Analisis Preferensi Konsumen dan Atribut Ideal Ayani Panggang Tradisional Sunda (Studi Kasus di Rumah Makan Ayam Panggang Galuga Kotamadya Bogor)

RINGKASAN
E k a Dewi Indriasari. ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN DAN ATRIBUT
IDEAL AYAM PANGGANG TRADISIONAL SUNDA (Studi Kasus di Rumah
Makan Ayam Panggang Galuga Kotamadya Bogor). (Di bawah bimbingan
Mimin Aminah)
Semakin

menjamurnya

restoran fast

food

Cfranchiselwaralaba)

yang

menyediakan makanan impor seperti fried chicken menyebabkan terjadinya
perubahan pola konsumsi makanan dari makanan tradisional ke makanan impor.
Menurut Tjahyadi (1994) makanan tradisional kurang diminati karena makanan
tradisional Indonesia sering dianggap ketinggalan zaman dan kurang mempunyai nilai

komersil. Sebenarnya makanan tradisional memiliki kandungan gizi yang tinggi
selain itu menghemat devisa negara sehingga perlu digalakkan. Salah satu rumah
makan yang menyajikan makanan tradisional, khususnya makanan tradisional Sunda
adalah Rumah Makan Ayam Panggang Galuga. Ditengah-tengah persaingan yang
ketat dengan fast food, sangat perlu bagi Rumah Makan Ayam Panggang Galuga
untuk nieningkatkan citra dan daya saingnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut ayam panggang tradisional
Sunda yang diinginkan oleh konsumen dan untuk mengetahui preferensi konsumen
terhadap ayam panggang tradisional Sunda. Penelitian ini merupakan studi kasus di
Rumah Makan Ayam Panggang Galuga di jalan Dar~nagaKM.6 Bogor. Dalalil
peligarnbilan sanipel, sebelu~nnya dilakukan pengamatan selama sebulan ulltuk
niengetahui jumlah pengunjung Ruliiah Makan Ayam Panggang Galuga. Responden
untuk penelitian ini sebanyak 95 orang, dengan asumsi 1 orang responden mewakili
satu rumah tangga. Responden terbagi menjadi 3 kelas berdasarkali kelas pengeluaran
untuk pangan dan salidang perbulamya sesuai dengan hasil penelitiall CIC (1991),
yaitu 29 responden mewakili kelas atas, 30 responden mewakili kelas menengah dan
36 responden mewakili kelas bawah.
Bagi konsumen kelas atas, atribut ayam panggang Galuga yang dinilai penting
serta mendapatkan nilai kepercayaan yang baik adalah kualitas ayam panggang
Galuga. Atribut yang dinilai penting naniun niendapatkan kepercayaan yang rendah


adalah rasa, harga dan ukuran ayam panggang Galuga. Sedangkan atribut ayam
panggang Galuga yang memberikan kepuasan tertinggi adalah rasa dan kualitas ayam
panggang Galuga. Atribut yang paling tidak memuaskan adalah harga ayam
panggang ' ~ a l u g adan lokasi Rumah Makan Ayam Panggang Galuga. Konsumen
sangat percaya dan puas terhadap kesegaran daging ayam kampi~ngyang digunakan,
karenanya pihak Rumah Makan Ayam Panggang Galuga harus mempertahankan
atribut kualitas. Konsumen merasa puas dengan rasa yang khas yang dimiliki oleh
ayam panggang Galuga namun kepercayaan terhadap atribut ini rendah karena
konsumen merasa masih kurang pas dengan konsistensi kadar asin, manis dan
gurihnya rasa ayam panggang Galuga maka atribut ini harus ditingkatkan dengan cara
menetapkan standarisasi bumbu. Harga ayam panggang Galuga memperoleh
kepercayaan yang rendah dan tidak memuaskan bagi konsumen karena harga yang
ditetapkan untuk 1 ekor ayarn dinilai mahal, sehingga perlu bagi pihak Rumah
Makan Ayam Panggang Galuga untuk memperbaiki atribut ini dengan meninjau
kembali biaya produksinya agar harga ayam panggang dapat turun. Ulturan ayam
panggang Galuga juga mendapatkan kepercayaan yang rendah karena ukuran ayarn
panggang yang ada dinilai terlalu kecil, maka sebaiknya pihak Rumah Makan Ayam
Panggang Galuga melakukan diversifikasi ukuran ayam panggang. Untuk lokasi
Rumah Makan Ayam Panggang Galuga, jika memungkinkan ada baiknya bagi pihak

Rumah Makan Ayam Panggang untuk mendirikan rumah makan d i lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau.
Bagi konsumen kelas menengah, atribut ayam panggang Galuga yang dinilai
penting dan mendapatkan kepercayaan yang baik adalah atribut suasana. Atribut yang
dinilai penting nalnun mendapatkan kepercayaan yang rendah adalah atribut rasa dan
kualitas ayaln panggang Galuga. Sedangkan atribut yang memberikan kepuasan
tertinggi bagi konsumen adalah rasa ayam panggang Galuga dan suasana Rumah
Makan Aya~n Panggang Galuga. Atribut yang paling tidak memuaskan bagi
konsumen adalah harga dan ukuran ayam panggang. Konsumen puas dan percaya
terhadap suasana Rumah Makan Ayam Panggang Galuga karena Rumah Makan
Ayam Panggang Galuga memberikan suasana yang nyaman dan tenang, yang

memang dicari oleh konsumen dari kelas ini, sehingga atribut ini perlu untuk
dipertahankan. Atribut rasa yang khas dirasakan memuaskan oleh konsumen namun
demikian atribut ini mendapatkan kepercayaan yang rendah karena konsumen kurang
pas dengan konsistensi kadar manis, asin atau gurihnya rasa ayam panggang Galuga,
sehingga pihak Rumah Makan Ayam Panzgang Galuga perlu untuk menjaga dan
meningkatkan rasa ayam panggang Galuga dengan melakukan standarisasi bumbu.
Konsumen kelas menengah kurang percaya terhadap kualitas ayam panggang Galuga
yaitu terhadap kesegaran daging ayam yang digunakan, maka sangat penting bagi

pihak Rumah Makan Ayam Panggang Galuga untuk memperbaikinya yaitu dengan
lebih memperhatikan kesegaran daging ayam kampung yang digunakan.
Bagi konsume~ikelas bawah, atribut ayam panggang Galuga yang dinilai
penting dan mendapatkan kepercayaan yang baik adalah atribut kualitas. Atribut yang
dinilai penting narnun mendapatkan kepercayaan yang rendah adalah atribut rasa dan
suasana Rurnah Makan Ayam Panggang Galuga. Sedangkan atribut yang
memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen adalah cara penyajian ayam panggang
Galuga yang khas dan ini harus dipertahankan, selain itu rasa ayam panggang Galuga
dan suasana Rumah Makan Ayam Panggang Galuga juga dinilai memuaskan oleh
konsumen. Atribut yang paling tidak mernuaskan bagi konsumen adalah harga dan
ukuran aya111panggang. Atribut kualitas nlemperoleh kepercayaan yang baik karena
konsumen percaya dengan kesegaran daging ayam kampung yang digunakan,
sehingga atribut ini perlu untuk dipertahankan. Atribut rasa yang khas dirasakan
memuaskan oleh konsumen, walaupun demikian atribut ini mendapatkan kepercayaan
yang renclah karena konsumen kurang pas dengan konsistensi kadar manis, asin atau
gurihnya rasa ayam panggang Galuga, sehingga pihak Rumah Makan Ayam
Panggang Galuga perlu untuk menjaga dan meningkatkan rasa ayam panggang
Galuga dengan melakukan standarisasi bumbu. Konsumen kelas bawah ~nen~berikan
kepercayaan yang rendah terhadap suasana Rurnah Makan Ayarn Panggang Galuga
karena merasa tidak nyaman dengan lokasi kandang ayam yang dekat dengan terllpat

rnakan, maka sangat penting bagi pihak Rumah Makan Ayam Panggang Galuga

untuk memperhatikan dan memperbaikinya yaitu dengan meninjau kembali
penempatan kandang ayam.

ANALISIS PREFJ3RENSI KONSUMEN DAN ATRIEUT IDEAL
AYAM PANGGANG TRADISIONAL SUNDA
(Studi Kasus di Rumah Makan Ayam Panggang Galuga Kotarnadya Bogor)

Oleh :
EKA DEW1 INDRIASARI
A07496092

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh
Nama

: E k a Dewi Indriasari

NRP

: A07496092

Judul

: Analisis Preferensi Konsumen dan Atribut Ideal Ayani Panggang


Tradisional Sunda (Studi Kasus di Rumah Makan Ayam
Panggang Galuga Kotamadya Bogor)
dapat diterima sebagai syarat kelulusan Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor

Menyetujui,

Ir. Mimin Aminah. MM
NIP 131 956 217

Meneetahui.
Sosial Ekonomi Pertanian,

Tanggal Kelulusan : 15 Agustus 2000

PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA KARYA ILMIAH IN1
BENAR-BENAR

KARYA


SAYA

SENDIRI

DAN

BELUM

PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN
-

Bogor, Agustus 2000

Eka Dewi Indriasari
A07496092