Global Positioning System GPS Android Penelitian Terdahulu

2.3. Global Positioning System GPS Android

GPS adalah alat yang bisa menyediakan informasi koordinat berbasis geografis ketinggian X, Y, dan Z dan mengirimnya ke penerima GIS mobile. GPS menggunakan sinyal satelit untuk menghitung posisi dari unit GPS. Aplikasi GIS membutuhkan GPS dalam area perkotaan untuk memperoleh hasil yang memuaskan Tsou, 2004. Data geospasial, yaitu latitude garis lintang dan longitude garis bujur diatur oleh lapisan GIS pada aplikasi GIS mobile Tsou, 2004. Layanan pengumpulan lokasi dalam rangka mendapatkan latitude dan longitude untuk pengguna dibutuhkan. Komponen ini bisa diakses secara langsung seperti melalui penerima GPS di smart phone . Module data mengontrol akses data dalam smart phone Andoid. Ini memungkinkan pengaksesan data dan juga untuk mengambil informasi lokasi menggunakan GPS Kushwaha Kushwaha, 2011.

2.4. Graph

Graph didefinisikan sebagai pasangan himpunan V, E, ditulis dengan notasi G = V, E, yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul vertices atau nodes dan E adalah himpunan sisi edges atau arcs yang menghubungkan sepasang simpul Munir, 2005. Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf maka graf digolongkan menjadi dua jenis: 1. Graf sederhana simple graph Graf yang tidak mengandung gelang maupun sisi ganda dinamakan graf sederhana. 2. Graf tak sederhana unsimple graph Graf yang mengandung sisi ganda atau gelang dinamakan graf tak sederhana unsimple graph . Contoh dari graf tak sederhana adalah graf ganda multigraph. Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Universitas Sumatera Utara Contoh dari tiga buah graph Fitria, 2005, yaitu G1, G2, dan G3 dideskripsikan pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. G1 Graph Sederhana, G2 Multigraph, dan G3 Multigraph Keterangan dari gambar di atas adalah sebagai berikut: - G1 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah: V = {1, 2, 3, 4} E = {1, 2, 1, 3, 2, 3, 2, 4, 3, 4} - G2 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah: V = {1, 2, 3, 4} E = {1, 2, 2, 3, 1, 3, 1, 3, 2, 4, 3, 4, 3, 4} = {e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7} - G3 adalah graph dengan himpunan simpul V dan himpunan sisi E adalah: V = {1, 2, 3, 4} E = {1, 2, 2, 3, 1, 3, 1, 3, 2, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 3} = {e1, e2, e3, e4, e5, e6, e7, e8}

2.4.1. Lintasaan Terpendek

Masalah lintasan terpendek atau shortest path untuk menemukan nilai travel minimum satu atau lebih titik asal ke satu atau lebih tujuan melalui jaringan terhubung. Ini adalah masalah penting karena cakupan yang luas untuk pengaplikasiannya di bidang transportasi. Lim Kim, 2005. Universitas Sumatera Utara Jaringan transportasi bisa dirancang dalam bentuk graph yang terdiri dari titik- titik dan sisi yang menghubungkan titik-titik. Algoritma berbeda-beda telah diajukan untuk menemukan jalur terpendek antara 2 simpul di graph. Semua algoritma yang diajukan berdasarkan graph berbobot Gutenschwager et al., 2012. Contoh graph untuk jarak terpendek adalah jaringan yang terdiri dari sekumpulan N dari n simpul dan sekumpulan E dari e sisi arcs. Setiap menghubungkan dua simpul i,j, nilai dari sebuah sisi ditandai sebagai di,j untuk koneksi langsung yang diberikan, sedangkan untuk semua koneksi lain melalui simpul lain di,j menandai jarak terdekat. Contoh digraph bernilai, untuk menentukan jalur terpendek berararah dari s menuju t Princeton, 2013. Nilai dari jalur = total nilai sisi dalam jalur dicontohkan seperti pada Gambar 2.5. Gambar 2.5. Digraph untuk Lintasan Terpendek

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pencarian shortest path jalur terpendek telah banyak dilakukan dengan beberapa metode. Pergerakan objek berdasarkan lokasi location-based object movement juga sudah banyak dilakukan dengan metode yang berbeda-beda pula. Pada dasarnya, gabungan shortest path dan pergerakan objek berdasarkan lokasi ini digunakan untuk kepentingan transportasi. Pada tahun 2004, Tsou, M. melakukan penelitian untuk melacak keberadaan objek berdasarkan lokasi dengan cara sederhana. Penulis tersebut menggunakan Mobile GIS Software. Namun, pada penelitian ini tidak disertakan penelitian tentang shortest path . Universitas Sumatera Utara Selanjutnya pada tahun 2010, Siboro, R. melakukan penelitan untuk menentukan jalur terpendek dengan metode algoritma Genetika. Penulis dalam hal ini tidak mengikutsertakan penelitian mengenai pergerakan objek berdasarkan lokasi location-based object movement. Selanjutnya, pada tahun 2010, Kurniawan, I. juga melakukan penelitian untuk menentukan jalur terpendek dengan metode algoritma Dijkstra. Seperti yang lain, penulis hanya membatasi penelitian sampai pada penentuan jalur terpendek, tanpa meneliti tentang pergerakan objek berdasarkan lokasi location-based object movement. Pada tahun 2011, Kushwaha A. Kushwaha V. melakukan penelitian untuk pergerakan objek berdasarkan lokasi dengan metode LBS pada Android Mobile. Metode ini juga membatasi penelitian sampai pada pelacakan objek saja. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan penentuan shortest path. Pada tahun 2014, Hutabarat, J. menggunakan metode Dijkstra untuk menentukan rute terpendek berbasis mobile GIS dengan studi kasus Universitas Sumatera Utara USU. Penulis merancang aplikasi ini untuk sistem operasi Android berbasis mobile. Pada metode yang diterapkan oleh penulis tersebut, tidak disertai pembahasan mengenai pergerakan objek berdasarkan lokasi location-based object movement . Rangkuman dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No. Peneliti Tahun Metode yang Digunakan Shortest Path Object Movement 1 Tsou, M. 2004 - Mobile GIS Software 2 Siboro, R. 2010 Genetika - 3 Kurniawan, I. 2010 Dijkstra - 4 Kushwaha A. Kushwaha V. 2011 - Location Based Services LBS Android Mobile 5 Hutabarat, J. 2014 Dijkstra - Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang