Pengelolaan Keuangan Negara Keuangan Negara

i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

2.1.1 Pengelolaan Keuangan Negara

Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa Indonesia. Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan..Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negaradaerah. Sesuai dengan amanat UUD 1945, UU tentang Keuangan Negara perlu menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD tersebut ke dalam asas-asas umum yang meliputi asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan Negara Suwarto, seperti : 1. Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif DPR. 2. Asas Universalitas, memberikan batasan bahwa tidak diperkenankan terjadinya percampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran Negara. 3. Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran merupakan anggaran bruto, dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah brutonya. 4. Asas Spesialitas, mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentutersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah yang telah ditetapkan dalam mata anggaran tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui. Secara kualitatif berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk mata anggaran yang telah ditentukan Selain itu terdapat asas –asas baru dalam pengelolaan keuangan Negara. sebagai pencerminan penerapan best practices, yaitu: 1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Profesionalitas, mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang professional. 3. Proporsionalitas, pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerianlembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai. 4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen. 5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen. Asas-asas tersebut diperlukan untuk menjamin terselenggaranya prinsip- prinsip pemerintahan daerah. Dengan dianutnya asas-asas tersebut di dalam undang-undang tentang Keuangan Negara, pelaksanaan undang-undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.1.2 Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan Temuan Kepatuhan Terhadap Opini Audit Atas Laporan Keuangan Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

2 10 78

PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERHADAP PENENTUAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAE

0 3 15

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN KETIDAKPATUHAN PADA KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN TERHADAP PENENTUAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2008-2011.

0 3 18

PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 2 5

PENUTUP PENGARUH KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KOTA DAN KABUPATEN SELURUH INDONESIA TERHADAP PEMBERIAN OPINI OLEH BPK.

0 2 23

PENGARUH TEMUAN BPK MENGENAI KELEMAHAN SPI, KETIDAKPATUHAN TERHADAP KETENTUAN PERUNDANG UNDANGAN DAN KERUGIAN NEGARA TERHADAP PEMBERIAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SELURUH INDONESIA.

0 0 19

Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan Temuan Kepatuhan Terhadap Opini Audit Atas Laporan Keuangan Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dan Temuan Kepatuhan Terhadap Opini Audit Atas Laporan Keuangan Kabupaten Kota di Sumatera Utara

0 0 2

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UKURAN PEMERINTAH DAERAH, DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia)

0 0 21