Pembangunan Sistem Informasi Dengan Pendekatan Supply Chain Management di PT Platinum Ceramics Bandung

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

FAJAR MAULANA

10109521

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014


(2)

v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR SIMBOL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 3

1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Profil Tempat Penelitian ... 7

2.1.1 Sejarah Perusahaan... 7

2.1.2 Logo Perusahaan ... 8

2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan ... 8

2.1.4 Struktur Organisasi ... 8

2.1.5 Job Description ... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Konsep Dasar Sistem ... 11

2.2.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem ... 11

2.2.1.3 Karakteristik Sistem ... 11

2.2.2 Sistem Informasi ... 12

2.2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 12

2.2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi ... 13

2.2.2.3 Kritera Umum Sistem Informasi ... 13

2.2.2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 13

2.2.2.5 Komponen Ideal Untuk Sistem Informasi... 14

2.2.3 Supply Chain Management ... 16

2.2.3.1 Strategi Supply Chain Management... 17

2.2.3.2 Komponen Utama Supply Chain Management ... 17

2.2.3.3 Komponen Internal Supply Chain Management ... 17

2.2.3.4 Teknologi Informasi Untuk Rantai Pasok ... 18

2.2.3.5 Peramalan Permintaan dan Pengelolaan Permintaan ... 18

2.2.3.6 Manajemen Pengadaan... 19

2.2.3.7 Manajemen Transportasi dan Distribusi ... 19

2.2.3.8 Teknik Safety Stock ... 19

2.2.3.9 Teknik Peramalan Untuk Data Trend ... 21


(3)

vi

2.2.6.1 Jaringan Antar Node ... 25

2.2.6.2 Jenis – Jenis Jaringan ... 26

2.3 Basis Data ... 27

2.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 27

2.3.2 Diagram Konteks ... 28

2.3.3 Diagram Arus Data ... 29

2.3.4 Kamus Data ... 30

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 31

3.1 Analisis Sistem ... 31

3.1.1 Analisis Masalah ... 31

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 31

3.1.2.1 Prosedur Penjualan ... 32

3.1.2.2 Prosedur Persediaan ... 34

3.1.2.3 Prosedur Pengadaan ... 35

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 37

3.1.3.1 Kesimpulan Aturan Bisnis ... 37

3.1.4 Analisis Peramalan ... 38

3.1.4.1 Analisis Peramalan Dengan Metode Safety Stok ... 40

3.1.4.2 Analisis Peramalan Dengan Metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown ... 41

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 46

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras ... 46

3.1.5.2 Analisi Perangkat Lunak ... 47

3.1.5.3 Analisis Jaringan ... 48

3.1.5.4 Analisis Pengguna / User ... 50

3.1.5.5 Analisis Pengkodean ... 52

3.1.5.6 Analisis Basis Data ... 53

3.1.6 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 55

3.1.6.1 Diagram Konteks ... 55

3.1.6.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 56

3.1.7 Spesifikasi Proses ... 59

3.1.8 Kamus Data ... 67

3.2 Perancangan Sistem ... 69

3.2.1 Diagram Relasi ... 69

3.2.2 Struktur Tabel... 70

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 73

3.2.4 Perancangan Antar Muka ... 74

3.3 Jaringan Semantik ... 87

3.3.1 Jaringan Semantik Pengguna ... 87

3.4 Perancangan Prosedural ... 89

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 93

4.1 Implementasi Sistem ... 93


(4)

vii

4.3.1.1 Skenario Pengujian... 97

4.3.2 Kasus dan Hasil Pengujian Black Box ... 98

4.3.2.1 Equivalence Parttioning ... 98

4.3.3 Kesimpulan Pengujan Black Box... 106

4.3.4 Pengujian Beta ... 107

4.3.4.1 Skenario Pengujian Beta Admin ... 107

4.3.4.2 Skenario Pengujian Beta Admin Sales ... 108

4.3.4.3 Skenario Pengujian Beta Adm Warehouse ... 108

4.3.4.4 Skenario Pengujian Beta Asst Sales Manager ... 109

4.3.4.5 Skenario Pengujian Beta Regional Sales Manager ... 110

4.3.5 Kesimpulan Pengujian Beta ... 111

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 113

5.1. Kesimpulan ... 113

5.2. Saran ... 113


(5)

115

[2] J. Hartono, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Offset, 2005.

[3] Prahasta, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Bandung: C.V, 2002.

[4] P. N. d. E. Mahendra, Supply Chain Management, Surabaya: Guna Widya, 2010.

[5] E. Herjanto, Manajemen Operasi, Jakarta: Grasindo, 2008.

[6] Madcom, Pemrograman Borland Delphi 7, Yogyakarta: Andi Offset, 2002. [7] M. Syafrizal, Pengantar Jaringan Komputer, Yogyakarta: Andi Offset, 2005. [8] A. Kristanto, Konsep Perancangan Database, Yogyakarta: Andi Offset, 2003.


(6)

iii

Informasi Dengan Pendekatan Supply Chain Management di PT Platinum Ceramics Bandung ” dapat terselesaikan dengan baik, untuk menyelasaikan program sarjana strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini hingga selesai, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Saya ucapkan terima kasih kepada Allah SWT

2. Bapak Irawan Afrianto S.T,M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia. 3. Bapak Harsa Wara Prabawa, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Utami Dewi W, S. Kom., M.Kom selaku penguji 1 yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T., selaku penguji 2 yang telah membantu dalam sidang yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia, atas ilmu, bimbingan dan bantuannya hingga penulis selesai menyusun skripsi ini.

7. Keluarga penulis yang telah membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan berupa doa dan materi kepada penulis.

8. Rekan yang berperan penting Rika Reviana tercinta, Fidami, Ridlo, Rima, Hena, Arie, Rifky, Deni, dan masih banyak lagi yang telah membantu dan mendukung penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.


(7)

iv

Bandung, 15 Februari 2014 Penulis,


(8)

Nama : Fajar Maulana

NIM : 10109521

Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 19 Oktober 1991 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Komp GBA 2 Blok i-2 No 21, Cipagalo, Bojongsoang Bandung

No. Telp./HP. : 0859.560.588.63

E-mail : fajarmaulana55@yahoo.com Riwayat Pendidikan

1997 – 2003 : SD Negeri Sukapura 2 Bandung 2003 – 2006 : SMP BPI 1 Bandung

2006 – 2009 : SMA BPI 2 Bandung

2009 – 2014 : Program Studi S1 Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya dalam keadaan sadara dan tanpa paksaan.

Bandung, 25 Februari 2014


(9)

1

menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya. CV. Dwimitra Nuansa Cemerlang adalah perusahaan distributor keramik yang berdiri sejak tahun 2002. Bertempat di Jl. Soekarno Hatta No 718 Bandung, merupakan cabang dari PT. Platinum Ceramics Industry yang fokus industrinya berada pada area produksi dan pendistribusian keramik.

Industri ini memiliki rangkaian sistem kerja mulai dari penjualan kepada konsumen, pengadaan barang dan perencanaan pengiriman barang. Secara umum pengelolaan sistem kerja yang masih bersifat manual merupakan kendala atau permasalahan yang mempengaruhi proses penjualan. Proses panjang yang harus dilakukan adm sales dalam proses penjualan adalah hal lain yang menjadi kebutuhan dalam mengoptimalkan penjualan. Dimana untuk sekali transaksi penjualan harus melibatkan adm sales, adm warehouse, asst sales manager, dan

regional sales manager.

Masalah lain yang dihadapi oleh CV. Dwimitra Nuansa Cemerlang berkenaan dengan pengelolaan informasi data dimana terdapat ketidakpastian suatu informasi barang dan ketidakcocokan data barang dengan data master. Termasuk didalamnya mengenai penentuan jumlah pemesanan barang untuk pengadaan, penentuan jumlah persediaan untuk persediaan gudang dan penditribusian yang memakan banyak waktu, kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan atau kekurangan barang untuk beberapa item dan keterlambatan pendistribusian barang.

Melihat kondisi tersebut maka dalam mendukung kegiatan yang ada didalam perusahaan, dibutuhkan konsep menejemen yang dapat mengatur persediaan barang, aliran brang dan informasi yang tepat dan akurat dari rantai persediaan yaitu konsep Supply Chain Management (SCM). Maka dari itu, akan


(10)

dibangun sistem informasi dengan pendekatan Supply Chain Management di PT Platinum Ceramics Bandung.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

dirumuskan peramasalahan yang diajukan yaitu bagaimana membangun “Sistem

Informasi Dengan Pendekatan Supply Chain Management Di PT. Platinum

Ceramics Industry Bandung”.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian tugas akhir ini adalah membangun sistem informasi dengan pendekatan supply chain management di PT Platinum Ceramics Bandung. Sedangkan tujuan yang diharapkan dari pembangunan sistem ini diantaranya yaitu: 1. Memudahkan pihak asst sales manager untuk menentukan jumlah barang

untuk proses pengadaan

2. Memudahkan pihak adm warehouse untuk menentukan jumlah barang yang harus disediakan sebagai bahan pertimbangan untuk menetukan jumlah pengadaan.

1.4Batasan Masalah

Untuk mencegah terjadinya pembahasan yang diluar topik, maka ditetapkanlah beberapa batasan agar penelitian dan aplikasi yang akan dibuat dapat dilakukan sesuai dengan prosedur yang belaku. Adapun batasan masalah dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem digunakan oleh Asst Sales Manager, Adm Sales, Adm Warehouse dan

Regional Sales Manager

2. Sistem dibangun berupa aplikasi berbasis desktop

3. Untuk komunikasi antar pengguna menggunakan sistem Client Server karena digunakan dalam satu gedung

4. Data yang digunakan adalah data penjualan, dan data stok barang dari bulan Juni hingga Oktober tahun 2013


(11)

5. Komponen Supply Chain Management yang digunakan dalam penenlitian ini adalah komponen Internal Supply Chain Management karena hanya meliputi bagian internal CV Dwimitra Nuansa Cemerlang

6. Metode peramalan yang digunakan untuk pengadaan adalah metode Double

Exponential Smoothing dengan perhitungan hasil error terkecil menggunakan

MSE

7. Metode perhitungan untuk penentuan jumlah persediaan barang menggunakan metode perhitungan ROP

8. Jenis produk yang diolah berupa keramik merek Platinum yaitu K ACACIA LINE (A) (A) 05.00X33.00

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis desktiptif, yaitu suatu metodologi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian dinasa sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Metode analisis deskriptif terdiri dari metode pengumpulan data dan pembangunan perangkat lunak.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Literatur (Library Research)

Studi literatur dilakukan dengan pengumpulan data kajian dari sistem informasi, Supply Chain Management berdasarkan buku dan jurnal.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara yang dilakukan kepada Kepala Gudang dan beberapa staf yang berperan dalam pengujian di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang.

c. Observasi (Obsevation Research)

Observasi yang dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh secara langsung di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang.


(12)

1.5.2 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall, karena menghasilkan sestem yang terstruktur dengan baik di tiap prosesnya. Waterfall merupakan salah satu model pengembangan software, dimana kemajuan suatu proses dipandang sebagai aliran yang mengalir ke bawah seperti air terjun. Maka tahapan dalam model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan. Selain itu dari satu tahap kita dapat kembali ke tahap sebelumnya, gambar dan tahapan yang meliputi beberapa proses tersebut yaitu:

Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan perangkat lunak pada model

waterfall menurut Ian Sommerville [1], diantaranya:

a. Requirements analysisand definitions : Pada tahap ini mengumpulkan

kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus di penuhi oleh program yang akan di bangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.

b. System and software design : tahap ini dikerjakan setelah kebutuhan selesai

dikumpulkan secara lengkap.

c. Implementation and unit testing : Tahap desain program diterjemahkan ke

dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.

d. Integration and system testing : Tahap penyatuan unit-unit program kemudian

di uji secara menyeluruh.

e. Operation and Maintenance : Tahap mengoperasikan program

dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.


(13)

Requirements analysis and

definition

System and software design

Integration and system testing Implementation

and unit testing

Operation and maintenance

Gambar 1.1 Model Waterfall Ian Sommerville [1]

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab yang membahas latar belakang CV Dwimitra Nuansa Cemerlang, perumusan masalah yang terdapat di lingkungan CV Dwimitra Nuansa Cemerlang, maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan, batasan masalah, metodologi penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang profile umum, struktur organisasi, dan job description CV Dwimitra Nuansa Cemerlang, landasan teori yang berisi teori – teori yang melandasi dari pembangunan sistem informasi dengan pendekatan Supply Chain


(14)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang analisis sistem, analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang, proses penyusunan hirarki, proses perhitungan bobot, analisis kebutuhan non-fungsional, analisis pengguna / user, analisis perangkat keras, analisis perangkat lunak. Selain itu terdapat juga analisis pengkodean, analisis basis data, analisis kebutuhan fungsional, diagram konteks, spesifikasi proses, kamus data, stuktur tabel, perancangan antar muka, perancangan prosedural dan jaringan semantik untuk aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakukan di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat sebagai aplikasi yang user-friendly dan metode pengujian dalam sistem evaluasi penempatan fasilitas umum ini menggunakan pengujian black box. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari uraian proses pembangunan dan saran – saran tentang aplikasi untuk penulisan tugas akhir.


(15)

7 struktur organisasi, dan layanan.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

CV Dwimitra Nuansa Cemerlang adalah yang terdepan di kota Bandung dalam pelayanan kualitas, inovasi dan pelayanan keramik yang berperan sebagai distributor keramik dan merupakan cabang dari PT. Platinum Ceramics Industry. Dengan telah melayani pelanggan meningkatkan gaya hidup mereka melalui media lantai keramik selama lebih dari 11 tahun. Melalui inovasi terus menerus dan perhatian terhadap kualitas yang tidak diragukan, CV Dwimitra Nuansa Cemerlang telah menetapkan standar dan membuat patokan pada industri ini.

Pabrik yang modern sangat terotomatisasi dan berperalatan lengkap untuk memproduksi lantai keramik, porselen berlapis khusus dan tanpa lapisan dengan berbagai motif dan ukuran.

a. Visi

Menjadi perusahaan kerkamik yang utama dan dominan dengan jangkauan global, melalui pertumbuhan yang berkelanjutan dan kepemimpinan dalam menyediakan layanan, produk, dan antusiasme terhadap pelanggan

b. Misi

Kami berupaya menciptakan nilai dan memberikan kepuasan bagi para pelanggan kami dengan meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup mereka. Kami lakukan hal ini dengan menyediakan layanan yang prima dan serangkaian jenis keramik yang memilik nilai tambah yang mampu memberi keuntungan bagi perusahaan dan partner kami


(16)

2.1.2 Logo Perusahaan

Berikut adalah Logo CV Dwimitra Nuansa Cemerlang Bandung ( Gambar 2.1 )

Gambar 2.1 Logo Instansi 2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan

Bertempat di Jl. Soekarno Hatta No 718 Bandung, CV Dwimitra Nuansa Cemerlang merupakan cabang dari PT. Platinum Ceramics Industry dan berperan sebagai distributor terbesar dikota Bandung.

2.1.4 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi CV Dwimitra Nuansa Cemerlang Bandung ( Gambar 2.2 )

REGIONAL SALES MANAGER

ASST SALES MANAGER

SPV SALES

SALES RETAIL

SPV WH

ADM SALES

COLLECTOR SATPAM ADM WH CHECKER

HELPER

DRIVER FORKLIFT

Gambar 2.2 Struktur Organisasi CV Dwimitra Nuansa Cemerlang 2.1.5 Job Description

Berikut adalah susunan tugas yang harus dilakukan untuk setiap bidang atau divisi yang ada di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang.


(17)

1. Regional Sales Manager a. Monitoring Omzet : Harian b. Membuat Laporan Sales : bulanan

c. Membuat Laporan Kompetitor : Tiap bulan

d. Memberikan laporan omzet by SJ ke Owner : Tiap Minggu 2. Asst Sales Manager

a. Melakukan kontrol Salesman ( Harian ) b. Membuat laporan ( Bulanan )

c. Mengajukan OD/OL tiap hari

d. Mengadakan meeting tiap sabtu ( Mingguan ) 3. SPV Sales

a. Melakukan kunjungan ke outlet ( Harian ) b. Membuat order yang diterima ( Harian ) 4. Sales Retail

a. Melakukan kunjungan ke outlet ( Harian ) b. Membuat order yang diterima ( Harian ) 5. Collector

a. Membuat Laporan hasil penagihan tiap sore ( Harian ) b. Mengambil dokumen tagihan setiap pagi ( Harian ) 6. Adm Sales

a. Menerima order dari toko setiap hari ( Harian ). b. Melakukan input SO ( Tiap hari )

c. Melakukan pemesanan stok keramik ke pabrik ( Harian ) 7. Satpam

a. Melakukan pengisian buku kejadian setiap hari ( Harian ). 8. SPV WH

a. Melakukan pembagian tugas kiriman ekpidisi ( Harian ) b. Melakukan persetujuan biaya supir ( Harian )


(18)

c. Melakukan kegiatan meeting intern ( Mingguan ) d. Kontrol kebersihan di gudang ( Harian )

e. Melakukan jadwal stok opname secara berkala ( 3 bulanan ) 9. Admin WH

a. Membuat Surat jalan ( Harian )

b. Menyetorkan Bukti biaya operasional ke finance ( Harian ). c. Membuat Laporan Pecah ( Bulanan )

d. Membuat Adm Lembur ( Bulanan ) 10.Checker

a. Chek barang keluar / Masuk ( Harian ) b. Melakukan Kebersihan Gudang ( Harian ) 11.Driver

a. Melakukan pengiriman keramik ke toko ( Harian ) b. Membuat Laporan biaya operasional ( Harian ) c. Melakukan kebersihan dan perawatan Truk ( Harian ) d. Mengemudikan Truk ( Harian )

12.Forklift

a. Membantu Loading barang ke Truk ( Harian ) 13.Helper

a. Membantu Loading barang ke Truk ( Harian )

b. Mengirimkan keramik ke toko sesuai Surat jalan ( Harian ) 2.2 Landasan Teori

Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan, serta membantu dalam penyusunan penelitian. Teori-teori yang digunakan tersebut, bukan sekedar pendapat dari pengajaran saja, melainkan teori yang sudah teruji kebenarannya.


(19)

2.2.1 Konsep Dasar Sistem

Konsep dasar sistem ini meliputi pengertian dasar dari sistem, bentuk umum sistem, karakteristik sistem dan analisis sistem.

2.2.1.1 Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan komponennya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Sedangkan pendekatan sistem yang menekankan pada komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu [2].

2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem

Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 2. 3. Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Input Proses Output

Gambar 2.3 Model sistem sederhana 2.2.1.3 Karakteristik Sistem

Adapun karakteristik dari suatu sistem, yaitu : 1. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk membentuk satu


(20)

kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem yang lain atau dengan linkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistemdipandang sebagai satu kesatuan.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Perhubungan (Interface)

Perhubungan merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subsistem lain.

5. Masukan (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. 6. Keluaran (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

7. Pengolahan

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran (Object)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran-sasaran dari sistem sangat membutuhkan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.2.2 Sistem Informasi

2.2.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem (gabungan) manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,


(21)

menyimpan, dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengendalian [3].

2.2.2.2 Tujuan dan Aktifitas Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan mensistematikkan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi suatu organisasi. Sedangkan kegiatan yang dimaksud adalah mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyampaikan informasi (komunikasi) yang diperlukan di dalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan.

2.2.2.3 Kritera Umum Sistem Informasi

Kriteria umum sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang dianggap sebagai ukuran unjuk-kerja. Kriteria umum tersebut mencakup:

1. Debit, yaitu jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan

waktu.

2. Response time, yaitu waktu antara event, reaksi terhadap event sampai

dengan proses terhadap event selesai dilakukan (makin cepat makin baik). 3. Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data

(makin rendah makin baik).

4. Pemenuhan fungsi, maksudnya fungsi-fungsi yang didefinisikan

(requirements) harus dapat dijalankan sebagaimana direncanakan.

2.2.2.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem informasi berbasis komputer bukan merupakan hal yang baru sekarang. Teknologi ini selalu mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat cepat sejak pertama kali diperkenalkan. Adapun ciri-ciri umum dari CBIS adalah sebagai berikut:

1. Data tersimpan di dalam media yang dapat dibaca oleh mesin dan bersifat padat (compact) hingga lebih mudah dan cepat untuk ditelusuri.


(22)

2. Sekumpulan data yang berukuran besar dapat disimpan di dalam satu lokasi saja. Sementara analisis dari berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang lengkap akan lebih mudah untuk dilakukan.

3. Kecepatan pengolahan data sangat tinggi dan sudah menjadi prioritas. 4. Transmisi data dapat dilakukan melalui sarana telekomunikasi (kabel,

microwave).

5. Secara keseluruhan, delay atau keterlambatan yang terdapat di dalam aliran data dan informasi relatif kecil karena proses-proses penelusuran, pengolahan, dan transmisi data dapat dilakukan dengan cepat.

6. Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar tidak menghalangi kemudahan dalam memonitor dan mengoordinasikan segala aktivitas terkait.

2.2.2.5 Komponen Ideal Untuk Sistem Informasi

Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology blok), blok basis data (database block) dan blok kendali (controls block). Keenam blok tersebut harus saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai sasaran dalam satu kesatuan.

Gambar 2.4 Komponen Blok Bangunan

Di bawah ini adalah penjelasan dari masing-masing blok yang sudah disebutkan tadi:


(23)

a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran

Produk yang dihasilkan dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang baik serta bermanfaat dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen semua pemakai sistem. d. Blok Teknologi

Teknologi merupakan sebuah tool-box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware

atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware).

e. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan untuk mengakses atau memanipulasinya digunakan perangkat lunak yang disebut dengan DBMS (Database Management


(24)

Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Perlu dilakukan pengorganisasian terhadap basis data yang ada agar informasi yang dihasilkannya baik dan efisiensi kapasitas penyimpanannya.

f. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan yang terjadi di dalam sistem, ketidakefisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Sehingga beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun dapat langsung segera diperbaiki jika seandainya hal-hal yang disebutkan diatas terjadi.

2.2.3 Supply Chain Management

Supply Chain Management (SCM) adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terinegrasi yang melibatkan pihak – pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik, jaringan distribusi maupun jasa – jasa logistik.

Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi baik antara fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak – pihak diluar perusahaan disepanjang Supply Chain.[4]

Kegiatan Supply Chain Management mencakup pengembangan produk, pengadaan material dan komponen, perencanaa produksi dan pengendalian persediaan, produksi, dan distribusi atau transportasi. Kegiatan SCM juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Kegiatan fisik yang meliputi pengadaan bahan baku / komponen, produksi, penyimpanan, transportasi/distribusi, dan pengembalian produk


(25)

2. Kegiatan mediasi pasar yang terdiri dari riset pasar, pengembangan produk, dan pelayanan penjualan.

2.2.3.1 Strategi Supply Chain Management

Strategi Supply Chain bisa didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis disepanjang Supply Chain yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada Supply Chain tersebut. Strategi ini sangat penting untuk menciptakan daya saing dipasaran.

Erat kaitannya dengan strategi Supply Chain adalah tujuan strategis yang harus dicapai. Tujuan strategis ini harus mempertemukan aspirasi pelanggan dan kemampuan Supply Chain. Dari sisi pasar, tujuan strategis yang harus dicapai adalah menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan bervariasi. Tujuan strategis tersebut bisa diwujudkan apabila internal Supply

Chain memiliki kemampuan untuk menciptakan efisiensi, kualitas, kecepatan,

fleksibilitas, dan kemampuan berinovasi [4].

2.2.3.2 Komponen Utama Supply Chain Management

Dalam Supply Chain Management terdapat tiga komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut :

a. Upstream Supply Chain

b. Internal Supply Chain Management

c. Downstream supply chain segment

2.2.3.3Komponen Internal Supply Chain Management

Merupakan keseluruhan proses pegniriman barang ke gudang yang emudian akan digunaan untuk transfirmas proses bisnis masukan bahan baku dar ara distributor ke dalam hsail keluaran perusahaan tersebut. Kegiatan utama yang meliputi internal supply chain management dalam sistem ini adalah pengendalian persediaan.


(26)

2.2.3.4 Teknologi Informasi Untuk Rantai Pasok

Informasi sangat penting untuk untuk kinerja rantai pasok karena informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Informasi yang mengalir antar bagian didalam sebuah perusahaan juga antar perusahaan dalam sebuah rantai pasok akan memberikan manajer rantai pasok visibilitas atau pandangan tentang keseluruhan rantai pasok sehingga mereka dapar membuat keputusan yang lebih baik.

Gambar 2.5. Informasi dalam rantai pasok 2.2.3.5 Peramalan Permintaan dan Pengelolaan Permintaan

Adalah kegiatan untuk mengestimasi besarnya permintaan terhadap barang atau jasa tertentu pada suatu periode dan wilayah pemasaran tertentu. Peramalan bisa dibuat pada tingkatan yang berbeda – beda. Misalnya, apabila perusahaan menjual beberapa kelompok produk di beberapa wilayah berbeda, maka ramalan bisa dibuat secara agregat untuk semua kelompok produk dan semua wilayah atau untuk setiap kelompok produk, tiap wilayah, atau bahkan pada level yang lebih detail yaitu pada level individu produk. Agregasi juga bisa dibuat berdasarkan waktu. Jadi angka ramalan bisa dibuat untuk periode harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.


(27)

2.2.3.6 Manajemen Pengadaan

Manajemen pengadaan adalah salah satu komponen utama Suppy Chain

Management. Tugas dari manajemen pengadaan adalah menyediakan input,

berupa barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.

Disamping itu bagian pengadaan juga biasanya bertugas menyediakan jasa seperti jasa transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi, dan sebagainya. Pada bagian laib Supply Chain, peran bagian pengadaan bisa agak berbeda. Misalnya pda perusahaan ritel, tugas utama bagian pengadaan adalah mendapatkan barang – barang yang akan mereka jual.

2.2.3.7 Manajemen Transportasi dan Distribusi

Untuk menciptakan keunggulan berkompetisi, perusahaan tidak lagi bisa mengandalkan cara – cara tradisional dalam mendistribusikan prduk – produk mereka. Perkembangan teknologi dan inovasi dalam manajemen distribusi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan kecepatan waktu kirim serta efisiensi yang tinggi dalam jaringan distribusi mereka, sesuatu yang sangan dipentingkan oleh pelanggan dewasa ini.

2.2.3.8 Teknik Safety Stock

Persediaan pengaman pada semua situasi ada suatu "safety stock" antara menempatkan pesanan untuk penggantian persediaan, penerimaan dari pada barang yang masuk kedalam persediaan.Tenggak waktu ini biasanya disebut dengan delivery lead time. Setelah mengadakan pesanan untuk penggantian, pemenuhan pesanan dari langganan harus dipenuhi persediaan yang ada. Permintaan dari langganan biasanya berfluktuasi dan tidak dapat diramalkan dengan tepat kecuali jika ada kesepakatan sebelumnya dan tidak melebihi permintaan yang telah disepakati bersama [5].

Safety stock disini sudah tertanggar. Apabila pesanan dilakukan pada waktu persediaan sebesar 300 unit maka pada waktu barang yang dipesan datang


(28)

persediaan gudang masih 160 unit (yaitu 360 - 200), persis sama besar nya dengan besarnya safety stock, yang berarti safety stock tidak tertanggar.

Persediaan pengaman dengan sendirinya akan ada resiko yang tidak dapat di hindari bahwa persediaan yang ada akan habis sama sekali sebelum penggantian datang sehingga pelayanan kepada langanan tidak dapat dipenuhi dengan baik. Karena tingkat pelayanan ini harus dipertahankan dengan menciptakan suatu Safety stock yang akan menampung setiap penyimpanan selama lead time.

Pengertian tentang safety stock, yaitu yang dimaksud dengan persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock-out).

Perencanaan persediaan bahan baku yang telah diperhitungkan, namun sering persediaan bahan baku tersebut tidak mencukupi karena sering meloncatnya persediaan hasil produksi perusahaan ataukah persediaan tersebut mengalami rusak atau tidak memenuhi standar industri untuk memenuhi permintaan konsumen.

Rumus persediaa pengamanan dapat dihitung sebagai berikut :

= �. α

= � � � +

Dimana :

Z = Daerah dibawah kurva normal 95% (1,645)

α

= Standar devisiasi permintaan selama waktu tenggang d = Tingkat kebutuhan perunit waktu


(29)

2.2.3.9 Teknik Peramalan Untuk Data Trend

Rangkaian Trend ditandai dengan adanya kecenderungan arah data bergerak naik (growth) atau turun (decline) pada jangka panjang. Dengan kata lain runtun waktu dikatakan mempunyai Trend jika nilai rata – ratanya berubah sawaktu – waktu sehingga diharapakan untuk menambah atau mengurangi selama periode untuk ramalan yang mana diinginkan [5].

Teknik peramalan untuk data trend digunakan jika :

a. Daya produksi yang meningkat atau kemajuan teknologi yang mendorong perubahan gaya hidup

b. Bertambahnya jumlah penduduk yang mendorong pada permintaan barang dan jasa

c. Daya beli dolar yang mempengaruhi perekonomian d. Penerimaan pasar meningkat.

Teknik yang bisa digunakan untuk data trend adalah sebagai berikut :

a. Moving Average

b. Holt Linear Esponential Smoothing

c. Simple Regression

d. Growth Curve

e. Double Exponential Smoothing

f. Autogressive Integrated Moving Average

2.2.3.9.1 Metode Peramalan Double Exponential Smoothing

Metode ini digunakan ketika data menunjukkan adanya trend. Exponential smoothing dengan adanya trend seperti pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponen harus diupdate setiap periode, level dan trendnya. Level adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai data pada akhir masing-masing periode. Trend adalah estimasi yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata pada akhir masing-masing periode. Rumus double


(30)

S’t = α Xt+(1- α).S’t-1

S”t= α S’t+ (1- α).S”t-1

at = 2S’t –S”t

bt= α (S’t–S”t) / (1- α)

Ft+m = at + bt (m) dimana:

α = koefisien pemulusan

S’t = nilai-nilai penghalusan eksponensial tunggal

S”t = nilai-nilai penghalusan eksponensial ganda

at = penyesuaian nilai penghalusan tunggal untuk periode t bt = komponen kecenderungan

Ft+m = nilai ramalan untuk m periode ke depan dari t 2.2.3.9.2 Pengukuran Ketelitian Dari Prakiraan

Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan ditambahkan dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan peramalan yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Metode itu menghasilkan kesalahan-kesalahan-kesalahan-kesalahan sedang yang kemungkinan lebih baik untuk kesalahan kecil, tetapi kadang menghasilkan perbedaan yang besar.

Berikut ini adalah beberapa ukuran yang dipakai untuk menghitung kesalahan prakiraan.[5]

MSE = (Σ |Ft-Y|2)/n

Keterangan :

Ft = Hasil peramalan peride ke t

Y = Data asli (riil) periode ke t n = Jumlah periode pengamata Ft-Y = Kesalahan peramalan


(31)

2.2.4 Perangkat Keras

Perangkat keras yang sering digunakan mencakup:

1. Central Processing Unit (CPU), merupakan bagian dari sistem

komputer yang bertugas memproses semua intruksi-intruksi dan program. CPU juga bertugas mengendalikan seluruh operasi yang ada di dalam sistem komputer.

2. RAM. Perangkat ini digunakan oleh CPU untuk menyimpan sementara semua data dan program yang dimasukkan melalui input device.

3. Storage. Perangkat ini merupakan tempat penyimpanan data secara

permanen atau semi permanen. Contohnya adalah harddisk, disket, CD, DVD, dan flashdisk. Semakin besar Sistem Informasi yang dibangun, maka semakin besar pula media penyimpanan yang dibutuhkan.

4. Input Device. Perangkat ini merupakan perangkat-perangkat yang

digunakan untuk memasukkan data ke dalam perangkat Sistem Informasi. Yang termasuk ke dalam input device adalah keyboard,

mouse, digitizer, scanner, kamera digital, dan sebagainya.

5. Output device. Perangkat ini merupakan peralatan-peralatan yang

digunakan untuk merepresentasikan data dan atau informasi. Output device diantaranya monitor, printer, plotter dan sebagainya.

2.2.5 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan sistem informasi yang dibuat. Program yang digunakan yaitu Delphi Versi 7.0.

2.2.5.1 Borland Delphi Versi 7.0

Delphi adalah suatu program berbasis bahasa Pascal yang berjalan dalam lingkungan Windows.Delphi telah memanfaatkan suatu teknik pemrograman yang disebut RAD yang telah membuat pemrograman menjadi lebih mudah.

Borland Delphi atau yang biasa disebut Delphi saja, merupakan sarana aplikasi visual. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal, Turbo


(32)

Pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 dirancang untuk dijalankan pada sistem operasi DOS (yang merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan pada saat itu). Sedangkan Delphi yang diluncurkan pertama kali tahun 1995 dirancang untuk beroperasi dibawah sistem operasi Windows.

Kelebihan Borland Delphi 7.0 yaitu telah dilengkapi dengan sejumlah komponen yang tergolong sebagai dbExpress, yang memungkinkan koneksi ke MySQL ataupun Oracle dilakukan dengan mudah, sehingga Delphi dapat digunakan sebagai aplikasi front-end yang berhubungan dengan database server. [6]

2.2.6 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer

autonomous atau lebih yang terhubungan dengan media transmisi kabel atau

tanpa kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat membuat computer lainnya

restart, shutdown, atau melakukan kontrol lainnya, maka komputer-komputer

tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol terhadap computer lain dengan akses penuh).

Dua unit computer dikatakan terkoneksi apa bila keduanya bisa saling bertukar data/informasi, sebagai resource yang dimiliki, seperti file, printer, media penyimpanan ( hardisk, floppy disk, cd-rom, flash disk, dll). Data yang berupa teks, audio, maupu video bergerak melalui media kabel atau pun tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer dalam jaringan computer dapat saling bertukar file/ data, mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware/software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.

Tiap komputer, printer atau peripheral yang terhubung dalam jaringan disebut dengan node. Sebuah jaringan komputer sekurang-kurangnya terdiri dari dua unit komputer atau lebih, dapat berjumlah puluhan komputer, ribuan, atau bahkan jutaan node yang saling terhubung satu sama lain.[7]


(33)

2.2.6.1 Jaringan Antar Node

Di dalam jaringan komputer dikenal sistem koneksi antar node (komputer), yaitu:

1. Peer to Peer

Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan computer yang terdiri dari beberapa komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Untuk penggunaan khusus, seperti laboratorium komputer, riset, dan lain-lain.

Peer to peer adalah suatu model dimana PC dapat memakai resource

pada PC lain atau memberikan resource-nya untuk dipakai PC lain. Dengan kata lain dapat berfungsi sebagai client maupun server pada periode yang sama. Metode peer to peer ini pada sistem Windows dikenal sebagai workgroup, di mana tiap-tiap koputer dalam satu jaringan dikelompokan dalam satu kelompok kerja .

Gambar 2.6 Peer to peer

2. Client-Server

Client server digunakan pada jaringan lokal dimana ada suatu unit

komputer yang berfungsi sebagai server yang hanya memberikan layanan bagi computer lain dan client hanya meminta layanan dari server. Akses dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dahulu ke server yang dituju.

Client hanya bisamenggunakan resource yang disediakan server

sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang dijalankan pada sisi client merupakan resource yang tersedia di server atau


(34)

aplikasi yang di-instal di sisi client namun hanya bisa dijalankan setelah terkoneksi ke server.

Jenis layanan Client-Server antara lain:

a. File Server : memberikan layanan fungsi pengolahan file. b. Print Server: meberikan layanan fungsi pencetakan.

c. Database Server: proses-proses fungsional mengenai database dijalankan pada mesin ini dan stasiun lain dapat meminta pelayanan.

d. DIP(Document Information Processing): memberikan layanan fungsi penyimpanan, manajemen dan pengambilan data.

2.2.6.2 Jenis – Jenis Jaringan

Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Local Area Network (LAN)

Sebuah LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan pada sebuah sekolah. Biasanya jarak antar node tidak lebih jauh sekitar 200m.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Jenis jaringan komputer ini adalah jaringan komputer yang memungkinkan jarak yang cukup jauh. Tipe ini digunakan untuk membangun jaringan komputer antar gedung, dalam satu kota, atau antarkota yang berada pada jangkauannya. Jaringan ini biasanya digunakan oleh perusahaan-erusahaan besar seperti perbankan, BUMN, perusahaan penjualan motor, dan lain-lain. Simulasinya dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan jenis ini merupakan jaringan terbesar karena mencakup radius antarnegara bahkan benua tanpa batasan geografis seperti jenis jaringan yang lain.


(35)

2.3 Basis Data

Databese adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu [8] Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :

1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yangdiorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu,untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik.

2.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan model yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam DFD. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Terdapat tiga simbol yang digunakan yaitu :

1. Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

2. Atribut, entitas mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entitas.

3. Hubungan, entitas dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini dinamakan relationship. Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan juga harus dibedakan antara hubungan dan isi hubungan.


(36)

1. Hubungan satu ke satu (One to one relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan kedua, begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.7 ERD dengan relasi satu ke satu 2. Hubungan satu ke banyak (One to many relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas kedua, tetapi setiap entitas pada himpunan entitas kedua hanya dapat berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas pertama.

Gambar 2.8 ERD dengan relasi satu ke banyak 3. Hubungan banyak ke banyak (many to many relationship)

Artinya setiap entitas pada himpunan entitas pertama berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas kedua, dan demikian juga sebaliknya.

Gambar 2.9 ERD dengan relasi banyak ke banyak 2.3.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu alat atau metode penggambaran suatu sistem informasi secara global, baik sistem informasi yang berbasis komputer atau


(37)

tidak berbasis komputer. Diagram konteks terdiri dari sebuah simbol proses yang mewakili keseluruhan proses dalam sistem dan minimal sebuah external entity

(entitas luar) yang merupakan sumber atau tujuan data dari sistem tersebut dan aliran data yang menggambarkan aliran suatu masukan ataupun keluaran dari sistem tersebut. Berdasarkan notasi Yourdon proses digambarkan dengan lingkaran, entitas luar dengan persegi panjang, dan aliran data digambarkan dengan garis yang diberi mata panah.

2.3.3 Diagram Arus Data

DAD (Diagram Arus Data) merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang tersruktur (Structured Analysis and

Design). DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah

ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Untuk mewakili arus data dalam suatu sistem digunakan notasi atau simbol sehingga sangat membantu dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Beberapa simbol yang sering digunakan di DAD untuk maksud mewakili :

1. External entity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar

(external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat

berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

2. Data flow (arus data)

Arus data menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data di DAD diberi simbol suatu panah. Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti.


(38)

3. Process (proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses data ditunjukkan dengan simbol lingkaran. Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi identifikasi proses, nama proses dan pemroses.

4. Data Store (Simpanan data)

Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di sistem komputer.

2.3.4 Kamus Data

Kamus data (data dictionary) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat pada tahap analisis maupun pada tahap perencanaan sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Kamus data harus memuat hal-hal berikut ini: 1. Nama arus data

2. Panjang karakter 3. Tipe data


(39)

31

analisis sistem yang bertujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan dari pengguna aplikasi. Dalam analisis sistem, dilakukan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci dengan maksud agar proses evaluasi dan identifikasi masalah dapat lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan yang ada.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis Masalah merupakan sebuah asumsi dari masalah yang akan diuraikan dalam prosedur-prosedur pengolahan data pada program Sistem Informasi dengan Pendekatan Supply Chain Management di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang Bandung. Analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan saat ini adalah :

1. Pengelolaan sistem kerja yang bersifat manual dan proses mekanisme pemesanan barang yang panjang

2. Ketidakpastian suatu informasi barang dan ketidakcocokan data barang yang ada dengan data master

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Tujuan analisis prosedur adalah untuk mengetahui seluruh proses, pelaku dan dokumen yang terkait dengan sistem yang sedang berjalan pada saat ini. Pada tahap ini diharapkan dapat diperoleh informasi maupun data yang diperlukan oleh sistem yang sedang berjalan. Sistem utama yang sedang berjalan saat ini yaitu :

1. Prosedur Penjualan 2. Prosedur Persediaan 3. Prosedur Pengadaan


(40)

3.1.2.1 Prosedur Penjualan

Berikut adalah proses penjualan ( Gambar 3.1 Prosedur Penujualan). 1. Konsumen memberikan data pesanan kepada admin sales

2. Admin sales menginputkan data pesanan dan memberikan kepada adm warehouse untuk mengecek barang

3. Apabila barang tidak ada adm warehouse memberikan informas kepada admin sales untuk diteruskan kepada konsumen

4. lalu konsumen memilih barang lain

5. apabila barang ada, adm warehouse memberikan kepada admin sales untuk membuat faktur pembayaran pesanan dan membuat surat jalan untuk pengiriman

6. faktur pembayaran pesanan diberikan kepada asst sales manager untuk pengecekan kredit

7. apabila kredit bermasalah maka dikembalikan kepada admin sales untuk menginformasikan kepada konsumen agar melunasi tagihan sebelumnya atau membayar kontan untuk barang yang dipesan

8. konsumen melakukan pembayaran kepada admin sales dan diverifikasi oleh asst sales manager

9. Setelah diverifikasi faktur pembayaran terverifikasi dikembalikan kepada admin sales untuk diarsipkan.


(41)

Gambar 3.1Prosedur Penjualan Keterangan :

A1 : Arsip Data Pesanan A2 : Arsip Data Pesanan Ada

PROSEDUR PENJUALAN

ADM WAREHOUSE

KONSUMEN ADMIN SALES ASST SALES MANAGER

P

h

ase

Data Pesanan Data Pesanan

Input Data Pesanan Data Pesanan Data Pesanan Data Pesanan Cek Barang Data Pesanan Tidak Ada Data Pesanan Ada Cek Data Pesanan Ada A1 A2 Data Pesanan Tidak Ada Data Pesanan Tidak Ada Pilih Barang Lain Tdk Ya Data Pesanan Ada Buat Faktur Pembayaran Pesanan Data Pesanan Ada Faktur Pembayaran Pesanan Faktur Pembayaran Pesanan A2 A3 Faktur Pembayaran Pesanan Cek Kredit Cek Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Faktur Pembayaran Pesanan Tdk

Bermasalah Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Lunasi Hutang/ Bayar Kontan Cek Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Lunas Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Kontan Ya Tdk Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Kontan Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Lunas Input Pembayaran Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Kontan Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Lunas Faktur Pembayaran A4 A5 Faktur Pembayaran Verifikasi Pembayaran Faktur Pembayaran Terverifikasi Faktur Pembayaran Terverifikasi A6 Faktur Pembayaran Terverifikasi Buat Surat Jalan Surat Jalan A7 Surat Jalan Faktur Pembayaran Terverifikasi A6 Surat Jalan A7


(42)

A3 : Arsip Faktur Pembayaran Pesanan

A4 : Arsip Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Kontan A5 : Arsip Faktur Pembayaran Pesanan Bermasalah Lunas A6 : Arsip Faktu Pembayaran Terverifikasi

A7 : Arsip Surat Jalan 3.1.2.2 Prosedur Persediaan

Berikut adalah proses Persediaan Barang Gudang ( Gambar 3.2 Prosedur Persediaan Barang Gudang).

1. Adm Warehouse melakukan cek fisik harian

2. Adm Warehouse menghitung stok barang dan membuat laporan stok barang dan diberikan kepada regional sales manager.

3. Regional Sales Manager memverifikasi laporan stok barang untuk diarsipkan dan dikembalikan kepada Adm Warehouse.

Prosedur Persediaan

Adm_Warehouse Regional Sale Manager

Data Stok Barang

Data Stok Barang Hitung

Stok Barang

Laporan Stok Barang

Verifikasi Laporan Stok Barang

Laporan Stok Barang Terverifikasi

A1 Buat

Laporan Stok Barang

Laporan Stok Barang

A1 Laporan Stok

Barang Terverifikasi

Gambar 3.2 Prosedur Persediaan Barang Gudang Keterangan :


(43)

3.1.2.3 Prosedur Pengadaan

Berikut adalah proses pengadaan barang ( Gambar 3.3 pengadaan barang). 1. Adm Warehouse membuat laporan data barang dan memberikan kepada asst

sales manager

2. Asst Sales manager mengecek stok minimal dan kebutuhan barang, apabila stok dan kebutuhan barang aman, maka laporan stok barang diarsipkan dan diberikan kepada Regional Sales Manager untuk di verifikasi dan diarsipkan, apabila tidak aman maka asst sales manager membuat pengajuan pengadaan barang baru dan dicetak menjadi form pengajuan pengadaan barang baru dan diberikan kepada Regional Sales Manager

3. Regional Sales Manager memverifikai form pengajuan pengadaan barang baru untuk di arsipkan dan diberikan kepada Asst Sales Manager untuk dikirim ke pusat via email.


(44)

Prosedur Pengadaan

Adm warehouse Asst Sales Manager Regional Sales Manager

Data Stok Barang

Buat Laporan Data Barang Laporan Stok Barang Laporan Stok Barang Cek Stok Minimal dan Kebutuhan Barang Cek Laporan Stok Barang Tidak Aman tdk ya Laporan Stok Barang Aman A2 Laporan Stok Barang Aman Verifikasi Laporan Stok Laporan Stok Barang Aman Terverifikasi A3 A1 Buat Pengajuan Pengadaan Barang Baru Pengajuan Pengadaan Barang Baru Cetak Pengajuan Form Pengajuan Pengadaan Barang Baru Form Pengajuan Pengadaan Barang Baru Verifikai Pengajuan Pengadaan Form Pengajuan Pengadaan Barang Baru Terverifikasi A4 Form Pengajuan Pengadaan Barang Baru Terverifikasi A4

Gambar 3.3 Pengadaan Barang Keterangan :

A1 : Arsip Laporan Stok Barang

A2 : Arsip Laporan Stok Barang Aman

A3 : Arsip Laporan Stok Barang Aman Terverifikasi


(45)

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis

Aturan bisnis yang diterapkan pada Sistem Informasi CV Dwimitra Nuansa Cemerlang adalah sebagai berikut:

1. Penjualan

a. Penjualan dilakukan apabila admin sales menerima pesanan

b. Proses pemesanan barang dilanjutkan apabila tidak ada masalah dalam persediaan

2. Prosedur Pengadaan Barang

a. Adm Warehouse memperbaharui stok aman barang

b. Asst Sales manager mengecek stok minimal dan kebutuhan barang, apabila stok dan kebutuhan barang aman, tidak dilakukan pengadaan barang baru, apabila tidak aman maka asst sales manager membuat peramalan pengadaan dan diverifikasi oleh Regional Sales Manager. c. Asst sales manager mengirimkan email pesanan barang kepusat setelah

diverifikasi oleh regional sales manager. 3. Prosedur Safety Stock

a. Adm Warehouse meramalkan stok aman barnag

b. Adm Warehouse mengupdate stok aman barang sebagai bahan acuan pengadaan barang

3.1.3.1 Kesimpulan Aturan Bisnis

Pada sistem informasi dengan pendekatan SCM di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang yang akan dibangun akan diterapkan area cakupan SCM sebagai berikut:

Kegiatan – kegiatan utama yang masuk adalah :

Internal supply chain segment

Dalam hal ini komponen Internal Supply Chain Management

diterapkan pada saat admin warehouse melakukan penentuan jumlah stok barang dari mulai menghitung barang dari stok, penjualan dan barang terkirim hingga menentukan jumlah persediaan.


(46)

Kegiatan utama : pengendalian persediaan

Sementara aktifitas – aktifitas pada masing – masing kegiatan tersebut adalah :

Tabel 3.1Aktifitas kegiatan utama SCM CV Dwimitra Nuansa Cemerlang

Bagian Cakupan Kegiatan Antara Lain

Adm Warehouse perencanaan persediaan

Asst sales manager Peramalan penjualan,Peramalan Pengadaan Barang

Admin Sales Penjualan

Dari analisis aturan bisnis dan penjelasan pada Bab 2 bagian 2.2.3.2 dapat disimpulkan bahwa semua aturan yang ada sudah cukup dan dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan Sistem Informasi Dengan Pendekatan

Supply Chain Managerment di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang Bandung.

3.1.4 Analisis Peramalan

Analisis metode peramalan bertujuan untuk mempermudah dalam proses pemenuhan penyediaan barang di CV. Dwimitra Nuansa Cemerlang. Hal yang pertama yaitu adalah memilih metode untuk meramalkan persediaan barang dengan memperhatikan jenis pola data. Berdasarkan hasil analisa, metode yang akan digunakan dalam meramalkan pemesanan barang untuk pemenuhan jumlah penyediaan barang di CV. Dwimitra Nuansa Cemerlang adalah metode peramalan kuantitatif yaitu metode Double Exponential Smoothing. Metode peramalan ini digunakan berdasarkan dari pola pergerakan data yang di tunjukan pada sejumlah data uji (Gambar 3.5). Pada gambar tersebut terlihat bahwa pola pergerakan data menunjukan pola data trend karena data tersebut mengalami kenaikan dalam jangka panjang. Metode peramalan Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown lebih cocok digunakan dalam meramalkan data dengan pola data trend pada data uji tersebut.


(47)

Gambar 3.4 Grafik Penjualan K Acacia Tabel 3.2 Penjualan Keramik

PPERIODE K

ACACIA Bulan Minggu Qty Jual

JUNI

1 1.010

2 1.014

3 1.015

4 1.017

JULI

5 1.019

6 1.025

7 1.021

8 1.026

AGUSTUS

9 1.031

10 1.090

11 1.089

12 1.142

SEPTEMBER

13 1.135

14 1.182

15 1.169

16 1.210

OKTOBER

17 1.191

18 1.226

19 1.201

20 1.230


(48)

Dalam pengukuran kesalahan peramalan digunakan metode MSE (Mean

Square Error). Metode ini merupakan cara untuk mengukur dan mengevaluasi

kesalahan-kesalahan dalam teknik peramalan.

Data yang akan dianalisis hanya diambil dari beberapa jenis keramik saja untuk contoh atau sample dalam penerapan metode peramalan Double

Exponential Smoothing Satu Parameter Brown. Data-data tersebut disajikan

dalam ( tabel 3.2 Penjualan Keramik).

3.1.4.1 Analisis Peramalan Dengan Metode Safety Stok

Penerapan metode Safety Stock yaitu pada proses perhitungan peramalan persediaan keramik untuk periode mingguan selanjutnya.

Adapun rumus dari metode ini yaitu: = ��� = � � � + Keterangan :

Z = Daerah dibawah kurva normal 95 % (1,645)

α

= Standar deviasi permintaan selama waktu tenggang d = Tingkat kebutuhan perunit waktu

l = Waktu Tenggang

Berikut contoh perhitungan dengan metode Safety Stok

Diketahui :

Z = Daerah dibawah kurva normal 95% (1,645)

α

= 20 d = 100 L = 3

= �. α


(49)

= � �� +

ROP = 100 x 3 + 33 = 333 Doz Kesimpulan :

Jadi persediaan minimal yang harus disiapkan oleh pihak gudang untuk minggu ke 21 adalah 333 yang didapat dari hasil perhitungan Safety Stok. 3.1.4.2 Analisis Peramalan Dengan Metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown

Penerapan metode Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown yaitu pada proses perhitungan peramalan keramik untuk periode

mingguan selanjutnya. Metode ini menggunakan dua kali pemulusan dengan (α)

alpha sebagai besarnya parameter. Besar nya (α) alpha juga terletak diantara 0

dan 1.

Adapun rumus dari metode ini yaitu:

S’t= α Yt + (1 - α) S’t-1

S”t = α S’t + (1 - α) S”t-1

At= S”t + (S’t –S”t) = 2S’t –S”t

Bt= [α/(1 –α)][ S’t –S”t ]

Ft+m = At + Bt . (m)

Keterangan :

S’t : pemulusan tahap pertama untuk periode t S”t : pemulusan tahap kedua untuk periode t S’t-1 : pemulusan tahap pertama untuk periode t-1 S”t-1 : pemulusan tahap kedua untuk periode t-1

Ft+m : ramalan untuk periode waktu t+m

m : periode waktu yang diramalkan :1,2,3,4,…


(50)

a. Perhitungan Penjualan Keramaik Acacia

Perhitungan data penjualan keramik acacia akan dijelaskan dengan proses perhitungan peramalan dengan menggunakan metode

Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown.

Data penjualan keramik acacia dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. Maka akan dijelaskan mengenai langkah-langkah perhitungan peramalan untuk mengetahui penjualan keramik acacia pada bulan November 2013 dengan periode peramalan selama 5 bulan.

a. Contoh Perhitungan untuk konstanta (α) alpha (α = 0,1)

S`2 = αY2 + (1-α) S`2-1

= 0,1 (1014) + 0.9 (1010)= 1010,40

S``2 = αS`2 + (1 –α)S``2-1

= 0,1 (1010,40) + 0,9 (1010)= 1010,04 A2 = S”2 + (S’2 –S”2)

= 2S’2 –S”2

= 2 * 1010,40– 1010,04= 1.010,76

B2 = [α/(1 –α)][ S’2 –S”2 ]

= [0,1/0,9][ 1010,40– 1010,04] = 0,05

F3+m = At + Bt . (m)

= 1.010,76 + 0,05 (1) = 1.010,81

b. Contoh perhitungan untuk konstanta (α) alpha (α = 0,2)

S`2 = αY2 + (1-α) S`2-1


(51)

S``2 = αS`2 + (1 –α)S``2-1

= 0,2 (1.010,80) + 0,8 (1010)= 1010,16 A2 = S”2 + (S’2 –S”2)

= 2S’2 –S”2

= 2 * 1.010,80 – 1.010,16 = 1.011,44

B2 = [α/(1 –α)][ S’2 –S”2 ]

= [0,2/0,8][ 1.010,80 -1.010,16] = 0,16

F3+m = At + Bt . (m)

= 1.011,44 + 0,16 (1) = 1.011,60

Tabel 3.3 Hasil Peramalan Keramaik Acacia dengan alpha 0,1

t Y S’t S"t At Bt Ft+1 Ft+1-Y (Ft +1-Y)2

1 1.010,00 ###### 1.010,00 - - - -

-2 1.014,00 1.010,40 1.010,04 1.010,76 0,04 - -

-3 1.015,00 1.010,86 1.010,12 1.011,60 0,08 1.011,76 (3,24) 10,48

4 1.017,00 1.011,47 1.010,26 1.012,69 0,14 1.013,10 (3,90) 15,24

5 1.019,00 1.012,23 1.010,45 1.014,00 0,20 1.014,79 (4,21) 17,75

6 1.025,00 1.013,50 1.010,76 1.016,25 0,30 1.017,77 (7,23) 52,22

7 1.021,00 1.014,25 1.011,11 1.017,40 0,35 1.019,50 (1,50) 2,26

8 1.026,00 1.015,43 1.011,54 1.019,32 0,43 1.022,34 (3,66) 13,40

9 1.031,00 1.016,99 1.012,09 1.021,89 0,54 1.026,24 (4,76) 22,64

10 1.090,00 1.024,29 1.013,31 1.035,27 1,22 1.046,25 (43,75) 1.914,05

11 1.089,00 1.030,76 1.015,05 1.046,47 1,75 1.063,92 (25,08) 629,07

12 1.142,00 1.041,88 1.017,73 1.066,03 2,68 1.095,55 (46,45) 2.157,97

13 1.135,00 1.051,19 1.021,08 1.081,31 3,35 1.121,46 (13,54) 183,30

14 1.182,00 1.064,27 1.025,40 1.103,15 4,32 1.159,30 (22,70) 515,12

15 1.169,00 1.074,75 1.030,33 1.119,16 4,93 1.188,25 19,25 370,47

16 1.210,00 1.088,27 1.036,13 1.140,42 5,79 1.227,32 17,32 300,15

17 1.191,00 1.098,55 1.042,37 1.154,72 6,24 1.254,59 63,59 4.043,53

18 1.226,00 1.111,29 1.049,26 1.173,32 6,89 1.290,49 64,49 4.158,40

19 1.201,00 1.120,26 1.056,36 1.184,16 7,10 1.311,96 110,96 12.312,45

20 1.230,00 1.131,24 1.063,85 1.198,62 7,49 1.340,88 110,88 12.294,83

21 1.348,37

39.013,35

m=1


(52)

Tabel 3.4 Hasil Peramalan Keramaik Acacia dengan alpha 0,2

Menghitung Evaluasi Peramalan Dengan MSE

Menghitung kesalahan / error dngan menggunakan metode perhitungan MSE (Mean Square Error).Adapun rumus untuk metode perhitungan error ini adalah :

MSE = (Σ |Ft-Y|2)/n

Keterangan :

Ft = Hasil peramalan peride ke t

Y = Data asli (riil) periode ke t n = Jumlah periode pengamata Ft-Y = Kesalahan peramalan

t Y S’t S"t At Bt Ft+1 Ft+1-Y (Ft +1-Y)2

1 1.010,00 ###### 1.010,00 - - - -

-2 1.014,00 1.010,80 1.010,16 1.011,44 0,16 - -

-3 1.015,00 1.011,64 1.010,46 1.012,82 0,30 1.013,42 (1,58) 2,51

4 1.017,00 1.012,71 1.010,91 1.014,52 0,45 1.015,87 (1,13) 1,28

5 1.019,00 1.013,97 1.011,52 1.016,42 0,61 1.018,87 (0,13) 0,02

6 1.025,00 1.016,18 1.012,45 1.019,90 0,93 1.024,56 (0,44) 0,20

7 1.021,00 1.017,14 1.013,39 1.020,89 0,94 1.026,52 5,52 30,47

8 1.026,00 1.018,91 1.014,49 1.023,33 1,10 1.031,06 5,06 25,65

9 1.031,00 1.021,33 1.015,86 1.026,80 1,37 1.037,74 6,74 45,39

10 1.090,00 1.035,06 1.019,70 1.050,43 3,84 1.084,99 (5,01) 25,08

11 1.089,00 1.045,85 1.024,93 1.066,77 5,23 1.119,07 30,07 904,23

12 1.142,00 1.065,08 1.032,96 1.097,20 8,03 1.185,53 43,53 1.894,82

13 1.135,00 1.079,06 1.042,18 1.115,95 9,22 1.226,60 91,60 8.389,79

14 1.182,00 1.099,65 1.053,68 1.145,63 11,49 1.295,05 113,05 12.780,11

15 1.169,00 1.113,52 1.065,65 1.161,40 11,97 1.328,97 159,97 25.588,86

16 1.210,00 1.132,82 1.079,08 1.186,55 13,43 1.388,07 178,07 31.709,33

17 1.191,00 1.144,45 1.092,15 1.196,75 13,07 1.405,95 214,95 46.203,82

18 1.226,00 1.160,76 1.105,88 1.215,65 13,72 1.448,92 222,92 49.693,03

19 1.201,00 1.168,81 1.118,46 1.219,16 12,59 1.445,72 244,72 59.888,58

20 1.230,00 1.181,05 1.130,98 1.231,12 12,52 1.468,94 238,94 57.092,84

21 1.481,46

294.276,00

m=1 Σ


(53)

a. Perhitungan MSE pada peramalan dengan alpha 0,1

MSE = (Σ |Ft-Y|2)/n = 49.739,02 /20

= 2486,951

b. Perhitungan MSE pada peramalan dengan alpha 0,2

MSE = (Σ |Ft-Y|2)/n = 16.846,00 /20

= 842,3

Dari perhitungan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa MSE terkecil diperoleh dengan alpha 0,2 yaitu 842,3. Hal ini menunjukan bahwa peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan keramik acacia adalah dengan menggunakan alpha 0,2.

Nilai ramalan untuk keramik acacia untuk minggu ke-21 dengan periode ramalan selama 20 bulan dengan alpha = 0,2 adalah sebesar 1.243,63 atau sekitar 1.244 Pcs.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan kasus uji sample diatas dapat diketahui bahwa dengan Metode Peramalan dengan Doule Exponential

Smoothing Satu Parameter Brown ini perlu dilakukan perbandingan dalam

mementukan nilai alpha, dengan mencari nilai alpha sampai menemukan alpha

yang memiliki nilai error yang paling kecil.

Maka hasil peramalan yang memiliki alpha dengan nilai error paling minimumlah yang paling baik. Berikut akan ditampilkan hasil perhitungan kesalahan / error dengan mengunakan metode MSE (Mean Square Error) dari metode yang telah dianalisis serta hasil peramalan penjualan keramik untuk periode minggu ke-21 2013 selama periode peramalan 20 minggu.


(54)

Tabel 3.5 Hasil error / kesalahan dengan metode MSE

Jenis Keramik

Double Exponential Smoothing

α = 0,1 = 0,2

Acacia 49.739,02 Pcs 16.846,00 Pcs

Tabel 3.6 Hasil error / kesalahan dengan metode MSE

Jenis Keramik

Hasil perhitungan ramalan Double Exponential Smoothing

pada periode ke-21

Acacia 1.244 Pcs.

Pada tahapan analisis metode yangtelah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jika alpha (α) bernilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan

menjadi lebih besar dari pada ramalan sebelumnya. Sebaliknya, jika alpha (α)

mendekati 0, maka ramalan yang baru akan menjadi lebih kecil. Jadi, pengaruh besar kecilnya alpha (α) terhadap kecilnya nilai kesalahan (error) tergantung dari bagaimana pola data riil terbentuk, jika data rill memiliki pola data fluktuatif yang cenderung naik secara sekuler dalam jangka panjang maka alpha (α)

dengan nilai mendekati 1 akan memiliki nilai kesalahan (error) yang lebih kecil. 3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang tidak langsung berhubungan dengan fungsi spesifik yang disediakan oleh sistem. Kebutuhan ini dapat mendefinisikan batasan pada sistem seperti kemampuan piranti I/O dan representasi data yang dipakai pada interface sistem.

3.1.5.1 Analisis Perangkat Keras

a. Analisis Perangakat Keras Yang Sedang Berjalan

Dalam proses pembangunan perangkat lunak sistem informasi ini diperlukan beberapa spesifikasi hardware minimal yang mendukung berjalannya sistem ini, antara lain :


(55)

1. Processor : Intel pentium Dual Core 2,6 GHz 2. Monitor : 17” (inchi)

3. Memory : 2MB DDR2 4. Harddisk : 160 GB

5. Keyboard : Merek Bufftech dan Memiliki tombol keyboard yang lengkap

6. Mouse : Merek Bufftech dan Memiliki tombol mouse yang sperti umumnya.

b. Analisis Perangakat Keras Yang Diusulkan

Sedangkan rekomendasi spesifikasi komputer untuk CV Dwimitra Nuansa Cemerlang agar dapat menjalankan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Processor : Intel pentium Dual Core 2,6 GHz 2. Monitor : 17” (inchi)

3. Memory : 2MB DDR2 4. Harddisk : 160 GB

5. Keyboard : Merek Bufftech dan Memiliki tombol keyboard yang lengkap

6. Mouse : Merek Bufftech dan Memiliki tombol mouse yang sperti umumnya

7. Lan card 10/100 Mbps

Berdasarkan pada data perangkat keras tersebut, maka perangkat keras CV Dwimitra Nuansa Cemerlang telah memadai untuk dikembangkan sistem yang akan dibangun sehingga tidak dibutuhkan penambahan perangkat maupun pembaharuan perangkat.

3.1.5.2 Analisi Perangkat Lunak

a. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Berjalan

Perangkat lunak yang digunakan pada sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :


(56)

1. Sistem Operasi : Windows XP

2. Basis Data : M. Excel 2007 dan M.Acces 2007 b. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Diusulkan

Spesifikasi software yang mendukung berjalannya sistem ini yang dibutuhkan antara lain sebagain berikut :

1. Sistem Operasi : Windows XP 2. Basis Data : MySQL 3.1.5.3 Analisis Jaringan

a. Analisis Jaringan Yang Berjalan

Secara umum untuk di ruangan dapat melakukan komunikasi, Gambaran umum analisis jaringan yang terdapat pada perusahaan sebagai berikut :

1. Masking Bit pada jaringan ini yang dipakai yaitu Masking bit/28. 2. Subnet mask untuk bit/28 berarti 255.255.255.16, 2.

3. Jumlah subnet jaringannya menggunakan subnet mask /28 sehingga jumlah subnet berjumlah 32, tetapi yang terpakai empat subnet.

4. Jumlah subnet yang tidak terpakai digunkan untuk cadangan yang suatu saat bisa digunakan untuk pengembangan jaringan

5. Berikut adalah Network dan Broadcast yang digunakan : a. Network Address : 192.168.1.0/28

b. Broadcast Address : 192.168.1.15

c. Host 1 : 192.168.1.1

d. Host 2 : 192.168.1.2

e. Host 3 : 192.168.1.3

f. Host 4 : 192.168.1.4

6. Berikut adalah IP Address tiap Network ID : a. Host 1 :192.168.1.1

b. Host 2 :192.168.1.2 c. Host 3 :192.168.1.3


(57)

d. Host 4 :192.168.1.4 7. IP Ethernet router 192.168.1.1

8. ROUTER adalah suatu alat pada dunia komputer yang berguna untuk membelokkan data dari suatu sistem jaringan ke sistem yang lain (penghubung) maka dari itu IP router yang dipakai 192.168.0.01, 192.168.0.02, 192.168.0.03, 192.168.0.04

9. IP server 192.168.1.10

10.IP router yang terhubung ke ISP 202.128.0.01

Dalam sebuah jaringan, subnetting IP address perlu dilakukan karena subnetting IP address ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu physical network, dan dalam analisis jaringan ini menggunakan IP address versi 4, kelas C. Berikut perhitungannya masking bit /28:

a. Untuk Ruang 1 menggunakan masking bit /28, berikut adalah perhitungannya :

Masking bit /28 berarti :

111111111.11111111111.11111111.11110000 255.255.255.240

a. Network ID : 192.168.1.0/28 b. Host : 192.168.1.1 c. Host Akhir : 192.168.1.14 b. Analisis Jaringan Yang Diusulkan

Jaringan yang terdapat di CV Dwimitra Nuansa Cemerlang Bandung sudah memenuhi untuk sistem yang di buat, namun penempatan komputer yang di rubah untuk penempatan user.

Berikut adalah penempatan komputer yang diusulkan pada Gambar 3.6 Penempatan Komputer.


(58)

Server

HUB

ADMIN SALES ADM WAREHOUSE

ASST SALES MANAGER

REGIONAL SALES MANAGER

Gambar 3.5 Penempatan Komputer 3.1.5.4 Analisis Pengguna / User

a. Analisis Pengguna Yang Sedang Berjalan

Dari hasil pengumpulan data, diketahui bahwa tingkat pendidikan terendah yang dimiliki pengguna adalah SMA/SMK. Namun semua pengguna terbiasa menggunakan komputer dan menjalankan aplikasi office serta pernah mendapatkan pelatihan penggunaan aplikasi Microsoft Office.

Suatu sistem akan berjalan optimal apabila ditunjang oleh pengguna yang memiliki kemampuan dalam menjalankannya. Adapun analisis pengguna pada sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

1. Admin Sales

a. Pendidikan : SMA

b. Tugas : Menerima pesanan konsumen 2. Adm Warehouse

a. Pendidikan : S1

b. Tugas : Mengolah Data Persediaan 3. Asst Sales Manager

a. Pendidikan : S1

b. Tugas : Mengolah data penjualan, data barang, pengadaan, dan pemesanan barang

4. Regional Sales Manager a. Pendidikan : S1


(59)

b. Tugas : Memverifikasi Rekap Penjualan, Barang Pecah, Stok , dan pengadaan

b. Analisis Pengguna Yang Diusulkan

Pengguna sistem informasi dengan pendekatan supply chain

management ini adalah admin, regional sales manager, asst sales manager dan

pihak lain yang terkait dalam perusahaan.

User yang akan menggunakan perangkat lunak yang akan dibangun ini terdiri dari 5 jenis dan minimal harus menguasai beberapa spesifikasi berikut, antara lain:

Tabel 3.6 Spesifikasi Pengguna

1 Admin

Nama Dadan

Pendidikan S1

Software yang dikuasai Microsoft Office Excel

Detail Pekerjaan Mengolah Data akun

2 Admin Sales

Nama Nelly Priska

Pendidikan SMA

Software yang dikuasai Microsoft Office Excel

Detail Pekerjaan Menerima Pesanan Konsumen

3 Admin Warehouse

Nama Rika Reviana

Pendidikan S1

Software yang dikuasai Microsoft Office Excel

Detail Pekerjaan Mengolah Data Barang, peramalan persediaan

4 Asst Sales Manager

Nama Virna Oktaviani

Pendidikan S1

Software yang dikuasai Microsoft Office Excel

Detail Pekerjaan Mengolah data penjualan, data barang,

pengadaan, peramalan pengadaan, peramalan penjualan dan pemesanan barang

5 Regional Sales Manager

Nama Hendra Winoto

Pendidikan S1

Software yang dikuasai Microsoft Office Excel

Detail Pekerjaan Memverifikasi data rekap penjualan,

peramalan pengadaan dan peramalan safety stok


(60)

3.1.5.5 Analisis Pengkodean a. Pengkodean Barang

Pengkodean Barang terdiri dari 25-30 digit yaitu sebagai berikut : F1A 99.99x99.99.*XXXX

F1A : Kode Barang Jadi 99.99x99.99 : Ukuran

.*XXXX : Nama Motif (mulai dari 10-30 digit) Contoh : F1A_05.00X20.00.*CANARY

b. Pengkodean No Pesan Barang Pusat

Pengkodean No Pesan Barang Pusat terdiri dari 16 digit yaitu sebagai berikut :

FHRI-9999-999999

FHRI : Kode Pengiriman 1308 : Bulan dan Tahun 00048 : Auto Increment

Contoh : FHRI-1308-000048 Contoh : Tk-001

c. Pengkodean Id Jual

Pengkodean Id Jual terdiri dari 7 digit yaitu sebagai berikut : PJL-999

PJL : Singkatan dari “PENJUALAN”

001 : No Urut Contoh : PJL-001

d. Pengkodean Rekap Penjualan

Pengkodean Rekap Penjualan terdiri dari 16 digit yaitu sebagai berikut 9999999999

Autot Increment

Contoh : 000000001 e. Pengkodean User


(61)

XXX-999

RSM : Singkatan Dari User (Regional Sales Manager RSM)

01 : No Urut Contoh : RSM-001

3.1.5.6 Analisis Basis Data

Dari analisis yang telah dipaparkan diatas, terdapat data-data yang akan digunakan dalam proses pembuatan perangkat lunak sistem informasi dengan pendekatan supply chain management berbasis desktop. Data-data yang diperoleh akan digunakan untuk mendesain basis data disertai dengan atribut-atribut dari masing-masing entitas serta relasi antar entitas-entitas tersebut. Dalam merancang basis data, model data yang akan digunakan adalah Entity Relationship Diagram (ERD).

USER MENGOLAH BARANG 1 N PENJUALAN MENGOLAH 1 N REKAP N N MENGOLAH PERAMALAN 1 N 1 MEMILIKI 1

SAFETY STOCK MENGOLAH

1 N MEMILIKI 1 1 MEMILIKI 1 N PENGADAAN MENGOLAH 1 N MEMILIKI 1 1 MENGOLAH 1 DATANG BARANG N MEMILIKI 1 N Id_user

Id_Jual no_rekap Id_barang

No_Ramal

Id_pesan

Id_SS

No_expedisi

Gambar 3.6 Entity Relationship Diagram(ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) Sistem Informasi SCM memiliki


(62)

Tabel 3.7 Atribut Entity Relationship Diagram(ERD

No Tabel Kolom

1 Barang id_barang

ukuran motif id_ss qty_minimal qty_pecah qty_jual qty harga berat status id_user safety_stock

2 Datang Barang no

no_expedisi id_pesan qty_tiba selisih id_user

3 Pengadaan id_pesan

no_ramal qty_pesan tgl_pesan id_user

4 Penjualan no

id_jual tgl_jual periode id_barang qty id_user

5 Peramalan no_ramal

tgl_ramal no_rekap s

ss at bt fty


(1)

memudahkan seluruh kegiatan internal perusahaan, khususnya untuk penentuan jumlah barang untuk pengadaan dan persediaan?

Jawab : Menurut regional sales manager, ya kita tidak perlu lagi menghitung manual

10. Apakah Sistem ini mgnoptimalkan kinerja perusahaan anda? Jawab : Menurut regional sales manager, ya

4.3.5 Kesimpulan Pengujian Beta

Berdasarkan hasil pengujian beta yang dilakukan dengan cara wawancara yang berupa pertanyaan-pertanyaan seperti di atas terhadap 5 orang pengguna sistem, dapat disimpulkan bahwa Sistem Supply Chain Management sudah sesuai dengan proses kerja perusahaan, mudah dipahami, membantu dalam proses pengadaan barang, peramalan, dan penentuan persediaan. Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa Aplikasi Sistem Supply

Chain Management ini telah sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi


(2)

(3)

113

1. Proses penentuan jumlah pengadaan menjadi mudah dan sesuai dengan kebutuhan

2. Setiap penentuan persediaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada penumpukan barang.

5.2. Saran

Dari semua hasil yang telah dicapai saat ini, masih mempunyai beberapa kekurangan. Disarankan untuk menambahkan hal-hal yang dapat melengkapi sistem pengendalian bidang angkutan ini yang akan datang. Diantaranya adalah :

1. Perangkat lunak sistem supply chain management ini masih dapat dikembangkan seiring dengan berkembangnya spesifikasi kebutuhan pengguna sistem yang harus dipenuhi dalam mencapai hasil dan kinerja sistem yang lebih baik.

2. Perlu dibuat adanya sistem backup, agar data-data yang telah ada tersimpan dengan lebih baik.

3. Untuk metode peramalan dapat menggunakan metode peramalan yang lain guna mengantisipasi perbedaan tipe data

4. Sistem supply chain management ini dapat dikembangkan untuk mengintegrasikan antara Supplier dan konsumen

5. Sistem dapat dikembangkan menjadi sistem informasi berbasis website 6. Penerapan Upstream dan Downstream dapat ditambahkan untuk integrasi


(4)

(5)

(6)