Faktor Penutup dan Konservasi Tanah CP

Tabel 4. Kelas Permeabilitas Tanah Arsyad, 1989

c. Faktor Topografi LS

Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Klasifikasi kelas kelerengan LS menurut Arsyad 1989 yaitu: Tabel 5. Penilaian kelas kelerengan LS Arsyad, 1989 Kelas Lereng Kemiringan Lereng Nilai LS I 0-8 0,40 II 8-15 1,40 III 15-25 3,10 IV 25-40 6,80 V 40 9,50

d. Faktor Penutup dan Konservasi Tanah CP

Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian dapat menggunakan Tabel 3, karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah C serta faktor teknik konservasi tanah P diprediksi berdasarkan Kecepatan Permeabilitas Tanah Kelas Sangat lambat 0,5 cmjam Lambat 0,5-2,0 cmjam Lambat sampai sedang 2,0-6,3 cmjam Sedang 6,3-12,7 cmjam Sedang sampai cepat 12,7-25,4 cmjam Cepat 25,4 cmjam 6 5 4 3 2 1 Universitas Sumatera Utara hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik. Tabel 6. Nilai Faktor Penutup Vegetasi C untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman Arsyad, 1989 No Jenis TanamanPenggunaan Lahan Nilai Faktor C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Ubi kayu Kentang Kacang tanah Perkebunan tanaman keras Kopi rakyat Kopi perkebunan Kopi dengan penutup tanah Kelapa sawit Kelapa sawit rakyat Kelapa sawit perkebunan Karet Kebun campuran - Kerapatan tingi - Kerapatan sedang - Kerapatan rendah Semak tidak terganggu Lahan kritis, tanpa vegetasi Semak belukar 0,65 0,45 0,452 0,07 0,60 0,60 0,2 0,5 0,55 0,55 0,85 0,1 0,3 0,5 0,01 0,95 1,00 Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Nilai Faktor P untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah Suripin, 2002 No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah Nilai P 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tanpa tindakan pengendalian erosi Teras bangku Konstruksi baik Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik Teras tradisional Strip tanaman Rumput bahia Clotararia Dengan kontur Teras tradisional Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur Kemiringan 0-8 Kemiringan 8-20 Kemiringan 20 Penggunaan sistem kontur Penggunaan sistem strip2-4 m lebar Penggunaan mulsa jerami 1 tonha 3 tonha 6 tonha Penggunaan pemantap tanah60 gr1m2 CURASOL Padang rumput sementara Strip cropping dengan clotatarialebar 1 m, jarak antar strip 4,5 m Penggunaan sistem striplebar 2 m-4 m Penggunaan mulsa jerami4-6 tonha Penggunaan mulsa kadang-kadang4-6 tonha 1,00 0,04 0,15 0,35 0,40 0,40 0,64 0,20 0.40 0,50 0,75 0,90 0,10-0,020 0,10-0,30 0,8 0,5 0,3 0,20-0,50 0,10-0,50 0,64 0,20 0,06-0,20 0,20-0,40 Universitas Sumatera Utara Laju Erosi yang Masih dapat Ditoleransikan T Untuk menghitung nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransikan dipergunakan rumus Arsyad, 1989, sebagai berikut: EqD T = x BD x 100 RL Dimana : T = Laju erosi dapat ditoleransi tonhathn EqD = faktor jenis tanah x kedalaman efektif tanah cm RL = Resource life 300 dan 400 tahun tahun BD = Bulk density kerapatan massa gcm 3 Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai sejauh mana tanah dapat di tumbuhi akar dan menyimpan cukup air. Nilai faktor kedalaman tanah dipengaruhi oleh jenis tanah seperti disajikan pada Tabel 8. Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Nilai Faktor Kedalaman Tanah pada Berbagai Jenis Tanah Arsyad, 1989 No USDA Sub Order dan Kode Faktor Kedalaman Tanah 1 Aqualfs AQ 0.9 2 Udalfs AD 0.9 3 Ustalfs AU 0.9 4 Aquents EQ 0.9 5 Arents ER 1 6 Fluvents EV 1 7 Orthents EO 1 8 Psamments ES 1 9 Andepts IN 1 10 Aquepts IQ 0.95 11 Tropepts IT 1 12 Alballs MW 0.75 13 Aqualls MQ 0.9 14 Rendolls MR 0.9 15 Udolls MD 1 16 Ustolls MU 1 17 Aquox OQ 0.9 18 Humox OH 1 19 Orthox OO 0.9 20 Ustox OU 0.9 21 Aquods SQ 0.9 22 Ferrods SI 0.95 23 Hummods SH 1 24 Arthods SO 0.95 25 Aquults UQ 0.8 26 Humults UH 1 27 Udults UD 0.8 28 Ustults UU 0.8 29 Uderts VD 1 30 Ustearts VU 1 Universitas Sumatera Utara Tingkat Bahaya Erosi TBE Tingkat Bahaya Erosi TBE ditentukan dengan membandingkan erosi aktual A dengan erosi yang masih dapat ditoleransikan T di daerah itu dengan rumus Arsyad, 1989: TBE = AT………………………………………………………………3 Tabel 9. Kriteria Tingkat Bahaya Erosi Finney and Morgan 1984 dalam Dewi, dkk 2012 Kelas Tingkat Bahaya Erosi Kehilangan Tanah Kriteria I 15 Sangat ringan II 15 – 60 Ringan III 60– 180 Sedang IV 180-480 Berat V 480 Sangat Berat Analisis Data Data dianalisis dengan rancangan multivariat dengan menggunakan SPSS. Jumlah pengambilan sampel tanah sebanyak 33 sampel. Model yang diasumsikan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Dengan: …………………………………………4 Y = variabel respon a = intersep dari garis sumbu Y b X = variabel bebas kemiringan lereng, vegetasi, dan erodibilitas. = koefisien regresi linear Erosi merupakan variabel respon dalam persamaan multivariat dengan menggunakan SPSS dengan kata lain Y, topografi merupakan variabel bebas dengan kata lain X 1 , vegetasi merupakan variabel bebas X2 serta erodibilitas Universitas Sumatera Utara tanah merupakan variabel bebas dengan kata lain X 3 . Adapun faktor kemiringan lereng meliputi 0-8, 8-15, 15-25, 25-40, dan 40. Faktor vegetasi meliputi tanaman kopi, kincong, jeruk, semak belukar, non vegetasi, agroforestri, hutan lindung, dan hutan tidak terganggu. Faktor erodibilitas tanah meliputi parameter ukuran partikel, bahan organik tanah, kelas struktur tanah, dan kelas permeabilitas profil tanah. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Lokasi penelitian terletak di hulu DAS Padang yaitu pada Kecamatan Raya dan dilakukan pada bulan Januari 2014. Penelitian dilakukan dengan metode sampling. Tingkat erosi tanah diperoleh dari perhitungan masing-masing faktor yang mempengaruhi erosi yaitu faktor iklim, faktor tanah, faktor kemiringan atau topografi, faktor vegetasi serta faktor aktivitas manusia di Kecamatan Raya yang merupakan wilayah yang diteliti lampiran 4 dan kelima faktor ini dihitung berdasarkan metode USLE.

1. Erosi Aktual A