Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian Tumbuhan Jambu Monyet

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang kimia bahan alam hayati dan farmasi dalam pengembangan ilmu kimia flavonoida di dalam daun tumbuhan jambu monyet A. occidentale L..

1.5 Lokasi Penelitian

1. Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan diperoleh dari jalan Pasar 4 ujung, Desa Sempali. Kelurahan Sempali. Kecamatan Percut Sei Tuan. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA, Universitas Sumatera Utara. 3. Lokasi Identifikasi Kristal Hasil Iisolasi Analisis Spektrofotometri Inframerah FT-IR, Spektrofotometri UV-Visible, dan Spektrometri Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR dilakukan di Pusat Penelitian Kimia - LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun jambu monyet

A. occidentale L. berupa serbuk halus yang kering 1000 gram. Tahap awal dilakukan

uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan menggunakan pereaksi FeCl 3 5, NaOH 10, Mg-HCl dan H 2 SO 4p . Tahap isolasi yang dilakukan : 1. Ekstraksi Maserasi 2. Ekstraksi Partisi 3. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 4. Analisis Kromatografi Kolom 5. Rekristalisasi 6. Analisis Kristal Hasil Isolasi Analisis kristal hasil isolasi meliputi: 1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis 2. Pengukuran Titik Lebur 3. Identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer Infra Merah FT- IR, Spektrofotometer UV-Visible, dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Jambu Monyet

Jambu monyet berasal dari Brazil, tersebar di daerah tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.200 m dpl. Jambu monyet akan berbuah lebih baik di daerah beriklim kering dengan curah hujan kurang dari 500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh di segala macam tanah, asalkan jangan di tanah lempung yang pekat dan tergenang air. Pohon, tinggi 8-12 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang melengkung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari bagian pangkalnya. Daun tunggal, bertangkai, panjang 4-22,5 cm, lebar 2,5 -15 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata, pangkal runcing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga berumah satu memiliki bunga betina dan bunga jantan, tersusun bentuk malai, keluar di ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya batu, keras, melengkung. Tangkai buahnya lama kelamaan akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak, seperti buah peer, berwarna kuning, kadang-kadang bernoda merah, rasanya manis agak sepat, banyak mengandung air, dan berserat. Biji bulat panjang, melengkung, pipih, warnanya cokelat tua. Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan kerajinan tangan. Kulit kayu digunakan pada industri batik atau untuk bahan penyamak. Daun muda bisa dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus terlebih dahulu. Buah semu rasanya sepat dan bisa dimakan rujak, dibuat minuman, anggur atau selai. Jika sudah diolah, harga biji jambu monyet cukup mahal, dikenal dengan kacang mete. Kulit bijinya mengandung cashew nut shell liquid CNSL. Jika cairan tersebut mengenai mulut dapat menimbulkan peradangan. Setelah diolah, CNSL dapt digunakan untuk bahan pelumas, insektida, pernis, plastik, dan lain-lain. Jambu monyet dapat diperbanyak dengan biji, cangkokan, enten, atau okulasi.

2.1.1 Morfologi Tumbuhan Jambu Monyet

Jambu monyet termasuk jenis dikotil atau tumbuhan yang berdaun lembaga dua. Jambu monyet termasuk tumbuhan yang berkeping biji dua atau juga disebut tumbuhan berbiji belah. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak rata dan berwarna cokelat tua. Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk lonjong bulat telur dengan tepian berlekuk- lekuk, dan guratan rangka daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang membesar, berdaging lunak, berair, dan berwarna kuning kemerah- merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah sebenarnya, tetapi merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu monyet yang sebenarnya biasa disebut mete mente, yaitu buah batu yang berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua yang mengandung getah. Yuniarti,2008.

2.1.2 Sistematika Tumbuhan Jambu Monyet

Sistematika tumbuhan jambu monyet adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Anacardiales Famili : Anacardiaceae Genus : Anacardium Spesies : Anacardium occidentale L. Nama umum tumbuhan adalah jambu monyet. Tumbuhan ini dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah yaitu: jambu erang, jambu monyet, gaju Sumatera, jambu mede, jambu mete Jawa, jambu jipang, jambu dwipa Nusa Tenggara, jambu parang, jambu sepal, jambu gayus, jambu seran, janggus, gayus Kalimantan, jambu dare, jambu sereng Sulawesi, kanoke, masapana,buwa yakis, buwa jaki Maluku. Dalimartha, 2000.

2.1.3 Manfaat Tumbuhan Jambu Monyet A. occidentale L.

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan kerajinan tangan. Kulit kayunya digunakan pada industri batik atau untuk bahan penyamak. Daun muda bisa dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus terlebih dahulu. Buah semu rasanya sepat bisa dimakan sebagai rujak, dibuat minuman, anggur atau selai. Jika sudah diolah harga biji jambu monyet cukup mahal, dikenal dengan nama kacang mete. Kulit bijinya mengandung cashew nut shell liquid CNSL. Jika cairan tersebut mengenai mulut dapat menimbulkan peradangan. Setelah diolah, CNSL dapat digunakan untuk bahan pelumas, insektisida, pernis, plastik, dan lain-lain. Jambu monyet dapat diperbanyak dengan biji, cangkokan, enten, atau okulasi.

2.1.4 Sifat dan Khasiat Jambu Monyet

Kulit kayu berbau lemah, rasanya kelat, dan lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal di lidah. Khasiatnya sebagai pencahar, astringen, dan memacu aktivitas enzim pencernaan. Daun berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat antiradang dan penurun kadar glukosa darah hipoglemik. Biji berkhasiat sebagai pelembut kulit dan penghilang nyeri analgesik. Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat dan akar berkhasiat sebagai pencahar laksatif. Penyakit-penyakit yang dapat diobati antara lain : a. diabetes insipidus sering buang air kecil b. diabetes mellitus kencing manis c. sembelit d. sariawan e. jerawat f. radang mulut rahim servikitis g. radang gusi, sakit gigi h. gigitan ular berbisa i. ruam kulit, borok, psoriasis j. keracunan makanan k. kanker kulit l. tekanan darah tinggi hipertensi m. malaria n. rematik Dalimartha, 2000.

2.1.5 Kandungan Kimia Jambu Monyet

Kulit kayu mengandung tanin yang cukup banyak, zat samak, asam galat, dan gingkol katekin. Daun mengandung tanin-galat, flavonol, asam anakardiol, asam elagat, senyawa fenol, kardol, dan metil kardol. Buah mengandung protein, lemak, vitamin A,B dan C, kalsium, fosfor, besi, dan belerang. Pericarp mengandung zat samak, asam anakardat, dan asam elagat. Biji mengandung 40-45 minyak dan 21 protein. Minyaknya mengandung asam oleat, asam linoleat, dan vitamin E. Getah mengandung furufural. Asam anakardat berkhasiat bakterisidal, fungisidal, mematikan cacing dan protozoa. Dalimartha, 2000. Selain itu daun jambu monyet yang masih mudamempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar 2.689 SI per 100 gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 0,5 gram per 100 gram, hidrat arang sebesar 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100 gram, fosfor 64 miligram per 100 gram, besi 8,9 gram per 100 gram, dan air 78 gram per 100 gram. Yuniarti, 2008.

2.1.6 Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

1. Ekstrak alkohol daun jambu monyet menunjukkan : a. Efek hipoglemik pada tikus albino b. Keaktifan antikanker terhadap hepatoma pada mencit vademikum bahan obat alam 2. Infusum 10 daun jambu monyet menunjukkan : a. Efek seperti yang ditimbulkan oleh morfin dan fenotiazin pada tikus albino. b. Efek perpanjangan waktu reaksi pada mencit. Efek ini timbul pada dosis 30 mlkg bb. Kemungkinan besar, keadaan ini diakibatkan oleh zat aktif yang berkhasiat analgetik seperti morfin atau metamizol. 3. Secara spesifik infus daun jambu monyet dengan takaran 50 cckg bb yang diberikan secara intra peritoneal pada tikus putih dapat menghambat conditional avoidance escape response pada 87 binatang percobaan. Di lain pihak tikus kontrol yang diberi garam faal tidak menghalangi hambatan. 4. Infus daun jambu monyet dengan dosis 6 dan 12 gkg bb tidak menunjukkan adanya efek antiinflamasi yang nyata, tetapi memperlihatkan penghambatan terhadap udem yang ditimbulkan oleh pemberian karagenin pada telapak kaki tikus putih, Infus dengan dosis 14gkg bb memperlihatkan efek antiinflamasi yang nyata p0,05, pada jam kedua setelah pemberian karagenin. Persentase penghambatan udem daun jambu monyet 26,86 jauh lebih kecil dibandingkan dengan natrium diklofenak 41,725. 5. Infus daun jambu monyet muda mempunyai pengaruh analgesik yang sama kuat dengan parasetamol pada kasus periodontitis akut. Efek samping berupa mual dan pusing. Dalimartha, 2000

2.2 Senyawa Organik Bahan Alam