Soil Loss Equation USLE di titik lokasi hulu DAS Padang Kabupaten Simalungun, dengan rumus:
A = R.K.L.S.C.P dimana: A= Jumlah kehilangan tanah maksimum tonhatahun
R= Erosivitas hujan K= erodibilitas tanah
L= panjang lereng S= kemiringan lereng
C= vegetasi P= praktik konservasi tanah
Pelaksanaan Penelitian 1.
Penetapan Lokasi dan Titik Pengambilan Contoh Tanah
Penetapan lokasi dan titik pengambilan contoh tanah dilakukan dengan melihat peta dasar lokasi penelitian dan menggunakan GPS sehingga dapat
diketahui data koordinat tempat dimana pengambilan titik sampel penelitian.
2. Pengambilan Contoh Tanah
Pengambilan contoh tanah dilakukan di hulu DAS Padang Kabupaten Simalungun. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan ring
sampel pada kedalaman 20 cm untuk mengetahui permeabilitasnya. Setelah itu diambil tanah pada titik yang ditentukan dengan menggunakan cangkul. Sampel
tanah yang diambil sebanyak 33 buah sampel tanah. Untuk menentukan struktur tanahnya, tanah diambil dengan ukuran 30x30 cm dengan kedalaman 20 cm lalu
ditentukan strukturnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Sifat Fisik dan C-Organik Tanah di Laboratorium
Analisis dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah untuk mengetahui tekstur, BD, dan C-Organik serta analisis permeabilitas tanah
dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Erosi dihitung dengan menggunakan metode USLE.
4. Inventarisasi Data Sekunder di Lapangan
Pengambilan data sekunder di lapangan sangat diperlukan untuk melengkapi penelitian ini yaitu data curah hujan selama 12 tahun terakhir dan peta lokasi
penelitian di Kecamatan Raya.
Parameter yang Diukur
Perhitungan erosi menggunakan persamaan USLE, parameter yang akan diamati diantaranya :
1. Permeabilitas tanah
2. Kadar C-Organik tanah Metode Walkeey and Black
3. Tekstur tanah Metode Hydrometer
4. Struktur tanah Metode By Feeling
5. Kemiringan lereng Klinometer
6. Panjang lereng
7. BD = Bulk density kerapatan massa.
Perhitungan Prediksi Laju Erosi Metode USLE
Prediksi erosi pada sebidang tanah dapat dilakukan menggunakan model yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith Hallsworth, 1987;
Arsyad, 1982 yang diberi nama Universal Soil Loss Equation USLE dengan persamaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
A = R . K . LS . C . P …………………………………………….. 1
dimana :
A = banyaknya tanah yang tereosi tonhathn
R = faktor curah hujan
K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan R
untuk suatu tanah yang di dapat dari petak percobaan standar
LS = faktor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah
dengan suatu panjang lereng ditentukan terhadap erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki 22,1 meter dibawah keadaan yang
identik. Faktor kecuraman lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu
terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9 dibawah keadaan yang identik.
C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengolahan tanaman yaitu nisbah
antara besarnya erosi dari suatu tanah dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap erosi dari tanah yang identik
tanpa tanah.
P = faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah pengolahan dan
penanaman menurut kontur,penanaman dalam strip, guludan, teras menurut kontur, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah diberi
perlakuan tindakan konservasi khusus tersebut terhadap erosi dari tanah yang di olah searah lereng, dalam kedaan yang identik.
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor Erosivitas Hujan R
Erosivitas hujan diperoleh dari data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan lokasi penelitian, selama 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan
untuk mengetahui faktor erosivitas hujan R dengan rumus: 12
R = ∑ EI
30
i=l i……………………………………………………………………..2
Dimana : EI30 = -8,79 + 7,01 x R
RM = 2,21 Rain
m
EI30 = erosivitas hujan
1,36
RM = hujan rata-rata bulanan cm
RM = hujan rata-rata bulanan cm
Rain
m
b. Faktor Erodibilitas Tanah K
= hujan bulanan cm Utomo, 1989 dalam Herawati, 2010.
Faktor erodibilitas tanah K atau faktor kepekaan erosi tanah dihitung
dengan persamaan Wischmeier dan Smith 1978 :
2,713M
1,14
10
-4
K= 12-a+3,25b-2+2,5c-3
100 Dimana :
K = Faktor erodibilitas tanah M = Parameter ukuran partikel yaitu debu + pasir sangat halus
100 - liat jika data tekstur yang tersedia hanya data debu, pasir, dan liat, maka liat sangat halus dapat diperoleh dengan
Universitas Sumatera Utara
sepertiga dari persentase pasir Hammer, 1981 dalam Hardoamidjojo dan Sukartaatmadja, 2008
a = bahan organik tanah C x 1,724 tabel 2 b = kelas struktur tanah Tabel 3
c = kelas permeabilitas profil tanah Tabel 4 Tabel 2. Kelas Kandungan C-organik Arsyad, 1989
Kelas C-Organik Nilai
Sangat rendah 1 Rendah 1 - 2
Sedang 2,1 - 3 Tinggi 3,1 - 5
Sangat tinggi 5 gambut 1
2 3
4
Tabel 3. Kelas Struktur Tanah Arsyad, 1989 Struktur Tanah Ukuran diameter
Kelas Granular sangat halus
Granular halus Granular sedang sampai kasar
Gumpal, lempeng, pejal 1
2 3
4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Kelas Permeabilitas Tanah Arsyad, 1989
c. Faktor Topografi LS
Faktor ini merupakan gabungan antara pengaruh panjang dan kemiringan lereng. Klasifikasi kelas kelerengan LS menurut Arsyad 1989 yaitu:
Tabel 5. Penilaian kelas kelerengan LS Arsyad, 1989 Kelas Lereng
Kemiringan Lereng Nilai LS
I 0-8
0,40 II
8-15 1,40
III 15-25
3,10 IV
25-40 6,80
V 40
9,50
d. Faktor Penutup dan Konservasi Tanah CP
Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi
permukaan lahan yang sama, tetapi tanpa pengelolaan tanaman. Untuk jenis tanaman dengan rotasi tanaman tertentu atau dengan cara pengelolaan pertanian
dapat menggunakan Tabel 3, karena faktor pengelolaan tanah dan tanaman penutup tanah C serta faktor teknik konservasi tanah P diprediksi berdasarkan
Kecepatan Permeabilitas Tanah Kelas
Sangat lambat 0,5 cmjam Lambat 0,5-2,0 cmjam
Lambat sampai sedang 2,0-6,3 cmjam Sedang 6,3-12,7 cmjam
Sedang sampai cepat 12,7-25,4 cmjam Cepat 25,4 cmjam
6 5
4 3
2 1
Universitas Sumatera Utara
hasil pengamatan lapangan dengan mengacu pustaka hasil penelitian tentang nilai C dan nilai P pada kondisi yang identik.
Tabel 6. Nilai Faktor Penutup Vegetasi C untuk Berbagai Tipe Pengelolaan Tanaman Arsyad, 1989
No Jenis TanamanPenggunaan Lahan Nilai Faktor C
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 Ubi kayu
Kentang Kacang tanah
Perkebunan tanaman keras Kopi rakyat
Kopi perkebunan Kopi dengan penutup tanah
Kelapa sawit Kelapa sawit rakyat
Kelapa sawit perkebunan Karet
Kebun campuran -
Kerapatan tingi -
Kerapatan sedang -
Kerapatan rendah Semak tidak terganggu
Lahan kritis, tanpa vegetasi Semak belukar
0,65 0,45
0,452 0,07
0,60 0,60
0,2 0,5
0,55 0,55
0,85
0,1 0,3
0,5 0,01
0,95 1,00
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Nilai Faktor P untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah Suripin, 2002
No. Tindakan Khusus Konservasi Tanah
Nilai P 1.
2.
3.
4. 5.
6. 7.
8.
9. 10.
11.
12. 13.
14. Tanpa tindakan pengendalian erosi
Teras bangku Konstruksi baik
Konstruksi sedang Konstruksi kurang baik
Teras tradisional Strip tanaman
Rumput bahia Clotararia
Dengan kontur Teras tradisional
Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur
Kemiringan 0-8 Kemiringan 8-20
Kemiringan 20
Penggunaan sistem kontur Penggunaan sistem strip2-4 m lebar
Penggunaan mulsa jerami 1 tonha
3 tonha 6 tonha
Penggunaan pemantap tanah60 gr1m2 CURASOL
Padang rumput sementara Strip cropping dengan clotatarialebar 1 m, jarak
antar strip 4,5 m Penggunaan sistem striplebar 2 m-4 m
Penggunaan mulsa jerami4-6 tonha Penggunaan mulsa kadang-kadang4-6 tonha
1,00 0,04
0,15 0,35
0,40 0,40
0,64 0,20
0.40 0,50
0,75 0,90
0,10-0,020 0,10-0,30
0,8 0,5
0,3 0,20-0,50
0,10-0,50 0,64
0,20 0,06-0,20
0,20-0,40
Universitas Sumatera Utara
Laju Erosi yang Masih dapat Ditoleransikan T
Untuk menghitung nilai laju erosi yang masih dapat ditoleransikan dipergunakan rumus Arsyad, 1989, sebagai berikut:
EqD T = x BD x 100
RL Dimana :
T = Laju erosi dapat ditoleransi tonhathn EqD = faktor jenis tanah x kedalaman efektif tanah cm
RL = Resource life 300 dan 400 tahun tahun BD = Bulk density kerapatan massa gcm
3
Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah sampai sejauh mana tanah dapat di tumbuhi akar dan menyimpan cukup air. Nilai faktor kedalaman tanah dipengaruhi
oleh jenis tanah seperti disajikan pada Tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Nilai Faktor Kedalaman Tanah pada Berbagai Jenis Tanah Arsyad, 1989
No USDA
Sub Order dan Kode Faktor Kedalaman
Tanah 1
Aqualfs AQ
0.9 2
Udalfs AD
0.9 3
Ustalfs AU
0.9 4
Aquents EQ
0.9 5
Arents ER
1 6
Fluvents EV
1 7
Orthents EO
1 8
Psamments ES
1 9
Andepts IN
1 10
Aquepts IQ
0.95 11
Tropepts IT
1 12
Alballs MW
0.75 13
Aqualls MQ
0.9 14
Rendolls MR
0.9 15
Udolls MD
1 16
Ustolls MU
1 17
Aquox OQ
0.9 18
Humox OH
1 19
Orthox OO
0.9 20
Ustox OU
0.9 21
Aquods SQ
0.9 22
Ferrods SI
0.95 23
Hummods SH
1 24
Arthods SO
0.95 25
Aquults UQ
0.8 26
Humults UH
1 27
Udults UD
0.8 28
Ustults UU
0.8 29
Uderts VD
1 30
Ustearts VU
1
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Bahaya Erosi TBE
Tingkat Bahaya Erosi TBE ditentukan dengan membandingkan erosi aktual A dengan erosi yang masih dapat ditoleransikan T di daerah itu dengan
rumus Arsyad, 1989: TBE = AT………………………………………………………………3
Tabel 9. Kriteria Tingkat Bahaya Erosi Finney and Morgan 1984 dalam Dewi, dkk
2012 Kelas Tingkat Bahaya Erosi
Kehilangan Tanah Kriteria
I 15
Sangat ringan II
15 – 60 Ringan
III 60– 180
Sedang IV
180-480 Berat
V 480
Sangat Berat Analisis Data
Data dianalisis dengan rancangan multivariat dengan menggunakan SPSS. Jumlah pengambilan sampel tanah sebanyak 33 sampel. Model yang diasumsikan
adalah sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Dengan: …………………………………………4
Y = variabel respon a = intersep dari garis sumbu Y
b X = variabel bebas kemiringan lereng, vegetasi, dan erodibilitas.
= koefisien regresi linear
Erosi merupakan variabel respon dalam persamaan multivariat dengan menggunakan SPSS dengan kata lain Y, topografi merupakan variabel bebas
dengan kata lain X
1
, vegetasi merupakan variabel bebas X2 serta erodibilitas
Universitas Sumatera Utara
tanah merupakan variabel bebas dengan kata lain X
3
. Adapun faktor kemiringan lereng meliputi 0-8, 8-15, 15-25, 25-40, dan 40. Faktor vegetasi
meliputi tanaman kopi, kincong, jeruk, semak belukar, non vegetasi, agroforestri, hutan lindung, dan hutan tidak terganggu. Faktor erodibilitas tanah meliputi
parameter ukuran partikel, bahan organik tanah, kelas struktur tanah, dan kelas permeabilitas profil tanah.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Lokasi penelitian terletak di hulu DAS Padang yaitu pada Kecamatan Raya dan dilakukan pada bulan Januari 2014. Penelitian dilakukan dengan metode
sampling. Tingkat erosi tanah diperoleh dari perhitungan masing-masing faktor yang
mempengaruhi erosi yaitu faktor iklim, faktor tanah, faktor kemiringan atau topografi, faktor vegetasi serta faktor aktivitas manusia di Kecamatan Raya yang
merupakan wilayah yang diteliti lampiran 4 dan kelima faktor ini dihitung berdasarkan metode USLE.
1. Erosi Aktual A
Hasil analisis di Laboratorium dan inventarisasi data di lapangan diperoleh data yang diperlukan untuk menghitung besar erosi. Besarnya laju erosi dihitung
dengan menggunakan model USLE Universal Soil Lost Equation. Pengambilan sampel tanah di lokasi penelitian di beberapa vegetasi
diantaranya kopi, kincong, jeruk, semak belukar, non vegetasi, agroforestri, hutan lindung dan hutan tertera titik koordinatnya dan terdapat pada Tabel 11. Nilai
tanah terangkut, kemiringan dan panjang lereng, vegetasi, serta erodibilitas tanah pada lokasi penelitian tertera pada Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Nilai Erosi, Topografi, Vegetasi, dan Erodibilitas di Kecamatan Raya
No. Erosi tonhathn
Vegetasi Koordinat
Topografi Vegetasi
Erodibilitas Kec.
Sampel Y
X
1
X
2
X
3
I1 289,99
Kopi + Mulsa 98° 56 44,898 BT
3,10 0,20
0,31 Raya
I2 502,21
Kopi + Mulsa 2° 57 53,01 LU
98° 56 27,1428 BT 6,80
0,20 0,25
I3 388,78
Kopi + Mulsa 2° 57 51,6528 LU
98° 56 42,0972 BT 6,80
0,20 0,19
I4 211,99
Kopi + Mulsa 2° 57 19,3896 LU
98° 56 25,494 BT 3,10
0,20 0,23
I5 254,62
Kincong 2° 57 20,1492 LU
98° 56 12,4044 BT 3,10
0,30 0,18
I6 725,98
Kincong 2° 57 36,594 LU
98° 55 51,7908 BT 3,10
0,30 0,52
I7 229,88
Kincong 2° 56 45,4416 LU
98° 55 28,7256 BT 3,10
0,30 0,17
I8 569,31
Kincong 2° 57 11,61 LU
98° 55 17,2704 BT 6,80
0,30 0,19
I9 157,86
Jeruk + Mulsa 2° 57 16,038 LU
98° 55 13,8 BT 3,10
0,30 0,46
I10 113,93
Jeruk + Mulsa 2° 57 44,7768 LU
98° 54 58,8744 BT 3,10
0,30 0,33
I11 287,93
Jeruk + Mulsa 2° 57 43,1964 LU
98° 55 9,192 BT 6,80
0,30 0,38
I12 284,32
Jeruk + Mulsa 2° 8 3,3816 LU
98° 55 14,5812 BT 6,80
0,30 0,37
I13 53,69
Semak Belukar 2° 58 18,7356 LU
98° 54 52,5852 BT 9,50
1,00 0,30
I14 33,81
Semak Belukar 2° 58 27,4224 LU
98° 54 40,1544 BT 9,50
1,00 0,19
I15 79,32
Semak Belukar 2° 58 11,172 LU
98° 54 22,6692 BT 9,50
1,00 0,45
I16 92,39
Semak Belukar 2° 58 1,3332 LU
98° 54 30,5784 BT 9,50
1,00 0,52
I17 7177,84
Non Vegetasi 2° 58 21,1692 LU
98° 54 11,5164 BT 9,50
0,95 0,43
I18 5763,27
Non Vegetasi 2° 58 11,9208 LU
98° 54 25,884 BT 9,50
0,95 0,34
I19 6675,62
Non Vegetasi 2° 57 35,298 LU
98° 54 21,9564 BT 9,50
0,95 0,40
I20 2790,86
Non Vegetasi 2° 57 22,662 LU
98° 54 7,524 BT 9,50
0,95 0,17
I21 241,60
Agroforestri 2° 57 36,9792 LU
98° 53 41,1072 BT 9,50
0,01 0,20
I22 317,39
Agroforestri 2° 57 46,35 LU
98° 53 48,9624 BT 9,50
0,01 0,26
I23 334,79
Agroforestri 2° 57 33,714 LU
98° 53 20,6376 BT 9,50
0,01 0,27
I24 339,4
Agroforestri 2° 58 10,7184 LU
98° 53 9,7692 BT 9,50
0,01 0,27
I25 30,71
Hutan Lindung 2° 58 27,1668 LU
98° 53 41,6832 BT 6,80
0,01 0,24
I26 31,20
Hutan Lindung 2° 58 23,2968 LU
98° 53 14,1036 BT 6,80
0,01 0,25
I27 28,65
Hutan Lindung 2° 58 46,5924 LU
98° 53 24,7812 BT 6,80
0,01 0,23
I28 24,30
Hutan Lindung 2° 58 47,0424 LU
98° 53 37,536 BT 6,80
0,01 0,19
I29 34,05
Hutan Lindung 2° 58 44,832 LU
98° 53 49,2576 BT 6,80
0,01 0,27
I30 31,89
Hutan Lindung 2° 58 42,726 LU
98° 53 43,1916 BT 6,80
0,01 0,25
I31 34,70
Hutan 2° 58 30,0828 LU
98° 53 52,8504 BT 9,50
0,01 0,20
I32 33,81
Hutan 2° 58 29,7336 LU
98° 54 5,0652 BT 9,50
0,01 0,19
I33 24,56
Hutan 2° 58 41,0736 LU
98° 53 20,5908 BT 2° 58 52,7844 LU
9,50 0,01
0,14
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa nilai erosi tertinggi terdapat pada sampel I17 dengan non vegetasi yang mana nilai erosinya sebesar 7177,84
tonhathn dengan nilai topografi sebesar 9,50, nilai vegetasi sebesar 0,95 dan nilai erodibitas tanah sebesar 0,43 dan nilai erosi terendah terdapat pada sampel I28
dengan vegetasi hutan lindung yang mana nilai erosinya sebesar 24,30 tonhathn dengan nilai topografi sebesar 6,80, nilai vegetasi sebesar 0,01 dan nilai erodibitas
tanah sebesar 0,19. Terlampir dari Tabel 10 bahwa pengambilan sampel tanah pada tiap titik
koordinat yang berbeda memiliki 3 bahkan 6 titik yang vegetasi sama. Hal ini dilakukan untuk melihat nilai erosi dari kemiringan lereng dan panjang lereng
yang berbeda dengan vegetasi yang sama. Pemberian kode Y, X
1
, X
2
, dan X
3
Nilai erosi dapat dihitung berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan terhadap faktor erodibiitas K, topografi LS, vegetasi C, teknik konservasi P
serta erosivitas R. Nilai faktor erodibiitas K, topografi LS, vegetasi C, teknik konservasi P, erosivitas R dan erosi A pada lokasi penelitian tertera
pada Tabel 11. untuk menguji pengaruh panjang dan kemiringan lereng, vegetasi, dan erodibilitas
tanah terhadap erosi dengan analisis regresi linear.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Nilai Erosi Tanah di Kecamatan Raya Kode
M a
b c
K LS
C P
CP R
A A CP
Tanah I1
2938,67 3,83
4 5
0,31 3,1
0,20 0,80 0,16 1860,61
289,99 289,99
I2 2208,00
3,02 4
4 0,25
6,8 0,20 0,80
0,16 1860,61 502,21
502,21 I3
1216,00 3,36
4 5
0,19 6,8
0,20 0,80 0,16 1860,61
388,78 388,78
I4 2713,33
3,48 4
2 0,23
3,1 0,20 0,80
0,16 1860,61 211,99
211,99 I5
2340,00 3,55
2 4
0,18 3,1
0,30 0,80 0,24 1860,61
254,62 254,62
I6 3276,00
4,50 4
5 0,52
3,1 0,30 0,80
0,24 1860,61 725,98
725,98 I7
2340,00 4,50
2 4
0,17 3,1
0,30 0,80 0,24 1860,61
229,88 229,88
I8 2453,33
4,57 4
2 0,19
6,8 0,30 0,80
0,24 1860,61 569,31
569,31 I9
3952,00 2,02
4 5
0,46 3,1
0,30 0,20 0,06 1860,61
157,86 157,86
I10 3749,33
2,55 2
4 0,33
3,1 0,30 0,20
0,06 1860,61 113,93
113,93 I11
4144,00 3,29
4 3
0,38 6,8
0,30 0,20 0,06 1860,61
287,93 287,93
I12 3872,00
3,48 4
4 0,37
6,8 0,30 0,20
0,06 1860,61 284,32
284,32 I13
3553,33 3,62
2 5
0,30 9,5
1,00 0,01 0,01 1860,61
53,69 53,69
I14 4185,33
3,97 2
4 0,19
9,5 1,00 0,01
0,01 1860,61 33,81
33,81 I15
4500,00 2,95
4 4
0,45 9,5
1,00 0,01 0,01 1860,61
79,32 79,32
I16 5888,00
4,43 4
5 0,52
9,5 1,00 0,01
0,01 1860,61 92,39
92,39 I17
4576,00 2,41
4 2
0,43 9,5
0,95 1,00 0,95 1860,61
7177,84 7177,84
I18 3546,67
3,62 4
4 0,34
9,5 0,95 1,00
0,95 1860,61 5763,27
5763,27 I19
4324,00 3,22
4 3
0,40 9,5
0,95 1,00 0,95 1860,61
6675,62 6675,62
I20 4352,00
4,03 4
5 0,17
9,5 0,95 1,00
0,95 1860,61 2790,86
2790,86 I21
3141,33 4,15
4 2
0,20 9,5
0,07 1,00 0,07 1860,61
241,60 241,60
I22 3040,00
2,88 4
2 0,26
9,5 0,07 1,00
0,07 1860,61 317,39
317,39 I23
3445,33 3,02
2 2
0,27 9,5
0,07 1,00 0,07 1860,61
334,79 334,79
I24 2688,00
4,03 2
2 0,27
9,5 0,07 1,00
0,07 1860,61 339,40
339,40 I25
3968,00 5,66
2 4
0,24 6,8
0,01 1,00 0,01 1860,61
30,71 30,71
I26 4116,00
5,81 2
4 0,25
6,8 0,01 1,00
0,01 1860,61 31,20
31,20 I27
3833,44 5,90
2 4
0,23 6,8
0,01 1,00 0,01 1860,61
28,65 28,65
I28 3024,00
5,37 2
4 0,19
6,8 0,01 1,00
0,01 1860,61 24,30
24,30 I29
3268,00 3,13
2 4
0,27 6,8
0,01 1,00 0,01 1860,61
34,05 34,05
I30 3540,00
4,47 2
4 0,25
6,8 0,01 1,00
0,01 1860,61 31,89
31,89 I31
3420,00 6,09
2 4
0,20 9,5
0,01 1,00 0,01 1860,61
34,70 34,70
I32 3520,00
6,45 2
4 0,19
9,5 0,01 1,00
0,01 1860,61 33,81
33,81 I33
2453,33 6,26
2 4
0,14 9,5
0,01 1,00 0,01 1860,61
24,56 24,56
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa nilai erodibiltas tanah K tertinggi terdapat pada sampel I6 dan I16 sebesar 0,52 dan nilai erodibilitas tanah terendah
terdapat pada sampel I33 sebesar 0,14. Nilai topografi LS tertinggi terdapat pada
Universitas Sumatera Utara
sampel I13-I24 dan I31-I33 sebesar 9,50 dan nilai topografi terendah terdapat pada sampel I1, I4-I7, dan I9-I10 sebesar 3,10. Nilai vegetasi C tertinggi
terdapat pada sampel I17-I20 sebesar 0,95 dan nilai vegetasi terendah terdapat pada sampel I21-I33 sebesar 0,01. Nilai tindakan konservasi tanah P tertinggi
terdapat pada sampel I17-I33 sebesar 1,00 dan tindakan konservasi tanah terendah terdapat pada sampel I13-I16 sebesar 0,01.
Nilai parameter ukuran partikel M pada Tabel 11 yang diperoleh dari perhitungan debu, pasir, dan liat diketahui bahwa nilai tertingginya yaitu
pada sampel I16 sebesar 5888,00 dan nilai parameter ukuran partikel terendah terdapat pada sampel I13 sebesar 1216,00. Nilai bahan organik a tertinggi
terdapat pada sampel I32 sebesar 6,45 dan nilai bahan organik terendah terdapat pada sampel I9 sebesar 2,02. Terdapat 2 kelas struktur tanah b yaitu kelas 2
granular halus dan kelas 4 gumpal. Kelas permeabilitas tanah c tertinggi yaitu kelas 5 dengan kecepatan permeabilitas tanah kategori lambat 0,5-2,0
cmjam dan kelas permeabilitas tanah terendah yaitu kelas 2 dengan kecepatan permeabilitas tanah kategori sedang sampai cepat 12,7-25,4 cmjam. Nilai
tekstur, bahan organik a, struktur tanah b, dan permeabilitas c lampiran 2, sebagai nilai pendukung untuk mendapatkan nilai erodibilitas K.
Tingkat Bahaya Erosi TBE
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi pada beberapa kemiringan dan vegetasi maka diperoleh nilai pendugaan erosi tanah. Tingkat
bahaya erosi diperbolehkan dari perbandingan antara nilai erosi aktual A dengan erosi yang masih diperbolehkan T. Besarnya tingkat erosi tanah serta kriterianya
tertera pada Tabel 12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Nilai Tingkat Bahaya Erosi TBE di Kecamatan Raya No.
Sampel Kemiringan Lereng
A tonhathn
T tonhathn
TBE tonhathn
Kriteria I1
25 289,99
17,50 16,57
Ringan I2
26 502,21
16,63 30,20
Ringan I3
35 388,78
15,25 25,49
Ringan I4
24 211,99
16,63 12,75
Sangat Ringan I5
23 254,62
7,28 34,98
Ringan I6
18 725,98
7,13 101,82
Sedang I7
22 229,88
6,30 36,49
Ringan I8
33 569,31
6,23 91,38
Sedang I9
18 157,86
17,94 8,80
Sangat Ringan I10
22 113,93
17,55 6,49
Sangat Ringan I11
26 287,93
17,16 16,78
Ringan I12
28 284,32
17,68 16,08
Ringan I13
44 53,69
8,00 6,71
Sangat Ringan I14
56 33,81
7,81 4,33
Sangat Ringan I15
54 79,32
8,00 9,92
Sangat Ringan I16
58 92,39
7,31 12,64
Sangat Ringan I17
54 7177,84
6,75 1063,38
Sangat Berat I18
63 5763,27
6,75 853,82
Sangat Berat I19
73 6675,62
6,13 1089,01
Sangat Berat I20
69 2790,86
6,81 409,82
Berat I21
50 241,60
29,75 8,12
Sangat Ringan I22
66 317,39
34,00 9,34
Sangat Ringan I23
46 334,79
32,75 10,22
Sangat Ringan I24
49 339,40
31,25 10,86
Sangat Ringan I25
20 30,71
26,75 1,15
Sangat Ringan I26
20 31,20
26,25 1,19
Sangat Ringan I27
20 28,65
26,50 1,08
Sangat Ringan I28
35 24,30
27,00 0,90
Sangat Ringan I29
35 34,05
27,00 1,26
Sangat Ringan I30
35 31,89
26,25 1,21
Sangat Ringan I31
40 34,70
26,00 1,33
Sangat Ringan I32
40 33,81
25,75 1,31
Sangat Ringan I33
40 24,56
26,50 0,93
Sangat Ringan Hasil perhitungan tingkat bahaya erosi di Kecamatan Raya menunjukka n
nilai tingkat bahaya erosi tertinggi pada sampel I19 sebesar 1089,01 tonhathn dengan non vegetasi dan termasuk kriteria sangat berat serta nilai tingkat bahaya
Universitas Sumatera Utara
erosi terendah pada sampel I28 sebesar 0,90 tonhathn dengan vegetasi hutan lindung dan kriteria sangat ringan.
Berdasarkan perhitungan nilai erosi yang diperbolehkan T Lampiran 1, diperoleh nilai laju erosi yang diperbolehkan tertinggi pada sampel I22 sebesar
34,00 tonhatahun dengan vegetasi agroforestri dan nilai laju yang erosi diperbolehkan terendah pada sampel I19 sebesar 6,13 tonhatahun dengan non
vegetasi. Nilai laju erosi yang diperbolehkan dipengaruhi oleh jenis tanah, kedalaman serta berat isi tanah.
2. Regresi Linear Berganda