2
BAB I SYARAT-SY ARAT ADMINISTRASI
PASAL 01 SURAT KESANGGUPAN KERJA
Selambat-lambatnya tujuh hari sesudah Surat Keputusan Penunjukan Pemenang Keluar, Kontraktor yang ditunjuk sebagai pemenang diwajibkan menyampaikan Surat Kesanggupan Kerja ditandatangani
Direktur atau Penanggung jawab diatas kertas bermaterai bernilai Rp. 6000,- enam ribu dan dicap oleh Perusahaan.
PASAL 02 SURAT PERINTAH KERJA SPK
1. Kepada Kontraktor yang mendapat pekerjaan, akan dikeluarkan Surat Perintah Kerja oleh Kuasa Pengguna Anggaran
2. Selambat-lambatnya tujuh hari setelah diterimanya SPK, kegiatan dilapangan sudah harus dimulai
dengan nyata.
PASAL 03 JAMINAN PELAKSANAAN
1. Kontraktor pemenang diwajibkan menyerahkan jaminan pelaksanaan berupa Surat Jaminan Bank
Pemerintah atau Bank lainLembaga Keuangan lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sebesar 5 lima persen dari nilai kontrak, dan berlaku sampai dengan penyerahan pertama
pekerjaan.
2. Jaminan pelaksanaan harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek paling lambat tiga minggu
setelah penunjukkan pemenang sebagai pengganti jaminan penawaran. 3.
Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara apabila kontraktor mengundurkan diri, atau apabila atas kelalaian kontraktor yang menyebabkan hubungan kerja terpaksa diputuskan.
4. Jaminan pelaksanaan dikembalikan kepada Kontraktor setelah pelaksanaan pekerjan selesai
sesuai dengan kontrak pada penyerahan pertama.
PASAL 04 SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Kontrak akan segera ditandatangani setelah kontraktor menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Pemimpin Bagian Proyek.
Lampiran – lampiran kontrak adalah : 1.1.
Surat Keputusan 1.2.
Surat Perintah Kerja 1.3.
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan 1.4.
Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran 1.5.
Berita Acara Evaluasi, Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga 1.6.
Surat Penawaran beserta Lampiran-lampirannya 1.7.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat 1.8.
Gambar Bestek 1.9.
Dan Dokumen lain yang diperlukan 2. Kontrak tersebut dibuat 3 Tiga rangkap dengan lampiran-lampirannya
3. Kontrak harus ditanda tangani dan dibea materaikan sesuai dengan aturan yang berlaku dari nilai
kontrak. Hal ini menjadi beban kontraktor dan dipotong pada saat pembayaran angsuran pertama. 4. Seluruh biaya pembuatan kontrak beserta lampiran-lampiranya, menjadi beban kontraktor.
3
PASAL 05 PERATURAN DAN PENUNJUKAN PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk seluruh perubahan dan
tambahannya, dan kontraktor dianggap telah mengerti, paham serta menyetujui.
Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : 1. Kepres RI No. 16 Tahun 1994 dan No. 24 Tahun 1995 dengan lampiran-lampirannya. Dan Kepres
RI No. 17 dan 18 Tahun 2000. 2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwarden
Voor Deuitvoering Bij Aanneming Van Openbare W erken AV 1941. 3. Keputusan – keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Badan Arbitrasi Nasional
Indonesia BANI. 4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 19711984 PBI 19711984.
5. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku Indonesia . 6. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI Tahun 1961. 8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI.NO.08.
9. Peraturan Muatan Indonesia. 10. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh JawatanInstansi Pemerintah setempat, dalam
hal permasalahan bangunan. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 02 ayat 1 tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkandisetujui oleh Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat RKS. 3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukan. 5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja. 7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Rencana W aktu Induk time Schedule yang disetujui Direksi.
9. Surat Kesanggupan Kerja. 10. Petunjuk serta perintah lisantertulis yang diberikan pihak Konsultan Pengawas dan diperlukan
pada pelaksananan pekerjaan, guna mendapatkan hasil yang baik.
PASAL 06 PEKERJAAN PIHAK KETIGA
1. Bagi Pemborong yang telah ditunjuk langsung diwajibkan untuk : a. Bekerja sama dengan sub Kontraktor golongan ekonomi lemah atau leveransir barang, bahan
dan jasa. b.
Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas, guna disampaikan pada pemberi tugas.
2. Jika Pemborong yang telah ditunjuk langsung tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam RKS ini, maka Surat Perjanjian pekerjaan pemborong dibatalkan secara sepihak oleh pemberi tugas.
PASAL 07 RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT SERTA GAMBAR BESTEK
4 1.
Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan RKS, termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
2. Bila gambar tidak sesuai RKS, maka RKS-lah yang berlaku. Bila salah satu gambar tidak cocok
dengan gambar lainnya, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar berlaku. 3.
Apabila perbedaan tersebut menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakannya kepada Konsultan Pengawas, dan Kontraktor
mengikuti keputusannya.
PASAL 08 RENCANA KERJA DAN PERIZINAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat rencana
pelaksanaan serta bagian-bagian pekerjaan berupa : Bar-chart bahan dan tenaga 2.
Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Konsultan Pengawas paling lambat dalam waktu 21 hari kalender kerja setelah Surat Perintah Kerja SPK diterima
Kontraktor. 3.
Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 kepada Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor di lapangan pekerjaan serta
selalu diikuti grafik kemajuan pekerjaan Prestasi kerja. 4.
Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor, berdasarkan rencana kerja tersebut.
PASAL 09 KUASA KONTRAKTOR
1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor di lapangan biasa disebut pelaksana yang
terampil guna memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan, serta mendapat kuasa penuh dari Pimpinan Kontraktor.
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab baik sebagian
maupun keseluruhan kewajibannya. 3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Proyek W ilayah dan
Konsultan Pengawas, tentang nama jawatan pelaksana, untuk mendapatkan persetujuan. 4.
Bila dikemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Proyek Konsultan Pengawas bahwa pelaksanaan kurang tidak mampu memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor secara tertulis untuk mengganti pelaksana. 5.
Dalam waktu 7 hari setelah sudah pemberitahuan dikeluarkan, Kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri Direktur Penanggung Jawab yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 10 TEMPAT TINGGAL KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya hubungan kerja di luar jam kerja jika terjadi hal yang
mendesak, maka Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis tentang alamat atau telpon perusahaan dan tempat tinggalnya kepada tim pengelola proyek dan konsultan
pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan pelaksana, diharapkan tidak sering merubah selama pelaksanaan
pekerjaan atau selama perjanjian kontrak.
PASAL 11 LAPORAN KEM AJUAN PEKERJAAN DILAPANGAN
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat laporan harian yang menyebutkan
pekerjaan yang dilaksanakan tiap hari, bahan dan alat yang didatangkan, besaran pekerjaan yang telah dilaksanakan, jumlah pekerja, kedaan cuaca dan lain-lain. Laporan tersebut diserahkan
kepada konsultan pengawas dalam 3 salinan untuk Site Manager dan untuk teknis tim pengelolaan proyek
2. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas akan ditulis oleh Konsultan Pengawas atau
dalam buku hariansurat serta dibubuhi tanda tangan dan nama jelas konsultan pengawas.
5 3.
Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi berupa foto-foto sebelum pekerjaan dimulai. Tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi arah pengambilan dan tahap pelaksanaan
pembangunan tempat yang sama. Syarat - syarat tersebut adalah :
a. Tiap unit bangunan diambil difoto dari 4 arah b. Gambar menyeluruh pandangan dari 2 arah
c. Pemotretan dari tiap tahap, tetap pada pengambilan sebagaimana tersebut dalam ayat 3 a
pasal ini. Tiap gambar diserahkan kepada Pemimpin Bagian Proyek sebanyak 6 lembar, biaya
dokumentasi merupakan tanggungan Kontraktor. 4.
Kontraktor wajib mengikuti rapat periodik yang diadakan oleh site manager, konsultan pengawas dan unsur teknis tim pengelolaan wilayahpekerjaan Umum PU serta konsultan perencana.
PASAL 12 BAHAY A KEBAKARAN
Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik berupa barang maupun keselematan manusia. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran yang
siap dipakai, ditempatkan ditempat yang akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas.
PASAL 13 JAMINAN DAN KESELAMAT AN KERJA
Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat pertolongan pertama pada kecelakaan P3K yang selalu dalam keadaan siap pakai dilapangan, guna menjaga kemungkinan
musibah bagi semua petugaspekerja dilapangan 1.
Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup dan bersih sesuai syarat kesehatan bagi semua petugaspekerja yang berada dibawah kordinasi kontraktor.
2. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandiwc yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. 3.
Segala hal yang mencakup jaminan sosial dan keselamatan kerja para pekerja, haruswajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan ketentuan perburuhan yang berlaku,
PASAL 14 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang didatangkan, harus memenuhi syarat yang ditentukan 2. Konsultan pengawas, berhak menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib memberitahunya.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan, terlebih dahulu harus diperiksakan kepada
konsultan pengawas guna mendapat persetujuan. 4.
Bahan-bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor kelapangan pekerjaan namun pemakaiannya ditolak oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu dua puluh empat jam dihitung dari jam penolakan. 5.
Bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak konsultan pengawas harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor.
6. Jika konsultan pengawas merasa perlu meneliti lebih lanjut tentang kualitas bahan maka konsultan
pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan-Bahan terdekat, guna diteliti.
7. Apapun hasil penelitian bahan tersebut, biaya pengiriman dan penelitiannya menjadi tanggungan
kontraktor.
PASAL 15 PEMERIKSAAN PEKERJAAN
Sebelum memulai pekerjaan lanjutan, bagian pekerjaan yang telah diselesaikan tapi belum diperiksa oleh konsultan pengawas, wajib dimintakan persetujuan oleh Kontraktor kepada konsultan pengawas.
6 1.
Bila dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan oleh Konsultan pengawas, tidak terhitung
hari raya libur permohonan pemeriksaan tersebut tidak dipenuhi konsultan pengawas, maka kontraktor dapat melanjutkan pekerjaannya dan bagian
pekerjaan yang seharusnya diperiksa dianggap disetujui oleh konsultan pengawas. Hal ini dikecualikan jika konsultan pengawas meminta perpanjangan waktu.
2. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, konsultan pengawas berhak menyuruh membongkar
bagian pekerjaan, sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali, menjadi tanggung jawab kontraktor.
PASAL 16 PEKERJAAN PIHAK KETIGA
1. Kontraktor diperkenankan menyerahkan sebagian pekerjaan ini kepada pihak ketiga dengan
persetujuan pemberi tugas melalui konsultan pengawas untuk bagian pekerjaan yang khusus. 2.
Konsultan hanya mengizinkan bagian pekerjaan dilakukan oleh pihak ketiga apabila bukti keahlian surat pas, SIPP dan lain-lain telah ditunjukkan kepada konsultan pengawas. Khusus untuk
pekerjaan instalasi listrik, harus memiliki surat pas dari PLN, jika diperlukan. 3. Jika ayat 2 pasal ini terjadi, kontraktor tetap bertanggung jawab akan hasil pekerjaan pihak ketiga.
PASAL 17 BAGIAN PEKERJAAN YANG KURANG SEMPURNA
1. Dalam waktu yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memperbaiki atau
membuat baru bagian pekerjaan yang dinyatakan tidakkurang sempurna. 2.
Kontraktor tidak mempunyai hak lagi untuk meminta perpanjangan waktu pelaksanaan
sehubungan dengan adanya pekerjaan termasuk pada ayat 1 pasal ini. 3. Kontraktor tidak mempunyai hak lagi guna memperhitungkan biaya pekerjaan yang dimaksud ayat
1 pasal ini, dalam pekerjaan lebih.
PASAL 18 PEKERJAAN T AMBAH KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambahkurang diberitahukan tertulis atau ditulis dalam buku harian
oleh konsultan pengawas atas persetujuan pemberi tugas. 2.
Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila secara nyata ada perintah tertulis dari konsultan pengawas atas persetujuan pemberi tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan
yang dimasukkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51 dan diperhitungkan bersamaan dengan angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukkan kontraktor akan ditentukan lebih lanjut oleh konsultan pengawas bersama-sama dengan kontraktor.
5. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat menjadi alasan sebagai penyebab keterlambatan
penyerahan pekerjaan. Namun demikian konsultan pengawas tim pengelola proyek dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambahan tersebut.
PASAL 19 PERUBAHAN HARGA
1. Jika selama
pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga bahan dan upah buruh tidak akan diadakan peninjauan dan perhitungan tambahan biaya terkecuali jika ada ketentuan resmi dari
pemerintah yang mengaturnya 2.
Dalam mengadakan penawarannya kontraktor dianggap telah memperhitungkan faktor-faktor dalam ayat 1 pasal ini hingga pekerjaan selesai.
PASAL 20 PERATURAN PEMBAYARAN
Pembayaran harga borongan akan dilakukan secara angsuran sesuai bobot pekerjaan, Pembayaran ini akan diatur dalam pelaksanaan Surat Perjanjian Pekerjaan Kontrak
PASAL 21
7
KEADAAN MEMAKSA
1. Yang dianggap keadaan memaksa force m ajeure adalah keadaan atau kejadian yang
nyata- nyata diluar kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak secara langsung yaitu : gempa bumi,
banjir besar, angin ribut, petir, sabotase, tindakan pemerintah dibidang moneter, kebakaran dan hal lain yang bukan merupakan akibat kelalaian kesalahan kontraktor.
2. Segala akibat termasuk pada ayat 1 pasal ini yang timbul selama berlangsungnya pekerjaan harus
dilaporkan kontraktor kepada konsultan pengawas paling lambat dalam waktu 3 x 24 jam dengan pengesahan pejabat yang berwenang.
3. Jika waktu tersebut dalam pasal 2 ayat ini terlampir sedangkan kontraktor belum menyampaikan
laporannya maka pemberi tugas dapat tidak mengakui keadaan memaksa tersebut.
PASAL 22 D E N D A
1. Jika jangka waktu pelaksanaan sebagaimana dimakksud pasal 12 Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ini dilampaui tanpa alasan yang dapat diterima konsultan pengawas dan pemberi tugas, kontraktor akan dikenakan denda sebesar minimal 1 000 satu permil dari jumlah Nilai Pekerjaan
yang tersisa untuk tiap hari keterlambatan, dengan maksimal 5 lima persen dari nilai kontrak
2. Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1 000 satu permil dari nilai kontrak untuk setiap kali
kontraktor melalaikan perintah konsultan pengawas, setelah konsultan pengawas memberi perintah tertulis sampai tiga kali. Bila denda ini terjadi tidak berarti ketentuan dalam ayat 1 pasal
ini dapat dibatalkan.
3. Seluruh biaya pengawas akibat keterlambatan menjadi tanggunganbeban pihak kontraktor.
PASAL 23 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Bilamana karena satu dan lain hal seperti dalam AV artikel 61 pemutusan hubungan kerja terpaksa
dilakukan, maka penyelesaian harus mentaatii ketentuan dalam AV artikel 62. 2.
Dengan adanya pemutusan hubungan kerja, kontraktor tidak terlepas dari ketentuan yang dimaksud pasal 22 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
PASAL 24 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terdapat perselisihan atau sengketa diantara pemberi tugas dan pemborong sehubungan
dengan surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan, maka kedua belah pihak setuju untuk mengutamakan penyelesaiannya secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.
2. Jika dengan cara musyawarah tidak tercapai suatu penyelesaian kedua belah pihak sepakat
bahwa : a. Perselisihansengketa dibidang perdata yang timbul karena soal-soal perdagangan industri,
dan keuangan diserahkan pada suatu badan arbitrage. b.
Perselisihansengketa dibidang lain diserahkan kepada pengadilan negeri Kab. Muna. 3.
Arbitrage tersebut terdiri dari seorang arbiter sebagai anggota yang ditunjuk pemberi tugas, seorang arbiter lain sebagai anggota yang ditunjuk kontraktor dan seorang arbiter lagi sebagai
kedua merangkap anggota yang ditunjuk kedua anggota tersebut diatas. 4.
Bila terjadi ketidak sepakatan mengenai keanggotaan arbitrage tersebut, pemberi tugas dan kontraktor menyerahkan penunjukan keanggotan tersebut kepada ketua Pengadilan Negeri yang
bersangkutan. 5. Keputusan arbitrage adalah mengikat dan merupakan keputusan yang terakhir.
6. Dalam hal ini, pemberi tugas dan kontraktor setuju memilih domisili dikantor Panitera Pengadilan Negeri di Kab. Muna.
PASAL 25 ASURANSI PERTANGGUNGAN
8 Selama pemeriksaan dan masa pemeliharaan, bangunan yang dikerjakan kontraktor harus
diasuransikan terhadap kebakaran, bencana alam atau bencana lainnya secara all risk. Tenaga
kerja juga harus diasuransikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan Kontraktor supaya mendaftarkan seminggu setelah SPK dikeluarkan oleh PPK. Biaya asuransi dibebankan
kepada kontraktor
PASAL 26 JAMINAN SOSIAL, TENAGA KERJA JAMSOSTEK
1. Kontraktor diwajibkan agar mendaftarkan perusahaannya mengikuti program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Jamsostek bagi semua tenaga kerjanya pada PT.JAMSOSTEK cabang Kab.
Muna dan membayar iuran melalui Bank Pembangunan Daerah BPD 2. Copy bukti setoran yang telah dilegalisir oleh Bendaharawan Proyek agar disampaikan kepada
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Muna.
PASAL 27 L A I N - L A I N
1. Kontraktor harus memperhatikan ketentraman tetangga terutama pada jam tidur. 2.
Kontraktor harus memperhatikan arus lalu lintas barang yang masukkeluar ke lokasi kerja agar tidak mengganggu ketenteraman tetanggalingkungan.
9
BAB II SYARAT - SYARAT TEKNIK