Interpretasi Rasio Persamaan dan Perbedaan

Ishraqi, Vol. 10, No. 1, Juni 2012 44

B. Interpretasi Rasio Persamaan dan Perbedaan

Berdasarkan tabel di atas tentang per- bandingan persamaan dan perbedaan kebijakan kedua rezim terhadap Islam Politik, maka rasio perbandingan itu dapat diinterpretasi seperti berikut: 1. Kebijakan kedua rezim terhadap institusi Islam Politik memiliki tingkat persamaan yang signifikan dalam pola dan tujuan tetapi beda dalam urutan dan taktik kebijakan. 2. Tujuan kebijakan itu adalah memaksimal- kan kekuatan dan keuntungan rezim dan mengalahkan kekuatan institusi Islam Politik demi mewujudkan stabilitas politik dan menghindari potensi terjadinya krisis legitimasi kekuasaan rezim. Kebijakan itu dapat disebut hegemonic regime’s domes- tic political stability strategy strategi stabilitas politik dalam negeri rezim hegemonis. 3. Strategi subjugasi diintensifkan setelah tercapainya konsolidasi kekuatan rezim, sedangkan strategi akomodasi diintensifkan pada saat rezim berupaya untuk meng- hindari potensi terjadinya krisis legitimasi kekuasaan. Ini berarti bahwa perkembang- an situasi dalam negerilah yang menentukan pola strategi dan taktik yang dapat digunakan sesuai tujuan jangka panjang rezim. Kebijakan semacam ini disebut mixed scanning policy . 4. Keberhasilan kebijakan-kebijakan ter- sebut tidak lepas dari sistem partai dominan dan kesetiaan aparat keamanan negara serta kesetiaan elite partai politik dominan yang berkuasa Golkar di Indonesia dan NDP di Mesir. Keberhasilan kebijakan peminggiran terhadap institusi Islam Politik tampak dalam penyingkiran agama sebagai asas suatu partai politik. 5. Meskipun kedua rezim secara de jure mengadopsi sistem demokrasi konstituti- onal sebagai pengganti sistem politik otoriter presiden sebelumnya, tetapi kedua rezim tidak mengaplikasikan sistem demokrasi lib- eral secara ideal sehingga akhirnya demokrasi berubah menjadi otoritarianisme atau constitutional dictatorship, di mana lembaga eksekutif lebih berkuasa daripada lembaga legislatif dan lembaga yudikatif berkat dukungan dari partai dominan dan militer. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan kedua rezim itu tidak sepenuhnya beda dari kebijakan rezim sebelumnya di negara masing-masing. 2. Aspek Politik Hukum a. Disahkannya beberapa produk hukum khusus umat Islam seperti UUPN 1988, UUPA 1989, KHI 1991. b. kompromi dengan kelompok Politik Islam dalam mengesahkan UU Perkawinan no. 11974. a. Penetapan Syariat Islam sebagai sumber utama legislasi Mesir 1980. b. Pembentukan komisi-komisi dalam parlemen untuk kodifikasi Syariah 1980- 1981. c. Disahkannya beberapa produk hukum yang melarang pelanggaran terhadap Syariah Islam, ateisme, pelecehan agama dan libertinisme seperti UU Partai Politik no. 401977 pasal 4, dan UU Anti- Pelecehan Nilai-Nilai Luhur pasal 3 1980.

a. Persamaan 1. Inkorporasi Syari’at Islam dalam