Modifikasi Model Von Thunen dan Model Sinclair

xlii Gambar 2 . Dua Model Penggunaan Tata Guna Lahan di Pinggiran Kota

3.1. Modifikasi Model Von Thunen dan Model Sinclair

Dalam abad ke-20 setelah perang dunia kedua, di Eropa misalnya Inggris, pinggiran kota tak lagi dimanfaatkan untuk usaha sayuran atau perahan sapi sebagaimana ada zaman Von Thunen di Jerman dan Eropa pada umumnya. Di pinggiran itu dapat dibangun perubahan mengikuti perluasan kota, bahkan sebelum itu direncanakan agar para pemborong lahan mendapatkan keuntungan dikemudian hari apabila perluasan kota dilaksanakan. Pada gambar a dilukiskan suatu varian dari model Von Thunen dimana suatu irisan dari pusat kota ke arah luar melukiskan suatu progresi dari usaha pertanian yang intensif modal dan tenaga kerja ke jenis usaha pertanian yang telah ekstensif seperti beternak sapi atau bertani gandum. Dasar pokok dari model tersebut adalah keuntungan lokasional dalam arti dekatnya dari pinggiran kota-kota di Amerika Serikat, maka Sinclair 1967 dalam Turner 1982:56 menyarankan agar kota-kota dalam menghadapi masa perkembangan mengikuti saja pola yang disusunnya seperti pada gambar b. xliii Dengan adanya spekulasi dan ketakutan akan melanggar peraturan kota yabg memaknai sedikit saja investasi yang dipasang di rural-urban fringe wilayah peralihan kota ke desa. Model yang disusun Sinclair tidak mengasumsikan adanya peraturan di fringe suburban itu akan dijadikan tanah pertanian tetap, maka yang dikehendaki tentunya pertanian yang intensif modal. Jika wilayah yang bersangkutan dizonekan untuk pembangunan perumahan maka orang takut akan terjadi konversi pembalikan fungsi lahannya dan segala rencana macet. Yeh 1979:65 menunjukkan bahwa di Inggris perencanaan tata guna lahan dalam rangka pembangunan wilayah, efeknya dapat menguntungkan, yakni : memperlambat pelaksanaan konversi tata guna lahan pedesaan menjadi tata guna lahan perkotaan. Adapun yang negatif yakni : menghambat melonjaknya harga lahan dan pemilikan lain yang berkaitan dengan itu, misalnya harus ditingglkan atau dirombak sesuai dengan pekembangan wilayah.

4. Kajian Tentang Struktur Intern Perkotaan