Gaya akibat traksi dan rem Gaya gesek akibat tumpuan–tumpuan bergerak Pertumbuhan Lalu Lintas Volume Lalu Lintas Harian Dan Koefisien Kendaraan

V - 73

5.2.3. Gaya horizontal yang bekerja pada abutment

a. Gaya akibat traksi dan rem

P traksi = 6,75 ton P rem = 4,80 ton Karena gaya traksi dan rem tidak akan bekerja bersama –sama maka gaya yang digunakan selanjutnya adalah gaya traksi. P yang bekerja pada abutment = = × 2 75 , 6 13,5 ton Gaya rem dan traksi bekerja pada permukaan rel. . Momen akibat traksi terhadap titik A: M tr = 73 , 6 5 , 13 × = 90,855 ton

b. Gaya gesek akibat tumpuan–tumpuan bergerak

f ges = C P m × dimana: f ges = gaya gesek tumpuan bergerak rol P m = beban mati konstruksi atas T = 20,18 t C = koefisien tumpuan gesekan karet dengan baja = 0,15 F ges = 15 , 18 , 20 × = 3,028 t Lengan gaya terhadap titik A : Y ges = ½ t. Elastomer + t. bantalan + t. dudukan elastomer = 680 5 , 2 64 , 40 2 1 + + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × = 702,82 cm = 7,0282 m Momen terhadap titik G : M ges = ges ges Y F × = 0282 , 7 028 , 3 × = 21,281 tm. V - 74 12 m 5,85 m 8 m A B C D E F G 6, 18 m 11 9 8 4 2 3 1 10 5 7 6

c. Beban angin

ƒ Beban angin pada jembatan rel terdiri dari gaya angin tekan sebesar 100 kgm 2 dan gaya angin hisap sebesar 50 kgm 2 . ƒ Bidang vertikal beban hidup ditetapkan sebagai suatu permukaan bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus sebesar 3 meter diatas lantai kendaraan. ƒ Data teknis perencanaan pertambatan angin : ◦ Angin tekan wi = 100 kgm 2 ◦ Angin hisap w 2 = 50 kgm 2 ◦ Panjang sisi bawah jembatan = 12 m ◦ Panjang sisi atas jembatan = 8 m ◦ Tinggi jembatan = 5,85 m ◦ Luas bidang rangka utama A = 85 , 5 2 8 12 × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = 58,5 m 2 Gambar 5.41. Bidang Rangka Utama ƒ Beban angin pada sisi rangka jembatan d1 : d1 tekan = w A × × × 25 50 = 100 5 , 58 25 50 × × × = 731,25 kg = 0,73125 t. d2 hisap = w A × × × 25 50 = 50 5 , 58 25 50 × × × = 365,625 kg = 0,365625 t. V - 75 5,4 5,850 Gelagar Memanjang IWF 700x300x13x24 Rel R-54 Rangka Utama IWF 400x400x18x18 Ikatan Angin Atas IWF 200x200x8x12 Gelagar Melintang IWF 900x300x16x28 2,17 1,067 2,17 3, 00 Beban angin pada sisi yang langsung terkena angin ban angin pada yang langsung kena angin ƒ Beban angin pada muatan hidup setinggi 3 m d2 : d3 = m L w 3 50 × × × = 3 12 150 50 × × × = 2700 kg = 2,7 t. Gambar 5.42. Pembebanan Angin ƒ Beban angin pada sisi rangka jembatan S1 = S2 = tan 2 1 jemba Tinggi × = 85 , 5 2 1 × m = 2,925 m S3 = h1 + ½ h2 = 0,654 + ½.3,00 = 2,154 m V - 76 Lengan terhadap A: Y1 = Y2 = 5,636 + 3,127 = 8,763 m Y3 = 5,636 + 2,154 = 7,79 m Momen terhadap titik A : Ma = 3 3 2 2 1 1 Y d Y d Y d × + × + × = 79 , 7 7 , 2 763 , 8 365625 , 763 , 8 0,73125 × + × + × = 30,645 tm • Tinjauan terhadap guling, geser dan eksentrisitas Dari perhitungan diatas, pembebanan dibagi dalam beban vertikal dan horisontal yang bisa dilihat dalam table berikut. Tabel 5.21. Beban dan Momen Akibat Berbagai Pembebanan Beban PV ton MV tm PH ton MH tm V1 54 108 - - V2 20,18 40,36 - - V3 93,798 376,588 - - V4 174,456 528,862 - - H1 - - 40,379 150,071 H2 - - 18,356 49,756 342,434 1053,81 58,735 199,827 • Tinjauan terhadap guling : F.S = 2,5 Fq = MH MV ∑ ∑ = 827 , 199 81 , 1053 = 5,274 2,5……………………… aman • Tinjauan terhadap geser : F.S = 1,5 Fqs = PH P B c tg PV ∑ + ∑ φ = 735 , 58 6 4 204 , 34 434 , 342 + ° tg = 4,106 1,5……………. aman V - 77 • Tinjauan terhadap eksentrisitas : e = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ ∑ − ∑ − PV MH MV B 2 ≤ 16B = 2 4 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − 434 , 342 827 , 199 81 , 1053 ≤ 16B = 2 - 2,494 ≤ 164 = - 0,494 ≤ 0,667……………… aman

5.2.4. Perencanaan Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile yang termasuk jenis pondasi dalam. Pondasi bore pile yang direncanakan : Diameter : 60 cm Luas penampang : π r 2 = 2827,43 cm 2 Keliling : π D = 188,495 cm Mutu beton f’c : 25 Mpa = 250 kgcm 2 Mutu baja fy : 400 Mpa = 4000 kgcm 2 • Perhitungan Daya Dukung Vertikal untuk Tiang Tunggal a. Berdasarkan kekuatan bahan p tiang = σ bahan A tiang Dimana : p tiang = kekuatan pikul tiang yang diijinkan σ bahan = tegangan tekan ijin bahan tiang pondasi A tiang = luas penampang tiang pondasi Menurut Peraturan Beton Indonesia PBI, tegangan tekan beton yang diijinkan yaitu : σ bahan = 0,33 f’c → f’c = kekutan tekan beton karakteristik V - 78 σ bahan = 0,33 250 = 82,5 kgcm 2 p tiang = 82,5 2827,43 = 233262,975 kg = 233,26 ton b. Berdasarkan kekuatan tanah dari data sondir Perhitungan Pall untuk tiang pondasi dengan proses pengeboran akan direduksi sebesar 30 karena hilangnya keseimbangan tekanan tanah sewaktu dilakukan pengeboran yang mengakibatkan berkurangnya daya dukung tanah. 70 5 3 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = θ tf A qc Pall Dimana : Pall = daya dukung tanah ijin ton qc = nilai conus kgcm 2 A = luas tiang pondasi m 2 tf = total friction kgcm θ = keliling tiang pondasi m 70 5 495 , 188 4667 , 25 3 282743 , 112 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = Pall ton Pall 437 , 679 = c. Berdasarkan kekuatan tanah dari hasil Standart Penetration Test SPT 70 2 , 40 As N Ab Nb Pult + = Dimana : Pult = daya dukung batas pondasi ton Nb = nilai N-SPT Ab = luas tiang pondasi m 2 N = nilai N-SPT rata-rata As = luas selimut tiang pondasi m 2 70 950 , 727 , 25 2 , 282743 , 27 40 + = Pult ton Pult 175 , 217 = V - 79 • Perhitungan Daya Dukung Vertikal untuk Tiang Kelompok Dari perhitungan Daya Dukung Vertikal untuk Tiang Tunggal berdasarkan kekuatan bahan, kekuatan tanah dari hasil sondir dan SPT, maka ditentukan kedalaman pengeboran hingga -33,80 m. Tabel 5.22. Daya Dukung Vertikal Daya dukung 60 cm Kekuatan bahan 233,26 ton Tes sondir 679,437 ton Tes SPT 217,175 ton

a. Menghitung efisiensi kelompok tiang

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − − = n m n m m n E 1 1 90 1 θ Dimana : m = jumlah baris n = jumlah tiang dalam satu baris θ = Arc tg ds = arc tg 50 , 1 60 , = 21,8° d = diameter tiang pondasi = 60 cm s = jarak antar tiang pondasi Menentukan jumlah tiang pondasi tipe 1 : Perkiraan awal jumlah pondasi yang akan dipasang adalah Pall Pv n = Dimana : n = jumlah tiang pondasi Pv = beban vertikal Pall = daya dukung tanah diambil minimum 576 , 1 175 , 217 434 , 342 = = n ≈ dipasang 4 buah Jumlah tiang = 2 x 2 = 4 buah Jarak antar tiang pondasi = 2,5 d ≤ s ≤ 3 d = 150 ≤ s ≤ 180 → diambil s = 180 cm Ø tiang pondasi V - 80 Dimensi abutment = 4 x 6 x 1,4 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − − = 2 2 2 1 2 2 1 2 90 8 , 21 1 E = 0,7578 Sehingga daya dukung efektif dalam kelompok tiang : Pall E Pefektif = ton Pefektif 57 , 164 175 , 217 7578 , = = Rencana pemasangan pondasi 2 baris 2 lajur .Gambar 5.43. Rencana Pemasangan Pondasi b. Perhitungan beban maksimum untuk kelompok tiang Pmax = ∑ ∑ ∑ ± ± 2 2 max max y n Y Mx x n X My n Pv x y Dimana : Pmax = beban maksimum yang diterima 1 tiang pondasi tunggal ∑ Pv = jumlah beban vertikal = 342,434 ton n = banyaknya tiang pondasi bore pile = 4 buah Mx = momen arah X = 1053,81 tm My = momen arah Y = 199,827 tm X max = jarak terjauh tiang arah x terhadap titik berat kelompok tiang = 2,00 m Y max = jarak terjauh tiang arah y terhadap titik berat kelompok tiang = 3,00 m V - 81 nx = banyaknya pondasi bore pile arah x dalam satu baris = 2 buah ny = banyaknya pondasi bore pile arah y dalam satu baris = 2 buah ∑ 2 x = jumlah kuadrat ordinat pondasi bore pile = 2 X 2 = 22 2 = 8 m ∑ 2 y = jumlah kuadrat absis pondasi bore pile = 3 Y 2 = 33 2 = 27 m Pmax = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 27 2 00 , 3 81 , 1053 8 2 00 , 2 827 , 199 4 434 , 342 = 169,131 ton Pmax ≤ Pefektif →169,131 ton 164,57 ton........... tidak aman Menentukan jumlah tiang pondasi tipe 2 : Karena perkiraan awal jumlah pondasi yang akan dipasang sejumlah 4 buah tidak aman, maka : Pall Pv n = Dimana : n = jumlah tiang pondasi Pv = beban vertikal Pall = daya dukung tanah diambil minimum 576 , 1 175 , 217 434 , 342 = = n ≈ dipasang 6 buah Jumlah tiang = 2 x 3 = 6 buah Jarak antar tiang pondasi = 2,5 d ≤ s ≤ 3 d = 150 ≤ s ≤ 180 → diambil s = 180 cm Dimensi abutment = 4 x 6 x 1,4 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − − = 2 3 2 1 3 3 1 2 90 8 , 21 1 E = 0,7174 Sehingga daya dukung efektif dalam kelompok tiang : Pall E Pefektif = ton Pefektif 80 , 155 175 , 217 7174 , = = V - 82 Rencana pemasangan pondasi 3 baris 2 lajur Gambar 5.44. Rencana Pemasangan Pondasi Perhitungan beban maksimum untuk kelompok tiang tipe 2 Pmax = ∑ ∑ ∑ ± ± 2 2 max max y n Y Mx x n X My n Pv x y Dimana : Pmax = beban maksimum yang diterima 1 tiang pondasi tunggal ∑ Pv = jumlah beban vertikal = 342,434 ton n = banyaknya tiang pondasi bore pile = 6 buah Mx = momen arah X = 1053,81 tm My = momen arah Y = 199,827 tm X max = jarak terjauh tiang arah x terhadap titik berat kelompok tiang = 2,00 m Y max = jarak terjauh tiang arah y terhadap titik berat kelompok tiang = 3,00 m nx = banyaknya pondasi bore pile arah x dalam satu baris = 2 buah ny = banyaknya pondasi bore pile arah y dalam satu baris = 3 buah ∑ 2 x = jumlah kuadrat ordinat pondasi bore pile = 2 X 2 = 22 2 = 8 m ∑ 2 y = jumlah kuadrat absis pondasi bore pile = 3 Y 2 = 33 2 = 27 m V - 83 Pmax = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 27 2 00 , 3 81 , 1053 8 3 00 , 2 827 , 199 6 434 , 342 = 132,269 ton Pmax ≤ Pefektif →132,269 ton ≤ 155,80 ton........... aman c. Penulangan pondasi bore pile Direncanakan : M max = 528,862 tm = 52886200 kg.cm Diameter pondasi = 60 cm Diameter tulangan pokok = 25 mm Diameter tulangan sengkang = 10 mm Mutu baja fy = 400 Mpa = 4000 kgcm 2 Mutu beton f’c = 25 Mpa = 250 kgcm 2 Selimut beton = 5 cm Gaya tekan aksial Pu = 132,269 ton = 132269 kg Mn = φ Mu = 8 , 52886200 = 66107750 kgcm 2 5 , 212 250 85 , 85 , cm kg c f R = = = ef d = h – p – ½ ø tul.utama = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − 25 2 1 50 600 = 537,5 mm = 53,75 cm K = R d b Mn 2 = 5 , 212 75 , 53 60 66107750 2 = 1,79 F = 1 - k 2 1 − = 1 - 79 , 1 2 1 − = 0,606 F max = 02 , 400 25 85 , 400 600 450 85 , 600 450 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + fy R fy β As = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ fy R d b F = 82 , 103 4000 5 , 212 75 , 53 60 606 , = cm 2 Berdasarkan tabel penulangan tabel cur 4, maka tulangan yang digunakan adalah tulangan 40 Ø 25 As terpasang = 196,35 cm 2 . V - 84 Jarak antar tulangan = π diameter pondasi jumlah tulangan = π 60 cm 40 = 4,71 cm • Kontrol penulangan : 0035 , 400 4 , 1 4 , 1 min = = = fy ρ 02 , 400 25 85 , 400 600 450 85 , 85 , 600 450 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = fy c f fy maks β ρ ρ yg terjadi = As terpasang bd = 103,82 6053,75 = 0,0321 ρ maks ρ ≈ maks ρ As terpasang = maks ρ bd = 0,026053,75 = 64,50 cm 2 Berdasarkan tabel penulangan tabel cur 4, maka tulangan yang digunakan adalah tulangan 16 Ø 25 As terpasang = 78,54 cm 2 . • Perhitungan tulangan geser Berat tiang = beton L d γ π 4 1 2 = 4 , 2 5 , 26 6 , 4 1 2 π = ton 982 , 17 Vn = tiang berat. 5 , = 982 , 17 5 , = kg ton 8991 991 , 8 = Vu = θ Vn =89910,6 =5394,6 kg V - 85 60 cm Tulangan Spiral Ø 10 - 100 16 Ø 25 Vc = d b c f 17 , = 5 , 537 600 25 17 , =274125 N = 27412,5 kg kg Vc 75 , 8223 2 1 5 , 27412 6 , 2 1 = = φ • Perhitungan tulangan spiral Rasio penulangan spiral : ρs = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − fy c f Ac Ag 1 45 , = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 4000 250 60 4 1 1 60 4 1 45 , 2 2 π π = 0,028 As = 2 ρs Ac = 2 0,028 ¼ π 60 2 = 158,336 cm 2 S = 2 π ∅ As Asp = 2 π 60 336 , 158 1 4 1 2 π =1,8 cm ≈ 10 cm Sehingga dipakai tulangan ∅ 10 – 100 . Karena Vu φVc 2 1 , maka tidak diperlukan tulangan geser, tetapi digunakan tulangan spiral Ø 10 - 100 As = 7,854 cm 2 Gambar 5.45 Penulangan Pada Pondasi Bore Pile V - 86

5.2.5. Penulangan Badan Abutment

Penulangan badan abutment ditinjau terhadap momen yang terjadi di dasar badan abutment. Dari tabel pembebanan dipilih yang terbesar : Pv = 342,434 ton Mv = 1053,81 tm Ph = 58,735 ton Mh = 199,827 tm Direncanakan : f’c = 35 Mpa fy = 400 Mpa h = 1000 mm b = 1000 mm ef d = h – p – ½ ø tul.utama = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − 20 2 1 50 1000 = 940 mm = 94 cm Mu = L Mv = 6 81 , 1053 = 175,635 tm Mn = φ Mu = 8 , 635 , 175 = 219,544 tm = 2,19544x10 9 Nmm 75 , 29 35 85 , 85 , = = = c f R Mpa K = R d b Mn 2 = 75 , 29 940 1000 10 19544 , 2 2 9 = 0,083 F = 1 - k 2 1 − = 1 - 083 , 2 1 − = 0,086 F max = = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 400 75 , 29 400 600 450 85 , 600 450 fy R fy β 0,028 As = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ fy R d b F = = 400 75 , 29 940 1000 086 , 6012,475 mm 2 Berdasarkan tabel penulangan tabel cur 4, maka tulangan yang digunakan adalah tulangan Ø 22 – 50 As terpasang = 6284 mm 2 . V - 87 Gambar 5.46. Denah Penulangan Badan Abutment Gambar 5.47. Potongan Melintang Abutment V - 88 Kontrol : 3 10 68 , 6 940 1000 6284 − = = = d b As terpasang ρ 0035 , 400 4 , 1 4 , 1 min = = = fy ρ 028 , 400 35 85 , 400 600 450 85 , 85 , 600 450 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = fy c f fy maks β ρ min ρ ρ maks ρ ...........aman. Tulangan bagi : Diambil 20 dari As terpasang = 20 6284 = 1256,8 mm 2 Dipakai tulangan bagi Ø 16 – 150 As = 1340 mm 2

5.2.6. Penulangan Poer Abutment

Berdasarkan gaya yang diterima satu pondasi bore pile didapat Pmax = 153,216 ton Momen terhadap titik A : Mu = P n 150 – ½ 140 Dimana : n = banyaknya tiang pancang arah memanjang Maka, Mu = 25,536 3 0,8 = 62,12 tm Mn = φ Mu = 8 , 10 212 , 6 8 = 7,7610 8 Nmm Mpa c f R 75 , 29 35 85 , 85 , = = = ef d = h – p – ½ ø tul.utama = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − 22 2 1 50 1000 = 939 mm = 93,9 cm K = R d b Mn 2 = 75 , 29 939 1000 10 76 , 7 2 8 = 0,029 F = 1 - k 2 1 − = 1 - 029 , 2 1 − = 0,029 F max = 028 , 400 75 , 29 400 600 450 85 , 600 450 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + fy R fy β V - 89 As = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ fy R d b F = 3056 , 2025 400 75 , 29 939 1000 029 , = mm 2 Berdasarkan tabel penulangan tabel cur 4, maka tulangan yang digunakan adalah tulangan Ø 22 - 175 As terpasang = 2172,2 mm 2 . Kontrol : 3 min 10 5 , 3 400 4 , 1 4 , 1 − = = = fy ρ 028 , 400 35 85 , 400 600 450 85 , 85 , 600 450 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = fy c f fy maks β ρ ρ yg terjadi = As terpasang bd = 2172,2 600939 = 3,8510 -3 min ρ ρ maks ρ ......................OK.. Dipakai tulangan bagi sebesar 20 dari tulangan utama = 202172,2 = 434,44 mm 2 . Dipakai tulangan bagi Ø 12 - 250 As terpasang = 452,4 mm 2 . Tulangan Praktis : ρs = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − fy c f Ac Ag 1 45 , = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − 4000 350 60 4 1 1 60 4 1 45 , 2 2 π π = 0,0394 As = 2 ρs Ac = 2 0,0394 ¼ π 60 2 = 222,801 cm 2 S = 2 π ∅c As Asp = 2 π 60 801 , 222 1 4 1 2 π =1,32 cm ≈ 10 cm Sehingga dipakai tulangan ∅ 10 – 100. V - 90 Gambar 5.48. Denah Penulangan Poer Abutment Gambar 5.49. Potongan Melintang Poer Abutment • Perhitungan Daya Dukung Horizontal Gaya lateral yang menimpa pondasi : PH = 77,265 ton = 77265 KN Ketahanan lateral dari tiang tunggal dalam kelompok tiang adalah ketahanan pasif dari tiang dengan dimensi ekivalen : • Lebar sebesar 3 kali diameter aktual tiang • Kedalaman sebesar 6 kali diameter tiang γ 1 = 1,678 grcm 2 = 1,678 Tm 3 qc = 112 kgcm 2 = 11,2 10 3 KNm 2 Nilai uji kuat geser undrained Cu = 15 qc = 15 2 , 11 = 0,746 KNm 2 Nilai uji kuat geser undrained Co = 0,6 Cu = 0,6 0,746 = 0,4476 KNm 2 V - 91 Kedalaman tiang ekivalen Lc = 6 D = 6 0,6 = 3,6 m Kapasitas lateral yang dapat ditahan Q = 36 Co D 2 + 54 γ D 3 = 36 0,4476 0,6 2 + 54 1,67810 3 0,6 3 = 19577,9929 KN Sehingga Qult PH...........aman terhadap gaya horizontal.

5.3. Desain Jalan Baru

5.3.1. Penentuan Klasifikasi Jalan Underpass

a. Pertumbuhan Lalu Lintas

Jalan baru yang dimaksud adalah jalan masuk dan keluar dari Jl.Kapt. Sudibyo menuju persimpangan Jl. K.S. Tubun dan Jl. Teuku Umar. Data – data lalu lintas yang diketahui dapat dilihat pada tabel berikut : LHR n = LHR o 1 + i n Keterangan : LHR n = LHR tahun ke-n umur rencana LHR o = LHR awal tahun umur rencana i = pertumbuhan lalu lintas n = kumulatif tahun umur rencana Tabel 5.23. Pertumbuhan Lalu Lintas 2000 – 2004 kendhari Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, Kota Tegal . Jadi angka pertumbuhan lalu lintasnya adalah 8 diambil nilai i terbesar Tahun Jl. Kapt. Sudibyo Jl. K.S. Tubun Jl. Teuku Umar LHR kendhari i LHR kendhari i LHR kendhari i 2000 16546 10962 7156 7,23 7,12 7,58 2001 17742 11743 7698 7,58 7,24 7,76 2002 19087 12594 8295 8,65 8,18 7,98 2003 20738 13624 8957 8,98 8,56 8,33 2004 22600 14790 9703 Pertumbuhan rata-rata 8 7,8 7,9 V - 92

b. Volume Lalu Lintas Harian Dan Koefisien Kendaraan

Volume lalu lintas Jl. Kapt. Sudibyo, Jn. K.S. Tubun, Jl. Teuku Umar pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : Tabel 5.24. Volume lalu lintas Jl. Kapt. Sudibyo, Jn. K.S. Tubun, Jl. Teuku Umar pada tahun 2006

c. Penentuan Klasifikasi Jalan