Latar Belakang Masalah Zainal Abidin, dr., M.Kes., selaku penguji utama yang telah memberikan saran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah hak azasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara berencana, menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Mukti, 2007. Paradigma hidup sehat menjelaskan empat faktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku atau life style gaya hidup, faktor lingkungan fisik, biologis, sosial-budaya, ekonomi, politik, dsb, faktor pelayanan kesehatan jenis, cakupan, dan kualitasnya, dan faktor genetik keturunan. Keempat faktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis untuk mempengaruhi derajat kesehatan perorangan, kelompok, dan masyarakat. Di antara keempat faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling sulit diubah Muninjaya, 2004. Keterkaitan keempat faktor tersebut dapat dilihat melalui bagan Paradigma Hidup Sehat H.L.Blum berikut ini : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Gambar. Paradigma Hidup Sehat Blum sumber : Muninjaya, 2004 Menurut Niralua 1994 perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling terkait, yaitu enabling factor faktor pemungkin, predispositing factor faktor predisposisi dan need factor faktor kebutuhan sebagai pendorong yang semuanya memiliki hubungan yang signifikan terhadap penggunaan maupun tidak menggunakannya sistem pelayanan kesehatan. Pendapatan keluarga, jumlah anak yang hidup, pendidikan, jarak dengan fasilitas kesehatan, penilaian tentang pengalaman petugas kesehatan dan pengalaman kematian anak berhubungan positif terhadap penggunaan pelayanan kesehatan, tetapi umur responden berhubungan negatif terhadap penggunaan pelayanan kesehatan. Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal diperlukan adanya upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan Lingkungan Pelayanan Hidup Sehat Perilaku Sumber Daya Alam Keseimbangan Ekologi Sistem Budaya Kepuasan Masyarakat Genetik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat Notoatmodjo, 2003. Secara lebih luas tujuan tersebut tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional SKN. Sistem Kesehatan Nasional SKN adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 Depkes, 2009. Bentuk pokok sistem kesehatan antara satu negara dengan negara lainnya sangat bervariasi. Menurut Azwar, terbentuknya sistem kesehatan pada dasarnya ditentukan oleh tiga unsur utama yakni : 1. Pemerintah Yang dimaksud pemerintah di sini adalah yang bertanggung jawab dalam merumuskan berbagai kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan kesehatan. 2. Masyarakat Yang dimaksud masyarakat di sini adalah mereka yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan. 3. Penyedia Layanan Kesehatan Yang dimaksud dengan penyedia layanan kesehatan di sini adalah yang bertanggung jawab secara langsung dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Ketiga unsur tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan. Sedangkan sistem kesehatan memiliki dua subsistem yakni subsistem organisasi pelayanan kesehatan dan subsistem organisasi pembiayaan kesehatan Azwar, 1996. Subsistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Depkes, 2009. Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai peruntukkannya guna menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Depkes, 2009. Di dalam Sistem Kesehatan Nasional SKN tahun 2009, unsur-unsur yang tercakup dalam subsistem pembiayaan kesehatan adalah unsur dana, sumber daya dan pengelolaan dana kesehatan. Sedangkan pelaksanaan pembiayaan kesehatan harus memenuhi prinsip kecukupan, efektif dan efisien, adil, dan transparan. Mukti 2007 menyebutkan bahwa di seluruh dunia, secara garis besar sistem pembiayaan kesehatan dapat dibedakan menjadi empat kelompok : a. Sistem pelayanan kesehatan nasional atau National Health Service NHS seperti di Inggris dan Malaysia yang sumber pembiayaannya murni bersumber dari pajak. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user b. Sistem pembiayaan kesehatan yang diserahkan pada mekanisme pasar, dengan asuransi profit komersial sebagai pilar utamanya seperti di Amerika Serikat. c. Sistem asuransi kesehatan sosial dimana pembiayaannya bersumber pada asuransi sosial seperti di Jerman, Belanda, Perancis, Jepang, Korea, dan Taiwan. d. Sistem pembiayaan kesehatan sosialis seperti yang diterapkan di negara- negara sosialis komunis, seperti di Rusia dan China. Dana pembiayaan kesehatan sepenuhnya diusahakan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat secara merata. Sedangkan sistem yang dipilih Indonesia adalah campuran antara pajak dengan anggaran pemerintah pusat dan daerah, out of pocket pembayaran langsung secara tunai, sistem asuransi sosial dan komersial, serta jaminan perusahaan atau institusi lainnya. Sejak diterbitkannya Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang salah satu isinya mengatur tentang otonomi keuangan daerah, maka sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia menuju sistem asuransi kesehatan sosial Mukti, 2007. Muninjaya 2004 menjelaskan tingginya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini merupakan masalah yang sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan sehingga perlu dicarikan jalan keluarnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user Ada empat sumber utama pembiayaan kesehatan, yaitu: pemerintah, swasta, masyarakat dalam bentuk fee for services pembayaran langsung dan asuransi, serta sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengatasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan Muninjaya, 2004. Berdasarkan laporan dari RSUD Dr Moewardi didapatkan jumlah seluruh pasien rawat inap yang memanfaatkan asuransi kesehatan selama periode Januari-Maret tahun 2010 adalah 4929 pasien. Jumlah tersebut meliputi pasien Askes PNS dan pensiunan sebanyak 1.704 kasus 34,6, PKMS sebanyak 811 kasus 16,4, Jamkesmas sebanyak 2386 kasus 48,4, Jamkesprop sebanyak 28 kasus 0,6. Penelitian yang dilakukan Yulianto di Puskesmas Nglipar II, Kabupaten Gunungkidul memperoleh hasil bahwa masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi biasanya mempunyai akses lebih baik terhadap pelayanan kesehatan yang modern dan berkualitas Yulianto, 2008. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi secara tidak langsung akan memengaruhi tingkat pengetahuan akan perlindungan masyarakat terhadap diri dan keluarganya sehingga berdampak pada kurangnya akses perawatan dan kesehatan Maria dan Yuristianti, 2000. Dengan uraian di atas, tampak bahwa pembiayaan kesehatan dengan asuransi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang No 32 Tahun perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta semakin banyaknya asuransi kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta diharapkan pelayanan kesehatan melalui asuransi semakin meningkat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pemanfaatan asuransi kesehatan oleh masyarakat dan sejauh mana pengaruh pendidikan formal kepala keluarga pasien peserta asuransi dengan pemanfaatan asuransi kesehatan oleh masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN FREKUENSI KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN FREKUENSI KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 7 11

PENDAHULUAN Hubungan Pendidikan Kesehatan Latihan Postoperatif Sebelum Dan Sesudah Operasi Terhadap Kecemasan Pasien Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA MUSIM DENGAN KEJADIAN DERMATITISVENENATA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Musim Dengan Kejadian Dermatitis Venenatadi RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode 2010-2012.

0 1 13

HUBUNGAN PENDIDIKAN FORMAL DAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, LAMA MENJABAT, DAN MOTIVASI DIRI DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 8

PENDAHULUAN PERBANDINGAN GAMBARAN TERAPI DAN BIAYA TERAPI PENGOBATAN PASIEN ASMA DENGAN FASILITAS ASURANSI KESEHATAN DAN NON ASURANSI KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PARTUS PREMATUR DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Paritas dengan Kejadian Partus Prematur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Stroke Iskemik Dengan Penurunan Fungsi Kognitif Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17

Hubungan antara obesitas dengan asma di RSUD dr. Moewardi Surakarta

0 0 43