Karakteristik Sifat Fisis dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik Pohon Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria microcarpa Baill.

KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN KECEPATAN
GELOMBANG ULTRASONIK POHON PENGHASIL
GAHARU JENIS Aquilaria microcarpa Baill

HARIO TEDDY KUSUMANTO

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Sifat Fisis
dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik Pohon Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria
microcarpa Baill. adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Hario Teddy Kusumanto
NIM E24090088

ABSTRAK
HARIO TEDDY KUSUMANTO. Karakteristik Sifat Fisis dan Kecepatan
Gelombang Ultrasonik Pohon Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria microcarpa Baill.
Dibimbing oleh LINA KARLINASARI.
Permintaan gaharu di pasar lokal dan internasional membuat masyarakat
berlomba-lomba mendapatkan gaharu. Apabila dilakukan pemanenan berlebihan,
maka hal ini pada akhirnya dapat mengancam kelestarian pohon-pohon penghasil
gaharu. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi untuk menduga keberadaan gaharu
sebelum dilakukannya kegiatan pemanenan. Penelitian ini bertujuan mengetahui
karakteristik sifat fisis berupa kerapatan dan kadar air serta kecepatan gelombang
ultrasonik pohon penghasil gaharu jenis Aquilaria microcarpa Baill. Bahan yang
digunakan pada penelitian ini adalah 60 pohon jenis Aquilaria microcarpa Baill.

yang memiliki diameter batang minimal 15 cm dengan 3 kondisi perlakuan, yaitu
kontrol, inokulasi secara buatan sebanyak 1 kali dan 3 kali. Pengujian kecepatan
gelombang ultrasonik dilakukan pada 2 arah pengujian, yaitu arah pengujian
radial untuk melihat kondisi internal pohon dan arah pengujian longitudinal untuk
melihat nilai kekakuan kayunya menggunakan alat uji non destruktif merk
Sylvatest Duo®. Pengujian sifat fisis yang terdiri dari kadar air dan kerapatan
dilakukan dari bagian kulit hingga empulur. Hasil pengujian kecepatan gelombang
ultrasonik arah radial menunjukkan bahwa nilai kecepatan gelombang ultrasonik
pada ketinggian 20 cm, 130 cm dan 200 cm pada pohon kontrol memiliki rataan
masing-masing sebesar 969 m det-1, 915 m det-1 dan 943 m det-1, pada pohon yang
diinokulasi 1 kali sebesar 955 m det-1, 913 m det-1 dan 911 m det-1, dan pada
pohon yang diinokulasi 3 kali sebesar 1008 m det-1, 928 m det-1 dan 953 m det-1.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi antara tinggi pengujian dan
perlakuan inokulasi serta faktor tunggal keduanya tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik. Hasil pengujian
longitudinal menunjukkan bahwa nilai kecepatan gelombang ultrasonik pohon
kontrol, pohon yang diinokulasi satu kali dan tiga kali masing-masing sebesar
3366 m det-1, 3188 m det-1 dan 2817 m det-1. Nilai kekakuan kayu yang diuji pada
sisi utara dan selatan pohon kontrol memiliki rataan masing-masing sebesar 9.120
GPa dan 9.268 GPa, pada pohon yang diinokulasi 1 kali masing-masing sebesar

8.259 GPa dan 8.736 GPa, dan pada pohon yang diinokulasi 3 kali masing-masing
sebesar 5.877 GPa dan 5.530 GPa. Faktor kegiatan inokulasi berpengaruh secara
nyata terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik arah longitudinal dan nilai
kekakuan dinamis kayu dari pohon penghasil gaharu. Nilai kerapatan pada pohon
kontrol, 1 kali inokulasi dan 3 kali inokulasi masing-masing memiliki rataan 0.76
g cm-3, 0.77 g cm-3 dan 0.72 g cm-3 dengan nilai kadar air masing-masing sebesar
53.83%, 55.67% dan 50.05%.
Kata kunci: gaharu, Aquilaria microcarpa Baill., kecepatan gelombang ultrasonik,
sifat fisis

ABSTRACT
HARIO TEDDY KUSUMANTO. Physical Properties and Ultrasonic Propagation
Characteristics of Producing Tree of Agarwood (Aquilaria microcarpa Baill.).
Supervised By LINA KARLINASARI.
As the increasement of its usefulness and demand, more people tried to get
agarwood in any ways. Those can be lead threaten on its existence. By this
condition, an innovation to detect agarwood inside the tree is necessary. The
objective of this research was to know the physical properties and ultrasonic
propagation characteristics of Aquilaria microcarpa Baill. The trees used in this
research were 60 A. microcarpa with 3 different treatment condition, i.e trees

without any infections as control, trees which infected by fungi for one time and
infected three times. The testing were conducted by radial and longitudinal
direction. Radial Testing were conducted to know the internal condition of the tree.
Meanwhile, longitudinal testing were performed to predict the elasticity of the
wood. Physical properties samples were taken from the bark to the core of the tree.
Ultrasonic propagation testing in radial direction showed that its value at 20 cm,
130 cm and 200 cm of the tree height of the control trees were 969 m s-1, 915 m s1
and 943 m s-1 respectively. For those height, ultrasonic propagation value at trees
which infected for one time were 955 m s-1, 913 m s-1 and 911 m s-1respectively,
meanwhile at the trees which infected for three times were 1008 m s-1, 928 m s-1
and 953 m s-1 respectively. At the longitudinal testing, the average values of
ultrasonic propagation were 3366 m s-1, 3188 m s-1 dan 2817 m s-1 for control, one
inoculation, and three inoculations trees, respectively. The dynamic modulus of
elasticity (MOEd) value of the control trees, the trees which infected for one time
and three times were 9.194 GPa, 8.498 GPa and 5.703 Gpa, respectively.
Statistical analysis revelaed that the interaction between tree height measurement
and treatments were not significantly influenced for ultrasonic velocity tested
radially as well as single factor for both height measurement and treatments.
Meanwhile, inoculation treatments were significant difference on ultrasonic
velocity testing longitudinally and dynamic MOE. The average value of moisture

content of the wood was 53.18%, while the density was 0.75 g cm-3.
Key words: Agarwood, Aquilaria microcarpa Baill.,physical properties,
ultrasonic propagation

KARAKTERISTIK SIFAT FISIS DAN KECEPATAN
GELOMBANG ULTRASONIK POHON PENGHASIL
GAHARU JENIS Aquilaria microcarpa Baill.

HARIO TEDDY KUSUMANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Hasil Hutan

DEPARTEMEN HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2014

Judul Skripsi : Karakteristik Sifat Fisis dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik
Pohon Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria microcarpa Baill.
Nama
: Hario Teddy Kusumanto
NIM
: E24090088

Disetujui oleh

Dr Lina Karlinasari, SHut., MScF
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir I Wayan Darmawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


Judul Skripsi: Karakteristik Sifat Fisis dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik
Pohon Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria microcarpa Baill.
: Hario Teddy Kusumanto
Nama
: E24090088
NIM

Disetujui oleh

Dr Lina Karlinasari, SHut., MScF
Pembimbing

Tanggal Lulus:

I

....

.


0 4 |GiヲBセ@

Zll 14

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Mei 2013
ini ialah Karakteristik Sifat Fisis dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik Pohon
Penghasil Gaharu Jenis Aquilaria microcarpa Baill.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Lina Karlinasari, Shut., MScF
sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan
dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada Bapak Atep selaku penanggung jawab lapangan di KHDTK
Carita, Ibu Esti dari Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu,
Muhammad Irfan dari Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu,
Ningsie Indahsuary Uar, S.Hut, MSi, Rijal Nurul Azam, Muhammad Ari
Kurniawan, SHut., Taufik Dwi Jayawan, Dea Septiana, Ega Putra Prayoga,

Bemby M Putra, Adi Winata, Shut., Robby Hakim Nugraha serta teman-teman
Hasil Hutan 46 yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ir Rudy Purwondho, MBA, MSc, RAy Diah
Hendriana Kusumasri, Hario Adi Prabowo, Hario Aji Hartomo, SE, Hario Wisnu
Saroso, Merry Delvia Elsas, Adhitya Rahmana, SPt., Gallih Pribadi, Fabianto
Wahyu KJ, Skom. serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Hario Teddy Kusumanto

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

iv


DAFTAR LAMPIRAN

iv

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2


METODOLOGI

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan Penelitian

2

Metode Penelitian

2

Inventarisasi Pohon Contoh
Pengujian Kecepatan Gelombang Ultrasonik
Pengujian Sifat Fisis
1. Pengujian Kadar Air
2. Pengujian Kerapatan
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
3
4
4
4
5
6

Kecepatan Gelombang Ultrasonik
1. Pengujian Radial
2. Pengujian Longitudinal

6
6
7

Sifat Fisis

8

SIMPULAN DAN SARAN

11

Simpulan

11

Saran

12

DAFTAR PUSTAKA

12

LAMPIRAN

13

RIWAYAT HIDUP

15

DAFTAR TABEL
Hasil pengujian kecepatan gelombang ultrasonik arah radial
Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik
arah radial
Hasil pengujian kekakuan kayu
Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ltrasonik
arah longitudinal
Hasil analisis statistik sidik ragam kekakuan kayu
Hasil pengujian sifat fisis

6
7
7
8
8
9

DAFTAR GAMBAR
1 Pengujian kecepatan gelombang ultrasonik arah radial dan longitudinal
2 Pengambilan contoh uji sifat fisis pada batang pohon dan pembagian
segmen contoh uji sifat fisis
3 Rataan sifat fisis per segmen pohon kontrol, pohon yang diinokulasi
satu kali dan pohon yang diinokulasi tiga kali

3
4
10

DAFTAR LAMPIRAN
4 Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
radial
5 Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
longitudinal
6 Hasil analisis statistik sidik ragam kekakuan kayu

13
13
14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gaharu atau yang disebut juga agarwood, aloewood, eaglewood atau karas
merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki
kandungan damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil
gaharu. Gaharu dihasilkan sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara
alami maupun buatan (SNI 01-5009.1-1999).
Pada mulanya masyarakat dan pengusaha gaharu di Indonesia memperoleh
gaharu sebagai hasil pungut dari hutan alam dengan memanfaatkan pohon-pohon
yang telah mati dengan bentuk produksi berupa gumpalan, serpihan atau bubukan.
Seiring dengan berkembangnya nilai guna gaharu, negara-negara industri seperti
Indonesia semakin berminat dengan gaharu untuk mendapatkan harga jual yang
tinggi. Hal inilah yang mendorong upaya masyarakat serta pengusaha gaharu
untuk mengeksploitasi gaharu. Jika pada mulanya hanya memanfaatkan dan atau
memungut bagian pohon yang telah mati, kini masyarakat serta pengusaha gaharu
dapat memperolehnya dengan cara menebang pohon hidup dan mencacah bagian
batang pohon yang mengandung gaharu.
Upaya masyarakat dan pengusaha gaharu yang seperti itu mengancam
kelestarian sumberdaya pohon penghasil gaharu di berbagai wilayah sebaran
tumbuh. Oleh karena itu para anggota CITES (Convention on International in
Trade Endangered Species of Fauna and Flora) dalam konferensinya pada bulan
November 1994 di Florida sepakat untuk memasukkan pohon penghasil gaharu
jenis Aquilaria malaccensis dalam Appendix II, dalam upaya melindungi
kebutuhan plasma nutfah pohon penghasil gaharu, dan pada tahun 2004 untuk
semua jenis Aquilaria sp dan Gyrinops sp masuk dalam Appendix II (Ditjen
PHKA 2010).
Dalam rangka mendukung upaya pelestarian pohon penghasil gaharu
dibutuhkan kegiatan pendugaan keberadaan gaharu sebelum dilakukannya
kegiatan pemanenan. Salah satu inovasi untuk menduga keberadaan gaharu adalah
dengan uji non destruktif. Uji non destruktif adalah pengujian dengan
mengidentifikasi sifat fisis dan mekanis suatu bahan tanpa merusak produk
akhirnya sehingga diperoleh informasi yang tepat terhadap sifat dan kondisi bahan
tersebut yang akan berguna untuk menentukan keputusan akhir pemanfaatannya
(Ross 1992 dalam Karlinasari et al.2006). Salah satu metode pengujian non
destruktif adalah dengan mengukur kecepatan rambat gelombang serta
perlemahan energinya (Oliveira et al. 2002).
Salah satu pohon penghasil gaharu yang tumbuh dengan baik di Indonesia
adalah jenis Aquilaria microcarpa Baill. Jenis ini banyak digunakan oleh para
petani dan pengusaha gaharu karena bernilai tinggi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan dasar parfum, kosmetik, obat-obatan serta dupa (Barden et al.
2000).Persebaran alam A. microcarpa terdapat di Sumatera, Kalimantan, Malaysia
Peninsular dan Filipina (Hou 1960).

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakterisitik sifat fisis berupa kadar air
dan kerapatan serta kecepatan gelombang ultrasonik pohon penghasil gaharu jenis
A. microcarpa dan pendugaan nilai kekakuan kayunya.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pengusaha
gaharu mengenai karakteristik sifat fisis dan kecepatan gelombang ultrasonik serta
teknologi pendugaan keberadaan gaharu yang berguna untuk menentukan
keputusan akhir dalam pemanfaatan gaharu.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2013. Penelitian
dilakukan di 2 lokasi, yaitu Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dan
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Pantai Carita, Banten.

Alat dan Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pohon penghasil gaharu
jenis A. microcarpa yang memiliki diameter batang minimal 15 cm. Pohon yang
dijadikan bahan pengujian sebanyak 60 pohon. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari penanggungjawab lapangan, 17 (tujuh belas) pohon diantaranya
sudah diinokulasi secara buatan sebanyak 1 kali, 18 (delapan belas) pohon lainnya
sudah diinokulasi secara buatan sebanyak 3 kali dan 25 (dua puluh lima) pohon
sisanya adalah pohon kontrol. Cendawan yang diinokulasikan pada pohon A.
microcarpa adalah jenis Fusarium sp. Alat yang digunakan antara lain alat uji non
destruktif gelombang ultrasonik merek Sylvatest Duo®, alat ukur tinggi pohon
Haga Hypsometer, bor riap, oven, desikator, timbangan elektrik, Alumunium Foil,
label, kaliper, plastik dan alat bantu lainnya.

Metode Penelitian
Inventarisasi Pohon Contoh
Pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Carita, Banten,
terdapat lahan khusus gaharu jenis A. microcarpa seluas 3 ha. Dari lahan tersebut
dipilih pohon contoh dengan diameter batang lebih dari 15 cm. Pohon contoh
yang dipilih juga tidak mengalami kerusakan secara mekanis.

3

Pengujian Kecepatan Gelombang Ultrasonik
Pengujian radial (Gambar 1a) dilakukan untuk mengetahui kondisi bagian
dalam pohon. Pengujian dilakukan pada arah radial di 3 titik pengujian yaitu pada
ketinggian 20 cm, 130 cm, 200 cm menggunakan alat uji non destruktif merk
Sylvatest Duo®. Pengujian pada tiap ketinggian dilakukan pada 2 arah, yaitu arah
utara-selatan dan barat-timur dengan pengulangan pembacaan kecepatan
gelombang ultrasonik sebanyak 3 kali. Nilai kecepatan gelombang ultrasonik pada
setiap ulangan kemudian dirata-ratakan.
Pengujian longitudinal (Gambar 1b) dilakukan untuk mengetahui
karakteristik sifat mekanis berupa pendugaan nilai kekakuan kayu. Pengujian
karakteristik kecepatan gelombang ultrasonik arah longitudinal dilakukan
sepanjang 100 cm pada 2 sisi batang pohon, yaitu pada sisi utara dan selatan.
Transduser pengirim gelombang ditempatkan pada titik bagian atas batang pohon,
sementara transduser penerima gelombang ditempatkan pada titik bagian bawah
batang pohon. Pengulangan pembacaan kecepatan gelombang ultrasonik
dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing sisi. Data berupa kecepatan
gelombang ultrasonik yang diperoleh digunakan untuk menghitung kekakuan
kayu (Modulus of Elasticity, MOE) dinamis melalui turunan persamaan
Christoffel (Bucur 2006) dengan rumus ;

dimana MOEd merupakan nilai modulus kekakuan dinamis (Gpa); Vus2
merupakan nilai kecepatan gelombang ultrasonik (m det-1); ρ adalah kerapatan
kayu (g cm-3); dan g merupakan konstanta gravitasi (9,81 m det-2).
Transduser

a

b

Sylvatest Duo®
Gambar 1 Pengujian kecepatan gelombang ultrasonik arah radial (a) dan
longitudinal (b)

4

Pengujian Sifat Fisis
Pengujian sifat fisis dimaksudkan untuk mengetahui profil sifat fisis berupa
kadar air dan kerapatan pohon contoh pada arah transversal batang. Contoh uji
sifat fisis diambil dari tiap-tiap pohon contoh pada ketinggian 130 cm. Contoh uji
diambil menggunakan bor riap dengan diameter selongsong 0.5 cm dan panjang
selongsong 30 cm. Contoh uji diambil dari bagian terluar batang pohon (kulit)
hingga bagian empulur.
Contoh uji kemudian dibagi menjadi 6 segmen yang bertujuan mengetahui
perbedaan profil kadar air dan kerapatan pada tiap bagiannya. Lubang hasil
pengambilan sampel pada pohon contoh ditutup dengan malam agar tidak
terkontaminasi oleh serangga hama dan penyakit. Selanjutnya, contoh uji
dibungkus dengan alumunium foil dan dimasukan ke dalam plastik untuk
mencegah keluarnya air dari sel-sel kayu contoh uji dan dibawa ke laboratorium
untuk diuji.

Bor
riap

a

b

Gambar 2 Pengambilan contoh uji sifat fisis pada batang pohon (a) dan
pembagian segmen contoh uji sifat fisis (b)
1. Pengujian Kadar Air
Contoh uji diukur berat awalnya, kemudian dioven dengan suhu 103 ± 2 oC
selama 24 jam mencapai berat konstan. Contoh uji yang sudah dioven ditimbang
beratnya sehingga didapat berat kering tanur. Nilai kadar air dapat dihitung
dengan persamaan:

dimana KA merupakan kadar air (%); BB merupakan berat basah (g); dan BKT
adalah berat kering tanur (g).
2. Pengujian Kerapatan
Sebelum dioven, contoh uji dihitung volumenya menggunakan rumus
volume tabung. Nilai kerapatan dapat dihitung dengan rumus:

5

dimana ρ merupakan kerapatan (g cm-3); BB merupakanberat basah (g); dan Vol
adalah volume (cm3).
Analisis Data
Pada pengujian kecepatan gelombang ultrasonik dilakukan analisis data
untuk melihat pengaruhnya terhadap beda ketinggian titik pengujian dan kegiatan
perlakuan pada pengujian arah radial, serta pengaruhnya terhadap posisi pengujian
utara-selatan dan perlakuan pada pengujian longitudinal. Model analisis data yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial dua faktor.

Keterangan :
Yijk = Nilai respon pada taraf ke-i faktor beda ketinggian titik pengujian dan
faktor kondisi perlakuan pada taraf ke-j (pengujian radial); atau nilai
respon pada taraf ke-i faktor posisi pengujian utara-selatan dan faktor
kondisi perlakuan pada taraf ke-j (pengujian longitudinal)
µ
= Nilai rata-rata pengamatan
Ai
= Pengaruh sebenarnya faktor beda ketinggian titik pengujian pada
tarafke-i (pengujian radial); atau pengaruh sebenarnya faktor posisi
pengujian utara-selatan pada tarafke-i (pengujian longitudinal)
Bj
= Pengaruh sebenarnya faktor kondisi perlakuan pada taraf ke-j
(pengujian radial); atau pengaruh sebenarnya faktor kondisi perlakuan
pada taraf ke-j(pengujian longitudinal)
K
= Ulangan (1, 2, 3)
(AB)ij= Pengaruh interaksi faktor beda ketinggian titik pengujian atau posisi
pengujian utara-selatan pada taraf ke-i dan faktor kondisi perlakuan
taraf ke-j
jk = Kesalahan percobaan pada faktor beda ketinggian titik pengujian atau
posisi pengujian utara-selatan pada taraf ke-i dan faktor kondisi
perlakuan taraf ke-j
Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
Pengaruh utama faktor beda ketinggian titik pengujian atau posisi pengujian utaraselatan (Faktor A):
H0 : α1 = ... = αa = 0 (faktor A tidak berpengaruh)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana αi ≠ 0
Pengaruh utama faktor perlakuan (Faktor B):
H0 : β1 = ... = βb = 0 (faktor B tidak berpengaruh)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana βi ≠ 0
Pengaruh sederhana (interaksi) faktor A dengan faktor B:
H0 : (αβ)11 = ... = (αβ)ab = 0 (interaksi faktor A – faktor B tidak
berpengaruh)
H1 : paling sedikit ada satu ij dimana (αβ)ij ≠ 0

6

Kriteria uji yang digunakan adalah apabila Fhitung lebih kecil atau sama
dengan Ftabel maka perlakuan tidak berpengaruh nyata pada suatu tingkat
kepercayaan tertentu dan jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka perlakuan
berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan tertentu. Untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan pada
tingkat kepercayaan 95%. Analisis dilakukan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 16.0 for Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecepatan Gelombang Ultrasonik
1. Pengujian Radial
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa nilai kecepatan gelombang
ultrasonik pohon kontrol yang diuji pada ketinggian 20 cm memiliki rataan 969 m
det-1, pada ketinggian 130 cm memiliki rataan 915 m det-1, dan pada ketinggian
200 cm memiliki rataan 943 m det-1. Pada pohon yang diinokulasi 1 kali, nilai
kecepatan gelombang ultrasonik yang diuji pada ketinggian 20 cm memiliki
rataan 955 m det-1, pada ketinggian 130 cm memiliki rataan 913 m det-1, dan pada
ketinggian 200 cm memiliki rataan 911 m det-1. Pada pohon yang diinokulasi 3
kali, nilai kecepatan gelombang ultrasonik yang diuji pada ketinggian 20 cm
memiliki rataan 1008 m det-1, pada ketinggian 130 cm memiliki rataan 928 m det-1,
dan pada ketinggian 200 cm memiliki rataan 953 m det-1. Nilai kecepatan
gelombang ultrasonik arah radial secara lengkap tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengujian kecepatan gelombang ultrasonik arahradial
Ketinggian
Nilai
(m det-1)
20 cm
130 cm
200 cm
Rata-rata
969 (±143)
915 (±138)
943 (±141)
Kontrol
Maks
1439
1173
1258
Min
710
479
489
Rata-rata
955 (±219)
913 (±217)
911 (±219)
1 x Inokulasi
Maks
1232
1174
1186
Min
187
161
153
Rata-rata
1008 (±110)
928 (±172)
953 (±174)
3 x Inokulasi
Maks
1317
1222
1366
Min
824
281
221
*
Informasi mengenai kondisi pohon didapat dari penanggungjawab lapangan; angka dalam kurung
menunjukkan nilai simpangan baku
Perlakuan*

Nilai kecepatan gelombang ultrasonik tertinggi terdapat pada pohon kontrol
yang diuji pada ketinggian 20 cm, yaitu sebesar 1439 m det-1. Nilai kecepatan
gelombang ultrasonik terendah terdapat pada pohon yang diinokulasi 1 kali yang
diuji pada ketinggian 20 cm, yaitu sebesar 153 m det-1.
Tabel 2 menunjukkan hasil analisis statistik sidik ragam dimana faktor beda
ketinggian titik pengujian, faktor kondisi perlakuan dan interaksi antara beda
ketinggian titik pengujian dan kegiatan atau kondisi perlakuan tidak memberikan

7

pengaruh yang nyata terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik pada arah
radial.
Tabel 2 Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
radial
Sumber Keragaman
Ketinggianpengujian
Perlakuan

Db
2

JK
108306.065

KT
54153.032

F
2.17

Pr>F
0.117tn

2

35875.259

17937.630

0.72

0.488tn

Interaksi
4
10849.095
2712.274
0.11
0.979tn
Db: Derajat bebas, JK : Jumlah Kuadrat, KT: Kuadrat Tengah, *: nyata, tn: tidak nyata, tingkat
kepercayaan 95%

Perbedaan nilai kecepatan gelombang ultrasonik dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu asal tempat tumbuh, tingkat tegangan kayu, kadar air, kerapatan,
kelembaban, serta arah gelombang (Bucur 2006). Faktor kondisi perlakuan yang
tidak memberikan pengaruh yang nyata diuga disebabkan adanya infeksi
cendawan pada tiap kondisi perlakuan yang seragam. Pembagian plot untuk tiap
perlakuan yang kurang terstruktur menyebabkan adanya potensi penularan
cendawan dari pohon yang telah diinokulasi ke pohon kontrol melalui bagian
pohon yang terkelupas atau pada bekas patahan cabang atau ranting.
2. Arah Longitudinal

Nilai kecepatan gelombang ultrasonik yang diuji pada arah longitudinal
untuk pohon kontrol, inokulasi 1 kali dan 3 kali masing-masing sebesar 3366 m
det-1, 3188 m det-1 dan 2817 m det-1 (Tabel 3). Hasil pengujian kekakuan kayu
menunjukkan bahwa nilai rataan modulus kekakuan dinamis pada pohon kontrol,
inokulasi 1 kali dan 3 kali masing-masing sebesar 9,19 GPa, 8,49 GPa dan 5,70
GPa. Nilai modulus kekakuan dinamis secara lengkap tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengujian kekakuan kayu
Perlakuan*

Nilai
Kerapatan (g cm-3)
Vu (m dtk-1)
MOEd (GPa)
Rata-rata
0.76 (±0.13)
3366a (±756)
9.19a (±5.06)
Kontrol
Maks
1.12
5650
22.04
Min
0.52
2527
4.33
Rata-rata
0.78 (±0.10)
3188a (±955)
8.49a (±4.04)
1 x Inokulasi
Maks
1.11
4448
16.88
Min
0,66
493
0.21
Rata-rata
0.71 (±0.12)
2817b (±352)
5.70b (±1.56)
3 x Inokulasi
Maks
1.04
3457
8.86
Min
0.57
2169
3.14
*
Informasi mengenai kondisi pohon didapat dari penanggungjawab lapangan; angka pada kolom
yang sama yang diikuti huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata pada tingkat
kepercayaan 95%; angka dalam kurung menunjukkan nilai simpangan baku

Berdasarkan Tabel 3, nilai kekakuan tertinggi terdapat pada pohon kontrol,
yaitu sebesar 22,04 GPa, sedangkan nilai kekakuan terkecil terdapat pada pohon
yang diinokulasi 1 kali, yaitu sebesar 0,21 GPa. Analisis statistik sidik ragam pada
Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa kondisi perlakuan memberikan
pengaruh yang nyata terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik dan nilai
kekakuan dinamis kayu, sedangkan pengujian sisi utara-selatan dan interaksi

8

antara kondisi perlakuan dengan pengujian sisi utara-selatan tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik dan nilai
kekakuan dinamis kayu. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan terhadap
nilai kecepatan gelombang ultrasonik dan kekakuan kayu menunjukkan bahwa
hanya pohon yang diinokulasi 3 kali yang memberikan nilai yang berbeda nyata
terhadap perlakuan lainnya.
Tabel 4

Hasil analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
longitudinal

Sumber Keragaman
Pengujian sisi utara
dan selatan
Perlakuan

Db

JK

KT

F

Pr>F

1

2762.301

2762.301

0.005

0.943tn

2

6171023.068

3085511.534

5.636

0.005*

Interaksi
2
131367.848
65683.924
0.120
0.887tn
Db: Derajat bebas, JK: Jumlah Kuadrat, KT: Kuadrat Tengah, *: nyata, tn: tidak nyata, tingkat
kepercayaan 95%

Tabel 5 Hasil analisis statistik sidik ragam kekakuan kayu
Sumber Keragaman
Pengujian sisi utara
dan selatan
Perlakuan

Db

JK

KT

F

Pr>F

1

0.252

0.252

0.15

0.901tn

2

259.573

129.786

7.939

0.001*

Interaksi
2
3
1.5
0.92
0.912tn
Db: Derajat bebas, JK: Jumlah Kuadrat, KT: Kuadrat Tengah, *: nyata, tn: tidak nyata, tingkat
kepercayaan 95%

Perbedaan nilai kekakuan diduga diakibatkan oleh perbedaan kerapatan
pada tiap perlakuan. Pada 1 jenis kayu, semakin tinggi kerapatan maka kecepatan
gelombang ultrasonik akan semakin cepat. Hal ini disebabkan semakin tinggi
kerapatan kayu maka dinding sel akan semakin tebal yang merupakan media
gelombang untuk merambat (Oliveira et al. 2002 dalam Karlinasari et al. 2006).
Dalam turunan persamaan Christoffel, kecepatan gelombang ultrasonik dan
kerapatan berbanding lurus dengan modulus kekakuan dinamis. Semakin tinggi
kecepatan gelombang ultrasonik dan kerapatan, maka semakin tinggi pula nilai
modulus kekakuan dinamis.
Sifat Fisis
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisis pada pohon penghasil gaharu jenis A.
microcarpa, nilai kadar air pada pohon kontrol berkisar antara 11,11 % sampai
220 % dengan rataan 53,83 %, nilai kadar air pada pohon yang diinokulasi 1 kali
berkisar antara 9,09 % sampai 82,35 % dengan rataan 55,67 %, sedangkan pada
pohon yang diinokulasi 3 kali berkisar antara 10 % sampai 90 % dengan rataan
50,05 %. Nilai kerapatan pada pohon kontrol berkisar antara 0,48 gcm-3 sampai
1,45 g cm-3 dengan rataan 0,76 g cm-3. Nilai kerapatan pada pohon yang
diinokulasi 1 kali berkisar antara 0,45 g cm-3sampai 1,47 g cm-3 dengan rataan
0,77 g cm-3. Nilai kerapatan pada pohon yang diinokulasi 3 kali berkisar antara

9

0,44 g cm-3sampai 1,33 g cm-3 dengan rataan 0,72 g cm-3. Hasil pengujian sifat
fisis secara lengkap tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil pengujian sifat fisis
Perlakuana

Nilai
Kadar Air (%)
Kerapatan (g cm-3)
Rata-rata
53.83 (±20.63)
0.76 (±0.16)
Kontrol
Maks
220
1.45
Min
11.11
0.48
Rata-rata
55,67 (±12,72)
0.77 (±0.15)
1 x Inokulasi
Maks
82.35
1.47
Min
9.09
0.45
Rata-rata
50.05 (±16.08)
0.72 (±0.15)
3 x Inokulasi
Maks
90
1.33
Min
10
0.44
a
Informasi mengenai kondisi pohon didapat dari penanggungjawablapangan; angka dalam kurung
menunjukkan nilai simpangan baku

Nilai kadar air terbesar ada pada pohon kontrol, yaitu sebesar 220 %,
sedangkan nilai kadar air terkecil ada pada pohon yang diinokulasi 1 kali, yaitu
sebesar 9,09 %. Pada pengujian kerapatan, nilai kerapatan tertinggi ada pada
pohon kontrol, yaitu sebesar 1,47 g cm-3, sedangkan nilai kerapatan terendah ada
pada pohon yang diinokulasi 3 kali, yaitu sebesar 0,44 g cm-3. Penelitian Herawati
et al. (2013) menunjukkan bahwa pohon yang diinduksi cendawan gaharu selama
12 bulan mengalami peningkatan kadar air. Pada kondisi ini dinding sel pecah
sebagai reaksi dari pohon penghasil gaharu sehingga air bebas keluar masuk
dalam dinding sel dan mempengaruhi kembang susut gubal gaharu. Hal ini terlihat
pada pengujian sifat fisis penelitian ini, dimana pohon yang diinokulasi 1 kali
memiliki rataan kadar air yang lebih besar dari pohon yang diinokulasi 3 kali.
Pohon yang diinokulasi 1 kali memiliki selang waktu lebih panjang dibandingkan
pohon yang diinokulasi 3 kali sejak penyuntikan terakhir, yaitu 5 tahun pada
pohon yang diinokulasi satu kali dan 3 tahun pada pohon yang diinokulasi tiga
kali.
Perbedaan profil kadar air dan kerapatan juga diuji pada tiap pohonnya.
Pada pohon kontrol, nilai kadar air dari bagian terluar hingga terdalam mengalami
peningkatan, sedangkan nilai kerapatan dari bagian terluar hingga terdalam
mengalami penurunan. Pada pohon yang diinokulasi 1 kali, nilai kadar air dari
bagian terluar hingga terdalam cenderung mengalami penurunan, sedangkan nilai
kerapatan cenderung meningkat. Pada pohon yang diinokulasi 3 kali, nilai kadar
air tidak mengalami perubahan yang signifikan pada tiap bagian, sedangkan nilai
kerapatan mengalami penurunan yang signifikan pada bagian tengah. Histogram
rata-rata nilai kadar air dan kerapatan per segmen secara lengkap tersaji pada
gambar 3.

60

0.80
0.78
0.76
0.74
0.72
0.70
0.68
0.66
0.64

Kadar Air (%)

56
52
48
44
40
1
(Kulit)

2

3

4

5

No Segmen

Kerapatan (g cm-3)

10

6
(Empulur)

a. Pohon Kontrol
60

0.80

Kadar Air (%)

0.76
0.74

52

0.72
48

0.70
0.68

44

Kerapatan (g cm-3)

0.78
56

0.66
40
1
(Kulit)

2

3

4

5

No Segmen

0.64
6
(Empulur)

b. Pohon 1 x Inokulasi
60

0.80

Kadar Air (%)

0.76
0.74

52

0.72
48

0.70
0.68

44

Kerapatan (g cm-3)

0.78
56

0.66
40

0.64
1
(Kulit)

2

3

4

No Segmen

5

6
(Empulur)

c. Pohon 3 x Inokulasi

Gambar 3 Rataan sifat fisis per segmen pada pohon kontrol (a), pohon yang
diinokulasi 1 kali (b) dan pohon yang diinokulasi 3 kali (c).
( ) Kerapatan, ( ) Kadar air

11

Perbedaan nilai kadar air dari bagian terluar hingga terdalam pohon dapat
diakibatkan oleh adanya faktor internal seperti kandungan zat ekstraktif dalam
kayu, jumlah zat dinding sel yang ada dalam kayu, susunan dan arah mikrofibril,
serta susunan kimia zat dinding sel. Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan
nilai kerapatan kayu seperti adanya perbedaan besarnya sel, tebal dinding sel,
keberadaan pori dan jumlah zat ekstraktif di dinding sel (Haygreen dan Bowyer
1996).
Dari penelitian di atas, inokulasi cendawan diduga berpengaruh terhadap
karakteristik sifat fisis pohon penghasil gaharu jenis A.microcarpa, terutama pada
kerapatan kayu. Pohon yang diinokulasi 3 kali mengalami penurunan kerapatan
yang signifikan pada bagian tengah.
Umboh et al. (1998) menyatakan bahwa infeksi cendawan pada pohon
gaharu menyebabkan metabolisme di dalam pohon akan melakukan reaksi dengan
menghasilkan eksudat yang mengandung banyak senyawa organik yang mudah
menguap dan membantu menekan pertumbuhan cendawan. Hasil metabolisme
yang terbentuk tidak disekresikan, tetapi diakumulasikan dalam batang atau
cabang yang terinfeksi. Fenomena ini menyebabkan perubahan berat dan
kerapatan kayu secara signifikan.
Perbedaan kerapatan juga mempengaruhi kekakuan kayu. Pada pohon yang
diinokulasi 3 kali, modulus kekakuan dinamis mengalami penurunan yang
signifikan dibanding perlakuan lainnya. Pada turunan persamaan Christoffel,
kerapatan dan kecepatan gelombang ultrasonik berbanding lurus dengan modulus
kekakuan dinamis, sehingga perubahan kerapatan suatu kayu akan mempengaruhi
kekakuannya.
Berdasarkan pengujian karakteristik pohon penghasil gaharu jenis A.
microcaropa, adanya infeksi cendawan diduga kuat memberikan pengaruh
terhadap karakteristik sifat fisis dan kecepatan gelombang ultrasonik. Hal ini
dapat dilihat pada perubahan karakteristik tersebut pada pohon yang diinfeksi
cendawan, terutama yang diinokulasi 3 kali.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kecepatan gelombang ultrasonik pohon terduga gaharu berkisarantara 911
m det sampai 1008 m det-1, dengan nilai kerapatan kayu berkisar antara 0,72 g
cm-3 sampai 0,77 g cm-3 dan nilai kadar air berkisar antara 50,05 % sampai
55,67 %. Nilai kekakuan dinamis kayu dari pohon gaharu tersebut berkisar antara
5,70 GPa sampai 9,19 GPa. Pada pengujian arah radial ketinggian titik pengujian
dan adanya kegiatan inokulasi serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai kecepatan gelombang ultrasonik. Sementara itu, kegiatan inokulasi
berpengaruh terhadap kecepatan gelombang ultrasonik yang diuji pada posisi arah
longitudinal, serta nilai MOEd kayu.
-1

12

Saran
Perlu dicari pohon yang sudah sukses kegiatan inokulasinya dan pasti
mengandung gaharu untuk menetapkan nilai referensi kecepatan gelombang suara
pohon bergaharu. Begitu pula dengan pohon jenis penghasil gaharu yang bersih
tidak mengandung gaharu.
DAFTAR PUSTAKA
[Ditjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.
2010. Kuota Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar (Appendix CITES) Tahun
2010 [Internet]. [diunduh pada 2014 Feb 20]. Tersedia pada:
http://ditjenphka.dephut.go.id.
[SNI].Standar Nasional Indonesia. 1999 .Gaharu: 01-5009.1. Badan Standarisasi
Nasional (BSN).
Barden A, Awang Anak N, Mulliken T, Song M. 2000. Heart of the Matter:
Agarwood Use and Trade and CITES Implementation for Aquilaria
malaccensis. Cambridge: TRAFFIC International.
Bucur V. 2006. Accoustic of Wood. 2nd Edition. Springer: CRC Press.
Hou D. 1960. Thymelaeaceae. Di dalam: Van Steenis, C.G.G.J (ed). Flora
Malesiana. Series I, Vol. 6: 1-15. Wolters Noordhoof. Groningen.
Netherlands.
Haygreen JG, Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar.
Hadikusumo SA, penerjemah; Prawirohatmodjo S; editor. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press. Terjemahan dari: Forest Products and
Wood Science, An Introduction.
Herawati C, Batubara R, Siregar EBM. 2013. Perubahan kimia kayu pada gubal
gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) hasil rekayasa. Peronema Forestry
Science Journal 2(1):117-125.
Karlinasari L, Surjokusumo S, Nugroho N, Hadi YS. 2007. Pengujian non
destruktif gelombang ultrasonik pada balok tiga jenis kayu tanaman
Indonesia. Jurnal Teknologi Hasil Hutan. 19(1):15-22.
Mucharromah. 2010. Pengembangan gaharu di Bengkulu, Sumatera. Info Hutan
7(2):117-128.
Oliveira FGR, de Campos JAO, Sales A. 2002. Ultrasonic measurements in
Brazillian hardwoods. Material Research Journal 5(1):51-55.

13

Lampiran 1 Analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
radial
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factor
Value Label
N
Tinggi
1
20 cm
60
2
130 cm
60
3
200 cm
60
Perlakuan
a
Kontrol
75
b
1 x Inokulasi
54
c
3 x Inokulasi
51
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable Vu
Type III Sum
Source
of Squares
df
Mean Square
Corrected Model
153900.837a
8
19237.605
Tinggi
108306.065
2
54153.032
Perlakuan
35875.259
2
17937.630
Tinggi*Perlakuan
10849.095
4
2712.274
Error
4256578.302
171
24892.271
Total
164600000
180
a. R Squared = ,035 (Adjusted R Squared = -,010)

F
.773
2.175
.721
.109

Sig.
.627
.117
.488
.979

Lampiran 2 Analisis statistik sidik ragam kecepatan gelombang ultrasonik arah
longitudinal
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factor
Value Label
N
Perlakuan
a
Kontrol
50
b
1 x Inokulasi
36
c
3 x Inokulasi
34
Perlakuan
u
Utara
60
s
Selatan
60
Test of Between-Subjects Effects
Dependent Variable Vu
Type III Sum
Source
of Squares
df
Mean Square
Corrected Model
63080000a
5
1261551.082
Perlakuan
6171023.068
2
3085511.534
Arah Pengujian
2762.301
1
2762.301
Perlakuan*Arah Pengujian 131367.848
2
65683.924
Error
62410000
114
547430.070
Total
68710000
120
a. R Squared = ,092 (Adjusted R Squared = ,052)

F
2.304
5.636
.005
.120

Sig.
.049
.005
.943
.887

14

Post Hoc Test for Perlakuan
Duncan
Perlakuan

N

Subset
1
2817

2

3 x Inokulasi
34
1 x Inokulasi
36
Kontrol
50
Sig.
1.000
Means for Groups in Homogeneous subsets are displayed
Based on Observed Means
The error term is Mean Square (Error) = 547430,070.
Lampiran 3 Analisis statistik sidik ragam kekakuan kayu
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factor
Value Label
Arah Mata Angin
s
Selatan
u
Utara
Perlakuan
a
Kontrol
b
1 x Inokulasi
c
3 x Inokulasi

3188
3366
.290

N
60
60
50
36
34

Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable MOEd
Type III Sum
Source
of Squares
df
Mean Square
a
Corrected Model
262.914
5
52.583
Arah mata angin
.252
1
.252
Perlakuan
259.573
2
129.786
Arah mata angin*Perlakuan
3.0
2
1.5
Error
1863.687
114
16.348
Total
2126.601
120
a. R Squared = ,124 (Adjusted R Squared = ,085)
Post Hoc Test for Perlakuan
Duncan
Perlakuan

N

Subset

1
3 x Inokulasi
34
5.70
1 x Inokulasi
36
Kontrol
50
Sig.
1.000
Means for Groups in Homogeneous subsets are displayed
Based on Observed Means
The error term is Mean Square (Error) = 16,348.

2
8.49
9.19
.449

F
3.216
.015
7.939
.092

Sig.
.009
.901
.001
.912

15

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Januari 1992. Penulis
merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Ir Rudy
Purwondho, MBA, MSc dan RAy Diah Hendriana Kusumasri. Penulis memulai
pendidikan pada tahun 1998 di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cipinang Melayu 04
Pagi Jakarta Timur. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 80 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur pada tahun 2003,
kemudian menempuh pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 42 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur dari tahun 2006 sampai
tahun 2009. Pada tahun yang sama (2009), penulis diterima sebagai mahasiswa
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI)
dengan mayor Teknologi Hasil Hutan. Pada tahun 2012 penulis mengambil minat
studi di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu (RDBK).
Selama menjadi mahasiswa Departemen Hasil Hutan, penulis merupakan
anggota Organisasi Mahasiswa Daerah Jakarta Jakarta Community (OMDA JCO),
anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Oryza Baseball-Softball IPB, wakil
ketua HIMASILTAN periode 2010/2011 dan anggota Kelompok Minat Rekayasa
dan Desain Bangunan Kayu (KM RDBK) periode 2011/2012, aktif dalam
berbagai kepanitiaan kegiatan kampus dan aktif pula dalam berbagai kegiatan
musik kampus, serta menjadi ketua Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan (PKM-K). Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan,
penulis juga mengikuti Praktek Pengenalan Ekositem Hutan (PPEH) pada tahun
2011 di Pangandaran dan Gunung Sawal, Ciamis. Pada tahun 2012, penulis
mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Sukabumi, kemudian tahun 2013
Praktek Kerja Lapang (PKL) di Madani Corp (Violin Handmade and EcoWoodship), Bogor, Jawa Barat .
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Karakteristik Sifat
Fisis dan Kecepatan Gelombang Ultrasonik Pohon Penghasil Gaharu Jenis
Aquilaria microcarpa Baill.“ di bawah bimbingan Dr Lina Karlinasari, SHut,
MScF.