10 ada perubahan Undang-Undang MK Nomor 8 Tahun 2001 ya … 2011,
maaf, 2011, bukan 2001. Jadi nanti itu sudah … karena kalau itu dimasukkan, maka angka atau Nomor 6 di dalam permohonan Anda,
Nomor 7, dan Nomor 8 itu enggak perlu lagi dicantumkan karena Pasal 50 Undang-Undang MK yang lama, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2003 itu sudah dicabut, sudah dihapus,
gitu
. Karena ketentuan yang mengatakan bahwa MK mempunyai hak menguji pada ketentuan-
ketentuan atau pasal-pasal yang berlaku surut , itu kan sudah enggak, sudah enggak ada dengan adanya Pasal 50 sudah dihapus itu sudah
enggak masalah, ya.
Kemudian juga pada kedudukan hukum
legal standing
coba dinarasikan kerugian konstitusional Pemohon itu apa? karena sudah ada
yurisprudensi mengenai kedudukan hukum, itu nanti ada lima poin ya, lima poin itu supaya nanti betul-betul Anda bisa mengelaborasi betul
kedudukan hukum apa? Kerugian konstitusional apa yang dialami? I tu bisa lebih jelas sehingga meyakinkan pada Majelis.
Kemudian yang
terakhir, kerugian
konstitusional itu,
itu menyangkut masalah implementasi norma atau norma itu bertentangan
dengan konstitusi. I tu di dalam pokok permohonan atau di dalam positanya alasan permohonannya harus jelas. Karena kalau saya
membaca, bisa juga saya berpendapat bahwa ini bukan pada tataran norma itu bertentangan dengan konstitusi, tapi itu adalah implementasi
norma di praktik kasus konkret, sehingga menimbulkan adanya kerugian itu. Bukan karena pasal dari KUHAP itu bertentangan dengan konstitusi,
begitu ya. I ni tataran implementasi norma, begitu, ya.
Jadi, tolong nanti dielaborasi betul yang bisa menunjukkan bahwa Pasal 82 ayat 1 huruf b, huruf c, dan huruf d Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 itu tentang KUHAP itu betul-betul bertentangan dengan dasar pengujian Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang Anda
sebutkan. Karena kalau kita baca betul, bisa saja kita mempunyai pandangan bukan masalah konflik norma undang-undang yang
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, tetapi itu tatarannya adalah masalah implementasi satu undang-undang dengan
kasus konkret.
Saya kira itu, Pak Ketua. Terima kasih.
17. KETUA: MUHAMMAD ALI M
Terima kasih, Pak. Saya persilakan, Pak Yang Mulia.
18. HAKI M ANGGOTA: PATRI ALI S AKBAR
Terima kasih, Yang Mulia Bapak Ketua. Saudara Pemohon atau Kuasa Hukumnya, pertama saya mau menanyakan, ini Kuasa Hukum ini
11 bertindak untuk dan atas nama Pemohon I dan juga Pemohon I I ?
Sekaligus atau bagaimana? Coba dijelaskan
19. KUASA HUKUM PEMOHON: WAHYU WAGI MAN
Betul, Yang Mulia.
20. HAKI M ANGGOTA: PATRI ALI S AKBAR
Apa? Yang betulnya yang mana ini?
21. KUASA HUKUM PEMOHON: WAHYU WAGI MAN
Kami bertindak untuk dan atas nama Pemohon I dan Pemohon I I .
22. HAKI M ANGGOTA: PATRI ALI S AKBAR
Dua-duanya, ya?
23. KUASA HUKUM PEMOHON: WAHYU WAGI MAN
Betul.
24. HAKI M ANGGOTA: PATRI ALI S AKBAR
Kalau begitu, di dalam format tanda tangan halaman terakhir, 22 itu, itu harus dibuat posisinya sebagai Kuasa Hukum yang tanda tangan
itu. Jadi, jangan lupa menamakan bahwa yang tanda tangan itu adalah Kuasa Hukum. Jadi, hormat kami, Public I nterest Lawyer I ndonesia,
Kuasa Hukum. Jadi, kita mewakili.
Terus masalah format yang saya kira sudah dijelaskan oleh Yang Mulia Pak Arief, Prof. Arief, saya kira bisa diikuti, terserah kalau mau
diikuti, enggak juga enggak apa-apa. Terus ya, nanti sudah harus siap- siap ya, untuk mendukung permohonannya ini, siap-siap mempersiapkan
ahli ataupun juga boleh mendatangkan saksi-saksi fakta,
gitu
ya. Jadi, sehingga pada saatnya sidangnya bisa berjalan dengan cepat dan
enggak usah menunggu lama-lama. Saya kira itu saja, Pak.
25. KETUA: MUHAMMAD ALI M
Ya, terima kasih, Pak. Begini ya, tadi oleh Yang Mulia sudah diterangkan bahwa sebenarnya dalam permohonan itu ada 4 masalah
saja. Pertama adalah identitas daripada Para Pemohon. Oke. Kemudian
legal standing
atau kedudukan hukum dari Para Pemohon. Nah, dalam kaitannya dengan
legal standing
itu atau kedudukan hukum Para
12 Pemohon itu, itu sudah ada Saudara elaborasi di dalam permohonan
Saudara di halaman … sudah saya lihat di sini ada di halaman … halaman 4, halaman 4 di angka 16 itu, ada a, b, c, dan d itu. Di situ saja
yang … tidak usah terlalu panjang uraiannya, tapi di situlah fokusnya, dimana yang … dimana yang dilanggar di situ. Ada kewenangan itu
dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal berapa, oke sudah Anda sebutkan, Pasal 1 ayat 3, Pasal 28D, dan seterusnya. Nah, kemudian …
dianggap telah dirugikan. Mengapa dirugikan?
Nah itu
lho
. I tu saja yang Saudara … tidak usah panjang-lebar. Mengapa dirugikan? Mungkin … mungkin seperti yang saya sempat baca
di permohonan Anda, itu dirugikan karena kalau penyidik tidak datang ya, bisa sampai gugur nanti permohonannya, kan itu barangkali begitu.
I tu yang Anda mesti elaborasi masuk, kemudian kerugian … bersifat spesifik atau aktual yang kalau itu terlaksana, kalau itu dikabulkan, ini
sudah tidak akan menimbulkan lagi. I tu … itu yang … di situ saja yang di … yang di apa … yang dielaborasi ke dalam. Ada kemungkinan kalau
dikabulkan, jangan … jangan terlalu mungkin ya, mohon maaf jangan terlalu banyak bercerita tentang a, b, c, d itu … di situ saja intinya.
Nah, kemudian sesudah kedudukan hukum itu ada, apa yang Anda minta? Nah, itu di dalam petitum. Karena … saya mohon maaf,
tidak usah terlalu banyak berteori karena yang kita perlukan itu, apakah materi daripada undang-undang yang diuji itu memang betul-betul
bertentangan dan apa alasannya? Kemudian, kerugian apa yang ditimbulkan oleh berlakunya undang-undang itu terhadap Pemohon, itu
lho
. I tu yang perlu. Teori-teori di sini biar … mohon maaf ya, sejuta teori pada akhirnya kuncinya di sini, apakah dia bertentangan atau tidak
dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Karena mohon maaf saya bacakan, ini Pasal 45 sudah jelas di situ,
Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi dinyatakan begini
Saudara. Mahkamah masih memutus perkara berdasarkan Undang-Undang Dasar, bukan berdasarkan teori, sejuta teori. Mohon
maaf itu tidak … pokoknya dia bertentangan atau tidak. I tu saja kuncinya.
Nah, itu … itu yang Saudara harus elaborasi sebaik-baiknya. Jangan … jangan teori kiri-kanan. Alhamdulillah para ahli di sini, Para
Hakim Konstitusi barangkali boleh dibilang sudah … sudah matanglah dengan teori itu, sudah banyak membaca teori. Jadi tidak usahlah ber …
Saudara berteori. Apakah dia bertentangan atau tidak? I tu … itu … itu kuncinya.
Nah, kemudian jadi ini
ndak
usah terlalu panjang, yang penting mengena itu
lho
.
To the point
ini, “Saya rugi karena begini, begini, begini, begini. Bertentangan dengan ini, padahal ini hak saya yang
ditentukan dalam konstitusi.” Kan,
gitu
?
13 Nah, kemudian ini permohonan Saudara … petitum Saudara
tolong diperbaiki, ya I tu angka 1 di halaman 22, “Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya.”
Ndak
usah pakai
menerima, mengabulkan
saja Kalau
mengabulkan itu otomatis juga sudah diterima. Ya, kalau diterima belum tentu dikabulkan. Misalnya begini, saya ini kebetulan bap … Bapak ini
apa pengacara apa segala, saya ini latar belakangnya pernah pengacara, saya ini Hakim. I tu kalau semua syarat -syarat banding dite … dipenuhi,
itu permohonan banding diterima. Tetapi dikuatkan putusan
suara tidak terdengar jelas
berhenti, tidak dikabulkan itu anu. Jadi, dikabulkanlah yang perlu. Jadi, menerima itu tidak usah, mengabulkan.
Kemudian angka 2, mohon maaf ya. Menyatakan Pasal 82 ayat 1 tambah huruf, huruf b ya? I ni bertentangan dengan tidak usah lagi
disebutkan pasal-pasalnya, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Karena di dalam uraian sudah ditentukan pasal ini
lho
yang dia langgar, dia langgar. Ya, kan?
Ndak
usah lagi di … di sini, di petitum tidak usah disebutkan pasalnya. Disebutkan saja bertentangan dengan …
Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Apa yang dimaksud Undang-Undang Dasar Tahun 1945 itu kan sudah disebutkan tadi di … di … di depan.
Ndak
usah lagi di situ Kemudian ayat … ang … angka 3, menyatakan Pasal 82 ayat 1
huruf b, oke sudah betul. I ni kan konstitusional bersyarat yang saya lihat ini permohonan Anda. Yaitu, dimak … selama tidak dimaknai begini,
begini, begini, oke.
Ayat 4 itu tolong dita … ditarulah. Jadi, Pasal 82 ayat 1 huruf c. Nah, kemudian mohon maaf ya, huruf a … apa … huruf b, huruf c,
huruf d itu … itu kan apa KUHAP yang Saudara uji. Nah, pertama itu harus bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Keduanya itu, jadi huruf a-nya, huruf apa … huruf b-nya, huruf c-nya, huruf d-nya itu … itu tidak mengikat, kecuali dengan syarat tadi itu yang
di … yang Saudara konstitusional bersyarat. Oke? Ya.
Nah, sedikit … sedikit yang perlu saya ingatkan kepada Saudara. I tu Pasal 8 … nanti Saudara baca-baca juga, Pasal 82 ya tadi yang
Saudara uji itu. Pasal 82 huruf e, di sini saya bacakan, “Putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup kemungkinan untuk
mengadakan pemeriksaan praperadilan lagi pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu diajukan permohonan baru.”
Andai kata tadi ini gugur, kan dinya … diberikan putusan gugur. Gugur, bisa lagi diajukan itu, mohon lagi. I ni … ini sekedar memberi tahu
Saudara. I tu diurut Pasal 2 … Pasal 82 huruf e ya, ayat 1 huruf e. Nanti … nanti Saudara baca-baca juga baik-baik. Artinya, ada juga jalan di situ.
I ni nanti … nanti.
Tapi meskipun demikian, Saudara … Saudara perhatikan baik-baik.
14 Nah kemudian, oke memerintahkan putusan ini. Lalu … sudah
benar itu
ex aequo et bono
di bawah itu, mohon putusan yang seadil- adilnya.
Jadi saya ingatkan lagi, mengabulkan saja, baru beri huruf … huruf b, huruf c, huruf d.
Pertama kali itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 tidak usah disebutkan pasalnya, sudah disebutkan di dalam
… di depan. Kemudian tidak mengikat, kecuali dimaknai begini, begini, begini, itu.
Jadi, pertama bertentangan, kecuali dimaknai begini. Ber … tidak mengikat kecuali dengan … jadi ada … ada … ada tiga yang Saudara uji,
ada tiga huruf, toh? Huruf b, huruf c, dan huruf d? Jadi, tiga kali itu dikatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan
tiga kali juga dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, kecuali dimaknai begini, begini, begini. Oke? Ya.
Ada pertanyaan Saudara?
26. KUASA HUKUM PEMOHON: WAHYUDI DJAFAR