Teknik Analisis Data PEREKONOMIAN ETNIS TIONGHOA DI SURAKARTA TAHUN 1959 1974 (Studi Pasca Keluarnya PP No 10 Tahun 1959)

lii 2 Membaca dan mencatat sumber-sumber data yang diperlukan baik itu sumber primer maupun sumber sekunder. 3 Memfotokopi dan mencatat literatur kepustakaan yang dianggap penting dan relevan dengan masalah yang diteliti. 4 Mengklasifikasikan dan menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan. 5 Membaca dan meringkas kembali sumber yang didapat serta membandingkannya dengan sumber-sumber lain yang relevan sehingga menjadi data yang akurat.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik analisis historis yaitu teknik analisis yang menggunakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah. Interpretasi penting karena fakta-fakta tidak bisa berbicara sendiri dan kategori dari fakta-fakta sejarah mempunyai sifat yang kompleks. Menurut Kartodirdjo 1992:85, fakta merupakan bahan utama yang dijadikan oleh sejarahwan untuk menyusun cerita sejarah. Pengkiajian fakta- fakta sejarah oleh sejarahwan tidak terlepas dari unsur-unsur subyektifitas sehingga diperlukan konsep-konsep dan teori sebagai kriteria penyeleksi dengan pengklasifikasian fakta sejarah. Analisis data adalah proses mengorganisasi dan mengklasifikasikan data kedalam pola, kategori dan satuan urutan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang terdapat dalam data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik analisis historis, yaitu tehnik analisis yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi data sejarah. Analisis sejarah bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama dengan teori-teori disusunlah fakta itu kedalam suatu interpretasi yang menyeluruh Dudung Abdurrahman,1994:64. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data sejarah adalah sebagai berikut: liii 1. Mengadakan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik intern. Kritik ekstern yaitu memberikan penilaian terhadap keaslian atau otensitas sumber dengan melihat sisi luarnya, misal jika penulis menggunakan sumber arsip atau koran maka harus melihat atau memahami dengan seksama tentang kapan dibuat atau diterbitkan , penggunaan bahasa dan ungkapannya dan lain-lain. Sebagai contoh arsip dan koran yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu arsip Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1959 dan koran Obor Rakyat, bahasa yang digunakan masih menggunakan ejaan bahasa yang berlaku pada masa itu dan dibuatnya juga dalam kurun waktu yang sama yaitu tahun 1960-an. Sedangkan kritik intern yaitu memberikan penilaian terhadap isi sumber, apakah sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak, seperti identifikasi penulis, cara berfikir penulis apakah mengarah pada perhatian hanya ke satu jurusan tertentu atau lebih luas, latar belakang dokumen tersebut dibuat dan unsur subyektifitas pengarang. Sumber arsip yang digunakan oleh penulis merupakan arsip yang otentik karena merupakan naskah yang berisi pasal- pasal peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan dalam koran Obor Rakyat yang digunakan didalamnya terdapat pendapat Menteri Luar Negeri yang menjabat saat PP No 10 Tahun 1959 ini dikeluarkan yaitu Soebandrio. 2. Menginterpretasikan data yang telah terkumpul dengan cara membandingkan, mengkaitkan, atau menghubungkan antara data yang satu dengan data yang lain. Agar dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa di masa lampau yang menjadi obyek penelitian dan mendapatkan fakta-fakta sejarah yang benar-benar relevan. Misalnya sumber koran yang digunakan oleh penulis yaitu Obor Rakyat terbitan 19 November 1959 yang didalamnya berisi tentang masalah Tionghoa perantauan di Indonesia, penulis dapat mengkaji dengan menggunakan beberapa sumber sekunder yaitu berupa buku-buku yang relevan dengan masalah tersebut agar dapat menjadi sebuah data. Data yang telah terkumpul kemudian diseleksi, diklasifikasikan dan ditafsirka, dan liv Heuristik Kritik Interpretasi Historiografi Fakta Sejarah kemudian dirangkai untuk dijadikan bahan penulisan penelitian yang utuh dalam sebuah karya ilmiah. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman 1999: 64, interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut dengan juga analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi. Menurut Helius Syamsuddin 1996: 89 teknik analisis data historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah. Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman 1999: 64, analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Menurut Sartono Kartodirdjo 1992: 2 mengatakan bahwa analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikiran atau kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu. Data yang telah diperoleh diinterpretasikan, dianalisis isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka teori yang dipakai sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan penelitian.

F. Prosedur Penelitian