4. Faktor agraria modern Faktor-faktor agraria modern terletak dalam lapangan – lapangan:
1. Lapangan sosial 2. Lapangan ekonomi
3. Lapangan etika. 4. Lapangan idiil fundamental
Faktor-faktor diatas yang mendorong agar dibuat hukum agraria nasional. 5. Faktor ideologi politik
Indonesia sebagi bangsa dan negara mempunyai keterkaitan hidup dengan negara- negara lain. Indonesia tidak dapat mempunyai kedudukan tersendiri terlepas dari keadaan dan
hubungan dengan negara-negara lain. Dalam menyusun hukum agraria nasional boleh mengadopsi hukum agraria lain sepanjang
tidak bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945. UUD 1945 dijadikan faktor dasar dalam pembangunan hukum agraria nasional.
C. Sejarah Penyusunan Undang-undang Pokok Agraria.
Upaya pemerintah indonesia untuk membentukhukum agraria nasional yang akan mengantikan hukum agraria kolonial , yang sesuai dengan pancasila dan UUD1945 sudah
dimulai pada tahun 1948 dengan membentuk kepentingan yang diberi ugas menyusun undang-undang agraria. Setelah mengalami beberapa pengantian kepanitiaan yang
berlangsung selama 12 tahun sebagai suatu rangkayan peroses yang cukup panjang, maka baru pada tanggal 24 september 1960 pemerintah berhasil membentuk hukum agraria
nasional, yang dituangkan dalam undang-undang no.5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria, yang lebih dikenal dengan sebutan undang-undang pokok agraria
UUPA. Tahap-tahap dalam penyusunan undang-undang pokok agraria UUPA dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1. Panitia agraria yogya
Panitia ini di bentuk dengan penetapan presiden No.16 tahun 1948 tanggal 21 mei 1948 berkedudukan di yogyakarta diketahui oleh sarimin reksodihardjo, kepala bagian agraria
kementrian dalam negeri. 2. Panitia agraria jakarta
Panitia agraria yogya dibubarkan dengan keputusan presiden no.36 tahun 1951 tanggal 19 maret 1951, sekaligus dibentuk panitia agraria jarkarta yang bekedudukan dijarkarta
diketahui oleh singgih praptodihardjo, wakil kepala bagian agraria kementerian dalam negeri. 3. Panitia soewahjo
Berdasarkan keputusan presiden No. 1 tahun 1956 tanggal 14 januari 1956 dibentukan panitia negara urusan agraria berkedudukan dijakarta yang diketahui soewahji soemodilogo,
seketaris jendral kementrian agraria. 4. Rancangan soenarjo
Setelah dilakukan beberapa perubahan megenai sistematika dab perumusan beberapa pasalnya, maka rancangan panitia soewahjo oleh menteri agraria soenarjo diajukan kepada
dewan menteri pada tanggal 14 maret 1958.dewan menteri dalam sidangnya tanggal 1 Aperil 1958 dapat menyetujui rancangan soenarjo dan diajukan kepada dewan perwakilan rakyat
DPR melalui amanat presiden sokarno tanggal 24 april 1958. 5. Rancangan sadjarwo
Berdasarkan dekrik presiden tanggal 5 juli 1959 kita kembali kepada UUD 1945. Berhubungan rancangan soenarjo yang telah diajukan kepada DPR beberapa waktu yang lalu
disusun berdasarkan UUDS 1950, maka dengan surat presiden tanggal 23 maret 1960 rancangan tersebut ditarik kembali dan disesuaikan dengan UUD 1945.
D. Undang-undang Pokok Agraria Hukum Agraria Nasional.