Proses penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian di desa Jati Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

PROSES PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan / Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Oleh : Cuk Hanarko

H 0405002

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PROSES PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh

Cuk Hanarko

H 0405002

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : April 2010 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Anggota I

Anggota II

Ir. Supanggyo, MP NIP. 19530405 198303 1 002

Ir. Sutarto, MSi

Arip Wijianto, SP., MSi

NIP. 19771226 200501 1 002

NIP. 19471007 198103 1 001

Surakarta, April 2010

Mengetahui Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217 198203 1 003

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Proses Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Kusnandar, MSi, selaku Ketua Jurusan/Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Bapak Ir. Sutarto, MSi, selaku pembimbing utama skripsi yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Arip Wijianto, SP., MSi, selaku pembimbing pendamping skripsi yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ir. Supanggyo, MP selaku dosen penguji tamu yang telah meluangkan waktu untuk menguji hasil skripsi.

6. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar dan Penyuluh Pertanian Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar.

7. Perangkat desa dan segenap masyarakat Desa Jati atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian.

8. Ayah, ibu dan teman–teman yang telah memberikan banyak dukungan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan di masa mendatang.

Surakarta, April 2010

Penulis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ........................................................................ 21 Gambar 2. Catatan Lapang ............................................................................. 29 Gambar 3. Struktur Organisasi BPP Jaten ............................................................42

RINGKASAN

CUK HANARKO. H0405002. “PROSES PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR“. Di bawah bimbingan Ir. Sutarto, MSi dan Arip Wijianto, SP., MSi.

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal yang bertujuan untuk memberikan perubahan terhadap petani dan keluarganya. Dengan adanya perubahan yang terjadi maka diharapkan kesejahteraan akan terwujud. Sehingga hal ini akan mewujudkan pembangunan pertanian yang merata.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan penyuluhan pertanian, mengetahui pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, mengetahui hasil dari penyuluhan pertanian, dan mengetahui proses evaluasi pernyuluhan pertanian yang dilakukan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

Metode penelitian kualitatif digunakan sebagai metode dasar dari penelitian ini. Jenis dan sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling atau disengaja. Untuk uji validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Sedangkan untuk analisis data melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa proses penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar meliputi perencanaan penyuluhan, pelaksanaan penyuluhan, hasil penyuluhan dan evaluasi penyuluhan. Perencanaan dituangkan dalam rencana kegiatan penyuluh pertanian Desa Jati. Perencanaan dibuat untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penyuluhan. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Jati telah dilaksanakan rutin setiap bulannya di masing-masing kelompok tani yang ada di Desa Jati serta telah dapat memberikan perubahan bagi kesejahteraan sasaran penyuluhan di Desa Jati. Untuk memudahkan penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan berkelanjutan maka penyuluh di Desa Jati melakukan evaluasi dengan tujuan untuk meninjau ulang masalah apa saja yang belum tercapai sesuai tujuan. Evaluasi yang dilakukan meliputi dua proses yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan dengan mengevaluasi jalannya kegiatan penyuluhan. Evaluasi tersebut dilakukan juga dengan musyawarah antara penyuluh dengan sasaran yang dilakukan saat pertemuan. Sedangkan evaluasi hasil dilakukan oleh penyuluh dengan mengevaluasi dari hasil yang telah dicapai dalam penyuluhan. Hasil penyuluhan yang telah dicapai dituangkan penyuluh dalam laporan hasil kegiatan penyuluhan pertanian.

SUMMARY

“PROCESS OF THE IMPLEMENTATION AGRICULTURAL EXTENSION ACTIVITY IN VILLAGE JATI SUBDISTRICT JATEN REGENCY KARANGANYAR”. Under guidances Ir. Sutarto, MSi and Arip Wijianto, SP., MSi.

CUK HANARKO.

H0405002.

Agricultural extension is an non formal education to give a change to the farmers and their family. With the change occurring, it is expected that welfare will be realized. So, it will realize the agricultural development distributed evenly.

This research aims to find out the planning process of agricultural extension, to find out the implementation process of agricultural extension, to find out the result of agricultural extension and to find out the evaluation process held in Village Jati, Subdistrict Jaten, Regency Karanganyar.

The qualitative research method was employed as the basic method in this research. The data used are primary and secondary. The informan was determined using purposive sampling technique. The data validity test was done using source and method triangulations technique. Meanwhile, the data analysis was done through the process of data reduction, display and conclusion drawing.

The research found that the process of implementation of outreach activities conducted in the village of Jati, District Jaten, Karanganyar District includes the extension planning, extension implementation, extension result and extension evaluation. Plan set forth in the plan of agricultural extension activities Jati village. Planning was made to better facilitate the implementation of the extension. Agricultural extension activities in the village of Jati has been carried out routinely every month in each of the existing farmers' groups in the village of Jati and have been able to provide for the welfare change targets in the village of Jati extension. To facilitate the extension implementation of extension education in the village of Jati an evaluation in order to review any issues that have not archieved the purpose. Evaluation includes two of the evaluation process and evaluation process results. The evaluation process is done by evaluating the course of counseling activities. The evaluation was conducted also with the discussion between the instructor with a target made at the meeting. While the evaluation results conducted by trainers with a view of the report of agricultural extension activities.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian terpenting dari pembangunan ekonomi, karena pembangunan pertanian merupakan salah satu pemacu meningkatnya pertumbuhan perekonomian nasional. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ke taraf yang

lebih baik. Dalam pembangunan ekonomi ini, sektor pertanian masih diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam peningkatan pendapatan nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan penyediaan bahan pangan.

Pertanian merupakan bagian dari perekonomian yang penting di Indonesia. Mayoritas penduduk Indonesia, yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, hingga saat ini masih menyandarkan mata pencahariannya pada sektor pertanian. Salah satu upaya untuk menciptakan pertanian yang berhasil adalah melalui kegiatan penyuluhan pertanian.

Penyuluhan akan dikatakan berhasil, apabila telah terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dari sasaran sehingga akan tercipta kesejahteraan bagi sasaran penyuluhan tersebut. Untuk mendukung terciptanya kegiatan penyuluhan yang berhasil maka perlu dilakukan persiapan sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan. Tidak hanya itu saja, untuk mendukung kegiatan penyuluhan yang berkelanjutan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.

Penyuluhan diperlukan guna mensukseskan tercapainya pembangunan pertanian Indonesia yang menyeluruh. Untuk menciptakan kesuksesan pembangunan pertanian tersebut, maka penyuluhan pertanian di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan dengan benar. Semakin banyak penyuluhan pertanian yang berhasil maka harapan pembangunan pertanian akan mudah tercapai. Untuk itu perlu proses penyelenggaraan penyuluhan di masing- Penyuluhan diperlukan guna mensukseskan tercapainya pembangunan pertanian Indonesia yang menyeluruh. Untuk menciptakan kesuksesan pembangunan pertanian tersebut, maka penyuluhan pertanian di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan dengan benar. Semakin banyak penyuluhan pertanian yang berhasil maka harapan pembangunan pertanian akan mudah tercapai. Untuk itu perlu proses penyelenggaraan penyuluhan di masing-

Desa Jati merupakan salah satu desa di Kecamatan Jaten yang melaksanakan kegiatan penyuluhan. Semua desa di Indonesia yang melakukan penyuluhan pertanian diharapkan akan berhasil menciptakan perubahan demi tercapainya pembangunan pertanian. Dari hal ini maka Desa Jati merupakan salah satu desa yang diharapkan dapat menciptakan pembangunan pertanian yang berhasil. Untuk mendukung tercapainya pembangunan pertanian, maka penyuluhan pertanian yang berhasil perlu dilaksanakan di Desa Jati. Sehingga untuk mengetahui keberhasilan penyuluhan di Desa Jati maka perlu diketahui bagaimana proses penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di desa tersebut.

B. Perumusan Masalah

Penyuluhan pertanian merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mewujudkan terciptanya pembangunan pertanian. Melalui penyuluhan pertanian akan tercipta perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari sasaran penyuluhan. Dalam hal ini adalah petani dan keluarganya sehingga kesejahteraan pun akan dapat dirasakan. Hal ini berarti penyuluhan merupakan salah satu jalan yang penting dalam rangka mewujudkan pembangunan pertanian. Untuk itu keberhasilan kegiatan penyuluhan sangat penting untuk diperhatikan.

Keberhasilan proses penyuluhan dapat tercapai apabila dilakukan persiapan melalui tahap perencanaan hingga tahap evaluasi. Perencanaan perlu dilakukan demi suksesnya penyelenggaraan kegiatan penyuluhan, sedangkan evaluasi diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan hal-hal yang dirasa masih kurang dalam penyelenggaraan penyuluhan sehingga evaluasi dilakukan demi keberlanjutan proses kegiatan penyuluhan itu sendiri. Semua hal tersebut akan tercakup dalam proses penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Penyelenggaraan penyuluhan di Desa Jati dilaksanakan setiap bulan yang masing-masing berbeda tanggal pelaksanaannya antara kelompok tani yang satu dengan kelompok tani yang lain. Sehingga untuk memberikan jawaban tentang bagaimana proses menyelenggarakan kegiatan penyuluhan, maka peneliti berusaha untuk melakukan penelitian di Desa Jati tentang bagaimana penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian di desa tersebut dilakukan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana perencanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar?

3. Bagaimana hasil dari penyuluhan pertanian di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar?

4. Bagaimana evaluasi pernyuluhan pertanian yang dilakukan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain :

1. Mengetahui perencanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

2. Mengetahui pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

3. Mengetahui hasil dari penyuluhan pertanian di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

4. Mengetahui evaluasi pernyuluhan pertanian yang dilakukan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh untuk mendapatkan banyak pengetahuan tentang bagaimana proses menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir.

2. Bagi penyuluh, dapat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan.

3. Bagi petani, dapat dijadikan informasi tentang manfaat diadakannya suatu penyuluhan pertanian.

4. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan informasi untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Pertanian

Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk jangka waktu panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah yang didukung oleh partisipasi masyarakatnya, dengan menggunakan teknologi yang terpilih (Departemen Kehutanan, 1996).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai buah keberhasilan pembangunan telah menimbulkan dampak negatif terhadap ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan. Sebagai gambaran, sektor pertanian yang bertumpu pada potensi sumber daya alam banyak mengalami pengurasan sehingga ketersediaan dan kualitas sumber daya alam makin menurun. Akibatnya, setelah hampir empat dasawarsa pembangunan berlangsung, kondisi pertanian nasional masih dihadapkan pada berbagai masalah, antara lain:

1. menurunnya kesuburan dan produktivitas lahan

2. berkurangnya daya dukung lingkungan

3. meningkatnya konversi lahan pertanian produktif

4. meluasnya lahan kritis

5. meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan

6. menurunnya nilai tukar, penghasilan dan kesejahteraan petani

7. meningkatnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran di pedesaan

8. terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat Pembangunan yang hanya berorientasi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan telah mengakibatkan dampak negatif pada ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan (Saptana dan Ashari, 2007).

untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan hal tersebut ada beberapa strategi pembangunan pertanian yang perlu diperhatikan. Strategi pembangunan pertanian tersebut adalah :

1. Meningkatkan penyediaan air, benih, agrokimia, kredit, teknologi tepat guna, jalan, industri pengolahan, penyimpanan, pemasaran, penyuluhan, pelatihan, keamanan serta menyempurnakan peraturan pertanahan dan peraturan perundangan lainnya.

2. Mengembangkan usaha agribisnis on dan off farm terutama on farm agar layak kredit, menyejahterakan, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.

3. Menghilangkan monopoli, mengatur pembagian kegiatan usaha, serta membangun kemitraan antara UKM, Koperasi dan Usaha Besar yang harmonis. Petani sebagai pengusaha kecil dibina agar memiliki sebagian saham pada perusahaan pertanian besar dan menengah.

4. Memproduktifkan semaksimal mungkin lahan-lahan terlantar dan mengembangkan lahan kering beririgasi dan lahan rawa pasang surut agar layak kredit, menyejahterakan, berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

5. Memperkuat kelembagaan dan organisasi ekonomi petani, meningkatkan

dan keterbukaan dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan.

kepastian hukum

6. Mengembangkan usaha atau industri terutama yang berbasis pertanian di pedesaan, dekat dengan sumber daya/bahan baku dan menyediakan ”off farm job” di kawasan pertanian.

7. Meneruskan kegiatan transmigrasi dari daerah berlahan sempit ke daerah berpenduduk jarang dengan sekaligus menerapkan strategi di atas.

(Wisnusaputra, 2006) Pembangunan pertanian merupakan salah satu tulang punggung pembangunan nasional dan implementasinya harus sinergis dengan (Wisnusaputra, 2006) Pembangunan pertanian merupakan salah satu tulang punggung pembangunan nasional dan implementasinya harus sinergis dengan

Mosher (Mardikanto, 1994) menyatakan bahwa pembangunan pertanian pada hakekatnya merupakan turut campur tangan manusia di dalam perkembangan tanaman dan atau hewan untuk sebesar-besarnya kesejahteraannya. Artinya manusia dengan memanfaatkan pengetahuan, ketrampilan, modal dan kelembagaan yang ada berupaya memanfaatkan sumberdaya alam, terutama tanaman dan atau hewan untuk terus-menerus dapat memperbaiki kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

Arti penting dan peranan pertanian bagi pembangunan suatu bangsa telah ditunjukkan oleh pengalaman nyata beberapa negara di dunia. Sehingga pembangunan pertanian menjadi suatu hal yang sangat penting, yang tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatkan taraf hidup petani, khususnya petani kecil melalui peningkatan pendapatan dan kegiatan usaha pertaniannya.

2. Meningkatkan kemampuan petani serta daya saing produk dan jasa pertanian nasional dalam menghadapi persaingan pasar bebas.

3. Mencegah degradasi lingkungan akibat kegiatan pertanian dan kegiatan sektor lain sehingga dapat menjaga keseimbangan dan keberlanjutan ekologis.

4. Menjamin ketahanan pangan nasional yang dinamis secara proporsional, bermutu dan aman.

5. Memanfaatkan sumberdaya alam secara rasional guna menjamin kegiatan pembangunan pertanian secara berkelanjutan.

(Mangunwidjaja dan Sailah, 2005). Hadisapoetra (Mardikanto, 2009) dengan tegas menyatakan bahwa pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia pada dasarnya adalah (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005). Hadisapoetra (Mardikanto, 2009) dengan tegas menyatakan bahwa pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia pada dasarnya adalah

Mosher dalam Mubyarto (1989) menyatakan bahwa ada lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Syarat-syarat mutlak tersebut adalah :

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani.

2. Teknologi yang senantiasa berkembang.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani.

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Disamping syarat-syarat mutlak yang lima itu ada lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak tetapi kalau ada (atau dapat diadakan) benar- benar akan sangat memperlancar pembangunan pertanian. Yang termasuk syarat-syarat atau sarana pelancar itu adalah :

1. Pendidikan pembangunan.

2. Kredit produksi.

3. Kegiatan gotong-royong petani.

4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.

5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

2. Penyuluhan Pertanian

Salah satu upaya pemerintah untuk mensukseskan jalannya pembangunan pertanian di Indonesia adalah melalui proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu , ruang , keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah

pengaruhnya (Anonim a , 2009). Beberapa pengertian lain dari proses yang disebutkan dalam kamus

besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, proses merupakan runtutan besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, proses merupakan runtutan

Sedangkan kata penyelenggaraan berasal dari kata selenggara yang artinya mengurus dan mengusahakan sesuatu (seperti memelihara, memiara, merawat). Sedangkan penyelenggaraan yaitu pemeliharaan, pemiaraan, proses, cara, perbuatan menyelenggarakan dalam berbagai arti (seperti pelaksanaan, penunaian) (Departemen Pendidikan Nasional, 2007).

Extension is an essential pillar for research and development. However, unfortunately, a somewhat unhealthy perception of extension prevails in many developing countries, caused by a weak extension lobby, faulty initial organizational set-up, an inherent lack of trust in extension by most of the research organizations, and traditionally poor career development conditions in the profession of extension. Agricultural research agendas remain largely academic unless extension workers provide input in terms of the identified and as yet unsolved field problems of the farmers. Research focuses on the technical aspects for generating useful technologies, while extension focuses on the acceptance and adoption of those technologies by users. Applied research institutions need strong extension services to work in a field problems-oriented mode, and the extension services need the backstopping of strong applied agricultural research institutions to effectively serve the farming communities (Qamar, 2005).

Pernyataan Qamar di atas menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan pilar yang amat penting bagi pembangunan. Beberapa persepsi yang tidak bagus muncul dari beberapa negara berkembang terhadap penyuluhan. Hal ini karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kesalahan dalam membangun organisasi penyuluhan, ketidakpercayaan antara penyuluhan oleh kebanyakan lembaga atau organisasi penelitian serta kondisi yang lemah dalam mengembangkan Pernyataan Qamar di atas menunjukkan bahwa penyuluhan merupakan pilar yang amat penting bagi pembangunan. Beberapa persepsi yang tidak bagus muncul dari beberapa negara berkembang terhadap penyuluhan. Hal ini karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena kesalahan dalam membangun organisasi penyuluhan, ketidakpercayaan antara penyuluhan oleh kebanyakan lembaga atau organisasi penelitian serta kondisi yang lemah dalam mengembangkan

Penyuluhan pertanian sebenarnya memiliki pengertian yang beragam antara yang satu dengan yang lain. Namun sebenarnya pada intinya adalah sama. Di dalam UU No 16 Tahun 2006 (Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2006) disebutkan bahwa penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Jack Ferner (Ibrahim et al., 2003) mengatakan bahwa penyuluhan pertanian merupakan ilmu terapan yang secara khusus mempelajari teori, prosedur dan cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru kepada petani melalui proses pendidikan, sehingga petani mengerti, menerima dan menggunakan teknologi baru untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapinya.

In the past, extension services, largely public, were equated with the transfer of agricultural production technology in pre-determined “packages”. Extension systems are now understood to be much broader and more diverse, including public and private sector and civil society institutions that provide a broad range of services (advisory, technology transfer, training, promotional, and information) on a wide variety of subjects (agriculture, marketing, social organization, health and In the past, extension services, largely public, were equated with the transfer of agricultural production technology in pre-determined “packages”. Extension systems are now understood to be much broader and more diverse, including public and private sector and civil society institutions that provide a broad range of services (advisory, technology transfer, training, promotional, and information) on a wide variety of subjects (agriculture, marketing, social organization, health and

Pernyataan Miller di atas menunjukkan bahwa di masa lalu, jasa penyuluhan disamakan dengan transfer atau perpindahan teknologi produksi pertanian ke dalam sebuah paket. Namun sekarang sistem penyuluhan banyak dipahami oleh berbagai pihak mulai dari umum, masyarakat sipil dan sektor swasta yang memiliki kebutuhan akan jasa (penasehat, transfer teknologi, pelatihan, promosi dan informasi) dalam bidang yang lebih luas (pertanian, pemasaran, organisasi sosial, kesehatan dan pendidikan) yang dibutuhkan oleh orang-orang pedesaan untuk lebih baik dalam mengatur sistem pertanian mereka.

The agricultural extension system is one of the primary vehicles for diffusing technologies and therefore clearly has an important role to play in the development process. By shifting development paradigm, experiences in agricultural extension and development have indicated that traditional approaches will need to transform in order to move toward sustainability (Allahyari, 2009).

Pernyataan Allahyari di atas menunjukkan bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan salah satu sarana utama dalam mendifusikan atau menyalurkan teknologi sehingga memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Dengan bergesernya paradigma pembangunan, penyuluhan pertanian dalam pembangunan dibutuhkan untuk menciptakan perubahan ke arah ketahanan.

Fungsi penyuluhan pada hakekatnya adalah memberikan jalan kepada para petani untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya (cara- cara dan teknologi baru). Fungsi penyuluh menimbulkan dan merangsang kesadaran para petani agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu. Fungsi penyuluh lainnya adalah menjembatani gap antara praktek yang harus dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan para petani tersebut. Penyuluhan dengan penyuluhnya Fungsi penyuluhan pada hakekatnya adalah memberikan jalan kepada para petani untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya (cara- cara dan teknologi baru). Fungsi penyuluh menimbulkan dan merangsang kesadaran para petani agar dengan kemauan sendiri dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu. Fungsi penyuluh lainnya adalah menjembatani gap antara praktek yang harus dijalankan oleh petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang yang menjadi kebutuhan para petani tersebut. Penyuluhan dengan penyuluhnya

a. Pengetahuan yang dibutuhkan para petani dan pengalaman yang biasa dilakukan para petani.

b. Pengalaman baru dengan para ahli (Dunia Ilmu Pengetahuan), dalam hal ini para ahli memberikan cara pemecahannya.

(Kartasapoetra, 1991). Extension is too often merely seen as a vehicle for spreading scientific and technical progress and technology transfer. Agricultural extension activity facilitates :

a. Direct exchanges between producers as a way of diagnosing problems, capitalizing on existing knowledge, exchanging experiences, disseminating proven improvements, and even fashioning common projects.

b. Relations between producers and service providers (including public extension services. Extension services give ongoing support to producer projects, evolving together with the clients. Extension provides sources of support, analysis, and methods to producers. Extension is advisory, not prescriptive.

(Neuchatel Group, 1999). Neuchatel Group (1999) menyatakan bahwa penyuluhan sering dipandang sebagai sarana untuk menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan transfer teknologi. Kegiatan penyuluhan pertanian memudahkan dalam :

a. Pertukaran atau pertemuan langsung antara produsen sebagai jalan dalam menganalisa masalah, perluasan pengetahuan, pertukaran pengalaman, peningkatan dan membantu dalam menunjukkan proyek kepada khalayak umum.

b. Penghubung antara produsen dan jasa pelayanan. Penyuluhan memberikan jasa pelayanan dalam mendukung proyek dari para produsen yang menghubungkan langsung dengan klien.

Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh dalam kegiatan penyuluhan dapat berfungsi sebagai jembatan antara produsen dengan sasaran yaitu masyarakat petani.

Tyler dalam Mardikanto (1993) menyampaikan tahapan dalam perumusan programa penyuluhan pendidikan suatu model perumusan programa penyuluhan terdiri dari atas 5 tahapan yaitu :

a. Pengenalan dan analisis keadaan.

b. Penetapan tujuan program.

c. Penetapan alternatif kegiatan.

d. Penetapan kegiatan yang terpilih.

e. Pelaksanaan kegiatan. Mereka yang berkecimpung dalam penyuluhan sering disebut dengan berbagai istilah yaitu “petugas penyuluhan”, “agen penyuluhan”, atau “pekerja penyuluhan”, “agen penyuluhan” harus dapat menganalisis situasi yang sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk memberikan peringatan kepada petani secara “tepat waktu”. Agen penyuluhan dapat membantu petani menentukan tujuannya yang mantap (Van den Ban dan Hawkins, 2003).

Sebagai agen perubahan, penyuluh memiliki beberapa peran. Ada dua peran yang berkaitan dengan adopsi inovasi. Pertama, peran menghubungkan sistem sumber perubahan dengan sistem sasaran perubahan. Dalam menghubungkan kedua sistem tersebut, penyuluh menyediakan saluran tempat diluncurkannya inovasi kepada sasaran. Kedua, sebagai akseleran proses adopsi. Dalam mempengaruhi pengambilan keputusan adopsi inovasi, yaitu keputusan optional yang diambil secara individual, keputusan kolektif dan keputusan kekuasaan. Dasar penggolongan jenis keputusan tersebut adalah proses atau siapa yang harus berhak mengambil keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi. Keputusan yang diambil secara individual, relaitif lebih cepat daripada adopsi inovasi yang harus menunggu keputusan kelompok (kolektif) dan Sebagai agen perubahan, penyuluh memiliki beberapa peran. Ada dua peran yang berkaitan dengan adopsi inovasi. Pertama, peran menghubungkan sistem sumber perubahan dengan sistem sasaran perubahan. Dalam menghubungkan kedua sistem tersebut, penyuluh menyediakan saluran tempat diluncurkannya inovasi kepada sasaran. Kedua, sebagai akseleran proses adopsi. Dalam mempengaruhi pengambilan keputusan adopsi inovasi, yaitu keputusan optional yang diambil secara individual, keputusan kolektif dan keputusan kekuasaan. Dasar penggolongan jenis keputusan tersebut adalah proses atau siapa yang harus berhak mengambil keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi. Keputusan yang diambil secara individual, relaitif lebih cepat daripada adopsi inovasi yang harus menunggu keputusan kelompok (kolektif) dan

Penyuluh membantu petani dalam usaha meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu para penyuluh mempunyai banyak peran antara lain penyuluh sebagai pembimbing petani, organisator, dinamisator, pelatih, teknisi dan jembatan penghubung antara keluarga petani dan instansi penelitian di bidang pertanian. Penyuluh juga berperan sebagai agen pembaharu yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992).

3. Perencanaan Penyuluhan

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan

(Anonim b , 2010). Perencanaan dibuat untuk membantu memilih alternatif yang

paling baik dan paling efisien. Jadi perencanaan merupakan kumpulan dari pengambilan keputusan. Secara prinsip, perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang jelas dan ada cara yang paling tepat dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut. Memang, prinsip utama setiap perencanaan adalah bahwa ia ditujukan untuk pencapaian tujuan. Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat kesalahan di atas kertas. Perencanaan adalah suatu cara untuk merencanakan perjalanan kita dari satu tempat ke tempat berikutnya, dari satu kondisi atau keadaan ke kondisi atau keadaan yang diinginkan (Pratama, 2008).

Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan proses kegiatan yang mengandung pemilihan usaha-usaha yang akan dilakukan di masa Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan proses kegiatan yang mengandung pemilihan usaha-usaha yang akan dilakukan di masa

Pernyataan-pernyataan tentang perencanaan menurut Harold R Baker (Ibrahim et al., 2003) dijelaskan bahwa elemen-elemen proses perencanaan penyuluhan pertanian meliputi analisis situasi, identifikasi kebutuhan sasaran, inventarisasi sumber daya di tingkat petani, pemilihan metode dan alat bantu penyuluhan, implementasi program serta evaluasi proses dan hasil.

4. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah tindakan-tindakan nyata dari apa-apa yang telah ditetapkan/dituliskan dalam programa penyuluhan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu ditentukan materi apa yang perlu disampaikan, dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan, kapan penyuluhan pertanian dilaksanakan, siapa yang melakukan penyuluhan dan bagaimana cara melakukan (Ibrahim et al., 2003).

Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa sasaran penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan. Sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan pertanian (Sastraatmadja, 1993).

Penyuluhan dapat berlangsung efektif, oleh karena itu hal yang harus selalu diutamakan adalah “kejelasan komunikasi”, yang sangat tergantung ketiga unsur komunikasi yaitu:

1. Unsur pesan Pesan berisi hal-hal yang dengan mudah dipahami oleh sasaran, baik mengenai isi materi, bahasa yang digunakan dan disampaikan pada waktu dan tempat yang sesuai.

2. Unsur media/saluran komunikasi Saluran yang digunakan harus terbebas dari gangguan, baik gangguan teknis (jika menggunakan media massa) ataupun gagasan sosial budaya (jika menggunakan media antar pribadi).

3. Unsur penyuluh dan sasarannya. (Departemen Kehutanan, 1996) Pelaksanaan penyuluhan tidak akan pernah lepas dari metode penyuluhan. Sastraatmadja (1993) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan metode biasanya identik dengan prosedur, tata cara atau aturan main. Dalam kaitannya dengan kegiatan penyuluhan pertanian, maka yang disebut dengan metode penyuluhan pertanian adalah aturan main yang sebaiknya diterapkan guna mewujudkan cita-cita sakral dari penyuluhan pertanian itu sendiri. Metode penyuluhan pertanian, umumnya akan berhubungan dengan alat atau sistem apa yang seharusnya dilaksanakan.

Soedarmanto (Ibrahim et al., 2003) mengemukakan bahwa metode penyuluhan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Sesuai dengan keadaan sasaran Apakah sasaran dalam tahap mengenal, menaruh minat, menilai, mencoba mengadopsi suatu inovasi. Apabila petani sasaran pada tahap ingin mengetahui dan menaruh minat, metode massal lebih sesuai digunakan. Apabila petani sasaran pada tahap menilai, mencoba, metode kelompok lebih sesuai digunakan. Sedangkan apabila dalam tahap menerapkan maka metode perseorangan paling sesuai diterapkan.

2. Cukup kuantitas dan kualitas Artinya penyuluh menguasai banyak metode penyuluhan pertanian sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah-masalah penyuluhan.

3. Tepat mengenai sasaran dan waktunya Tepat sasaran dapat diartikan bahwa penyuluhan pertanian yang digunakan disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan daya serap petani sasaran.

4. Materi akan lebih mudah diterima dan dimengerti Artinya materi penyuluhan harus sederhana dan dapat dikomunikasikan dengan bahasa petani, sehingga petani sasaran dapat memahami materi yang disuluhkan.

5. Murah pembiayaannya Artinya penyuluhan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah sehingga dapat terlaksana secara kontinyu dan dapat merespon reaksi petani dari proses penyuluhan yang dilakukan.

Metode penyuluhan dapat dibagi menjadi beberapa macam. Berdasarkan media yang digunakan maka metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga antara lain media lisan, media cetak dan media terproyeksi. Berdasarkan hubungan antara penyuluh dengan sasaran maka dapat dibedakan menjadi komunikasi langsung dan tidak langsung. Sedangkan berdasarkan kondisi psiko sosial sasarannya maka metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi pendekatan perorangan, kelompok dan massal.

Pelaksanaan penyuluhan juga harus memperhatikan teknik penyuluhan yang akan digunakan. Menurut Mardikanto dan Wijianto (2005) menyatakan bahwa teknik penyuluhan adalah cara penyuluh untuk mendekatkan materi dengan sasarannya. Ada banyak beragam teknik penyuluhan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan penyuluhan diantaranya dengan teknik individu kunci, surat-menyurat, kunjungan, karyawisata, dan juga demonstrasi. Selain itu teknik penyuluhan juga dapat dibagi lagi menjadi teknik ceramah, teknik kuliah, teknik kursus, kelompencapir, pameran, pertunjukan, radio, televisi.

5. Hasil Penyuluhan

Penyuluhan pertanian menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) berfungsi membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan, membantu menyadarkan petani terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut, meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani, membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan, membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat mereka sudah optimal, meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya dan membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan ketrampilan dalam membentuk pendapat dan pengambilan keputusan yang tepat.

Penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Ketrampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau, memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan (Ibrahim et al., 2003).

Seorang penyuluh pada hakekatnya tidak hanya bertugas menyampaikan pesan, namun harus berinteraksi terus dengan khalayak sasaran hingga terjadi adopsi inovasi yang berupa perubahan perilaku dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam mengadopsi inovasi tersebut (Rejeki dan Herawati, 1999).

6. Evaluasi Penyuluhan

Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis yang dilakukan dalam rangka untuk mengetahui apakah suatu kegiatan pendidikan telah berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum (Wakhinuddin, 2009).

Suharsimi Arikunto (Lababa, 2008) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Stake (Ibrahim et al., 2003) menyatakan evaluasi programa penyuluhan merupakan proses yang memerlukan pengumpulan, mengolah dan interpretasi data dalam proses penyuluhan. Secara khusus evaluasi penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai proses pemberian nilai (scoring) secara terus-menerus dan sistematis terhadap penyuluhan pertanian. Proses evaluasi meliputi pengembangan kriteria penilaian yang relevan dengan evaluasi penyuluhan, pengumpulan data dan informasi yang cukup guna memberikan penilaian terhadap kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan.

Jenis evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi penerapan metode dan teknik penyuluhan adalah evaluasi proses dan hasil.

a. Evaluasi proses yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilakukan sesuai (dalam arti a. Evaluasi proses yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilakukan sesuai (dalam arti

b. Evaluasi hasil, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.

(Mardikanto dan Wijianto, 2005).

B. Kerangka Berpikir

Suatu kegiatan penyuluhan akan dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sehingga nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan dari sasaran penyuluhan. Untuk itu dalam proses penyelenggaraannya harus memperhatikan beberapa langkah antara lain proses perencanaan sebelum pelaksanaan, proses jalannya kegiatan, proses akhir kegiatan dan tahap evaluasi kegiatan. Sehingga hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan :

1. Analisis situasi dan khalayak

2. Kebijaksanaan pemerintah

3. Pembiayaan penyuluhan.

4. Pemilihan metode, teknik, alat bantu serta

alat peraga

Pelaksanaan penyuluhan :

penyuluhan.

1. Materi apa yang perlu disampaikan

2. Dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan

3. Kapan penyuluhan pertanian dilaksanakan

4. Siapa yang melakukan penyuluhan

Bagaimana sistem kerja

6. Metode dan teknik penyuluhan.

Evaluasi : Hasil penyuluhan :

1. Evaluasi proses Perubahan pengetahuan,

2. Evaluasi hasil. sikap dan ketrampilan.

Gambar 1. Kerangka Berpikir Proses Penyelenggaraan Kegiatan Penyuluhan di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar

C. Dimensi Penelitian

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan awal dari pelaksanaan suatu program. Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan proses kegiatan yang mengandung pemilihan usaha-usaha yang akan dilakukan di masa mendatang. Dalam kegiatan perencanaan dapat meliputi :

a. Analisis situasi dan khalayak. Berfungsi untuk mengetahui karakteristik dari sasaran penyuluhan dan juga situasi yang berada di sekitar sasaran.

b. Kebijaksanaan pemerintah. Menentukan kelancaran dari proses jalannya penyelenggaraan penyuluhan. Kebijakan ini berasal dari pejabat pemerintah setempat maupun pusat.

c. Pembiayaan penyuluhan. Merupakan besarnya anggaran atau modal yang digunakan dalam penyuluhan termasuk sumber dari pembiayaan tersebut.

d. Pemilihan metode, teknik dan alat bantu penyuluhan. Metode penyuluhan adalah cara penyuluh untuk mendekatkan dirinya dengan sasaran penyuluhan. Teknik penyuluhan adalah cara penyuluh untuk mendekatkan materi dengan sasarannya. Sedangkan alat bantu penyuluhan yaitu alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan seperti kurikulum, alat tulis, papan tulis, lembar persiapan penyuluhan, sarana ruangan dan sarana lain yang dapat membantu penyuluh tersebut.

2. Pelaksanaan penyuluhan

a. Materi apa yang perlu disampaikan. Menyangkut program yang akan diberikan dalam suatu kegiatan penyuluhan pertanian kepada sasaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sasaran.

b. Dimana penyuluhan pertanian akan dilaksanakan. Tempat pelaksanaan dari kegiatan penyuluhan itu sendiri. Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan di dalam ruang (rumah) ataupun di luar ruang (sawah atau lapang).

c. Kapan penyuluhan pertanian dilaksanakan. Meliputi hari, tanggal, jam diselenggarakannya kegiatan penyuluhan.

d. Siapa yang melakukan penyuluhan. Petugas penyuluh yang telah ditunjuk untuk melakukan penyuluhan terhadap sasaran.

e. Bagaimana sistem kerja. Meliputi kegiatan teori yang dilakukan dengan pemberian materi terlebih dahulu kepada sasaran. Kemudian praktek pelaksanaan dari materi yang telah dilaksanakan.

f. Metode dan teknik penyuluhan. Meliputi metode dan teknik apa yang dipakai dalam pelaksanaan penyuluhan.

3. Hasil penyuluhan

Penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan dapat mewujudkan perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau menjadi mau, memanfaatkan kesempata- kesempatan yang diciptakan. Ketrampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat.

4. Evaluasi

Ada dua evaluasi antara lain :

a. Evaluasi proses yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilakukan sesuai (dalam arti kuantitatif ataupun kualitatif dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sebagaimana telah dirumuskan dalam programnya).

b. Evaluasi hasil, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian