Jepang, daun andaliman digunakan untuk pemberi aroma dan untuk dekorasi
Tensiska, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Andaliman mengandung senyawa terpenoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk
mempertahankan mutu produk pangan dari berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi serta perubahan warna dan aroma makanan. Selain itu senyawa
terpenoid pada andaliman juga dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba. Hal ini memberikan peluang bagi andaliman sebagai bahan baku senyawa antioksidan atau
antimikroba bagi industri pangan dan farmasi Wijaya, 1999.
Hasil pengujian aktivitas antimikroba pada penelitian Andayanie 2000, menunjukkan bahwa ekstrak buah andaliman bersifat bakterisidal terhadap bakteri
Bacillus stearothermophilus, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholera, dan Salmonella thypimurium. Selain itu andaliman juga mampu menghambat Bacillus
cereus, Staphylococcus aureus, dan S. thyposa. Dengan diketahuinya aktivitas antimikroba dari minyak atsiri andaliman serta komponen aktif penyusunnya, maka
pemanfaatan andaliman dapat ditingkatkan sebagai bahan obat-obatan Butar Butar, 2002.
2.2 Teknik Kultur Jaringan