KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Serangkaian analisis telah peneliti lewati untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian, sehingga pada akhirnya menghantarkan peneliti pada kesimpulan dari penelitian. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan perangkat analisis framing milik Pan dan Kosicki serta dilengkapi dengan konsep framing Dietram Scheufele mengenai pemberitaan kasus gizi buruk di NTT, maka peneliti dapat menguraikan beberapa kesimpulan hasil dari rangkaian analisis yang telah dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Dalam membingkai kasus gizi buruk, Pos Kupang lebih menekankan unsur apa yang terjadi what dan siapa yang terlibat who. Ketiga berita yang menjadi obyek penelitian menunjukan kemiripan pola yang mengedepankan kedua unsur tersebut. Hal ini pun diakui Pos Kupang dalam bukunya bahwa berita-berita yang ditulis wartawan Pos Kupang lebih didominasi unsur who dan what, siapa membicarakan tentang apa, atau apa yang terjadi dan siapa yang terlibat, tanpa lebih jauh mencermati mengapa why dan bagaimana how sampai peristiwa itu terjadi 60 . 2. Pos Kupang dalam melakukan pemberitaan mengenai gizi buruk lebih mencerminkan pergolakan pendapat di kalangan para pakar atau mereka yang punya otoritas, ketimbang pendapat para korban yang bersangkutan 60 Kleden, Tony. Ibid. P:130. dalam konteks ini mereka yang menjadi korban kasus gizi buruk. Misalnya, teks berita yang menjadi kajian peneliti yang lebih banyak memberitakan keberhasilan rumah sakit dalam merawat pasien gizi buruk. Begitu pula dengan teks berita lain yang juga sibuk membicarakan bantuan yang diberikan kepala daerah bagi pasien gizi buruk, sedangkan pendapat pihak-pihak yang menjadi korban sendiri nyaris dilupakan. 3. Pos Kupang sebagai media lokal kurang menaruh perhatian pada kasus gizi buruk di NTT sebagai problem yang nyata. Dilihat dari time frame pemberitaan kasus gizi buruk yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, hanya terdapat 3 berita di halaman muka yang berbicara mengenai gizi buruk. Sementara dalam wawancara dengan peneliti, Tony Kleden, Manejer Produksi dan Redaksi menyatakan bahwa Pos Kupang sangat peduli terhadap kasus gizi buruk walaupun disisi lain beliau juga mengakui bahwa mereka Pos Kupang tidak memiliki agenda khusus terkait kasus gizi buruk, atau dengan kata lain kasus gizi buruk belum menjadi perhatian khusus dalam agenda pemberitaan Pos Kupang. Agenda dalam arti merancang sebuah liputan besar dalam gizi buruk tidak. Mungkin juga belum, artinya merancang khusus ke depan besar dalam gizi buruk tidak. Tapi hari demi hari, itu selalu menjadi perhatian kita.Tanpa dirancang pun itu sudah menjadi perhatian pos Kupang. Kalau ada kasus gizi buruk ya diberi tempat, kita tetap memberitakan itu. Karena kita merasa bahwa itu terkait dengan kepentingan banyak orang, terkait dengan kepentingan publik, kebijakan anggaran, keberpihakan kepala daerah, kinerja para kepala instansi mereka seperti apa. Kita akan sangat terganggu kalau ada yang menderita gizi buruk sekian banyak orang gizi buruk Tony Kleden, Manejer Produksi dan Redaksi. Wawancara 3 Agustus 2010. Pihak Pos Kupang meyakini bahwa mereka belum memiliki rancangan untuk menempatkan kasus gizi buruk ke dalam agenda peliputan yang besar. Namun, kasus gizi buruk tetap menjadi perhatian dan Pos Kupang akan selalu memberitakan terkait kepentingan publik.

B. KETERBATASAN PENELITIAN