Pembangunan sistem informasi dengan pendekatan supply chain management di PD Dedy Kurnia Jaya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Nama : RENDY PRATAMA TARIGAN Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Maret 1990

Alamat : Jl. Pahlawan IIIB Blok G 47 No. 5, RT 004 RW 015, Desa Mangunjaya Papan Mas, Tambun Selatan-Bekasi Timur

Telepon : 085694320280

Agama : Kristen Protestan

E-mail : rendy.pratama_t@yahoo.com

Riwayat Pendidikan

2008-2013 Universitas Komputer Indonesia, Teknik Informatika 2005-2008 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tambun Selatan 2002-2005 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tambun Selatan 1996-2002 Sekolah Dasar Negeri Setia Mekar 04


(6)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

RENDY PRATAMA TARIGAN

10108806

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(7)

Daftar Pustaka

[1] Pujawan, I Nyoman. 2010. Supply chain management Edisi Kedua. Surabaya : Guna Widya.

[2] Riyanto, 2011. Sistem Informasi Penjualan dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta: Gava Media.

[3] [12 okt 2012, 16.26]

pusdatin.deptan.go.id/admin/RB/Programming/Materi%20PHP.pdf

[4] [12 Jan 2013, 20.34]

http://ocw.usu.ac.id/course/download/4160000079-manajemen-operasi/tdi_437_handout_peramalan1.pdf

[5] A.S., Rosa & Shalahuddin, M. (2011). Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), bandung:Penerbit Modula.

[6] Mangkulo, Hengky Alexander.(2011). Microsoft Word 2007 untuk Tingkat Mahir, Surabaya:PT Elex Media Komputindo

[7] H.M., Jogiyanto. 1989. Analisis & Desain, Yogyakarta : Penerbit Andi

[8] Fathansyah. 2012. Basis Data Edisi Revisi. Bandung : Penerbit Infornatika

[9] Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Global Supply Chain Management. Jakarta: Harvarindo


(8)

iii

Segala Puja dan Puji Syukur penulis naikkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Dengan Pendekatan Supply Chain Management Di PD Dedy Kurnia Jaya”, yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Sarjana pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak bantuan dan dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, penyertaan, dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Mamah tercinta Dra. Suryati Sembiring, terima kasih mah karena telah banyak berkorban dalam membesarkan penulis hingga sampai selesai kuliah, terima kasih buat doa, perhatian, nasihat, dukungan serta motivasi selama studi. Terima kasih “I Love You Mom” Tuhan Yesus memberkati. 3. Yang terhormat Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku

Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

5. Yang terhormat Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

6. Yang terhormat Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T., selaku dosen wali IF-15 angkatan 2008 dan selaku dosen Pembimbing yang telah sabar dalam


(9)

iv bimbingan kepada penulis.

8. Yang terhormat Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom., selaku dosen penguji di Sidang yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

9. Kang Andri terima kasih banyak atas bantuan, masukan dan bimbingannya dalam pembuatan program skripsi ini.

10.Seluruh Dosen pengajar dan staf sekretariat program studi Teknik Informatika terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini. 11.Yang terhormat Bapak Muhammad Kodir, S.T., selaku pengelola dan

Bapak Dedy selaku pemilik PD Dedy Kurnia Jaya beserta seluruh staf pegawai.

12.Kakakku Listya Kartika Sari dan Adikku Yosafat Lawrence tersayang terima kasih telah memberikan dukungan, semangat dan selalu mendoakan saya.

13.Kekasihku, Evalina Rumondang tercinta, terima kasih untuk segala dukungan, motivasi, semangat, dan perhatiannya. Terima kasih juga buat omelannya sangat membangun, terima kasih untuk doanya.

14.Sahabat-sahabatku, Adit, Adhly, Sandi, Ayik, Mita, Vani, Pivan yang selalu bersama dalam suka dan duka saling membangun, saling melengkapi, saling menegur, terima kasih untuk bantuan, kebersamaan, supportnya, sangat bersyukur punya sahabat-sahabat seperti kalian.

15.Teman-teman yang seperjuangan dalam menyusun skripsi ini, Puji Tuhan akhirnya selesai juga skripsi kita, tidak percuma jerih payah dan kerja keras kita. Terima kasih untuk motivasi dan kebersamaannya.

16.Teman-teman kelas IF-15 satu perjuangan, terima kasih untuk semuanya. 17.Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih.


(10)

v

Dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf dan sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang dapat mebangun penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Agustus 2013


(11)

vi

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB IPENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 2

I.3 Maksud dan Tujuan ... 3

I.3.1 Maksud ... 3

I.3.2 Tujuan ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Metodologi Penelitian ... 4

I.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB IITinjauan Pustaka ... 9

II.1 Tempat Penelitian ... 9

II.1.1 Bidang dan Kegiatan Perusahaan ... 9

II.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan ... 9

II.1. 2.1 Struktur Organisasi ... 9

II.1. 2.2 Uraian Pekerjaan ... 10

II.2 Landasan Teori ... 11

II.2.1 Sistem Informasi ... 11

II.2.2 Supply chain management (SCM) ... 11

II.2.2.1 Pengertian Supply chain management ... 11

II.2.2.2 Area Cakupan SCM ... 14


(12)

vii

II.2.4 Website ... 18

II.2.5 PHP ... 18

II.2.6 XAMPP ... 19

II.2.7 MySQL ... 21

II.2.8 Peramalan ... 22

II.2.8.1 Konsep Dasar Peramalan ... 22

II.2.8.2 Tujuan Peramalan ... 22

II.2.8.3 Beberapa Sifat Hasil Peramalan ... 23

II.2.8.4 Teknik Peramalan ... 23

II.2.8.4.1 Faktor yang Memengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan ... 23

II.2.8.4.2 Klasifikasi Teknik Peramalan... 28

II.2.8.5 Beberapa contoh Teknik Peramalan ... 30

II.2.8.5.1 Single Exponential Smoothing ... 30

II.2.8.5.2 Single Moving Average ... 31

II.2.8.5.3 Simple Average ... 32

II.2.8.6 Evaluasi Hasil Peramalan ... 32

II.2.9 Macromedia Dreamweaver MX ... 34

BAB IIIANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37

III.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 37

III.1.1 Analisis Masalah ... 37

III.1.2 Gambaran Prosedur yang Terjadi ... 38

III.1.2.1 Prosedur Pengadaan Produk Jadi ... 38

III.1.2.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku ... 41

III.1.2.3 Prosedur Penjualan Bahan baku ... 43

III.1.2.4 Deskripsi Tugas ... 45

III.1.2.5 Aturan Bisnis ... 46

III.1.3 Analisis metode Supply chain management ... 47


(13)

viii

III.1.5.1.1 Single Exponential Smoothing ... 56

III.1.5.1.2 Single Moving Average ... 57

III.1.5.1.3 Simple average ... 58

III.1.5.2 Evaluasi Hasil Peramalan ... 59

III.1.5.2.1 Menghitung Evaluasi Peramalan dengan RMSE ... 59

III.1.5.2.2 Menghitung Evaluasi Peramalan MAPE ... 61

III.1.6 Analisis Non Fungsional dan Kebutuhan Non-Fungsional ... 65

III.1.6.2 Analisis Perangkat Lunak... 65

III.1.6.3 Analisis Pengguna... 66

III.1.7 Analisis Basis Data ... 67

III.1.8 Analisis Pengkodean ... 69

III.2 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 69

III.2.1 Diagram Konteks ... 69

III.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 70

III.2.2.1 DFD level 1 Sistem Informasi PD Dedy Kurnia Jaya ... 73

III.2.2.1.1 DFD level 1 proses 1 Login ... 74

III.2.2.1.2 DFD level 1 proses 2 Pengolahan Data Master ... 75

III.2.2.1.3 DFD level 1 proses 3 Pengolahan Data Bahan Baku ... 76

III.2.2.1.4 DFD level 1 proses 4 Pengolahan Data Produk ... 77

III.2.2.1.5 DFD level 1 proses 5 Pembuatan Laporan ... 78

III.2.2.1.6 DFD level 1 proses 6 Peramalan ... 79

III.2.2.2 DFD Level 2 Sistem Informasi PD Dedy Kurnia Jaya ... 79

III.2.2.2.1 DFD Level 2 proses 3.1 Perencanaan Bahan baku ... 80

III.2.2.2.2 DFD Level 2 proses 3.2 Permintaan Bahan baku ... 81

III.2.2.2.3 DFD Level 2 proses 3.3 Penjualan Bahan baku ... 82

III.2.2.2.4 DFD Level 2 proses 4.1 Perencanaan Produk ... 83


(14)

ix

III.3.1.1 Skema Relasi ... 119

III.3.1.2 Perancangan Struktur Tabel ... 121

III.3.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 130

III.3.2.2 Perancangan Antar Muka ... 134

III.3.2.3 Perancangan Pesan ... 167

III.3.2.4 Jaringan Semantik ... 169

III.4 Perancangan Prosedural ... 75

BAB IVIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 179

IV.1 Implementasi Sistem ... 179

IV.1.1 Perangkat Keras yang Dibutuhkan ... 179

IV.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 180

IV.1.3 Implementasi Basis Data ... 180

IV.2 Implementasi Antar Muka ... 194

IV.3 Pengujian Perangkat Lunak ... 200

IV.3.1 Pengujian Alpha... 201

IV.3.1.1 Rencana Pengujian Aplikasi ... 201

IV.3.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 202

IV.3.1.2.1 Pengujian Login Admin ... 202

IV.3.1.2.2 Pengujian Login Supplier ... 203

IV.3.1.2.3 Pengujian Login Pengrajin ... 204

IV.3.1.2.4 Pengujian Login Pimpinan ... 204

IV.3.1.2.5 Pengujian Pengolahan Data Pengrajin ... 205

IV.3.1.2.6 Pengujian Pengolahan Data Supplier ... 207

IV.3.1.2.7 Pengujian Pengolahan Data Pelanggan ... 208

IV.3.1.2.8 Pengujian Pengolahan Data Bahan baku... 209

IV.3.1.2.9 Pengujian Pengolahan Data Produk ... 211


(15)

x

IV.3.1.2.15Pengujian Permintaan Bahan baku ... 220

IV.3.1.2.16Pengujian Penjualan Bahan baku ... 223

IV.3.1.2.17Pengujian Perencanaan Produk ... 224

IV.3.1.2.18Pengujian Pembelian Produk ... 226

IV.3.1.2.19Pengujian Pemesanan Produk ... 228

IV.3.1.2.20Pengujian Pembuatan Laporan Permintaan Bahan baku ... 229

IV.3.1.2.21Pengujian Pembuatan Laporan Penjualan Bahan baku ... 230

IV.3.1.2.22Pengujian Pembuatan Laporan Pembelian Produk ... 232

IV.3.1.2.23Pengujian Pembuatan Laporan Pemesanan Produk ... 233

IV.3.1.2.24Pengujian Peramalan ... 234

IV.3.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha ... 235

IV.3.2 Pengujian Beta ... 235

IV.3.3 Kesimpulan Pengujian Beta ... 238

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 239

V.1 Kesimpulan ... 239

V.2 Saran ... 239


(16)

1 I.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang memerlukan banyak biaya dalam memasarkan suatu produk yaitu adanya manajemen logistik yang terdiri dari perancangan produk, peramalan kebutuhan, pengadaan material, produksi, pengendalian persediaan, penyimpanan, distribusi dan retailer. PD. Dedy Kurnia Jaya merupakan sebuah Perusahaan Dagang yang menawarkan jasa penjualan boneka. Industri ini mempunyai rangkaian sistem kerja dari mulai pembelanjaan bahan baku dari supplier, menjual bahan baku ke pengrajin, kemudian membeli kembali hasil olahan bahan baku yang sudah menjadi barang jadi. Dari barang jadi ada yang disimpan ada yang digunakan untuk didistribusikan ke pelanggan yang telah memesan produk tersebut.

Hubungan kerja sama dalam bisnis antara PD. Dedy Kurnia Jaya dengan para supplier dan pengrajin masih dilakukan dengan cara manual atau bertemu secara langsung. PD Dedy Kurnia Jaya yang memerlukan bahan baku, maka harus belanja secara langsung ke supplier ataupun menghubungi melalui telepon dengan membawa daftar kebutuhan untuk bahan baku. Proses pengadaan produk PD. Dedy Kurnia Jaya harus meminta ke pengrajin untuk memproduksi boneka, permintaan ini dilakukan dengan bertemu secara langsung ke pengrajin. Cara kerja sama bisnis ini menyebabkan waktu produksi dan pemesanan menjadi lambat, biaya produksi dan transportasi menjadi besar mengingat kerja sama dengan para supplier bahan baku berada di luar kota yakni di Bandung, Bekasi dan Tangerang.

Masalah lain timbul berhubungan dengan persediaan stok di gudang. Persediaan muncul karena adanya ketidakpastian suatu informasi, misal ketidakpastian permintaan produk. Kelebihan persediaan menyebabkan biaya penyimpanan menjadi lebih besar dan rentan produk akan rusak apabila terlalu


(17)

lama disimpan. Sedangkan kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya kehabisan stok dan kekurangsigapan apabila terjadi pemesanan produk oleh pelanggan dalam jumlah yang besar.

Tidak hanya itu, dalam hal pencatatan dan pengarsipan produk, transaksi-transaksi yang terjadi baik itu merupakan pembelanjaan bahan baku kepada supplier, penjualan bahan baku kepada pengrajin, pembelian produk dan pemesanan produk yang dilakukan pelanggan kurang rapih dan teratur. Tata cara penulisan/pencatatannya berupa pencatatan ke dalam bentuk buku dengan menulis tangan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pengulangan data yang sama karena banyaknya produk yang ada, kesalahan dalam pencatatan nota pembelian karena transaksi melibatkan banyak produk.

Melihat laporan berjangka baik harian, bulanan dan tahunan sulit untuk dilakukan. Dikarenakan prosesnya tidak terkomputerisasi yang mungkin tidak terlalu masalah jika dalam harian, namun akan menemukan kendala yang sangat besar apabila laporan dalam bentuk bulanan dimana harus mengumpulkan dan mengecek satu persatu bukti struk laporan dan yang paling penting adalah memakan waktu yang tidak sedikit dalam penyampaian laporan serta sangat rentan terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan.

Melihat kondisi di atas maka dalam mendukung kegiatan-kegiatan yang ada didalam perusahaan baik sistem informasi yang berjalan dibutuhkan suatu konsep management yang dapat mengatur persediaan, mengatur aliran barang dan informasi yang tepat dan akurat dari rantai suplai yaitu konsep SCM.

Berdasarkan pertimbangan dari beberapa masalah yang telah dipaparkan maka dibutuhkan suatu informasi sistem “PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PD. DEDY KURNIA JAYA”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka permasalahan yang akan diselesaikan adalah :


(18)

1. Bagaimana menerapkan pendekatan SCM pada sistem informasi yang akan dibangun.

2. Bagaimana menentukan jumlah produk yang harus disediakan untuk memenuhi pemesanan dari pelanggan.

3. Bagaimana membangun sistem informasi bagi PD.Dedy Kurnia Jaya dalam mengolah data-data bahan baku, produk dan membuat laporan-laporan.

I.3 Maksud dan Tujuan I.3.1 Maksud

Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi dengan pendekatan supply chain management di PD. Dedy Kurnia Jaya yang disajikan dalam bentuk website.

I.3.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1. Menerapkan pendekatan SCM dengan sistem informasi manajemen berbasis web sehingga memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam melakukan kerja sama bisnis dengan supplier dan pengrajin dimanapun mereka berada.

2. Memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam menentukan jumlah produk yang harus disediakan sebagai pertimbangan untuk menentukan jumlah persediaan produk, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan produk jadi.

3. Memudahkan dalam pengolahan data-data produk, bahan baku, transaksi-transaksi dan membuat laporan-laporan.

I.4 Batasan Masalah

Sebagai ruang lingkup pembuatan tugas akhir ini, penulis mengambil batasan-batasan cakupan pembahasan guna menjaga konsistensi tujuan dari


(19)

perancangan sistem itu sendiri, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan menjadi terarah sebagaimana mestinya. Batasan tersebut adalah :

1. Dalam studi kasus ini konsep supply chain management hanya menitikberatkan pada hubungan antara perusahaan dengan supplier dan pengrajin.

2. Sistem tidak menangani penerimaan order bahan baku dari pengrajin dan order produk jadi dari pelanggan atau konsumen.

3. Mengelola data produk, pelanggan dan bahan baku di PD. Dedy Kurnia Jaya

4. Jenis produk yang diolah berupa boneka tokoh kartun, boneka hewan, tas, dan bantal.

5. Mengelola data pembelanjaan(permintaan) bahan baku yang terjadi antara PD. Dedy Kurnia Jaya dengan suppliers yaitu data supplier dan permintaan bahan baku.

6. Menampilkan laporan permintaan bahan baku, penjualan bahan baku, pembelian produk, dan pemesanan produk.

7. Sistem tidak menangani data-data keuangan yang terjadi berupa transaksi dan data gaji karyawan yang bekerja di PD Dedy Kurnia Jaya.

8. Peramalan menggunakan metode peramalan dengan hasil error terkecil dengan metode untuk menghitung error menggunakan metode MAPE dan MSE. Data yang digunakan untuk peramalan adalah data Boneka Cindy dengan ukuran small.

I.5Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi penelitian yang digunakan untuk pembuatan laporan dan proses pembangunan sistem informasi pada PD Dedy Kurnia Jaya adalah sebagai berikut :

1 Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :


(20)

a.Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian. Membaca buku mengenai pemrograman PHP dan buku tentang Supply chain management.

b.Observasi.

Cara pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung ke PD. Dedy Kurnia Jaya.

c.Interview / Wawancara.

Cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pemilik dan maupun pegawai di PD Dedy Kurnia Jaya.

2 Metode pembuatan perangkat lunak

Dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan metode waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya :


(21)

a. Analysis

Communication merupakan tahap pertama yang menjadi dasar dari proses pembuatan perangkat lunak yakni dilakukan inisiasi proyek, seperti mengumpulkan kebutuhan secara lengkap yang kemudian akan dianalisis masalahnya dan tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. Selain itu dilakukan juga requirements gathering, dimana akan dikumpulkan informasi requirement dari user yang dilakukan dengan cara interview, survey atau diskusi maupun kuisioner. Tahap ini merupakan tahap dimana dilakukan estimasi mengenai kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk membuat sistem. Pada tahap ini data yang ingin dikumpulkan yakni berupa data-data boneka, data penjualan beberapa bulan kebelakang, data pembelanjaan bahan baku serta data penjualan bahan baku. Selain itu, penjadwalan dalam proses pengerjaan juga ditentukan pada tahap ini.

b. Design

Design dikerjakan setelah semua kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Tahap ini dikerjakan sebelum melakukan coding. Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilan antarmukanya. Pada tahap ini juga membantu dalam menjabarkan kebutuhan hardware dan sistem serta mendefinisikan kebutuhan atribut program, seperti struktur data, arsitektur perangkat lunak dan detail prosedur sistem secara keseluruhan. Karena pada sistem ini menggunakan model analisis terstruktur maka dokumentasi yang nanti akan dihasilkan antara lain berupa : Sistem Flow, Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan Kamus Data. Dengan tools atau alat bantu dalam pembuatan dokumen-dokumen menggunakan Microsoft office Visio 2007.


(22)

c. Coding

Pada tahap ini merupakan penerjemahan desain sistem yang telah dibuat ke dalam bentuk kode-kode yang dimengerti oleh komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan untuk database-nya menggunakan MySQL. Program yang dibangun kemudian langsung diuji.

d. Maintenance

Setelah proses pengkodean dan pengujian selesai, dilakukan pengiriman yang artinya implementasi kepada masyarakat luas dalam artian disini pihak PD Dedy Kurnia Jaya dimana perangkat lunak diterapkan atau diinstal yang telah selesai dibuat kedalam lingkungan Teknologi Informasi instansi dan memberikan pelatihan kepada pengguna di instansi. Pada tahap ini juga dilakukan pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan agar sistem tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana fungsinya. Karena sistem yang dibuat berbasis web makan pada tahap ini juga dilakukan hosting dan menguji program agar bisa berjalan dengan baik juga di dalam web.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang permasalahan dimana menjelaskan inti permasalahan dan alasan mengapa harus dilakukan penelitian di instansi tersebut dan alasan menggunakan pendekatan SCM dalam solusi penyelesaian dari masalah yang terjadi, yang kemudian diikuti dengan merumuskan masalah, menentukan tujuan, pembatasan masalah, bagaimana tahap dalam pengumpulan data, model pengembangan perangkat lunak yang digunakan serta sistematika penulisan.


(23)

BAB II. LANDASAN TEORI

Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan seperti teori tentang apa itu sistem, informasi kemudian kesimpulan sistem informasi, teori tentang SCM meliputi pengertian SCM, apa bedanya SCM dengan SC (Supply Chain), area cakupan dari SCM dan peran informasi dalam Supply Chain, sedikit teori tentang internet dan website, kemudian teori tentang PHP, XAMPP, MySQL serta Peramalan.

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini merupakan tahap menganalisis masalah-masalah yang timbul dari penelitian yang kemudian diubah ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pengguna dengan memodelkan masalah ke dalam bentuk sesuai dengan pada tahap Modelling.

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Setelah selesai menganalisis dan rancangan sistem yang telah jadi kemudian pada tahap ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman, dalam hal ini menggunakan PHP. Setelah perangkat lunak selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji sistem apakah berjalan dengan baik dan melakukan-melakukan perbaikan apabila terdapat kesalahan atau error.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari penelitian tugas akhir yang dilakukan dan saran untuk membangun kedepannya agar sistem yang dibangun semakin baik nantinya.


(24)

9 II.1Tempat Penelitian

II.1.1 Bidang dan Kegiatan Perusahaan

Saat ini perusahaan bergerak dalam bidang penjualan dengan produknya boneka. Dalam upaya mengembangkan usahanya, senantiasa tanggap terhadap kebutuhan, tuntutan, perkembangan mode produk dengan menyempurnakan produk yang sudah ada dan memperkenalkan yang lebih inovatif dan kompetitif.

Untuk sementara perusahaan ini belum membuka cabang di tempat lain, jadi hanya di satu tempat, hal ini mungkin dikarenakan lokasi Cikampek yang cukup strategis untuk dijangkau dari seluruh kota di Indonesia.

Jenis produk yang demikian banyaknya, menjadi tempat tujuan yang semakin diminati oleh para pelanggan boneka yang datang ke lokasi ini.

Pembinaan terhadap para pengrajin boneka juga sering dilakukan dalam upaya meningkatkan kwalitas produk. Baik dalam pemilihan bahan baku, proses produksi, maupun dalam pengemasan produknya.

Beberapa produk yang dimiliki oleh perusahaan ini diantaranya: 1. Boneka jenis hewan

2. Boneka jenis tokoh kartun 3. Boneka jenis buah-buahan 4. Berbagai jenis bantal

5. Macam-macan tas dari hewan dan tokoh kartun II.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

II.1. 2.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka antara hubungan satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat tugas, jabatan serta wewenang masing-masing perannya dalam suatu kesatuan yang utuh.

Struktur organisasi yang diterapkan pada PD Dedy Kurnia Jaya adalah tipe organisasi garis karena kekuasaan mengalir secara langsung dari pemilik kepada


(25)

pengelola dan kemudian diteruskan ke karyawan dibawahnya. Gambaran skema struktur organisasi dapat dilihat pada gambar II.1 sebagai berikut :

Gambar II.1 Struktur Organisasi

II.1. 2.2 Uraian Pekerjaan

Berikut akan dipaparkan masing-masing tugas kerja tiap bagian dari gambar struktur organisasi di atas antara lain sebagai berikut:

1. Pemilik bertanggung jawab atas jalannya seluruh transaksi bisnis. Memastikan setiap pelanggan yang ingin memesan produk dapat dilayani dengan baik yang dibantu oleh bagian pemasaran. Selain itu juga memastikan produk selalu tersedia untuk setiap jenis produk yang dibantu oleh bagian pengadaan.

2. Pengelola bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang terjadi di dalam lingkungan PD Dedy Kurnia Jaya. Berhubungan dengan supplier

dengan memesan bahan baku yang diperlukan. Menjalankan setiap transaksi yang terjadi kepada supplier dan pelanggan.


(26)

3. Bagian pengadaan produk bertanggung jawab langsung terhadap ketersediaan dan kondisi produk yang ada di lokasi gudang. Bagian pengadaan berhubungan langsung dengan para para pengrajin boneka. Mengontrol penyimpanan seluruh produk, baik yang masuk atau pun yang akan dikirim ke pelanggan.

4. Bagian pemasaran berhubungan langsung dengan para pelanggan, menerima pesanan produk, melakukan transaksi penjualan.

5. Bagian pengiriman mengatur produk-produk yang telah dikemas untuk dikirim kepada pelanggan.

6. Bagian pengrajin berhubungan langsung dengan bagian pengadaan. Menerima pesanan produk boneka, membuat boneka serta mengirim boneka yang sudah jadi dibuat ke bagian pengadaan.

II.2 Landasan Teori II.2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama saling berinteraksi untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Secara umum informasi dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan.

Jadi sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi yang bersifat manajerial dengan menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan serta menyediakan bagi pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

II.2.2 Supply chain management (SCM)


(27)

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya ternasuk supplier, pabrik, distributor, took atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir

(downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirm ke pabrik. Setelah

produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh distributor maupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima. Perusahaan pengapalan harus membagi informasi seperti ini supaya pihak-pihak yang berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat.


(28)

Gambar II.2 Simplifikasi model supply chain dan 3 macam aliran yang dikelola

Istilah SCM pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982 (cf. Oliver & Weber, 1982; Lambert et al. 1998). Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, SCM adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaanya. Namun perlu ditekankan bahwa SCM mengehendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi. Ada beberapa definisi tentang SCM. Misalnya, the Council of Logistics Management memberikan definisi berikut :

Supply chain management is the sistematic, strategic coordination of the traditional business functions within a particular company and across businesses within the supply chain for the purpose of improving the long-term performance or the individual company and the supply chain as a whole.


(29)

Jadi Supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualias yang bagus. Idealnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru.

II.2.2.2 Area Cakupan SCM

Apabila kita mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masik dalam klasifikasi SCM adalah :

1. Kegiatan merancang produk baru (product development)

2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement, Purchasing, atau

Control)

3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control) 4. Kegiatan melakukan produksi (Production)

5. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (Distribution) 6. Kegiatan pengelolaan pengembalian produk / barang (Return)

Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian departement atau divisi pada perusahaan manufaktur.

Tabel II.1 Lima bagian utama dalam sebuah perusahaan manufaktur yang terkait dengan fungsi utama supply chain

Bagian Cakupan Kegiatan antara lain

Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru


(30)

Pengadaan Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier

Perencanaan & pengendalian

Demand Planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan

Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas

Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi

II.2.2.3 Peran Informasi dalam Rantai Pasok

Menurut Chopra dan Meindl (2007) informasi harus memiliki beberapa karakteristik agar dapat berguna dalam mengambil keputusan rantai pasok :

1. Akurat. Informasi harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya agar manajer dapat mengambil keputusan yang baik. Tentunya selalu ada kemungkinan bahwa informasi yang tersedia mengandung kesalahan. Namun setidaknya informasi tersebut harus memberikan gambaran yang paling tidak mengarah kepada kebenaran

2. Tepat . sebuah perusahaan bisa dengan mudah tenggelam dalam lautan informasi, namun tidak dapat mengambil keputusan yang baik karena informasi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan.

3. Dapat diakses pada saat dibutuhkan. Seringkali yang terjadi adalah informasi sebenarnya ada, namun tidak dapat diakses pada saat dibutuhkan. Informasi yang akurat namun tidak dapat diakses pada saat dibutuhkan tidak dapat membantu pengambilan keputusan.


(31)

Gambar II.3 Informasi Rantai Pasok

Ket : garis merah menunjukkan batasan area dimana pendekatan SCM dilakukan

II.2.2.4 Teknologi informasi untuk rantai pasok

Mengingat peran penting dari informasi dalam mendukung kinerja rantai pasok maka manajer harus memahami bagaimana informasi dikumpulkan dan dianalisis. Simchi-Levi dkk (2004) mengartikan teknologi informasi (TI) sebagai alat-alat, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan untuk mengetahui keberadaan informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi ranti pasok. Chopra & Meindl(2007) mengistilahkan TI sebagai mata dan telinga, bahkan sebagian dari otak, dari manajemen dalam sebuah rantai pasok yang menangkap dan menganalisis informasi yang dibuthkan untuk pengambilan keputusan.

Simchi-Levi dkk (2004) mengatakan bahwa tujuan penerapan TI dalam manajemen rantai pasok adalah:

a Mengumpulkan informasi mengenai sebuah prouk mulai dari produksi sampai pengiriman dan pembelian dan menyediakan pola pandang bagi semua pihak dalam rantai pasok.


(32)

b Menyediakan akses bagi seluruh data dan infromasi yang ada dalam sistem melalui satu titik kontak (single-point-of-contact). Tujuannya adalah semua informasi yang tersedia baik untuk pelanggan atau untuk kebutuhan internal harus dapat diakses dalam satu langkah dan tetap sama terlepas dari cara untuk mengakses data tersebut baik melalui telepon, faks atau internet atau siapapun yang membutuhkan data tersebut.

c Menganalisis, merencanakan dan membuat tradeoff berdasarkan informasi dari seluruh komponen dalam sebuah rantai pasok

d Kolaborasi dengan partner untuk mengatasi ketidakpastian, antara lain melalui pembagian informasi, dan mencapai optimasi lobal.

Menurut Simchi-Levi dkk (2004) keempat tujuan tersebut tidak harus dicapai secara bersamaan dan tidak selalu tergantung satu sama lainnya. Tujuan-tujuan ini dapat ditarget secara bersamaan dengan tingkat kepentingan yang tergantung pada industri, ukuran perusahaan, prioritas internal dan pertimbangan pengembalian investasi.

II.2.3 Internet

Internet berasal dari kata interconnection-networking, merupakan sistem global daru seluruh jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.

Menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat miliaran informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja.

Dari segi komunikasi, internet merupakan sebuah sarana yang sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti dalam lingkungan pendidikan, lingkungan perusahaan ataupun lingkungan bisnis.


(33)

II.2.4 Website

Situs web atau sering diangkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video maupun animasi. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali dengan sebagai URL.

Gabungan atas semua situs yang dapat diakses public di internet disebut pula sebagai World Wide Web (WWW). Meskipun setidaknya halaman beranda situs internet ummnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat dalam situs web tersebut.

Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan instruksi-instruksi berbasis HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi dengan bahasa skrip. Berkas tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya sebuah halaman pada monitor komputer.

Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.

II.2.5 PHP

PHP (akronim dari PHP Hypertext PreProcessor) yang merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis.

PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-aplikasi yang


(34)

dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil pada web browser, tetapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.

Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini client menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server (dapat dilihat pada gambar dibawah). Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membaca permintaan dari client/browser 2. Mencari halaman/page di server

3. Melakukan instruksi yang diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman/page.

4. Mengirim kembali halaman tersebut kepada client melalui internet atau intranet.

Beberapa alasan mengapa banyak orang menggunakan PHP adalah sebagai berikut :

1. PHP dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda (Windows, Linux, Unix, etc.)

2. PHP merupakan web scripting open source 3. PHP mudah dipelajari

4. PHP bersifat embedded. Penulisan script PHP menyatu dengan HTML sehingga memudahkan dalam pembuatannya.

5. PHP meningkatkan kecepatan dari proses script

6. Life Cycle yang singkat, sehingga PHP selalu up to date mengikuti perkembangan teknologi internet

7. PHP mempunyai fleksibilitas yang tinggi, menyamai high level programming language seperti pada bahasa C.

II.2.6 XAMPP

XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL berbasis open source, yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP.


(35)

XAMPP mengombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda ke dalam satu pake. Sampai XAMPP versi 1.7.3, beberapa paket dibundel adalah sebagai berikut.

Apache HTTPD, mod_autoindex_color module, FileZilla FTP Server, Mercury Mail Transport Agent, OpenSSL, SQLite, The Webalizer, msmtp (a sendmail compatible SMTP client), MySQL, PrimeBase XT Storage Engine for MySQL, PHP, eAccelerator extension, Xdebug extension, Ming extension, PDFlib Liteextension, PEAR, phpMyAdmin, FPDF Library, ADOdb, Perl, CPAN, PPM, mod_perl, Apache::ASP.

XAMPP menyediakan antar muka control panel tersendiri yang dapat digunakan untuk menjalankan seluruh layanannya. Pada sistem operasi Windows, control panel dapat diakses melalui menu [Start] > [Program] > [XAMPP For Windows] > [XAMPP Control Panel].


(36)

Untuk memastikan servis Apache berhasil dijalankan, pada halaman XAMPP Control Panel Application, klik tombol [Admin]. Makan kita akan dibawa ke halaman browser pada alamat : http://localhost/.

Setiap web server memiliki stuktur direktori kerja (webroot atau document root) yang berbeda. Direktori ini difungsikan untuk menyimpan seluruh file aplikasi web, termasuk dokumen PHP.

Pada web server lokal (tidak di server internet sesungguhnya), seperti dalam paket XAMPP tersedia sebuah folder kerja dengan nama htdocs. Pada paket ini, folder kerja tersebut dapat ditemukan dalam folder “xampp’’ (misalkan di direktori F:\XAMPP), sesuai lokasi dimana disimpannya hasil instalasi.

Dengan meletakkan folder kerja pada direktori htdocs, maka kita dapat mengaksesnya dengan alamat http://localhost/nama-folder atau menggunakan IP Address computer kita, misalnya : http://192.168.1.100/nama-folder. Misalkan nama folder kerjanya adalah “AppSCM”, maka URL yang diakses adalah http://localhost/appscm/.

II.2.7 MySQL

Mysql adalah sebuah Database Open Source populer di dunia. Penggunaan nya sebagai database bahasa pemrograman populer seperti PHP dan Java adalah hal umum. Untuk memudahkan penggunaan Mysql, terdapat Software open source berbasis GUI, yakni phpmyadmin, yang dapat di download secara gratis di situs www.phpmyadmin.net. Phpmyadmin ini juga terdapat secara default pada Xampp (www.apachefriends.org), yaitu software yang membundle apache,php dan mysql serta Perl, di tambah modul-modul tambahan.

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, yaitu: 1. Open Source

2. Portability 3. Multiuser 4. Column types 5. Performance tuning 6. Security


(37)

7. Command and functions 8. Scalability and limits 9. Localisation

10.Struktur table 11.Clients and tools 12.Connectivity

II.2.8 Peramalan

II.2.8.1 Konsep Dasar Peramalan

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan. Sebelum dilakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu.

Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalah menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan sebagai perkiraan yang ilmiah (educated

guess). Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang

akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut.

Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi. Dalam peramalan ditetapkan jenis produk apa yang diperlukan (what), jumlahnya (how many), dan kapan dibutuhkan (when). Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang akan mendekati keadaan yang sebenarnya.

II.2.8.2 Tujuan Peramalan

Jika dilihat dari segi waktu, tujuan peramalan bisa dilihat sebagai berikut : 1. Jangka Pendek (Short Term)


(38)

Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low

Management.

2. Jangka Menengah (Small Term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management.

3. Jangka Panjang (Long Term)

Merencakanan kuantitas dan waktu dari fasilitah produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management.

II.2.8.3 Beberapa Sifat Hasil Peramalan

Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastiaan yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.

3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pengaruh pada peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan relative lebih masih konstan sedangkan makin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan.

II.2.8.4 Teknik Peramalan


(39)

Peramalan sebenarnya upaya untuk memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu resiko yang dapat dihindari semakin besar pula. Namun upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi oleh biaya yang dikeluarkan akibat mengupayakan hal tersebut.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah : 1. Horizon peramalan

Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing metoda peramalan yaitu :

a. Cakupan waktu dimasa yang akan datang

Untuk mana perbedaan dari metoda peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan .

b. Jumlah periode untuk mana ramalan diinginkan

Beberapa teknik dan metoda hanya dapat disuaikan untuk peramalan satu atau dua periode di muka, sedangkan teknik dan metoda lain dapat dipergunakan untuk peramalan beberapa periode dimasa mendatang. 2. Tingkat ketelitian

Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Unuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10 persen sampai dengan 15 persen bagi maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5 persen adalah cukup berbahaya.

3. Ketersediaan data

Metode yang dipergunakan sangat besar manfaatnya, apabila dikaitkan dengan keadaan atau informasi yang ada atau data yang dipunyai. Apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola musiman, maka untuk peramalan satu tahun ke depan sebaiknya digunakan metode variasi musim. Sedangkan apabila dari data yang lalu diketahui adanya pola hubungan antara


(40)

variable-variable yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan metode Sebab Akibat (causal) atau korelasi (correlation).

4. Bentuk pola data

Salah satu aspek yang paling penting dalam penyeleksian metode peramalan yang sesuai untuk data runtun waktu adalah untuk mempertimbangkan perbedaan tipe pola data. Ada empat tipe umum :

horizontal, trend, seasonal, dan cyclical.

Ketika data observasi berubah-ubah sekitar tingkatan atau rata-rata yang konstan disebut pola horizontal. Tipe ini pada data runtun waktu disebut stationary dalam rata-rata. Sebagai contoh penjualan tiap bulan suatu produk tidak meningkat atau menurun secara konsisten pada suatu waktu dapat dipertimbangkan untuk pola horizontal.

Gambar II.5 pola horizontal.

Ketika data observasi naik atau menurun pada perluasan periode suatu waktu disebut pola trend.


(41)

Ketika data observasi naik dan turun tidak pada periode yang ditetapkan disebut pola cyclical. Komponen cyclical adalah perubahan sekitar trend yang biasanya diakibatkan oleh kondisi ekonomi pada umumnya. Perubahan cyclical sering dipengaruhi oleh perubahan dalam perluasan dan penyempitan ekonomi, secara umum disebut sebagai siklus bisnis.

Gambar II.7 pola cyclical

Ketika observasi dipengaruhi oleh faktor musiman disebut pola

seasonal. Komponen seasonal disebut pola perubahan yang mengulang

sendiri tahun setelah tahun yang dimaksud. Untuk runtun tiap bulan, ukuran variabel komponen seasonal runtun tiap Januari, tiap Februari, dan seterusnya. Untuk runtun tiap triwulan ada elemen empat musim, satu untuk masing-masing triwulan. Sebagai contoh adalah pola data pembelian buka baru pada tahun ajaran baru.

Gambar II.8 pola seasonal

5. Biaya

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan


(42)

(storage) data, operasi pelaksanaan dan kesempatan penggunaan teknik-teknik dan metoda lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk sutau keadaan yang dihadapi.

6. Jenis dari Model

Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metoda peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan . Model-model ini merupakan suatu derat dimana waktu digambarkan sebagai unsur penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau “causal model”, yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnya merupakan campuran dari model – model yang telah disebutkan diatas. Model-model tersebut sangat penting diperhatikan, karena masing-masing model tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.

7. Mudah tidaknya penggunaan dan aplikasinya

Satu prinsip umum dalam penggunaan metoda ilmiah dari peramalan untuk menagement dan analisis adalah metoda – metoda yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan adan analisa. Prinsip ini didasarkan pada alasan bahwa, bila seorang manajer atau analisis bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia sudah tentu tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya. Jadi, sebagai ciri tambahan dari teknik dan metoda peramalan adalah bahwa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah teknik dan metoda peramalan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari manager atau analisis yang akan menggunakan metoda ramalan tersebut.


(43)

II.2.8.4.2 Klasifikasi Teknik Peramalan

Dalam sistem peramalan, penggunaan berbagai model peramalan akan memberikan nilai peramalan yang berbeda dan derajat dari galat peramalan yang berbeda pula. Salah satu seni dalam melakukan peramalan adalah memilih model peramalan terbaik yang mampu mengidentifikasi dan menanggapi pola aktifitas historis dari data yang tersedia.

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya mana peramalan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:

1. Dilihat dari Sifat Penyusunannya

a. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.

b. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaannya.

2. Dilihat dari Jangka Waktu Ramalan yang Disusun

a. Peramalan Jangka Pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu tahun atau kurang. Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain keputusan kontrol jangka pendek.

b. Peramalan Jangka Menengah, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya satu hingga lima tahun ke depan Peramalan ini lebih mengkhususkan dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.


(44)

c. Peramalan Jangka Panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari lima tahun yang akan datang. Peramalan jangka panjang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai perencanaan produk dan perencanaan pasar, pengeluaran biaya perusahaan, studi kelayakan pabrik, anggaran, purchase order, perencanaan tenaga kerja serta perencanaan kapasitas kerja.

3. Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :

a. Peramalan Kualitatif

Yaitu peramalan yang didasarkan atas kwalitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya permalan secara kwalitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperi Delphi,S-curve, analogies dan penelitian bentuk atau morphological research atau didasarkan atas ciri – ciri normative seperti decision matrices atau decisions trees. b. Peramalan Kuantitatif

Yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuntitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metoda yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metoda yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda, adapun yang perlu diperhatikan dari penggunaan metoda tersebut, adalah baik tidaknya metoda yang dipergunakan, sangat ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Metoda yang baik adalah metoda yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang


(45)

mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat 3 kondisi sebagai berikut :

1 Adanya informasi tentang keadaan yang lain

2 Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data 3 Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan

pada masa yang akan datang.

Gambar II.9 Taksonomi Peramalan

II.2.8.5 Beberapa contoh Teknik Peramalan

Berikut adalah pembahasan tentang beberapa teknik peramalan yang akan digunakan pada penyusunan tugas akhir ini.

II.2.8.5.1 Single Exponential Smoothing

Single Exponential Smoothin digunakan pada peramalan jangka pendek,


(46)

berfluktuasi di sekitar nilai mean yang tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan yang konsisten. Rumus untuk single exponential smoothing dapat dilihat pada persamaan 2.1 dibawah ini

Ft+1 = . Dt + (1- ) . Ft (2.1)

dimana :

Ft+1 =periode yang akan diramalkan

Dt = data permintaan aktual pada periode t

= faktor / konstanta pemulusan atau faktor bobot

besar, smoothing yang dilakukan kecil kecil, smoothing yang dilakukan semakin besar optimum akan meminimumkan MSE, MAPE.

II.2.8.5.2 Single Moving Average

Metode single moving average menggunakan rata-rata dari semua data peramalan. Moving average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai peramlan pada single

moving average dapat dilihat dari persamaan 2.2 dimana dari persamaan tersebut

menunjukkan peramalan sebuah moving average dari urutan ke k.

(2.2) Dimana,

= nilai peramalan untuk periode selanjutnya Yt = nilai sebenarnya/aktual pada peiode t

k =jumlah perlakuan dalam moving average.

Moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmetik dari k observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan data paling awal dibuang. Kecepatan respon terhadap perubahan pola data dasar tergantung jumlah periode k, termasuk dalam moving average. Model ini tidak


(47)

menangani trend atau musiman dengan sangat baik, walaupun itu lebih baik daripada metode simple average.

II.2.8.5.3 Simple Average

Suatu data masa lampau dapat dimuluskan dengan beberapa cara. Tujuan dari data dimuluskan adalah untuk dapat menggunakan data masa lampau untuk meramalkan periode-periode berikutnya. Persamaan 2.3 digunakan untuk merata-rata (menghitung mean) data bagian perlambangan untuk meramalkan periode selanjutnya.

(2.3) Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat ketika kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan di dalam runtun pada umumnya tidak berubah. Simple average menggunakan rata-rata (mean) dari semua observasi-observasi pada periode-periode sebelumnya yang relevan sebagai ramalan pada periode berikutnya.

II.2.8.6 Evaluasi Hasil Peramalan

Evaluasi hasil peramalan digunakan untuk mengetahui keakuratan hasil peramalan yang telah dilakukan terhadap data yang sebenarnya. Terdapat banyak model untuk melakukan perhitungan kesalahan peramalan. Beberapa metode yang digunakan adalah :

II.2.8.6.1 Root Mean Square Error

Cara yang cukup sering digunakan dalam mengevaluasi hasil peramalan yaitu dengan menggunakan metode Mean Squared Error (MSE). Dengan menggunakan MSE, error yang ada menunjukkan sebarapa besar perbedaan hasil estimasi dengan hasil yang akan diestimasi. Hal ini membuat berbeda karena adanya keacakan pada data atau karena tidak mengandung estimasi yang lebih akurat.


(48)

(2.4) Dimana :

MSE = Mean Square Error

N = Jumlah sampel yt = nilaiaktual per periode

= nilai hasil ramalan per periode

RMSE merupakan mengakarkan nilai dari MSE yang sudah dicari sebelumnya. RMSE digunakan untuk mencari keakuratan hasil peramalan dengan data history dengan menggunakan rumus. Semakin kecil nilai yang dihasilkan semakin bagus pula hasil peramalan yang dilakukan. Persamaan 2.5 digunakan untuk mencari nilai dai RMSE.

(2.5)

II.2.8.6.2 Mean Absolute Percentage Error

Metode ini melakukan perhitungan perbedaan antara data asli dan data hasil peramalan. Perbedaan tersebut diabsolutkan, kemudian didapatkan nilai

mean-nya. Suatu model mempunyai kinerja sangat bagus jika nilai MAPE berada di bawah 10%, dan mempunyai kinerja bagus jika nilai MAPE berada di antara 10% dan 20%.

Dalam fase peramalan, menggunakan MSE sebagai suatu ukuran ketepatan juga dapat menimbulkan masalah. Ukuran ini tidak memudahkan perbandingan antar deret berkala yang berebeda dan untuk selang waktu yang berlainan, karena MSE merupakan ukuran absolut. Lagi pula, interpertasinya tidak bersifat intuitif bahkan untuk para spesialis sekalipun, karena ukuran ini menyangkut penguadratan sederetan nilai.

Alasan yang telah disebutkan di atas dalam hubungan dengan keterbatasan MSE sebagai suatu ukuran ketepatan peramalan, Maka diusulkan ukuran –


(49)

ukuran alternatif, yang diantaranya menyangkut galat persentase.Tiga ukuran berikut seing digunakan :

Galat persentase (percentage error)

(2.6)

Nilai tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)

(2.7) Dimana

Xt = Data history atau data aktual pada periode ke - t

Ft = Data hasil ramalan pada periode ke – t

n = Jumlah data yang digunakan t = periode ke – t

II.2.9 Macromedia Dreamweaver MX

Macromedia Dreamweaver MX adalah sebuah software yang sangat baik

untuk mengedit aplikasi dan situs web dengan dukungan yang luas untuk CSS yang menawarkan cara mendesain dengan dua langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu design dan coding.

Macromedia Dreamweaver memiliki satu jendela mini yang disebut HTML

source tempat meletakan kode HTML tertulis, setiap akan mendesain website

seperti menulis kata-kata, meletakan gambar, membuat tabel dan proses lainnya, tag-tag HTML akan ditulis secara langsung megiringi proses pengaturan website. Artinya, selain untuk design website sekaligus mengenal tag-tag HTML yang membangun website itu. Ataupun sebaliknya menulis tag-tag dan teks lain di jendela HTML source dan hasilnya bisa dilihat langsung dilayar.


(50)

Mendukung berbagai elemen Flash MX dan elemen HTML dan memiliki lingkungan design ramping dan pengembangan. Macromedia Dreamweaver

mencakup fungsi validasi di browser yang berbeda dimana kita dapat secara otomatis memeriksa tag dan aturan-aturan CSS untuk kompabilitas dengan browser utama.


(51)

(52)

37

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada waktu hendak merancang suatu sistem hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan analisis dari sistem yang ada untuk mengetahui pokok permasalahan yang dihadapi saat ini dan apa saja kebutuhan dari sistem tersebut. Menganalisis sistem sangat diperlukan supaya sistem yang baru sesuai dengan kebutuhan user dan dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang terdahulu.

III.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan III.1.1Analisis Masalah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PD Dedy Kurnia Jaya terdapat

beberapa masalah internal perusahaan dan masalah terkait antara para supplier,

pengrajin dan pihak instansi yang bersangkutan yakni PD Dedy Kurnia Jaya.

Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut :

1 PD Dedy Kurnia Jaya mempunyai masalah kerja sama bisnis dengan

supplier dan pengrajin yang masih dilakukan dengan bertemu langsung. Menyebabkan waktu produksi dan pemesanan menjadi lambat, biaya produksi dan transportasi menjadi besar.

2 Persediaan stok di gudang karena ketidakpastian permintaan produk.

Kelebihan persediaan menyebabkan biaya penyimpanan menjadi lebih besar dan rentan produk akan rusak apabila terlalu lama disimpan. Sedangkan kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya kehabisan stok.

3 Proses pengarsipan dan pencatatan data-data produk, bahan baku,

transaksi-transaksi, dan pembuatan laporan-laporan. Tata cara penulisan berupa pencatatan ke dalam bentuk buku dengan tulis tangan, sehingga


(53)

menyebabkan terjadinya pengulangan data yang sama, kesalahan pencatatan nota pembelian, dan kesulitan dalam pembuatan laporan.

III.1.2 Gambaran Prosedur yang Terjadi

PD Dedy Kurnia Jaya mempunyai beberapa prosedur yaitu prosedur pengadaan/pembelian produk, pemesanan bahan baku, dan penjualan bahan baku. Prosedur-prosedur yang terjadi memiliki beberapa istilah yang perlu didefinisikan yakni :

1 Pengrajin

Pengrajin pada prosedur penjualan bahan baku merupakan konsumen bahan baku dari PD Dedy Kurnia Jaya yang dikategorikan sebagai pengrajin biasa. Pengrajin pada prosedur pengadaan produk merupakan supplier produk jadi dari PD Dedy Kurnia jaya yang dikategorikan sebagai pengrajin partner.

2 Supplier

Supplier pada prosedur pengadaan bahan baku merupakan supplier bahan baku untuk PD Dedy Kurnia Jaya.

III.1.2.1 Prosedur Pengadaan Produk Jadi

Untuk prosedur pengadaan produk melibatkan 3 pihak yakni bagian pengadaan produk, pemilik PD Dedy Kurnia Jaya dan pengrajin partner dengan keadaan atau kondisi jika produk yang dipesan pelanggan tidak tersedia di gudang atau jika persediaan digudang menipis. Prosedur pengadaan produk memiliki tahapan proses sebagai berikut :

1. Proses pengadaan produk jadi dimulai pada saat produk tidak tersedia

atau kosong di gudang ataupun saat produk di gudang menipis. Pegawai akan membuat daftar kebutuhan berdasarkan stok produk yang akan dipesan. Bila produk masih cukup maka bagian pengadaan produk tidak membuat daftar untuk kebutuhan produk.


(54)

2. Bagian pengadaan produk mengajukan permohonan atau permintaan ke pemilik.

3. Bila pemilik setuju, maka segera dilakukan pemesanan produk ke

pengrajin boneka. Dengan pemilik menyerahkan daftar pemesanan kepada pengrajin partner. Bila tidak disetujui maka bagian pengadaan produk akan membuat daftar kebutuhan lagi untuk diajukan kembali.

4. Setelah produk selesai dibuat, pihak pengrajin boneka mengirim produk

jadi tersebut beserta faktur pembelian produk ke pihak PD Dedy Kurnia Jaya melalui bagian pengadaan produk untuk di masukkan ke gudang.


(55)

Gambar III.1 Flowmap pengadaan produk jadi A1 : Arsip pembelian produk


(56)

III.1.2.2 Prosedur Pengadaan Bahan Baku

Untuk prosedur pengadaan bahan baku melibatkan 4 pihak yakni bagian pemasaran, pengadaan bahan baku, pemilik dan supplier. Prosedur pemesanan bahan baku memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Bagian pengadaan memeriksa persediaan bahan baku. Pengadaan bahan

baku dilakukan apabila persediaan kosong atau mencapai batas limit minimum (menipis) dari yang biasa disediakan.

2. Apabila tidak mencukupi sesuai dengan yang dibutuhkan maka akan

dilakukan pemesanan bahan baku sesuai dengan yang dibutuhkan dengan membuat perencanaannya. Jika dianggap masih mencukupi maka tidak membuat daftar kebutuhan

3. Kemudian bagian pengadaan bahan baku meminta persetujuan dari

pemilik.

4. Bila pemilik setuju, maka segera dilakukan permintaan bahan baku ke

supplier bahan baku. Dengan pemilik menyerahkan daftar permintaan kepada supplier bahan baku. Bila tidak disetujui maka bagian pengadaan bahan baku akan membuat daftar kebutuhan lagi untuk diajukan kembali.

5. Lalu menyerahkan daftar-daftar yang dibutuhkan ke supplier.

6. Supplier kemudian menyiapkan bahan baku yang dipesan, lalu

mengirimkan bahan baku ke pihak PD Dedy Kurnia Jaya beserta faktur pembayaran yang diterima oleh bagian pemasaran.


(57)

Gambar III.2 Flowmap pengadaan bahan baku A2 : Arsip permintaan bahan baku


(58)

III.1.2.3 Prosedur Penjualan Bahan baku

Untuk prosedur penjualan bahan baku melibatkan pihak pemasaran dan pengrajin biasa. Prosedur pengiriman produk memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Pengrajin biasa menghubungi ke bagian pemasaran (marketing) melalui

telekomunikasi telepon atau datang langsung ke toko

2. Bagian pemasaran mencatatat pesanannya pada kertas kosong yang

telah disiapkan dengan cara tulis tangan.

3. Kemudian catatan disampaikan ke bagian pengadaan bahan baku.

4. Bagian pengadaan akan mengecek ketersediaan bahan baku, bila tidak

tersedia maka akan dibuat informasi bahwa bahan baku kosong dan disampaikan ke pengrajin melalui pemasaran.

5. Bila bahan baku tersedia, maka bagian pengadaan bahan baku membuat

faktur untuk penjualan bahan baku dan menyerahkan total yang harus dibayar kepada pengrajin.

6. Pengrajin menyerahkan uang pembayaran dan dicek oleh bagian

pemasaran.

7. Faktur penjualan diserahkan kepada pengrajin satu buah dan nota yang


(59)

Gambar III.3 Flowmap penjualan bahan baku A3 : Arsip penjualan bahan baku


(60)

III.1.2.4 Deskripsi Tugas

Dari flowmap di atas dapat dilihat bahwa para pelaku mempunya deskripsi tugas masing-masing yaitu:

A. Pemasaran

1. Melakukan pencatatan daftar pesanan pelanggan

2. Membuat dokumen tentang pesanan pelanggan pada form pesanan

3. Melakukan pengiriman produk yang telah dikemas sebelumnya

4. Membuat informasi bahwa produk yang dipesan tidak bisa dipenuhi

atau kosong yang akan diberitahukan kepada pelanggan

5. Membuat informasi bahan baku kosong kepada pengrajin biasa.

6. Menerima dan melakukan pembayaran terhadap bahan baku

B. Pengadaan

1. Menerima daftar pesanan pelanggan.

2. Mencari produk yang dipesan di gudang.

3. Apabila produk ada maka segera langsung dilakukan pengemasan

produk.

4. Apabila produk tidak ada maka dilakukan pemeriksaan bahan baku di

gudang

5. Apabila bahan baku ada maka dilakukan pemesanan produk dengan

meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemilik

6. Lalu kemudian apabila pemilik menyetujui permintaan maka segera

dilakukan pemesanan produk kepada pengrajin

7. Apabila pemilik tidak menyetujui maka disampaikan ke pemasaran dan

membuat informasi bahwa produk kosong atau tidak bisa dipenuhi kepada pelanggan

8. Apabila bahan baku tidak ada maka dilakukan pemesanan bahan baku

dengan meminta persetujuan dari pemilik

9. Apabila pemilik menyetujui maka dilakukan pembelanjaan bahan baku

10.Menerima produk yang telah jadi dari pengrajin partner.


(61)

C. Pemilik

1. Membuat keputusan tentang disetujui atau tidaknya proses pemesanan

produk ke pengrajin

2. Membuat keputusan tentang disetujui atau tidaknya tentang proses

pemesanan bahan baku ke supplier

D. Pengrajin

1. Menerima permintaan pesanan pembuatan produk untuk pengrajin

partner.

2. Jika produk ada maka langsung dilakukan pengirman produk ke bagian

pengadaan

3. Jika produk tidak ada maka dilakukan pembuatan produk yang

kemudian akan dikirim apabila produk telah selesai dibuat

E. Supplier

1. Menerima daftar permintaan bahan baku dari PD Dedy Kurnia Jaya

melalui bagian pengadaan

2. Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan

3. Membuat nota pembayaran bahan baku

4. Menerima pembayaran bahan baku

5. Melakukan pengiriman bahan baku

III.1.2.5 Aturan Bisnis

Aturan bisnis yang diterapkan pada Sistem Informasi PD Dedy Kurnia Jaya adalah sebagai berikut:

1. Login

a. Login hanya bisa dilakukan oleh admin, pimpinan, pengrajin, dan

supplier yang terdaftar.

b. Data untuk login masuk supplier dan pengrajin akan diberikan dari


(62)

c. Supplier dan pengrajin dapat mengganti data-data untuk login.

2. Permintaan Bahan baku

a. Permintaan bahan baku dapat dilakukan ketika admin membuat

perencanaan dan harus disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan.

b. Permintaan bahan baku tertuju kepada supplier yang dipilih

terlebih dahulu.

3. Pembelian Produk

a. Pembelian produk dapat dilakukan ketika admin membuat

perencanaan dan harus disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan.

b. Pembelian produk tertuju kepada pengrajin yang dipilih terlebih

dahulu.

III.1.3 Analisis metode Supply chain management

Dari gambaran sistem yang berjalan sebagaimana dijelaskan diatas maka diusulkan penggunaan metode supply chain management pada sistem yang akan

dibangun. Metode supply chain management memiliki kerangka kerja yang

merupakan komponen pembangun untuk sistem tersebut.

Supply chain management terdiri dari 3 elemen yang saling terikat satu sama lain, yaitu:

1 Stuktur jaringan supply chain, yaitu jaringan kerja anggota dan hubungan

dengan anggota supply chain lainnya. Anggota supply chain meliputi

semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan focal baik secara langsung maupun tidak langsung melalui supplier atau pelanggannya dari point of origin hingga point of consumption.

2 Proses bisnis supply chain, yaitu aktivitas-aktivitas yang menghasilkan

nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.

3 Komponen manajemen supply chain berupa variable-variabel manajerial


(63)

Tabel III.1 Penguraian Elemen Kerangka Kerja

No Elemen

kerangka kerja

Sub elemen Kerangka kerja

Penerapan Dalam penelitian

1 Struktur jaringan

supply chain

Stuktur vertikal Hubungan internal antara :

1 Admin

2 Pimpinan

Hubungan eksternal antara :

1 Supplier :

i. Supplier Kain Nilex

ii. Supplier pelboa

iii. Supplier Laspur

iv. Supplier katun

v. Supplier benang

vi. Supplier kapas atau

silicon

2 Pengrajin

Pengrajin macam-macam boneka, tas dan bantal.

3 PD Dedy Kurnia Jaya

Posisi horizontal perusahaan

PD Dedy kurnia jaya berada pada poisisi sebagai sumber supply untuk para supplier dan pengrajin

2 Proses bisnis

supply chain

Demand management

Mengelola pemesanan yang masuk yang dilakukan pelanggan

Procurement 1 Proses pengadaan bahan

baku yang dibutuhkan

apabila terjadi kekurangan bahan baku

2 Proses pengadaan produk


(64)

apabila ada pesanan

ataupun tidak untuk

memenuhi persediaan.

3 Komponen

manajement supply chain

Metode perencanaan dan pengendalian

Merancanakan untuk

mengembangan hubungan ke

supplier dan pengrajin.

Mengendalikan aliran informasi dengan tepat waktu ke para supplier maupun pengrajin. Struktur aliran

kerja/aktivitas kerja

Kerja sama antara PD Dedy

Kurnia Jaya dengan supplier

untuk permintaan bahan baku dan kerja sama antara PD Dedy Kurnia Jaya dengan pengrajin untuk pembelian produk.

Struktur fasilitas aliran komunikasi

dan informasi

Komunikasi dan informasi antara PD Dedy Kurnia Jaya dengan supplier dan pengrajin terjalin melaluii pesawat telepon ataupun bertemu secara langsung.

III.1.3.1 Keterkaitan dengan Area Cakupan SCM

Pada sistem informasi dengan pendekatan SCM di PD Dedy Kurnia Jaya berbasis web yang akan dibangun akan diterapkan area cakupan SCM sebagai berikut :

Kegiatan-kegiatan utama yang masuk adalah :

1 Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement, Purchasing, atau

Control)

2 Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control)


(65)

Sementara aktivitas-aktivitas pada masing-masing kegiatan tersebut adalah:

Tabel III.2 Aktivitas kegiatan utama SCM PD Dedy Kurnia Jaya

Bagian Cakupan Kegiatan antara lain

Pengadaan Memilih supplier bahan baku, melakukan pembelian

bahan baku dan komponen, memilih

supplier(pengrajin) produk, dan melakukan

pembelian produk

Perencanaan & pengendalian

Demand Planning, peramalan permintaan,

perencanaan kapasitas, perencanaan pemesanan bahan baku, perencanaan pembelian produk dan persediaan

III.1.3.2 Analisis Pemetaan SCM Di PD Dedy Kurnia Jaya

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas maka pendekatan SCM dapat dipetakan ke dalam sistem yang ada pada PD Dedy Kurnia Jaya. Pemetaan tersebut meliputi komponen-komponen yang terlibat dengan PD Dedy Kurnia Jaya yaitu sebagai berikut:


(66)

Gambar III.4 Analisis Pemetaan SCM di PD Dedy Kurnia Jaya

III.1.4Usulan Perbaikan Sistem

Terdapat usulan dalam perbaikan sistem dengan menggunakan sistem SCM yaitu sebagai berikut :

Tabel III.3 Sistem Usulan untuk Pelaku Sistem

Pelaku Sistem Usulan

PD Dedy Kurnia Jaya

1. Memasukkan pemesanan dari pelanggan kedalam

sistem

2. Membuat perencanaan bahan baku apabila

kekurangan bahan baku

3. Perencanaan kemudian disetujui terlebih dahulu

oleh pimpinan

4. Setelah disetujui pimpinan, pemesanan bahan

baku dikirim ke supplier yang diajukan pada


(1)

Tabel IV.53 Pengujian Peramalan Produk Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Bulan, tahun,

produk

Hasil peramalan keluar Admin dapat membuat

peramalan produk sesuai dengan yang diharapkan

[ ] diterima [ ] ditolak

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Bulan, tahun,

produk

Tidak dapat membuat laporan dan

menampilkan pesan “data tidak tersedia”

Peramalan tidak bisa dibuat

[ ] diterima [ ] ditolak

IV.3.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha

Berdasarkan hasil pengujian alpha dengan kasus uji di atas maka dapat dibuat kesimpulan bahwa pembangunan sistem informasi dengan pendekatan supply chain management pada PD Dedy Kurnia Jaya masih memungkinkan terjadi kesalahan-kesalahan pada sintaks kerana penyaringan proses dalam bentuk message box belum maksimal ditampilkan dan beberapa fungsional masih harus diperbaiki lagi agar dalam penggunaan membuat user lebih nyaman, namun secara garis besar fungsional sistem sudah dapat mengeluarkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

IV.3.2 Pengujian Beta

Pengujian beta merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif dimana akan diuji secara langsung ke lapangan yaitu instansi yang bersangkutan. Pengujian dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada user berupa pertanyaan-pertanyaan tentang tanggapan user mengenai aplikasi yang dibuat.


(2)

236

User yang diwawancarai adalah user admin (pengelola di PD Dedy Kurnia Jaya). Hasil pengujian terhadap user tersebut adalah :

1. Menurut Anda, apakah sistem Informasi yang dibangun mudah dipelajari dan digunakan ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disumpulkan bahwa aplikasi yang dibuat cukup mudah untuk digunakan.

2. Menurut Anda, apakah aplikasi sistem informasi yang dibangun memudahkan Anda dalam mengelola data-data produk ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat memudahkan user dalam mengelola data-data produk

3. Menurut Anda, apakah aplikasi sistem informasi memudahkan Anda dalam mengelola data-data bahan baku ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat memudahkan dalam mengelola data bahan baku

4. Menurut Anda, apakah aplikasi sistem informasi ini memudahkan Anda mengelola data transaksi ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat membuat mengolah data transaksi menjadi lebih mudah dan terorganisir dengan baik.

5. Menurut Anda , apakah aplikasi sistem informasi ini memudahkan Anda dalam membuat laporan ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat membuat user manjadi lebih mudah dalam membuat laporan.


(3)

6. Menurut Anda, apakah aplikasi ini memudahkan Anda untuk melakukan permintaan bahan baku ke supplier ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat jika dilihat dari segi aplikasi membuat kerja sama dengan supplier menjadi mudah, namun dalam penerapannya harus disesuaikan dengan supplier apakah nyaman menggunakan aplikasi ini atau tidak.

7. Menurut Anda, apakah aplikasi ini memudahkan Anda untuk melakukan pembelian produk jadi ke pengrajin ?

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat jika dilihat dari segi aplikasi membuat kerja sama dengen pengrajin menjadi lebih mudah tapi sebenarnya lebih enak dengan pengrajin untuk kerja sama dengan menelepon langsung karena jarak yang tidak terlalu jauh. Tapi dari segi transaksi membuat lebih mudah dan rapih.

8. Bagaimana tanggapan Anda mengenai peramalan produk yang dilakukan sebagai pertimbangan untuk menentukan jumlah persediaan produk ? Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan sangat bagus dengan adanya peramalan yang diharapkan kedepannya dapat digunakan sehingga dalam pengelolaan stok menjadi lebih mudah dan dapat mengurangi menumpuknya barang di gudang.

9. Menurut Anda, apakah tampilan aplikasi sistem informasi ini menarik ? Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat mempunyai tampilan yang menarik, hanya saja menurut saya bisa lebih bagus dari yang sekarang mungkin bisa ada perubahan-perubahan mengenai warna dan letak menu-menunya.

10.Menurut Anda, apakah aplikasi sistem informasi ini sudah layak untuk dipakai ?


(4)

238

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat cukup layak untuk dipakai, semoga dapat membantu untuk menangani permasalah-permasalahan yang ada disini.

IV.3.3 Kesimpulan Pengujian Beta

Berdasarkan pengujian beta, dapat dilihat dari kuesioner bahwa pembangunan sistem informasi dengan pendekatan supply chain management di PD Dedy Kurnia Jaya ini dapat membantu dan memberikan solusi alternative dan pengguna menyatakan dari segi fungsionalitas aplikasi yang dibangun telah layak untuk digunakan namun untuk tampilan aplikasi masih banyak harus diperbaiki lagi agar lebih menarik lagi bagi pengguna aplikasi ini. Aplikasi ini masih harus diuji apakah layak untuk supplier dan pengrajin atau tidak dalam penggunaanya sehingga membuat supplier dan pengrajin menjadi nyaman dan percaya menggunakan aplikasi ini.


(5)

239

Dari hasil perancangan dan implementasi sistem informasi menggunakan pendekatan supply chain management ini dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari perbaikan sistem informasi yang dibangun ini

V.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1 Memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya melakukan kerja sama bisnis dengan supplier dan pengrajin.

2 Memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam menentukah jumlah persediaan produk jadi dengan menggunakan peramalan.

3 Memudahkan PD Dedy Kurnia Jaya dalam mengolah data-data produk, bahan baku, transaksi-transaksi, dan membuat laporan-laporan.

V.2Saran

Sistem informasi yang dibangun dengan pendekatan supply chain management di PD Dedy Kurnia Jaya masih dapat dikembangkan lebih lanjut dengan spesifikasi sistem yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik lagi.

Berikut ini beberapa saran sebagai tindak lanjut pengembangan terhadap penelitian ini :

1 Pada sistem ini tidak mengolah data-data keuangan berkaitan dengan transaksi yang dilakukan. Penelitian berikutnya dapat membuat proses transaksi antara pengrajin dengan pihak perusahaan dan antara supplier dan perusahaan menjadi terkomputerisasi dan bisa ditangani oleh sistem.

2 Tampilan antar muka pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih menarik lagi untuk para pengguna sistem.


(6)

240

3

Penelitian selanjutnya diharapkan sistem dapat menerima order baik dari pelanggan produk jadi maupun pelanggan bahan baku (pengrajin).