c Rambut getar yang terdapat
dalamnya, akan berfungsi sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan
elektrokimia ke pusat emosi dan daya
ingat seseorang
yang selanjutnya akan mengantar pesan
balik keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.
Pesan yang
diantar keseluruh tubuh akan dikonversikan
menjadi suatu aksi dengan pelepasan subtansi neurokimia berupa perasaan
senang,
rileks, tenang
atau terangsang.
Melalui penghirupan
sebagaian molekul akan masuk ke paru-paru.
Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan
mukosa pada
saluran pernafasan, baik pada bronkus atau
pada cabang halusnya bronchiole. Pada terjadi pertukaran gas didalam
alveoli,
molekul tersebut
akan diangkut oleh sistem sirkulasi darah
didalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan mengingkatkan jumlah
bahan aromatik yang ada kedalam tubuh, respon bau yang dihasilkan
akan
merangsang kerja
sel neurokimia otak.
3. Jeruk
Jeruk atau
limau semua
tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku rutaceace suku
jeruk-jerukan. Anggotanya
berbentuk pohon
dengan yang
berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak diantara
anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari
kandungan asam sitrat yang memang terkandung pada semua anggotanya.
Asal jeruk adalah asia timur jeruk manis dan sitrun atau lemon dan
asia tenggara jeruk bali, jeruk nipis, dan jeruk purut, membentuk sebuah
busur yang membentang dari Jepang terus keselatan hingga kemudian
membelok ke barat ke arah India bagian timur. Di Indonesia sendiri,
terdapat lima jenis jeruk yang dibudidayakan, yaitu jeruk keprok
Citrus reticulate, jeruk siem Citrus microcarpa, jeruk besar atau sering
disebut
jeruk bali
Citrus mazimamer, jeruk manis Citrus
aurantium, dan jeruk sayur dibagi 3, yaitu jeruk purut citrus cunetta,
jeruk nipis citrus auratifolia dan jeruk sambal citrus hitrix.
Buah jeruk
dan olahnya
mengandung senyawa flavonoid dan limonoid yang diduga bermanfaat
melawan berbagai
penyakit. Senyawa flavonoid yang utama
adalah meringankan dan limonoid adalah limonin. Senyawa volatin
pada jeruk berperan penting dalam membentuk
aroma dan
flavor. Kompenen pembentuk aroma dan
flavor adalah hidrokarbon terpen, komponen karbonil, alcohol, dan
ester.
Zat bermanfaat yang terkandung dalam kulit jeruk salah satunya
adalah minyak essensial. Kandungan kulit jeruk yang satu ini banyak
bermanfaat bagi manusia. minyak esensial adalah sejenis minyak nabati
yang dapat berubah mengental bila diletakkan
pada suhu
ruangan. Minyak
ini bermanfaat
mengeluarkan aroma yang sangat khas dan biasanya digunakan sebagai
bahan pembuat minyak gosok alami yang digunakan untuk pengobatan.
Dalam kaitanya dengan bidang kesehatan, minyak atsiri berguna
untuk menstabilkan system syaraf sehingga dapat menimbulkan efek
tenang
bagi siapapun
yang menghirupnya.
4.Terapi aroma jeruk
Terapi aroma merupakan terapi yang digunakan untuk meningkatkan
kesehatan fisik
dan psikologis.
Terapi aroma merupakan istilah modern
yang digunakan
untuk
membantu proses
penyembuhan tradisional
dengan menggunakan
ekstrak aromatik
murni jeruk
Primadiati, 2002.
Ekstrak tumbuhan yang digunakan tersebut
biasa dikenal dengan istilah minyak essensial
yang dapat
diperoleh melalui berbagai macam cara dan
metode pengolahan. Tumbuhan dan ekstranya telah digunakan sejak
dahulu untuk meringankan rasa nyeri,
membantu penyembuhan,
membunuh kuman
serta untuk
menjaga kesehatan tubuh. Pada abab X seorang dokter ilmuan muslim dari
bangsa arab yaitu Avicena, telah berhasil menemukan efek positif dari
ekstrak jeruk. Temuan ini dibahas dalam buku pertama dari ratusan
buku
yang berhasil
ditulisnyaKoensoemardiayah, 2009.
Mekanisme kerja
minyak essensial dalam tubuh manusia
berlangsung melalui
dua sitem
fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Sistem
sirkulasi melibatkan
darah, pembuluh
darah serta
sistem limfatik. Sistem penciuman meliputi
reseptor-reseptor pembau
pada rongga hidung Primadiati, 2002.
Minyak essensial akan dibawa oleh sistem sirkulasi dengan pemakaian
secara oral atau topikal. Melalui pemakaian secara oral atau diminum,
minyak essensial akan diserap oleh kapiler-kapiler
pada saluran
gastrointestinal. Sedangkan minyak essensial yang dipakai secara topikal
akan diserap oleh kapiler di kulit. Selanjutnya
kapiler mengantarkannya ke susunan saraf
pusat Primadiati, 2002. Sistem
penciuman akan
membaca minyak essensial melalui proses inhalasi. Molekul minyak
essensial yang menguap dan masuk ke rongga hidung akan ditangkap
oleh olfactory epithelium reseptor pembau. Bau tersebut kemudian
ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman di pangkal otak.
Selanjutnya berbagai sel neuron menginterpertasikan bau tersebut dan
menghantarkannya ke sistem limbik yang
selanjutnya dikirim
ke hipotalamus untuk diolah. melalui
pengantaran respon yang dilakukan oleh hipotalamus, seluruh unsur pada
minyak essensial tersebut akan dibawa oleh sistem sirkulasi dan
agen kimia kepada organ tubuh yang membutuhkan.
Secara fisiologis,
kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan organik tersebut akan
memperbaiki ketidakseimbangan
yang terjadi di dalam sistem tubuh Primadiati, 2002.
Minyak essensial
memiliki kemampuan
untuk memberikan
berbagai efek terapeutik pada tubuh manusia
melalui berbagai
mekanisme yang telah diuraikan di atas. Mual dan muntah yang terjadi
pada ibu hamil yang terjadi akibat peningkatan kadar estrogen atau
HCG
dan perubahan
sistem pencernaan dapat berkurang dengan
penggunaan minyak
essensial. Minyak essensial yang dihirup akan
menekan pusat mual di medulla oblongata dan menekan impuls
iritatif yang datang dari traktus gastrointestinal
sehingga mual
muntah dapat berkurang Guyton Hall, 2007.
Hipotesis Penelitian
HA: Ada pengaruh pemberian terapi
aroma jeruk
terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu
hamil. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
yang digunakan
adalah Quasi
Eksperiment dengan rancangan one group
pretest postest
yaitu rancangan
ini tidak
ada nya
kelompok kontrol atau pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan
observasi pertama,
yang memungkinkan menguji perubahan-
perubahan yang
terjadi setelah
adanya eksperimen.
Tujuan penelitian
ini adalah
untuk menganalisis pengaruh pemberian
terapi aroma
jeruk terhadap
intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
harapan raya kota pekanbaru.variabel Independen
pada penelitian
ini Pemberian
terapi aroma
jeruk,diperoleh dengan memberikan perlakuan selama 3 kali dalam 24
jam, sedangkan variabel dependen rasa mual muntah pada ibu hamil di
ketahui dari penyebaran lembar observasi
di wilayah
kerja Puskesmas Harapan Raya Kota
Pekanbaru.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Menurut hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
pada bab ini akan dibahas secara sitematis dari hasil univariat yang
terdiri hasil sebelum di berikan perlakuan terapi aroma jeruk pada
ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah, dan sesudah perlakuan
pemberian terapi aroma jeruk kepada ibu hamil yang mengalami rasa mual
dan muntah di Wilayah Kerja Puskesmas
Harapan Raya.
Pembahasan dalam penelitian ini adalah melihat teori dan penelitian
terkait telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian
saat ini. 1.
Rata- rata intensitas mual muntah pada ibu hamil sebelum
pemberian terapi aroma jeruk Pada penelitian ini didapatkan hasil
dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di Wilayah
Kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, rata-rata intensitas mual
muntah sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah 5,25 SD 1,58
SE : 0,35. Di ketahui mayoritas mengalami
mual muntah
pada kehamilan primipara dengan jumlah
15 responden atau 75 ,dikarenakan ibu hamil mengandung anak pertama
belum mempunyai pengalaman akan perubahan hormon yang dialaminya.
Mual dan muntah dapat membuat ibu hamil menjadi tidak nyaman karena
nafsu makan berkurang setelah mual muntah terjadi, dan ibu hamil tidak
mau untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh karena takut mual dan
muntah terjadi, pada ibu hamil pun sukar untuk mengkonsumsi obat
antimuntah karena persepsi ibu hamil pada saat penelitian bahwa ketika
mengkonsumsi obat tersebut mampu memicu mual muntah.
Mayoritas dari hasil penelitian yang dilakukan pada kehamilan trimester
pertama lebih dominan mengalami mual muntah yaitu sebanyak 17
responden
mengalaminya, disebutkan dalam teori bahwa pada
trimester pertama
cenderung mengalami keluhan mual muntah di
karenakan meningkatnya produksi hormon kehamilan, ketika sel telur
yang sudah dibuahi menempel pada dinding
rahim, tubuh
akan memproduksi
hormon human
chorionoc gonadotprin HCG. Hal inilah yang diduga menyebabkan
mual sehingga terjadinya muntah. Mual dan muntah yang dialami
responden jika tidak teratasi dapat menyebabkan
dehidrasi, hipokalemia, hemokonsentrasi dan
hyperemesis gravidarum. Hal ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan
perkembangan janin karena nutrisi yang tidak
terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan.
2. Rata-rata