pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya pekanbaru tahun 2017

(1)

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AROMA JERUK

TERHADAP INTENSITAS RASA MUAL DAN

MUNTAH PADA IBU HAMIL DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS HARAPAN

RAYA TAHUN 2017

Oleh : Rofika sahyati azni

Pembimbing : Amir Luthfi Dan Dhini Anggraini Dhilon

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Bangkinang, Indonesia

Email : rofikaazni@yahoo.com

Pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya

ABSTRAK

Tujuan penelitian pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Tahun 2017.Desain penelitian yang digunakan Quasi experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 ibu hamil yang mengalami mual muntah, pengambilan sampling dengan quota sampling sebanyak 20 ibu hamil. Data dalam penelitian ini data primer penelitian langsung terhadap ibu hamil. Analisis data yang digunakan uji T.Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Tahun 2017 menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian terapi arpma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah , dengan nilai p-value 0.000<0.05. oleh karena itu bagi masyarakat (ibu hamil) yang mengalami mual muntah dapat menerapkan pengobatan non farmakologi dengan penggunaan terapi aroma yang tepat untuk menurunkan rasa mual dan muntah salah satunya menggunakan terapi aroma jeruk agar dapat mengurangi intensitas mual dan muntah sehingga bisa di mengurangi penggunaan obat farmakologi yang ada efek sampingnya.

Kata kunci : Ibu hamil, terapi aroma jeruk, intensitas rasa mual dan muntah pada kehamilan

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut diciptakan Visi Indonesia Sehat 2010, yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku, dan lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil


(2)

dan merata, di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan tersebut, dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga (Departemen Kesehatan RI, 2013).

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan kesehtaan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkesinambungan (Depertemen kesehatan RI, 2013).

Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehtan yang optimal dapat di mulai sedini mungkin bahkan saat awal terjadinya konsepsi. Kehamilan

adalah pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain perubahan tersebut

ibu hamil mengalami

ketidaknyamanan dalam kehamilan kelelahan, keputihan, mengidam, sering buang air kecil dan mual muntah (emesis gravidarum) (Kusmiyati, 2013). Perubahan diatas

terjadi akibat adanya

ketidakseimbangan hormon progestrogen dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2010). Beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman di

antaranya adalah mual muntah (Smith,2007). Bagi 50% wanita hamil, mual muntah yang dikenal dengan istilah emesis gravidarum menjadi bagian yang “tidak enak”

dalam kehammilan

(Koensoemardiyah, 2009).

Pada setiap tahap kehamilan seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan gizi berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Walyani, 2008). Ibu hamil harus makan, makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi. Nutrisi bagi ibu hamil juga sangatlah penting bagi kesehatan janin dalam kandungan, ibu hamil yang kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan perkembangan janin tidak normal, gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit lambung (gastritis) dan pada saat hamil mengalami mual muntah maka akan memperburuk kesehatan jika mual muntah tidak teratasi dengan baik (Sulistiawati, 2008).

Mual (nausea) dan muntah (emesis) suatu gejala yang sering terjadi pada kehamilan yaitu 60-80% Primigravida dan 40-60% Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat dirasakan setiap saat pada siang dan malam hari.Rasa mual dan muntah biasanya dimulai pada minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat bisa dirasakan ibu hamil sepanjang kehamilan jika penanganan mual muntah tidak di lakukan secara benar (Wiknjosastro, 2007).

Di Amerika serikat dan kanada sekitar 400.000 dan 350.000 wanita hamil mengalami kejadian mual dan


(3)

muntah setiap tahunnya. Pada negara-negara Barat dan penduduk kota, Menurut Hernawati,dkk (2014) di Cianjur, Indonesia terdapat 69,2% wanita hamil yang mengalami mual dan muntah dan 30,8% tidak mengalami mual dan muntah selama masa kehamilan, dari 52 sampel yang di ambil.

Berbagai upaya preventif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk ibu hamil yang mengalami mual muntah agar tidak menjadi pada kondisi yang parah dilakukan dengan cara modifikasi lifestyle menghindari stress dan istirahat yang cukup, Mengatur diet yaitu mengatur pola makan sedikit namun sering tidak mengkonsumsi minuman bersoda, Terapi farmakologi diberikan obat-obatan berupa antiemetik (masruroh dan Wulan, 2016). dan Terapi non-farmakologi yaitu terapi-terapi tradisional, yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil

seperti akupuntur dan

acupressure,dengan cara menekan pada titik pericardium 6 atau P6 selama sepuluh menit atau lebih beberapa kali sehari, namum tidak semua ibu hamil tahu dan paham dimana posisi titik akupuntur tersebut. Pengobatan herbal yaitu, dengan mengkonsumsi ramuan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jahe, kulit pohon elm dan teh rempah-rempah pada kondisi yang di alami mual muntah tersebut ibu hamil dengan spontan akan memuntahkan sesuatu yang masuk kedalam mulutnya maka pengobatan herbal hanya sebagian kecil berhasil (Wesson, 2002).Terapi aroma pengobatan alternaternatif yang menggunakan minyak essensial dimana pengobatan ini bersifat noninstruktif, noninvasif, murah,

sederhana, efektif dan tanpa efek samping yang merugikan bagi ibu dan janinnya (price & Shirley, 2007).

Terapi aroma dengan menggunakan indra penciuman merupakan salah satu yang memiliki reseptor saraf yang berhubungan dengan saluran ke otak sehingga efek yang diberikan bisa langsung dirasakan oleh ibu hamil yang mengalami mual muntah. Terapi yang menggunakan minyak essensial atau sari minyak murni yang membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyengarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Terapi aroma memiliki manfaat yang sangat beragam, mulai dari pertolongan pertama sampai membangkitkan rasa gembira (Koensoemardiyah, 2009).

Pemilihan terapi aroma untuk mengatasi permasalahan mual dan muntah pada ibu hamil yaitu minyak essensial jeruk dimana kulit jeruk memiliki kandungan senyawa limonene, myrcene, linalool,oktanal, dekanal, sitronelal, neral, geranial, valensen, β sinensial, α sinansial yang bermanfaat untuk menekat rasa mual dan mencegah terjadinya muntah karena kandungan senyawa tersebut mampu menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya (Moelyono & Muchtaridi, 2015).

TELAAH PUSTAKA 1. Mual Muntah

Emesis gravidarum atau nama lainnya Nausea gravidarum (NVP), atau lebih dikenal dengan istilah morning sickness adalah gejala mual – biasanya disertai muntah, yang umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada trimester pertama. Kondisi ini umumnya


(4)

dialami oleh lebih dari separuh wanita yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan.

Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda (Arianto, \2009). Mual muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula terjadi setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007).

Penyebab terjadinya mual muntah sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual

disebabkan oleh karena

meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 2007).

Kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan. Dalam kehamilan terjadi kekenduran relative jaringan otot dalam system pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya (Yuni, 2009).

Mual merupakan dalam keadaan normal, tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang akan meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi besar mengalami kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esophagus dan lambung atau syndrome mallary weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2007).

Pada mual muntah jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan intensitas berat badan dikarenakan tidak terpenuhinya asupan nutrisi ibu yang mengakibatkan meningkatnya kejadian gangguan pertumbuhan pada janin (IUGR), BBLR, cacat bawaan pada janin (Prawirohardjo, 2010).

Mual muntah juga jika tidak teratasi dengan segera akan menjadi Hiperemesis gravidarum yang berdampak pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan ginjal, akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi mengakibatkan peredaran darah ke janin berkurang (Rukiyah, 2014).


(5)

2. Terapi Aroma

Terapi aroma adalah terapi yang menggunakan essensial oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semngat, menyengarkan sera membangkitkan jiwa raga. Essensial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002).

Terapi aroma merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Sebelum menggunakan terapi aroma perlu dikaji adanya riwayat alergi yang dimiliki klien (Damayanti, 2011).

Terapi aroma adalah minyak essensial yang menentukan kontraksi uterus, mendorong kontraksi rahim, mengurangi rasa sakit dan mual, meredakan ketegangan dan kejang, mengurangi rasa takut dan kecemasaan. dan mengingkatkan perasaan kesejahteraan (Price & shirley, 2007).

Terapi aroma merupakan sari perawatan tubuh dengan bantuan sari tumbuhan tertentu. Sari berupa cairan wangi yang lazim disebut minyak essensial, atau minyak asiri (Flora serial, 2010).

Mekanisme kerja bahan terapi aroma adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Untuk masalah mual pada klien HEG, mual terjadi karena adanya peningkatan kadar estrogen atau HCG (Human Charinic Gonadotropin) dan perubahan dari sistem pencernaan. Sehingga otak dimedula yang secra erat

berhubungan dengan atau merupakan bagian dari pusat mual yang disebabkan oleh implus iritatif yang datang dari tractus gastrointestinal dan impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sickness (Guyton & Hall, 2007).

Organ penciuman merupakan satu-satunya indra perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls elektrik pada ujung saraf yang ahrus dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang sedang dicium.

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap langsung keudara. Apabila masuk kerongga hidung melalui pernafasan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman berbagai akan tiga tahap:

a) Penerimaan molekul bau tersebut oleh saraf olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf.

b) Ditransmisikannya bau tersebut sebagai pesan kepusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung. Pusat penciuman ini hanya sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada penciuman ini hanya sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini

berbagai sel neuron

menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Bila minyak essensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut kepuncak hidung.


(6)

c) Rambut getar yang terdapat dalamnya, akan berfungsi sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantar pesan balik keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar keseluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan subtansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang.

Melalui penghirupan sebagaian molekul akan masuk ke paru-paru. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau pada cabang halusnya (bronchiole). Pada terjadi pertukaran gas didalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sistem sirkulasi darah didalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan mengingkatkan jumlah bahan aromatik yang ada kedalam tubuh, respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak.

3. Jeruk

Jeruk atau limau semua tumbuhan berbunga anggota marga citrus dari suku rutaceace (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak diantara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang terkandung pada semua anggotanya. Asal jeruk adalah asia timur (jeruk manis dan sitrun atau lemon) dan asia tenggara (jeruk bali, jeruk nipis, dan jeruk purut), membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus keselatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Di Indonesia sendiri,

terdapat lima jenis jeruk yang dibudidayakan, yaitu jeruk keprok (Citrus reticulate), jeruk siem (Citrus microcarpa), jeruk besar atau sering disebut jeruk bali (Citrus mazimamer), jeruk manis (Citrus aurantium), dan jeruk sayur dibagi 3, yaitu jeruk purut (citrus cunetta), jeruk nipis (citrus auratifolia) dan jeruk sambal (citrus hitrix).

Buah jeruk dan olahnya mengandung senyawa flavonoid dan limonoid yang diduga bermanfaat melawan berbagai penyakit. Senyawa flavonoid yang utama adalah meringankan dan limonoid adalah limonin. Senyawa volatin pada jeruk berperan penting dalam membentuk aroma dan flavor. Kompenen pembentuk aroma dan flavor adalah hidrokarbon terpen, komponen karbonil, alcohol, dan ester.

Zat bermanfaat yang terkandung dalam kulit jeruk salah satunya adalah minyak essensial. Kandungan kulit jeruk yang satu ini banyak bermanfaat bagi manusia. minyak esensial adalah sejenis minyak nabati yang dapat berubah mengental bila diletakkan pada suhu ruangan.

Minyak ini bermanfaat

mengeluarkan aroma yang sangat khas dan biasanya digunakan sebagai bahan pembuat minyak gosok alami yang digunakan untuk pengobatan. Dalam kaitanya dengan bidang kesehatan, minyak atsiri berguna untuk menstabilkan system syaraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya.

4.Terapi aroma jeruk

Terapi aroma merupakan terapi yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis. Terapi aroma merupakan istilah modern yang digunakan untuk


(7)

membantu proses penyembuhan tradisional dengan menggunakan ekstrak aromatik murni jeruk (Primadiati, 2002). Ekstrak tumbuhan yang digunakan tersebut biasa dikenal dengan istilah minyak essensial yang dapat diperoleh melalui berbagai macam cara dan metode pengolahan. Tumbuhan dan ekstranya telah digunakan sejak dahulu untuk meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhan, membunuh kuman serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada abab X seorang dokter ilmuan muslim dari bangsa arab yaitu Avicena, telah berhasil menemukan efek positif dari ekstrak jeruk. Temuan ini dibahas dalam buku pertama dari ratusan

buku yang berhasil

ditulisnya(Koensoemardiayah, 2009).

Mekanisme kerja minyak essensial dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sitem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Sistem sirkulasi melibatkan darah, pembuluh darah serta sistem limfatik. Sistem penciuman meliputi reseptor-reseptor pembau pada rongga hidung (Primadiati, 2002). Minyak essensial akan dibawa oleh sistem sirkulasi dengan pemakaian secara oral atau topikal. Melalui pemakaian secara oral atau diminum, minyak essensial akan diserap oleh kapiler-kapiler pada saluran gastrointestinal. Sedangkan minyak essensial yang dipakai secara topikal akan diserap oleh kapiler di kulit.

Selanjutnya kapiler

mengantarkannya ke susunan saraf pusat (Primadiati, 2002).

Sistem penciuman akan membaca minyak essensial melalui proses inhalasi. Molekul minyak essensial yang menguap dan masuk

ke rongga hidung akan ditangkap oleh olfactory epithelium (reseptor pembau). Bau tersebut kemudian ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman di pangkal otak. Selanjutnya berbagai sel neuron menginterpertasikan bau tersebut dan menghantarkannya ke sistem limbik yang selanjutnya dikirim ke hipotalamus untuk diolah. melalui pengantaran respon yang dilakukan oleh hipotalamus, seluruh unsur pada minyak essensial tersebut akan dibawa oleh sistem sirkulasi dan agen kimia kepada organ tubuh yang membutuhkan. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan organik tersebut akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi di dalam sistem tubuh (Primadiati, 2002).

Minyak essensial memiliki kemampuan untuk memberikan berbagai efek terapeutik pada tubuh manusia melalui berbagai mekanisme yang telah diuraikan di atas. Mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil yang terjadi akibat peningkatan kadar estrogen atau HCG dan perubahan sistem pencernaan dapat berkurang dengan penggunaan minyak essensial. Minyak essensial yang dihirup akan menekan pusat mual di medulla oblongata dan menekan impuls iritatif yang datang dari traktus gastrointestinal sehingga mual muntah dapat berkurang (Guyton & Hall, 2007).

Hipotesis Penelitian

HA: Ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian


(8)

yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan one group pretest postest yaitu rancangan ini tidak ada nya kelompok kontrol atau pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama, yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya kota pekanbaru.variabel Independen pada penelitian ini Pemberian terapi aroma jeruk,diperoleh dengan memberikan perlakuan selama 3 kali dalam 24 jam, sedangkan variabel dependen rasa mual muntah pada ibu hamil di ketahui dari penyebaran lembar observasi di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Menurut hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas secara sitematis dari hasil univariat yang terdiri hasil sebelum di berikan perlakuan terapi aroma jeruk pada ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah, dan sesudah perlakuan pemberian terapi aroma jeruk kepada ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya. Pembahasan dalam penelitian ini adalah melihat teori dan penelitian terkait telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian saat ini.

1. Rata- rata intensitas mual muntah pada ibu hamil sebelum pemberian terapi aroma jeruk

Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, rata-rata intensitas mual muntah sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah 5,25 (SD 1,58) (SE : 0,35). Di ketahui mayoritas mengalami mual muntah pada kehamilan primipara dengan jumlah 15 responden atau 75% ,dikarenakan ibu hamil mengandung anak pertama belum mempunyai pengalaman akan perubahan hormon yang dialaminya. Mual dan muntah dapat membuat ibu hamil menjadi tidak nyaman karena nafsu makan berkurang setelah mual muntah terjadi, dan ibu hamil tidak mau untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh karena takut mual dan muntah terjadi, pada ibu hamil pun sukar untuk mengkonsumsi obat antimuntah karena persepsi ibu hamil pada saat penelitian bahwa ketika mengkonsumsi obat tersebut mampu memicu mual muntah.

Mayoritas dari hasil penelitian yang dilakukan pada kehamilan trimester pertama lebih dominan mengalami mual muntah yaitu sebanyak 17

responden mengalaminya,

disebutkan dalam teori bahwa pada trimester pertama cenderung mengalami keluhan mual muntah di karenakan meningkatnya produksi hormon kehamilan, ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionoc gonadotprin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual sehingga terjadinya muntah. Mual dan muntah yang dialami responden jika tidak teratasi dapat

menyebabkan dehidrasi,

hipokalemia, hemokonsentrasi dan hyperemesis gravidarum. Hal ini akan memberikan pengaruh pada


(9)

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan.

2. Rata-rata intensitas mual muntah pada ibu hamil sesudah pemberian terapi aroma jeruk Pada penelitian ini didapat hasil dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di wilayah kerja puskesmas harapan raya, setelah diberikan terapi aroma jeruk diperoleh rata-rata intensitas mual muntah adalah 2,60 (SD: 0,99)(SE: 0,22). Hal ini terlihat mengalami intensitas intensitas mual muntah sesudah diberikan terapi aroma jeruk. Terapi aroma adalah istilah modern yang digunakan untuk proses

penyembuhan kuno yang

mengunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Pada penelitian ini

dipermudahkan melakukan

perlakuan pemberian terapi aroma jeruk pada kehamilan primipara karena dengan belum berpengalaman dalam mengatasi mual muntah sehingga responden mengikuti arahan dari peneliti dan rasa ingin mengatasi mual muntah tersebut lebih besar. Namun pada kehamilan multipara yang berjumlah 4 responden mereka lebih paham rasa mengatasinya dikarenakan telah melewati pada kehamilan sebelumnya.

Terapi aroma yang digunakan untuk mual dan muntah yaitu, jeruk, lemon, peppermint, lavender, ginger, rosewood.Meskipun ada banyak kombinasi minyak terapi aroma yang telah diuji dan digunakan di seluruh dunia, namun tidak semua disetujui atau direkomendasikan oleh dokter.

Namun hal ini tidak berati tidak sah atau tidak efektif, yang perlu diperhatikan adalah reaksinya setiap digunakan terapi aroma, untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester pertama.

Terapi aroma merupakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak esensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. Ketika minyak esendial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang memperngaruhi emosi dan memori serta secara langsung terikat dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stres, keseimbangan hormon, dan pernafasan.Begitu banyak jenis minyak essensial yang ada. Minyak essensial yang biasa digunakan adalah peppermint, lemon, jeruk, dan jahe.

3. Pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas mual muntah pada ibu hamil Pada penelitian ini didapat hasil dari 20 responden ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya setelah dilakukan pemberian terapi aroma jeruk terdapat intensitas rasa mual muntah yang signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah intensitas mual muntah 5,25 kemudian diperoleh sesudah intensitas 2,60, dengan nilai p-value = 0.000. hasil ini menunjukan bahwa intensitas mual muntah dengan 20 responden rata-rata sebelum dan sesudah pemberian terapi aroma


(10)

jeruk memiliki perbedaaan yang signifikan karena nilai p diperoleh p value <0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil, nilai yang dilihat sebelum di lakukan perlakuan rata-rata pada mual muntah sedang namun sesudah diberikan perlakuan menjadi rata-rata mual muntah yang di rasakan ringan.

intensitas mual muntah sebelum diberikan terapi aroma jeruk adalah 5,07 dengan standar devisiasi 1.486 dan 2.80 rata-rata intesitas mual muntah sesudah diberikan terapi aroma jeruk pada ibu hamil dengan standar deviasi 1.014. Namun pada penelitian ini peneliti menggunakan waktu pemberian terapi aroma sebanyak 3 kali pemberian dalam sehari atau dalam waktu 24 jam agar memberi efek yang lebih efektif

Karena manfaat dari ekstrak minyak essensial kulit jeruk tersebut limonene, myrcene, linalool,oktanal, dekanal, sitronelal, neral, geranial, valensen, β sinensial, α sinansial yang bermanfaat untuk menekat rasa mual dan mencegah terjadinya muntah karena kandungan senyawa tersebut mampu menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya sebagai sedatif, antidefresi, tonik antiseptik sehingga bermanfaat untuk menstabilkan nafsu makan, memberi rasa bahagia, dan menyembuhkan penyakit.

Menurut asumsi yang ditunjang dari teori sebelumnya terapi aroma mampu menurunkan intensitas rasa mual dan muntah pada kehamilan karena bau nya yang segar dan dapat membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah,

menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan. Terapi aroma jeruk juga sangat pamiliar di penciuman ibu hamil karena ibu hamil yang mengalami mual muntah akan mencari aroma-aroma yang segar,

harga yang terjangkau

mempermudah mendapatkannya. Menurut asumsi peneliti dengan pemberian yang di lakukan selama penelitian berlangsung 3 kali pemberian dalam hitungan 24 jam lebih efisien untuk menurunkan intensitas rasa mual muntah ibu hamil. Pemberian dengan terapi aroma jeruk juga tidak mengganggu aktifitas sehari hari ibu karena dengan menghirup terapi aroma ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah sudah bisa merasakan efek yang diharapkan yaitu menurunkan intensitas rasa mual muntah tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan, sehingga ibu hamil yang mengalami mual muntah mampu mengkonsumsi makanan seperti biasa sesuai selera. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual dan muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya tahun 2017 , terhadap 20 responden , dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Distribusi intensitas mual muntah sebelum diberikan pemberian terapi aroma jeruk diperoleh nilai rata-rata mual muntah 5,25 dalam sehari.

1. Distribusi intensitas mual muntah sesudah diberikan pemberian terapi aroma jeruk diperoleh nilai rata-rata mual muntah 2,60 dalam sehari.


(11)

2. Ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual dan muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya dengan p-value 0.000 ;p<0,05.

Saran

1. Aspek Teoritis a. Bagi Puskesmas

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil sehingga pihak puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan melalui

konseling atau

penyebarkan leaflet khusunya untuk ibu hamil dalam pencegahan mual muntah.

b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan laporan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan menambah referensi sumber informasi dan menambah referensi perpustakaan kampus sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa Universitas

Pahlawan Tuanku

Tambusai Riau. 2. Aspek Praktis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, jika meneliti hal yang sama dengan variabel lain terkait mual muntah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan serta menggunakan desain

yang berbeda dalam penelitian selanjutnya. b. Bagi nakes

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi nakes dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil yang

mengalami mual muntah salah satunya dengan memberikan terapi aroma jeruk.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S., 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka cipta, Jakarta.

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta:EGC

Damayanti, D, A, R.(2011). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan rasa mual pada gravid trimester satu di Puskesmas kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatam, diperoleh pada tanggal 01

juni 2017 dari

http://www.library.upnvj.ac,i d/pdf/3keperawatanpdf/2073 172042/bab.I.pdf

Depkes RI, 2013.Sistem kesehatan nasional. Jakarta

Dinas kesehatan kota pekanbaru Tahun 2016. Profil kesehatan kota pekanbaru tahun 2016, Pekanbaru


(12)

Doenges, M. E, Moorhouse, M, F &geisster, A, C. (2000). Rencanan maternal bayi jakarta: EGC

Dwi Rukma Santi. Pengaruh aromaterapi blended pappermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di puskesmas rengel kabupaten Tuban. 2013

Guyton. & Hall, (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan teknik penulisan llmiah Jakarta: Salemba Medika


(1)

membantu proses penyembuhan tradisional dengan menggunakan ekstrak aromatik murni jeruk (Primadiati, 2002). Ekstrak tumbuhan yang digunakan tersebut biasa dikenal dengan istilah minyak essensial yang dapat diperoleh melalui berbagai macam cara dan metode pengolahan. Tumbuhan dan ekstranya telah digunakan sejak dahulu untuk meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhan, membunuh kuman serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada abab X seorang dokter ilmuan muslim dari bangsa arab yaitu Avicena, telah berhasil menemukan efek positif dari ekstrak jeruk. Temuan ini dibahas dalam buku pertama dari ratusan buku yang berhasil ditulisnya(Koensoemardiayah,

2009).

Mekanisme kerja minyak essensial dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua sitem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Sistem sirkulasi melibatkan darah, pembuluh darah serta sistem limfatik. Sistem penciuman meliputi reseptor-reseptor pembau pada rongga hidung (Primadiati, 2002). Minyak essensial akan dibawa oleh sistem sirkulasi dengan pemakaian secara oral atau topikal. Melalui pemakaian secara oral atau diminum, minyak essensial akan diserap oleh kapiler-kapiler pada saluran gastrointestinal. Sedangkan minyak essensial yang dipakai secara topikal akan diserap oleh kapiler di kulit. Selanjutnya kapiler mengantarkannya ke susunan saraf pusat (Primadiati, 2002).

Sistem penciuman akan membaca minyak essensial melalui proses inhalasi. Molekul minyak essensial yang menguap dan masuk

ke rongga hidung akan ditangkap oleh olfactory epithelium (reseptor pembau). Bau tersebut kemudian ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman di pangkal otak. Selanjutnya berbagai sel neuron menginterpertasikan bau tersebut dan menghantarkannya ke sistem limbik yang selanjutnya dikirim ke hipotalamus untuk diolah. melalui pengantaran respon yang dilakukan oleh hipotalamus, seluruh unsur pada minyak essensial tersebut akan dibawa oleh sistem sirkulasi dan agen kimia kepada organ tubuh yang membutuhkan. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan organik tersebut akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi di dalam sistem tubuh (Primadiati, 2002).

Minyak essensial memiliki kemampuan untuk memberikan berbagai efek terapeutik pada tubuh manusia melalui berbagai mekanisme yang telah diuraikan di atas. Mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil yang terjadi akibat peningkatan kadar estrogen atau HCG dan perubahan sistem pencernaan dapat berkurang dengan penggunaan minyak essensial. Minyak essensial yang dihirup akan menekan pusat mual di medulla oblongata dan menekan impuls iritatif yang datang dari traktus gastrointestinal sehingga mual muntah dapat berkurang (Guyton & Hall, 2007).

Hipotesis Penelitian

HA: Ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian


(2)

yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan one group pretest postest yaitu rancangan ini tidak ada nya kelompok kontrol atau pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama, yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya kota pekanbaru.variabel Independen pada penelitian ini Pemberian terapi aroma jeruk,diperoleh dengan memberikan perlakuan selama 3 kali dalam 24 jam, sedangkan variabel dependen rasa mual muntah pada ibu hamil di ketahui dari penyebaran lembar observasi di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Menurut hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas secara sitematis dari hasil univariat yang terdiri hasil sebelum di berikan perlakuan terapi aroma jeruk pada ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah, dan sesudah perlakuan pemberian terapi aroma jeruk kepada ibu hamil yang mengalami rasa mual dan muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya. Pembahasan dalam penelitian ini adalah melihat teori dan penelitian terkait telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian saat ini.

1. Rata- rata intensitas mual

muntah pada ibu hamil sebelum pemberian terapi aroma jeruk

Pada penelitian ini didapatkan hasil dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru, rata-rata intensitas mual muntah sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah 5,25 (SD 1,58) (SE : 0,35). Di ketahui mayoritas mengalami mual muntah pada kehamilan primipara dengan jumlah 15 responden atau 75% ,dikarenakan ibu hamil mengandung anak pertama belum mempunyai pengalaman akan perubahan hormon yang dialaminya. Mual dan muntah dapat membuat ibu hamil menjadi tidak nyaman karena nafsu makan berkurang setelah mual muntah terjadi, dan ibu hamil tidak mau untuk memasukkan nutrisi ke dalam tubuh karena takut mual dan muntah terjadi, pada ibu hamil pun sukar untuk mengkonsumsi obat antimuntah karena persepsi ibu hamil pada saat penelitian bahwa ketika mengkonsumsi obat tersebut mampu memicu mual muntah.

Mayoritas dari hasil penelitian yang dilakukan pada kehamilan trimester pertama lebih dominan mengalami mual muntah yaitu sebanyak 17 responden mengalaminya, disebutkan dalam teori bahwa pada trimester pertama cenderung mengalami keluhan mual muntah di karenakan meningkatnya produksi hormon kehamilan, ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionoc gonadotprin (HCG). Hal inilah yang diduga menyebabkan mual sehingga terjadinya muntah. Mual dan muntah yang dialami responden jika tidak teratasi dapat menyebabkan dehidrasi, hipokalemia, hemokonsentrasi dan hyperemesis gravidarum. Hal ini akan memberikan pengaruh pada


(3)

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan.

2. Rata-rata intensitas mual

muntah pada ibu hamil sesudah pemberian terapi aroma jeruk Pada penelitian ini didapat hasil dari 20 responden ibu hamil yang mengalami mual muntah di wilayah kerja puskesmas harapan raya, setelah diberikan terapi aroma jeruk diperoleh rata-rata intensitas mual muntah adalah 2,60 (SD: 0,99)(SE: 0,22). Hal ini terlihat mengalami intensitas intensitas mual muntah sesudah diberikan terapi aroma jeruk. Terapi aroma adalah istilah modern yang digunakan untuk proses penyembuhan kuno yang mengunakan sari tumbuhan aromatik murni. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Pada penelitian ini dipermudahkan melakukan perlakuan pemberian terapi aroma jeruk pada kehamilan primipara karena dengan belum berpengalaman dalam mengatasi mual muntah sehingga responden mengikuti arahan dari peneliti dan rasa ingin mengatasi mual muntah tersebut lebih besar. Namun pada kehamilan multipara yang berjumlah 4 responden mereka lebih paham rasa mengatasinya dikarenakan telah melewati pada kehamilan sebelumnya.

Terapi aroma yang digunakan untuk mual dan muntah yaitu, jeruk, lemon, peppermint, lavender, ginger, rosewood.Meskipun ada banyak kombinasi minyak terapi aroma yang telah diuji dan digunakan di seluruh dunia, namun tidak semua disetujui atau direkomendasikan oleh dokter.

Namun hal ini tidak berati tidak sah atau tidak efektif, yang perlu diperhatikan adalah reaksinya setiap digunakan terapi aroma, untuk mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester pertama.

Terapi aroma merupakan minyak esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak esensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal. Ketika minyak esendial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang memperngaruhi emosi dan memori serta secara langsung terikat dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stres, keseimbangan hormon, dan pernafasan.Begitu banyak jenis minyak essensial yang ada. Minyak essensial yang biasa digunakan adalah peppermint, lemon, jeruk, dan jahe.

3. Pengaruh pemberian terapi

aroma jeruk terhadap intensitas mual muntah pada ibu hamil Pada penelitian ini didapat hasil dari 20 responden ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya setelah dilakukan pemberian terapi aroma jeruk terdapat intensitas rasa mual muntah yang signifikan. Hal ini dapat dilihat bahwa sebelum pemberian terapi aroma jeruk adalah intensitas mual muntah 5,25 kemudian diperoleh sesudah intensitas 2,60, dengan nilai p-value = 0.000. hasil ini menunjukan bahwa intensitas mual muntah dengan 20 responden rata-rata sebelum dan sesudah pemberian terapi aroma


(4)

jeruk memiliki perbedaaan yang signifikan karena nilai p diperoleh p value <0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual muntah pada ibu hamil, nilai yang dilihat sebelum di lakukan perlakuan rata-rata pada mual muntah sedang namun sesudah diberikan perlakuan menjadi rata-rata mual muntah yang di rasakan ringan.

intensitas mual muntah sebelum diberikan terapi aroma jeruk adalah 5,07 dengan standar devisiasi 1.486 dan 2.80 rata-rata intesitas mual muntah sesudah diberikan terapi aroma jeruk pada ibu hamil dengan standar deviasi 1.014. Namun pada penelitian ini peneliti menggunakan waktu pemberian terapi aroma sebanyak 3 kali pemberian dalam sehari atau dalam waktu 24 jam agar memberi efek yang lebih efektif

Karena manfaat dari ekstrak minyak essensial kulit jeruk tersebut limonene, myrcene, linalool,oktanal, dekanal, sitronelal, neral, geranial, valensen, β sinensial, α sinansial yang bermanfaat untuk menekat rasa mual dan mencegah terjadinya muntah karena kandungan senyawa tersebut mampu menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya sebagai sedatif, antidefresi, tonik antiseptik sehingga bermanfaat untuk menstabilkan nafsu makan, memberi rasa bahagia, dan menyembuhkan penyakit.

Menurut asumsi yang ditunjang dari teori sebelumnya terapi aroma mampu menurunkan intensitas rasa mual dan muntah pada kehamilan karena bau nya yang segar dan dapat membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, gairah,

menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan. Terapi aroma jeruk juga sangat pamiliar di penciuman ibu hamil karena ibu hamil yang mengalami mual muntah akan mencari aroma-aroma yang segar, harga yang terjangkau mempermudah mendapatkannya.

Menurut asumsi peneliti dengan pemberian yang di lakukan selama penelitian berlangsung 3 kali pemberian dalam hitungan 24 jam lebih efisien untuk menurunkan intensitas rasa mual muntah ibu hamil. Pemberian dengan terapi aroma jeruk juga tidak mengganggu aktifitas sehari hari ibu karena dengan menghirup terapi aroma ibu hamil yang mengalami rasa mual muntah sudah bisa merasakan efek yang diharapkan yaitu menurunkan intensitas rasa mual muntah tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan, sehingga ibu hamil yang mengalami mual muntah mampu mengkonsumsi makanan seperti biasa sesuai selera. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual dan muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya tahun 2017 , terhadap 20 responden , dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Distribusi intensitas mual muntah sebelum diberikan pemberian terapi aroma jeruk diperoleh nilai rata-rata mual muntah 5,25 dalam sehari.

1. Distribusi intensitas mual muntah sesudah diberikan pemberian terapi aroma jeruk diperoleh nilai rata-rata mual muntah 2,60 dalam sehari.


(5)

2. Ada pengaruh pemberian terapi aroma jeruk terhadap intensitas rasa mual dan muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas harapan raya dengan p-value 0.000 ;p<0,05.

Saran

1. Aspek Teoritis

a. Bagi Puskesmas

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil sehingga pihak puskesmas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan melalui konseling atau penyebarkan leaflet khusunya untuk ibu hamil dalam pencegahan mual muntah.

b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan laporan penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan menambah referensi sumber informasi dan menambah referensi perpustakaan kampus sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Riau.

2. Aspek Praktis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, jika meneliti hal yang sama dengan variabel lain terkait mual muntah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan serta menggunakan desain

yang berbeda dalam penelitian selanjutnya. b. Bagi nakes

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi nakes dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil yang mengalami mual muntah salah satunya dengan memberikan terapi aroma jeruk.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S., 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka cipta, Jakarta.

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta:EGC

Damayanti, D, A, R.(2011). Pengaruh pemberian aromaterapi jeruk dengan penurunan rasa mual pada gravid trimester satu di Puskesmas kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatam, diperoleh pada tanggal 01 juni 2017 dari http://www.library.upnvj.ac,i d/pdf/3keperawatanpdf/2073 172042/bab.I.pdf

Depkes RI, 2013.Sistem kesehatan nasional. Jakarta

Dinas kesehatan kota pekanbaru Tahun 2016. Profil kesehatan kota pekanbaru tahun 2016, Pekanbaru


(6)

Doenges, M. E, Moorhouse, M, F &geisster, A, C. (2000). Rencanan maternal bayi jakarta: EGC

Dwi Rukma Santi. Pengaruh aromaterapi blended pappermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di puskesmas rengel kabupaten Tuban. 2013

Guyton. & Hall, (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan dan teknik penulisan llmiah Jakarta: Salemba Medika