Dengan Peraturan Pemerintah Tarif Pajak Pertambahan Nilai dapat diubah serendah-rendahnya 5 lima persen dan setinggi-tingginya 15 lima belas
persen.
3. Tata Cara Penghitungan PPN
Pajak Pertambahan Nilai dapat dihitung dengan cara:
Namun demikian tata cara penghitungan PPN dapat dibagi menjadi : 1.
Dalam hal penyerahan BKP hanya terutang PPN, maka jumlah PPN yang dipungut adalah 10110 bagian dari jumlah pembayaran.
DPP = Tarif PPN x Harga Kontrak 100 + Tarif PPN
2. Dalam hal penyerahan BKP yang tergolong mewah dari pengusaha yang
menghasilkan BKP yang tergolong mewah tersebut, di samping terutang PPN juga terutang PPnBM, maka jumlah PPN dan PPnBM yang dipungut
adalah sebagai berikut
DPP = Tarif PPN + Tarif PPnBM x Harga Kontrak 100 + Tarif PPN + Tarif PP nBM
B. Dasar Hukum Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
1. Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang
– Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
PPN = Dasar Pengenaan Pajak DPP x Tarif Pajak
Universitas Sumatera Utara
2. Undang – Undang No.6 Tahun 1983 dan kemudian diubah dengan Undang-
Undang No.16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang mengatur tentang Pengembalian Kelebihan Pajak dapat
dilihat pada Pasal 11, Pasal 17, Pasal 17A, Pasal 17B, Pasal 17C, dan Pasal 17D.
3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 188PMK.032007
Tentang Tata cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. 4.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 72PMK.032010 Tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai Atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 5.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187KMK.01 2010 Tentang Standar Prosedur Operasi Standard Operating Procedure Layanan Unggulan Menteri
Keuangan. 6.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Per-48PJ2008 Tentang Tata cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah.
C. Terjadinya Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN diatur dalam Undang – Undang
No.42 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 4, dan Pasal 4a yang menyatakan: “Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak
Keluaran, selisihnya merupakan Kelebihan Pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikkutnya”, dan Pasal 4a menyatakan:” Atas Kelebihan Pajak Masukan
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dapat diajukan permohonan pengembalian pada akhir tahun buku.
Selama ini, hanya Pengusaha Kena Pajak PKP yang berhubungan dengan Pemungut PPN dan Pengusaha Eksportir saja yang dapat meminta pengembalian
kelebihan pembayaran pajak setiap Masa Pajak. Selain itu kepada Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi kriteria tertentu dapat diberikan pengembalian Kelebihan
pembayaran pajak tanpa diadakan pemeriksaan terlebih dahulu. Contoh Perhitungan PPN Lebih Bayar.
a. Masa Pajak Mei 2013
Pajak Keluaran = Rp 2.000.000
Pajak Masukan Yang dapat dikreditkan = Rp 4.500.000
Pajak Lebih Bayar = Rp 2.500.000
Pajak Lebih Bayar tersebut dapat diminta kembali atau dikompensasikan pada Masa Pajak Juni 2013.
b. Masa Pajak Juni 2013
Pajak Keluaran = Rp 3.000.000
Pajak Masukan Yang dapat dikreditkan = Rp 2.000.000
Pajak Kurang Bayar = Rp 1.000.000
Pajak yang lebih dibayar dari Masa Pajak Mei 2013 yang dikompensasikan ke Masa
Pajak Juni 2013 = Rp 2.500.000
Pajak yang lebih dibayar Masa Pajak
Universitas Sumatera Utara
Juni 2013 = Rp 1.500.000
Pajak yang lebih bayar tersebut dapat dikompensasikan pada Masa Pajak Juli 2013.
D. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Restitusi PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.
Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan Pajak Masukan pada akhir tahun buku.
Dikecualikan dari ketentuan mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pajak hanya pada akhir tahun buku PKP dapat mengajukan permohonan
pengembalian pada setiap Masa Pajak yaitu oleh
:
1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak
Berwujud; 2.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai; 3.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya
tidak dipungut; 4.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
5. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; danatau
Universitas Sumatera Utara
6. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2a Undang-Undang PPN. Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
dapat disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak melalui: 1.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yang mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dengan
cara mengisi kolom “dikembalikan restitusi”; atau 2.
Surat Permohonan tersendiri, apabila kolom “dikembalikan restitusi” dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tidak diisi atau
tidak mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
Permohonan pengembalian disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.. Permohonan pengembalian
ditentukan 1 satu permohonan untuk 1 satu Masa Pajak. Bukt-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan dalam rangka
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN adalah
:
1. Dalam hal penyerahanperolehanpenerimaan Barang Kena Pajak dan atau
Jasa Kena Pajak serta pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan atau Barang Kena Pajak tidak berwujud dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean,
yaitu Faktur Pajak Keluaran dan Faktur Pajak Masukan yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan kelebihan pembayaran pajak yang dimintakan pengembalian, termasuk dokumen-dokumen pendukung yaitu:
a. Faktur PenjualanFaktur Pembelian apabila Faktur Pajak dibuat berbeda
dengan Faktur PenjualanFaktur Pembelian b.
Bukti penerimaan atau pengiriman barang, dan c.
Bukti penerimaanpembayaran uang atas pembelianpenjualan barangjasa.
2. Dalam hal impor Barang Kena Pajak, dilampirkan:
a. Pemberitahuan Impor barang PIB dan Surat Setoran Pajak atau bukti
pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut.
b. Laporan Pemeriksaan Surveyor LPS, kecuali yang tidak wajib LPS
c. Surat kuasa kepada atau dokumen lain dari Perusahaan Pengurusan Jasa
Kepabeanan PPJK untuk pengurusan barang impor, dalam hal pengurusan dikuasakan kepada PPJK
3. Dalam hal ekspor Barang Kena Pajak, dilampirkan:
a. Pemberitahuan Ekspor Barang PEB yang telah diberikan persetujuan
ekspor oleh pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berwenang dan dilampiri dengan faktur penjualan yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut
.
Universitas Sumatera Utara
b. Instruksi pengangkutan Bill Of Lading melalui darat, udara atau laut
yang dilegalisasi oleh pihak yang menerbitkan dan packing list. c.
Fotokopi wesel ekspor atau bukti penerimaan uang lainnya dari bank yang telah dilegalisasi oleh bank yang bersangkutan atau fotokopi LC
yang telah dilegalisasi oleh bank koresponden, dalam hal ekspor menggunakan LC.
d. Asli atau fotokopi yang dilegalisasi polis asuransi Barang Kena Pajak
BKP yang diekspor, dalam hal BKP yang diekspor diasuransikan. e.
Sertifikasi dari instansi tertentu seperti Departemen Perindustrian, Departemen
Perdagangan, Departemen
Pertanian, Departemen
Kehutanan, atau badan lain seperti kedutaan besar Negara tujuan, sepanjang diwajibkan adanya sertifikasi.
4. Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak kepada
Pemungut PPN, dilampirkan: a.
Kontrak atau Surat Perintah Kerja SPK atau surat pesanan atau dokumen sejenis lainnya
b. Surat Setoran Pajak
5. Dalam hal permohonan pengembalian yang diajukan meliputi kelebihan
pembayaran pajak akibat kompensasi dari Masa Pajak sebelumnya, maka bukti-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan meliputi
seluruh bukti-bukti atau dokumen-dokumen yang harus disampaikan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan keadaan Pengusaha Kena Pajak yang berkenaan dengan kelebihan pembayaran pajak Masa Pajak yang bersangkutan.
Tabel III.I Jumlah Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai Restitusi PPN di Kantor Pelayanan Pratama Medan Barat
2011 12
27.738.763.295 2012
4 11.457.110.727
Jumlah 16
39.195874.002 Jumlah Pengembalian Kelebihan
Restitusi Nilai
Tahun
Sumber: Seksi Pemeriksaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA
A. Mekanisme Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai PPN Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
Wajib pajak menyampaikan permohonan pengembalian pembayaran pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat melalui Tempat Pelayanan Terpadu
TPT dalam bentuk tertulis berupa Surat Permohonan atau dengan Surat Tersendiri. Petugas Pelayanan Terpadu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
menerima Surat permohonan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya belum
lengkap dihimbau bagi wajib pajak untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan
Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan surat permohonan beserta kelengkapannya. Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat permohonan beserta kelengkapannya ke Account
Representative. Account Representative memproses pengembalian kelebihan pembayaran pajak berdasarkan:
1. SKPLB Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
2. SKPPKP Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
atau
Universitas Sumatera Utara
3. Surat keputusan yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran
pajak yaitu Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung, Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Surat
Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Pembatalan Surat ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengurangan Surat Tagihan Pajak, atau Surat Keputusan
Pembatalan Surat Tagihan Pajak. Account Representative meminta informasi utang pajak dengan membuat Nota
Konfirmasi utang pajak dan menyampaikannya kepada Kepada Kepala Seksi dan dikirim ke Seksi Penagihan dan dilanjutkan ke Seksi Penagihan. Dalam hal wajib
pajak terdaftar di KPP lain Account Representative membuat konsep Surat Pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi
Pengawasan dan Konsultsi Waskon. Kepala Seksi Waskon meneliti dan memaraf konsep Surat Pengantar dan menandatangani Nota Konfirmasi Utang Pajak kemudian
meneruskan kepada Kepala KPP Pratama Medan Barat untuk ditandatangani. Kepala KPP Medan Barat meneliti dan menandatangani konsep surat pengantar dan Nota
Konfirmasi Utang Pajak. Surat pengantar dan Nota Konfimasi Utang Pajak kemudian dikembalikan kepada Account Representative untuk dikirim ke KPP lain. Acount
Representative mengirimkan surat pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak melalui faksimili dan memastikan melalui telepon bahwa faksimili telah diterima oleh
Seksi Penagihan KPP lain, mengarsipkan struk bukti pengiriman faksimili dan
Universitas Sumatera Utara
kemudian mengirim surat pengantar dan Nota Konfirmasi Utang Pajak tersebut sesuai SOP Tata cara penyampaian Dokumen di KPP.
Seksi Penagihan danatau KPP lain menindaklanjuti konfirmasi utang pajak dan menyampaikan jawaban Nota Konfirmasi utang pajak berdasarkan SOP Tata cara
menjawab Konfirmasi Data Tunggakan Wajib Pajak paling lama 2 dua hari sejak diterimanya sejak diiterimanya Nota Konfirmasi oleh Seksi Penagihan atau sejak
diterimanya faksimili konfirmasi utang pajak oleh KPP lain. Account Representative kemudian meneliti jawaban konfirmasi Utang pajak
dari Seksi PenagihanKPP lain, kemudian memperhitungkan kelebihan pembayaran pajak dengan mendahulukan utang pajak dengan urutan prioritas sebagai berikut:
1. Utang pajak yang mendekati tanggal daluwarsa penagihan;
2. Utang pajak yang bernilai paling besar;
3. Utang pajak yang dikompensasikan melalui potongan SPMKP
Perhitungan kelebihan pembayaran pajak ke utang pajak dituangkan dalam Nota Perhitungan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang disebut
Nothit. Account Representative AR melengkapi Nothit, Konsep SKPKPP Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. Dalam hal KPP menggunakan aplikasi SIDJPSIPMOD dan akan memperhitungkan kelebihan
pembayaran pajak dengan Utang PPNdanatau PPnBM yang terdaftar di KPP lain. AR merekam utang PPN danatau PPnBM tersebut kedalam Aplikasi
SIDJPSIPMOD.
Universitas Sumatera Utara
Kepala Seksi Waskon meneliti, menyetujui dan memaraf Nothit kemudian disampaikan Kepada Kepala KPP untuk mendapat persetjuan.Kepala KPP meneliti,
menyetujui dan menandatangani Nothit. AR membuat konsep surat pemberitahuan ke KPP lain yang telah mengirim jawaban konfirmasi utang pajak bahwa utang pajak
yang dikonfirmasikan dapattidak dapat diperhitungkan dengan kelebihan pembayaran pajak.
Kepala Seksi Waskon meneliti dan memaraf Surat Setoran Pajak SSP, konsep surat pemberitahuan ke KPP lain, dan konsep surat pemberitahuan ke
BankPos Persepsi, kemudian meneruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan beserta Nothit, Konsep SKPKPP, dan SPMKP. SSP untuk kompensasi melalui potongan
Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak SPMKP. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas pengembalian kelebihan
pembayaran dan menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak Konsep SKPKPP dan konsep SPMKP. Pelaksanaan Seksi Pelayanan mencetak Konsep
SKPKPP dan Konsep SPMKP dari aplikasi sistem informasi perpajakan. Berdasarkan Konsep SPMKP, Pelaksana Pelayanan merekam dan mencetak dan mencetak pada
aplikasi SPM berupa konsep SPMKP empat rangkap. Selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk diteliti. Kepala seksi Pelayanan meneliti,
menyetujui dan memaraf konsep SKPKPP, Konsep SPMKP empat rangkap kemudian menyampaikan seluruh berkas pengembalian kelebihan pembayaran
kepada Kepala KPP.
Universitas Sumatera Utara
Kepala KPP meneliti dan menandatangani SKPKPP, Konsep SPMKP, SPMKP, SSP untuk kompensasi melalui transfer pembayaran, surat pemberitahuan
untuk KPP lain dan surat pemberitahuan ke BankPos Persepsi, kemudian mengembalikan kepada Seksi Pelayanan untuk diselesaikan.
Kepala seksi pelayanan menugaskan ke Pelaksana Seksi Pelayanan untuk penatausahaan dan penyampaian dokumen, pelaksana seksi pelayanan berkoordinasi
dengan Account Representative mengenai penyampaian dokumen kepihak-pihak yang terkait. Pelaksana seksi Pelayanan menyampaikan:
1. Kopi SKPKPP ke Seksi Pusat Data Informasi PDI
2. Kopi surat Pemberitahuan dan kopi SKPKPP ke Seksi Penagihan
Pelaksana seksi Pelayanan: 1.
Mengarsip berkas melalui SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak.
2. Menyampaikan dokumen ke pihak terkait melalui SOP Tata Cara
Penyampaian dokumen di KPP yaitu SKPKPP lembar ke-2, SPMKP lembar ke-1 dan ke-2 dan SSP dalam hal adanya utang pajak melalui
potongan SPMKPP Ke KPPN dan SSP dan surat Pemberitahuan Ke BankPos Persepsi dalam hal ada kompensasi Transfer pembayaran,
SKPKPP lembar ke-1 dan SPMKP lembar ke-3 kepada wajib pajak, kopi SKPKPP dan SPMKP beserta surat Pemberitahuan ke KPP lain yang
terdapat utang pajak atau tidak terdapat utang pajak yang dikompensasikan.
Universitas Sumatera Utara
Account Representative membuat konsep surat pengantar penyampaian SSP lembar ke-1 Kepada wajib pajak, baik untuk SSP yang dibuat oleh KPP sendiri
maupun yang dibuat KPP lain, surat pengantar diparaf oleh Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan ditandatangani oleh Kepala kantor. Surat pengantar disampaikan
beserta SSP lembar ke-1 kepada wajib pajak berdasarkan SOP Tata cara Penyampaian Dokumen di KPP.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
B. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Restitusi PPN Di KPP Pratama Medan Barat
Dari Tabel III.1 pada bab sebelumnya dapat dilihat Perbandingan Jumlah Restitusi PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, antara lain:
1. Tahun 2011 jumlah Restitusi Pajak Pertambahan Nilai yang diproses
sebanyak 12 dua belas dengan nilai restitusi Rp 27.738.763.295 2.
Sedangkan pada tahun 2012 Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang diproses sebanyak 4 empat, dengan nilai restitusi Rp
11.457.110.727 Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Barat Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Restitusi PPN mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan oleh Penjualan Barang Kena Pajak BKP yang dilakukan oleh PKP lebih besar daripada pembelian Barang Kena Pajak sehingga Pajak Keluarannya
PK lebih besar daripada Pajak Masukan PM, yang mengakibatkan Pengusaha Kena Pajak Kurang Bayar. Kondisi Ekonomi dapat juga mengurangi penurunan
restitusi,seperti menurunnya daya beli yang akan mempengaruhi Pajak Masukan, pengembalian kelebihan Pajak Pertambahan Nilai tergantung kepada kebijakan dari
sebuah perusahaan, apabila perusahaan tersebut ingin menginginkan penambahan Modal, maka perusahaan tersebut akan melakukan restitusi atas kelebihan Pajak
Pertambahan Nilainya.
Universitas Sumatera Utara
C. Hambatan dan