Jeruk pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya pekanbaru tahun 2017

c Rambut getar yang terdapat dalamnya, akan berfungsi sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantar pesan balik keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar keseluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan subtansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang. Melalui penghirupan sebagaian molekul akan masuk ke paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada cabang halusnya bronchiole. Pada terjadi pertukaran gas didalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sistem sirkulasi darah didalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan mengingkatkan jumlah bahan aromatik yang ada kedalam tubuh, respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak.

3. Jeruk

Jeruk atau limau semua tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku rutaceace suku jeruk-jerukan. Anggotanya berbentuk pohon dengan yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak diantara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang terkandung pada semua anggotanya. Asal jeruk adalah asia timur jeruk manis dan sitrun atau lemon dan asia tenggara jeruk bali, jeruk nipis, dan jeruk purut, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus keselatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Di Indonesia sendiri, terdapat lima jenis jeruk yang dibudidayakan, yaitu jeruk keprok Citrus reticulate, jeruk siem Citrus microcarpa, jeruk besar atau sering disebut jeruk bali Citrus mazimamer, jeruk manis Citrus aurantium, dan jeruk sayur dibagi 3, yaitu jeruk purut citrus cunetta, jeruk nipis citrus auratifolia dan jeruk sambal citrus hitrix. Buah jeruk dan olahnya mengandung senyawa flavonoid dan limonoid yang diduga bermanfaat melawan berbagai penyakit. Senyawa flavonoid yang utama adalah meringankan dan limonoid adalah limonin. Senyawa volatin pada jeruk berperan penting dalam membentuk aroma dan flavor. Kompenen pembentuk aroma dan flavor adalah hidrokarbon terpen, komponen karbonil, alcohol, dan ester. Zat bermanfaat yang terkandung dalam kulit jeruk salah satunya adalah minyak essensial. Kandungan kulit jeruk yang satu ini banyak bermanfaat bagi manusia. minyak esensial adalah sejenis minyak nabati yang dapat berubah mengental bila diletakkan pada suhu ruangan. Minyak ini bermanfaat mengeluarkan aroma yang sangat khas dan biasanya digunakan sebagai bahan pembuat minyak gosok alami yang digunakan untuk pengobatan. Dalam kaitanya dengan bidang kesehatan, minyak atsiri berguna untuk menstabilkan system syaraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya. 4.Terapi aroma jeruk Terapi aroma merupakan terapi yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis. Terapi aroma merupakan istilah modern yang digunakan untuk membantu proses penyembuhan tradisional dengan menggunakan ekstrak aromatik murni jeruk Primadiati, 2002. Ekstrak tumbuhan yang digunakan tersebut biasa dikenal dengan istilah minyak essensial yang dapat diperoleh melalui berbagai macam cara dan metode pengolahan. Tumbuhan dan ekstranya telah digunakan sejak dahulu untuk meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhan, membunuh kuman serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada abab X seorang dokter ilmuan muslim dari bangsa arab yaitu Avicena, telah berhasil menemukan efek positif dari ekstrak jeruk. Temuan ini dibahas dalam buku pertama dari ratusan buku yang berhasil ditulisnyaKoensoemardiayah, 2009. Mekanisme kerja minyak essensial dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sitem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Sistem sirkulasi melibatkan darah, pembuluh darah serta sistem limfatik. Sistem penciuman meliputi reseptor-reseptor pembau pada rongga hidung Primadiati, 2002. Minyak essensial akan dibawa oleh sistem sirkulasi dengan pemakaian secara oral atau topikal. Melalui pemakaian secara oral atau diminum, minyak essensial akan diserap oleh kapiler-kapiler pada saluran gastrointestinal. Sedangkan minyak essensial yang dipakai secara topikal akan diserap oleh kapiler di kulit. Selanjutnya kapiler mengantarkannya ke susunan saraf pusat Primadiati, 2002. Sistem penciuman akan membaca minyak essensial melalui proses inhalasi. Molekul minyak essensial yang menguap dan masuk ke rongga hidung akan ditangkap oleh olfactory epithelium reseptor pembau. Bau tersebut kemudian ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman di pangkal otak. Selanjutnya berbagai sel neuron menginterpertasikan bau tersebut dan menghantarkannya ke sistem limbik yang selanjutnya dikirim ke hipotalamus untuk diolah. melalui pengantaran respon yang dilakukan oleh hipotalamus, seluruh unsur pada minyak essensial tersebut akan dibawa oleh sistem sirkulasi dan agen kimia kepada organ tubuh yang membutuhkan. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan organik tersebut akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi di dalam sistem tubuh Primadiati, 2002. Minyak essensial memiliki kemampuan untuk memberikan berbagai efek terapeutik pada tubuh manusia melalui berbagai mekanisme yang telah diuraikan di atas. Mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil yang terjadi akibat peningkatan kadar estrogen atau HCG dan perubahan sistem pencernaan dapat berkurang dengan penggunaan minyak essensial. Minyak essensial yang dihirup akan menekan pusat mual di medulla oblongata dan menekan impuls iritatif yang datang dari traktus gastrointestinal sehingga mual muntah dapat berkurang Guyton Hall, 2007. Hipotesis Penelitian HA: Ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan one group pretest postest yaitu rancangan ini tidak ada nya kelompok kontrol atau pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama, yang memungkinkan menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya kota pekanbaru.variabel Independen pada penelitian ini Pemberian terapi aroma jeruk,diperoleh dengan memberikan perlakuan selama 3 kali dalam 24 jam, sedangkan variabel dependen rasa mual muntah pada ibu hamil di ketahui dari penyebaran lembar observasi di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menurut hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas secara sitematis dari hasil univariat yang terdiri hasil sebelum di berikan perlakuan terapi aroma jeruk pada ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah, dan sesudah perlakuan pemberian terapi aroma jeruk kepada ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya. Pembahasan dalam penelitian ini adalah melihat teori dan penelitian terkait telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian saat ini. 1. Rata- rata intensitas mual muntah pada ibu hamil sebelum pemberian terapi aroma jeruk Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, rata-rata intensitas mual muntah sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah 5,25 SD 1,58 SE : 0,35. Di ketahui mayoritas mengalami mual muntah pada kehamilan primipara dengan jumlah 15 responden atau 75 ,dikarenakan ibu hamil mengandung anak pertama belum mempunyai pengalaman akan perubahan hormon yang dialaminya. Mual dan muntah dapat membuat ibu hamil menjadi tidak nyaman karena nafsu makan berkurang setelah mual muntah terjadi, dan ibu hamil tidak mau untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh karena takut mual dan muntah terjadi, pada ibu hamil pun sukar untuk mengkonsumsi obat antimuntah karena persepsi ibu hamil pada saat penelitian bahwa ketika mengkonsumsi obat tersebut mampu memicu mual muntah. Mayoritas dari hasil penelitian yang dilakukan pada kehamilan trimester pertama lebih dominan mengalami mual muntah yaitu sebanyak 17 responden mengalaminya, disebutkan dalam teori bahwa pada trimester pertama cenderung mengalami keluhan mual muntah di karenakan meningkatnya produksi hormon kehamilan, ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionoc gonadotprin HCG. Hal inilah yang diduga menyebabkan mual sehingga terjadinya muntah. Mual dan muntah yang dialami responden jika tidak teratasi dapat menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, hemokonsentrasi dan hyperemesis gravidarum. Hal ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan.

2. Rata-rata