Penilaian Kondisi Kesehatan Tegakan di Areal Pasca Tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat

PENILAIAN KONDISI KESEHATAN TEGAKAN DI AREAL
PASCA TAMBANG PT ANTAM Tbk UBPE PONGKOR, JAWA
BARAT

R. ARYA DARMANSYAH

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penilaian Kondisi
Kesehatan Tegakan di Areal Pasca Tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
R. Arya Darmansyah
NIM E44100045

ABSTRAK
R. ARYA DARMANSYAH. Penilaian Kondisi Kesehatan Tegakan di Areal Pasca
Tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat. Dibimbing oleh ERIANTO
INDRA PUTRA.
Permasalahan yang terjadi saat ini terhadap kondisi hutan di Indonesia adalah
semakin menurunnya kualitas hutan yang diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya
adalah faktor pembukaan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan. PT Antam
Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat merupakan perusahaan pertambangan yang arealnya
terdapat dalam kawasan hutan sehingga perusahaan ini wajib untuk melakukan kegiatan
revegetasi/reklamasi lahan bekas tambang emas. Untuk mengetahui keberhasilan hasil
reklamasi/revegetasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor maka perlu dilakukannya kegiatan
evaluasi. Kegiatan evaluasi kondisi kesehatan dilaksanakan di tiga lokasi yaitu, revegetasi
tahun 2001, tahun 2003, dan tahun 2006 serta hutan alam sebagai kontrol dengan
menggunakan metode FHM (Forest Health Monitoring). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa tingkat kesehatan hutan pada areal reklamasi tahun 2003 dan tahun 2006 berada
dalam klasifikasi kesehatan hutan yang rendah dibandingkan dengan kondisi reklamasi
tahun 2001 dan hutan alam yang berada dalam kondisi sehat. Hal ini menunjukkan masih
diperlukannya perawatan dan pemeliharaan intensif dari pihak PT Antam Tbk UBPE
Pongkor terhadap areal reklamasi tahun 2003 dan tahun 2006 sehingga akan dapat
meningkatkan nilai kesehatan hutannya di masa yang akan datang.
Kata kunci: kondisi hutan, kegiatan evaluasi, metode FHM, PT Antam Tbk UBPE Pongkor

ABSTRACT
R. ARYA DARMANSYAH. Evaluation of Stand Healthy Condition in Use Mining
Field PT Antam Tbk UBPE Pongkor, West Java. Guided by ERIANTO INDRA
PUTRA.
Problems on recent forest condition in Indonesia are the decreasing of forest quality
land clearing for mining industry. PT. Antam Tbk UBPE Pongkor, West Java is a gold
mining company located in forest area. Therefore this company should
revegetation/reclamation on ex-mining area. To assess the effectiveness on the result of
revegation/ reclamation by PT. Antam Tbk UBPE Pongkor, evaluation effectiveness.
Evaluation on the health condition is done by using Forest Health Monitoring method in 3
location, e.g revegetation area in 2001, 2003 and 2006. Natural forest is used as control.
The result showed that the health of forest at revegetation area in years 2003 and 2006

categorized in unhealthy condition compared with reclamation condition in 2001 and
natural forest which on good condition. It is indicated that intensive handling and nursing
from PT Antam Tbk UBPE Pongkor is needed in manager reclamation area in years 2003
and 2006 to increase their health in the future.
Keywords: FHM Method, forest condition, PT Antam Tbk UBPE Pongkor, the evaluation

PENILAIAN KONDISI KESEHATAN TEGAKAN DI
AREAL PASCA TAMBANG PT ANTAM Tbk UBPE
PONGKOR, JAWA BARAT

R. ARYA DARMANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Penilaian Kondisi Kesehatan Tegakan di Areal Pasca Tambang PT
Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat
Nama
: R. Arya Darmansyah
NIM
: E44100045

Disetujui oleh

Dr Erianto Indra Putra, SHut, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
subhanahu wa ta’ala, Rabb yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada teladan umat Nabi Muhammad
SAW.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2014
sampai Juli 2014 berjudul Penilaian Kondisi Kesehatan Tegakan di Areal Pasca
Tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Erianto Indra Putra, SHut, MSi selaku
dosen pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
pimpinan PT Antam Tbk UBPE Pongkor yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga
tercinta Ayah Alm Harsono Hamid, Ibu Nurhayati Sundari, Arief, Anita atas segala
doa dan kasih sayangnya. Kemudian ungkapan terima kasih tidak lupa diucapkan
kepada Wahyu, Jaka, Aji, Taufik beserta teman-teman FAHUTAN angkatan 47
lainnya yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Bogor, September 2014
R. Arya Darmansyah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Tempat dan Waktu Penelitian

2

Bahan dan Alat


2

Metode Kerja

2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

8
8
10
16

Simpulan

16


Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

16

RIWAYAT HIDUP

18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Kriteria kondisi tajuk (USDA-FS 1999)
Penentuan VCR (Visual Crown Rating) (USDA-FS 1999)
Deskripsi kode kerusakan (USDA-FS 1999)
Deskripsi kode jenis kerusakan dan nilai ambang keparahan (USDA-FS
1999)
Nilai pembobotan untuk setiap kode keparahan, kerusakan, dan lokasi
Kerusakan pohon berdasarkan nilai TDLI (Putra 2004)
Skoring kesuburan tanah berdasarkan nilai KTK (Hardjowigeno 2010)

Penilaian pH tanah (Brady 1974)
Nilai tertimbang untuk setiap indikator (Putra 2004)
Nilai batas ambang kesehatan (Putra 2004)
Nilai LBDS tiap klaster
Rata-rata rasio tajuk hidup (LCR), kerapatan tajuk (Cds), transparansi
tajuk (Ftr), dieback (CDb), diameter tajuk (Cdia) dan rasio penampakan
tajuk (VCR) pada klaster plot
Nilai KTK dan pH tiap klaster plot (Saufina et al. 2012)
Nilai PLI kerusakan pohon tiap klaster plot
Nilai keragaman tiap klaster plot
Nilai kemerataan tiap klaster plot
Koordinat letak pengambilan data
Nilai kesehatan hutan

4
4
5
6
6
7
7
7
8
8
8
9
9
9
10
10
11
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Klaster plot FHM
Kode lokasi untuk indikasi kerusakan (USDA-FS 1999)
Peta lokasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor
Kerusakan pada lokasi batang (liana) (a) dan kerusakan pada lokasi tajuk
(dieback dan patah ranting) (b)

3
5
11
14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambangan merupakan salah satu kegiatan dan pemanfaatan sumberdaya
alam sebagai upaya pemenuhan kebutuhan manusia dan termasuk ke dalam
penyumbang terbesar untuk devisa negara. Kegiatan pertambangan pada kawasan
hutan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai kawasan hutan dengan
mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian
lingkungan.
Kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan yang digunakan untuk
menunjang pembangunan telah mengakibatkan kerusakan lingkungan dan harus
segera dilakukan reklamasi lahan bekas tambang. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat usaha
pertambangan sehingga kawasan hutan dapat berfungsi kembali sesuai dengan
peruntukannya.
Kegiatan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui status keberhasilan
pelaksanaan reklamasi yang telah dilakukan oleh pengelola pertambangan. Kriteria
keberhasilan reklamasi hutan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor 60 Tahun 2009, antara lain penataan lahan, pengendalian erosi dan
sedimentasi serta revegetasi atau penanaman pohon. Reklamasi merupakan usaha
untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi yang rusak melalui kegiatan
penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas penggunaan kawasan hutan
(Kemenhut 2009).
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)
Pongkor atau biasa di singkat dengan PT Antam Tbk UBPE Pongkor merupakan
perusahaan terbuka yang bergerak di bidang penambangan emas yang telah
melakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang. Kegiatan
reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang yang dilakukan oleh PT Antam Tbk
UBPE Pongkor dilakukan pada area-area yang terganggu (disturbed land) akibat
pekerjaan kontruksi, pembuatan sarana dan prasarana, serta akibat dari kegiatan
penambangan tanpa izin (PETI).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status keberhasilan reklamasi
yang telah dilakukan oleh PT Antam Tbk UBPE Pongkor. Penelitian ini menitik
beratkan pada penilaian kesehatan hutan pada tanaman hasil reklamasi tahun 2001,
2002, 2006, dan hutan alam sebagai kontrol dengan studi lokasi di daerah Ciurug
dan Tailing Dam. Cara penilaian kesehatan hutan dilakukan dengan metode Forest
Health Monitoring (FHM).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi status kesehatan hutan hasil dari reklamasi yang telah
dilakukan pada tahun 2001, 2003, dan 2006 yang kemudian akan
dibandingkan dengan hutan alam di sekitar lokasi.
2. Memberikan rekomendasi tindakan terhadap kondisi hutan tersebut.

2
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak pengelola PT
Antam Tbk UBPE Pongkor, Jawa Barat sebagai bahan evaluasi terhadap kegiatan
pemeliharaan hutan serta dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan
manajemen untuk pengelolaan hutan lestari.

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lahan reklamasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor yang
berlokasi di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian
selama kurang lebih 1 bulan mulai dari bulan Juni-Juli 2014. Petak tahun tanam
yang akan dijadikan subjek penelitian adalah petak tanam tahun 2001, 2003, 2006,
dan hutan alam disekitar lokasi perusahaan sebagai indikator kesehatan hutan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu tegakan pohon hasil reklamasi
tahun 2001, 2002, 2006, hutan alam dan sampel tanah yang berada pada lahan
reklamasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor di kabupaten Bogor. Peralatan yang
digunakan dalam penelitian adalah haga hypsometer, binokular, kompas, pita ukur,
meteran, golok, kamera digital, mistar, busur, kalkulator, kertas tabel, plastik, tally
sheet, alat tulis, GPS, buku panduan Forest Health Monitoring (USDA-FS 1999)
dan peta lahan reklamasi PT Antam Tbk UBPE Pongkor.
Metode Kerja
Pembuatan plot pengamatan
Plot pengamatan dibuat dengan menggunakan desain klaster plot FHM
(USDA-FS 1999). Satu klaster terdiri dari empat plot berbentuk lingkaran dan
setiap plot memiliki jari-jari 17.95 m. Satu klaster dapat mewakili luasan 1 Ha.
Luasan satu klaster ini adalah seluas 4 048.93 m2. Desain klaster FHM dapat dilihat
pada Gambar 1.

3

Gambar 1 Klaster plot FHM
Titik pusat pada plot 1 merupakan titik pusat bagi keseluruhan plot. Titik
pusat plot 2 terletak pada arah 360o dari titik pusat plot 1 dengan jarak 36.6 m. Titik
pusat plot 3 terletak pada arah 120o dari titik pusat plot 1 dengan jarak 36.6m. Titik
subplot 4 terletak pada arah 240o dari titik pusat plot 1 dengan jarak 36.6 m. Titik
sampel tanah diambil dari tiga buah titik berbentuk lingkaran berdiameter 16 cm
yang terletak diantara plot 1–plot 2, plot 1–plot 3, plot 1–plot 4. Jumlah klaster plot
yang dibangun adalah 4 klaster, yang terdapat pada petak tahun tanam 2001, 2003,
2006, dan hutan alam.
Penilaian kesehatan pohon
Penilaian pohon dilakukan dengan menggunakan indikator vitalitas dan
kualitas tapak. Indikator vitalitas diamati dengan menggunakan parameter kondisi
tajuk dan kerusakan pohon, dan kualitas tapak dilakukan dengan parameter nilai
KTK dan pH tanah. Hasil penilaian pohon yang didapat akan dikaitkan dengan data
sekunder berupa data produksi benih setiap pohon. Pohon yang berada dalam
kondisi sehat dimungkinkan dapat memproduksi benih dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan pohon yang berada dalam kondisi
tidak sehat.
1. Pengukuran kondisi tajuk
Kondisi tajuk pohon yang diukur adalah nisbah tajuk hidup (LCR–Live
Crown Ratio), keraptan tajuk (Cden–Crown Density), dieback (CDb), transparansi
tajuk (FT–Foliage Transparancy) dan diameter tajuk (CdWd–Crown Diameter
Width dan CD90–Crown Diameter at 900). Penilaian terhadap parameter tajuk
kemudian akan dirangkum dan akan menghasilkan nilai peringkat tajuk visual
(VCR-Visual Crown Rating).

4
Nisbah tajuk hidup (LCR) menggambarkan perbandingan panjang batang
pohon yang tertutup daun dengan tinggi total pohon. Secara umum LCR berubah
perlahan dan berkurang dengan pertambahan umur pohon, walaupun ada juga yang
meningkat. Peningkatan kerapatan tegakan dapat mengurangi nilai LCR, sedangkan
pembukaan suatu tegakan akan meningkatkan pertumbuhan yang berakibat pada
peningkatkan nilai LCR. Pengukuran LCR akan dilakukan kembali jika mengalami
perubahan 15% (Cline 1995). Pengukuran tinggi tajuk harus dilakukan dengan hatihati, terutama pada tegakan rapat, karena sulit membedakan tajuk pohon sasaran
dengan yang lainnya. Pengukuran nilai LCR dilakukan dengan menggunakan
magic card, dimana dengan menggunakan kartu atau alat ini bisa langsung didapat
nilai dari LCR. Kerapatan tajuk menggambarkan besarnya persentase cahaya
matahari yang tertahan oleh tajuk sehingga tidak mencapai lantai hutan, sedangkan
transparansi tajuk menggambarkan banyaknya persentase cahaya matahari yang
dapat melewati tajuk dan mencapai permukaan tanah (Putra 2004). Dalam keadaan
normal persentase kerapatan tajuk berbanding terbalik dengan persentase
transparansi tajuk. Dieback (CDb) adalah cabang dan ranting yang baru saja mati,
dan bagian yang mati dimulai dari bagian ujung kemudian merambat ke bagian
pangkal.
Kelima kondisi tajuk tersebut dikumpulkan ke dalam Peringkat Tajuk
Visual (VCR-Visual Crown Rating). Nilai VCR diperhitungkan pada tingkat pohon,
untuk kemudian dirata-ratakan untuk tiap pohon pada subplot sehingga diperoleh
nilai untuk tingkat plot dan tingkat klaster. VCR memiliki nilai 1, 2, 3, dan 4
berdasarkan pengelompokan nilai parameter kondisi tajuk.
Tabel 1 Kriteria kondisi tajuk (USDA-FS 1999)
Parameter
Nilai = 3
Nilai = 2
Rasio Tajuk Hidup
≥ 40%
20 – 35%
Kerapatan Tajuk
≥ 55%
25 – 50%
Transparansi Tajuk
0 – 45%
50 – 70%
Dieback
0 – 5%
10 – 25%
Diameter Tajuk
≥ 10.1 m
2.5 – 10 m

Nilai = 3
5 – 15%
5 – 20%
≥ 75%
≥ 30%
≤ 2.4 m

Tabel 2 Penentuan VCR (Visual Crown Rating) (USDA-FS 1999)
Nilai VCR Kriteria
4
Seluruh parameter bernilai 3, atau hanya 1 parameter memiliki
nilai 2, tidak ada parameter bernilai 1.
3
Lebih banyak kombinasi antara nilai 3 dan 2 pada parameter tajuk,
atau semua bernilai 2, tetapi tidak ada parameter bernilai 1.
2
Setidaknya 1 parameter bernilai 1, tetapi tidak semua parameter
1
Semua parameter kondisi tajuk bernilai 1
2. Penilaian kerusakan pohon
Kerusakan pohon terdiri dari tiga sistem kode berurutan yang
menggambarkan lokasi terjadinya kerusakan (Gambar 2), jenis kerusakan dan
tingkat keparahan yang ditimbulkan pada pohon. Ketiga sistem pengukuran ini
kemudian dikumpulkan dalam sebuah indeks kerusakan (IK) : IK = [xTipe
kerusakan*yLokasi*zKeparahan]. Lokasi kerusakan terdiri dari akar, batang,
cabang tajuk, daun, pucuk, dan tunas.

5
Kode
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 3 Deskripsi kode kerusakan (USDA-FS 1999)
Definisi
Tidak ada kerusakan
Akar terbuka dan “stump” (12 inch (30 cm) diatas permukaan tanah)
Kerusakan pada akar dan anatara akar dan batang bagian bawah
Kerusakan pada batang bagian bawah (dibawah pertengahan antara
“stump” dan dasar tajuk
Kerusakan pada batang bagian bawah yang terdapat pula pada batang
bagian atas
Kerusakan batang bagian atas (diatas pertengahan antara “stump” dan
dasar tajuk)
Kerusakan pada dahan utama yang terdapat pada bagian tajuk, diatas
dasar tajuk
Kerusakan pada ranting (dahan-dahan kecil dan dahan lain selain
dahan utama)
Kerusakan pada daun muda dan pucuk daun
Kerusakan pada tajuk

Gambar 2 Kode lokasi untuk indikasi kerusakan (USDA-FS 1999)

6
Tabel 4 Deskripsi kode jenis kerusakan dan nilai ambang keparahan (USDA-FS
1999)
Kode Definisi
Nilai ambang keparahan (pada
kelas 10% - 99%)
01
Kanker, gol (puru)
≥ 20% dari titik pengamatan
02
Konk, tubuh buah dan indikator Tidak ada, kecuali ≥ 20% pada akar
lain tentang lapuk lanjut
> 0.91 m dari batang
03
Luka terbuka
≥ 20% dari titik pengamatan
04
Resinosis/gummosis
≥ 20% dari titik pengamatan
05
Batang pecah
Tidak ada
06
Sarang Rayap
≥ 20% dari titik pengamatan
11
Batang atau akar patah kurang dari Tidak ada
0.91 m dari batang
12
Brum pada akar atau batang
Tidak ada
13
Akar patah atau mati > 0.91 m dari ≥ 20% pada akar
batang
14
Kutu lilin
≥ 20%
20
Liana
≥ 20%
21
Hilangnya ujung dominan, mati ≥ 1% pada dahan pada tajuk
ujung
22
Cabang patah atau mati
≥ 20% pada ranting atau pucuk
23
Percabangan atau brum yang ≥ 20% pada ranting atau pucuk
berlebihan
24
Daun, kuncup atau tunas rusak
≥ 30% dedaunan penutupan tajuk
25
Daun Berubah warna (tidak hijau) ≥ 30% dedaunan penutup tajuk
31
Lain-lain
Tabel 5 Nilai pembobotan untuk setiap kode keparahan, kerusakan, dan lokasi
Keparahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0

Nilai
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.5

Kode kerusakan
11
01
02, 06
12
03, 04, 05, 13
21, 20
14, 22, 23, 24, 25, 31

Nilai
2
1.9
1.7
1.6
1.5
1.3
1.0

Kode lokasi
0
1, 2
3, 4
5
6
7, 8, 9

Nilai
0
2
1.8
1.6
1.2
1.0

Data Indeks kerusakan (IK) akan dihitung pada tingkat pohon dengan
menggunakan rumus :
Keruskan tingkat pohon (TDLI) = (Tipe 1*Lokasi1*Keparahan 1) + (Tipe 2 *
Lokasi 2* Keparahan 2) + (Tipe 3* Lokasi 3* Keparahan 3)
Indeks Kerusakan (IK) dapat dihitung pada tingkat plot dengan menggunakan
rumus :

7
Indeks Tingkat Plot (PLI) = rata-rata kerusakan pohon [pohon1, pohon2,
pohon3,…]
Tabel 6 Kerusakan pohon berdasarkan nilai TDLI (Putra 2004)
Skor TDLI
Kelas
0-≤5
Sehat
6–10
Ringan
11–15
Sedang
16 - ≥ 21
Berat
3. Kualitas Tapak (kesuburan tanah)
Penilaian kualitas tapak (kesuburan tanah) dapat diwakili oleh nilai KTK
(Kapasitas Tukar Kation) dan nilai pH tanah. Nilai KTK dapat menjadi ukuran
tingkat kesuburan tanah. Pada satu klaster diambil tiga titik untuk pengambilan
contoh tanah. Titik sampel tanah berbentuk lingkaran berdiameter 16 cm dengan
kedalaman 10 cm. Sampel tanah yang didapat pada setiap titik dikomposit, sehingga
setiap klaster plot mempunyai satu sampel tanah. Kriteria penilian KTK tanah
berdasarkan Tabel 7. Selain KTK, pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan tanah karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah. Nilai
pH berkisar dari 0-14, pada umumnya pH tanah berkisar antara 3.0-9.0. pH tanah
menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan
OH ֿ◌ dalam larutan tanah. Berdasarkan nilai pH tanah dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori (Tabel 8).
Tabel 7 Skoring kesuburan tanah berdasarkan nilai KTK (Hardjowigeno 2010)
Nilai KTK (me/100 g)
Kriteria
> 40
Sangat Tinggi
25 – 40
Tinggi
17 – 24
Sedang
5 – 16
Rendah