Konsep Hubungan Ruang Konsep Aksesibilitas Konsep Zonasi Ruang Konsep Gubahan Massa dan Tatanan Massa

137

5.1 Konsep Hubungan Ruang

Setelah mengetahui pola hubungan ruang pada masing- masing fasilitas dalam Pondok Budaya Jawa, maka pola hubungan ruang tersebut dapat diintegrasikan menjadi satu kesatuan dalam desain Pondok Budaya Jawa. Pola hubungan ruang secara keseluruhan dapat menjadi dasar untuk menata ruang luar dan ruang dalam Pondok Budaya Jawa di dalam area tapak. Pola Hubungan keseluruhan ruang dalam Pondok Budaya Jawa secara umum adalah sebagai berikut. Gambar 5.1. Bagan Organisasi Bangunan Sumber: Analisis Pribadi, 2014 138

5.2 Konsep Aksesibilitas

Gambar 5.2. Konsep Aksessibilitas Sumber : Analisis Penulis, 2014 Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa aksesibilitas bangunan Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta ini menonjolkan konsep keramahan dan berkumpul, sehingga sistem aksesibilitasnya dibuat agar mudah diakses oleh pengunjung maupun masyarakat yang ada di sekitarnya. 139

5.3 Konsep Zonasi Ruang

Gambar 5.3. Konsep Zonasi Ruang Sumber: Analisis Pribadi, 2014 Bangunan Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta ini dibagi menjadi 6 zona menurut fungsi bangunan. Zona fungsi bangunan tersebut diantaranya adalah zona Pertunjukkan, zona pengelola, zona museum, zona pelatihan, zona wisma, dan zona komersial. 140

5.4 Konsep Gubahan Massa dan Tatanan Massa

Bentuk bangunan Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta yang dapat mencitrakan kebudayaan Jawa dengan menggunakan pendekatan Neo- Vernakuler adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Konsep Bentuk Bangunan 4 + + 4 + + • • 0 + + ++ + + + + 3 + 2 + + + + + + - + + ? + + + ; Gbr. 5.4. Tranformasi Bentuk Joglo Sumber: www.putumahendra.com E + + + ++ + + + + + + 0 + + + Gbr. 5.5. Tranformasi Bentuk Joglo Sumber: www.behance.net Sumber: Analisis Penulis, 2014 141 Gambar 5.6. Konsep Gubahan Massa Sumber: Analisis Penulis, 2014 Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa bangunan Pondok Budaya Jawa di Yogyakarta ini terdiri dari 4 blok massa yang dipisahkan menurut fungsi dan kriteria kedekatan ruangnya. Keempat massa bangunan tersebut diantaranya adalah massa 1 digunakan sebagai gedung pertunjukkan dan pengelolaan, massa 2 digunakan sebagai fungsi edukatif yakni ruang museum, perpustakaan, massa 3 digunakan sebagai wisma tamu dengan kapasitas 12 orang per kamar, massa 4 digunakan sebagai wisma tamu dengan kapasitas 2 orang kamar, massa 5 digunakan sebagai bangunan latihan tari, Kerawitan dan wayang. Jika ditinjau dari bentuk massanya, terdapat bangunan yang menggunakan bentuk lengkung. Bentuk lengkung ini diperoleh berdasarkan kata kunci dinamis yakni sifat yang diperoleh dari kata kunci edukatif- rekreatif. 142

5.5 Konsep Tata Ruang Luar