Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

(1)

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUHIT

KECAMATAN PANGURURAN

KABUPATEN SAMOSIR

TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH:

JUSPEN PERY SIMARMATA NIM. 121021030

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KECAMATAN PANGURURAN

KABUPATEN SAMOSIR

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Slah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

JUSPEN PERY SIMARMATA NIM. 121021030

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

ii

zat gizi yang berbeda serta pemenuhan zat gizi yang lebih banyak dari biasanya. Salah satu masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya pemenuhan zat gizi adalah KEK yang ditandai dengan LILA <23,5 cm seperti yang ditemukan di Kabupaten Samosir di wilayah kerja Puskesmas Buhit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan menurut jenis makanan dan frekuensi makan, tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit.

Jenis Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan rancangan sekat silang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir pada 74 sampel ibu hamil. Data yang dikumpulkan meliputi jenis makanan, frekuensi makan, kecukupan energi dan protein serta status gizi yang dianalisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar status gizi ibu hamil berdasarkan LILA tidak KEK (> 23,5 cm) yaitu 94,6%. Sebesar 47,3% ibu hamil kecukupan energinya pada kategori sedang dan sebesar 45,9% ibu hamil kecukupan proteinnya pada kategori kurang.

Diharapkan kepada ibu hamil untuk memperhatikan pola makan dan adanya pemberian informasi tentang zat gizi, kehamilan serta pengaruh zat gizi terhadap kehamilan melalui promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.


(5)

iii

ABSTRACT

In the pregnancy phase, a pregnant need food with content of different nutrients and a fulfill of nutrient that much bigger than before. One of problem that surface cause of undernutrition is energy chronic malnutrition which is recognized by size of upper arm circumference <23,5 cm that be found in Kabupaten Samosir Puskesmas Buhit work area. The purpose of this research is to find out diet of kind of food and food frequence, the number of energy and protein adequacy and the nutritional status of pregnant women in Puskesmas Buhit work area.

This is a descriptive research with cross sectional design. Technic sampling in this research is simple random sampling. This research did on August 2014 located in Puskesmas Buhit work area, Kecamatan Pangururan with 74 of pregnant sample. This research takes the diet of kind of food and food frequence, the number of energy and protein adequacy and nutritional status data were analyzed by univariate to get the frequency distributions.

The research shows that most of the nutritional status of pregnant women based on Upper Arm Circle did not have a high risk in Energy Chronic Malnutrition (>23,5 cm) is about 94,6%. Adequacy of energy in pregnant women shows 47,3% in medium category and adequacy of protein in pregnant women shows 45,9% in low category.

It is required to pregnant women to pay attention her diet and give some information about nutrient, pregnancy and the influence of nutrient for pregnancy through health promotion that handle with health servant.


(6)

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Juspen Pery Simarmata

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Habatu/ 09 Juni 1984

3. Agama : Protestan

4. Anak Ke : 5 dari 5 bersaudara

5. Status Pernikahan : Belum menikah

6. Nama Ayah : Alm. Darius Simarmata

7. Nama Ibu : Alm. Nesli Nainggolan

8. Alamat Rumah : Komplek Lalang Green Land II Blok 4 B Jl. Payageli-Sei Mencirim Sunggal

9. Alamat Orang Tua : Desa Habatu Kecamatan Bandar Kab. Simalungun

10. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1991 – 1997 : SD N 1 Habatu Kabupaten Simalungun

b. Tahun 1997 – 2000 : SMP N 1 Pematang Bandar Kab. Simalungun c. Tahun 2000 – 2003 : SMA RK Bintang Timur Pematang Siantar d. Tahun 2003 – 2004 : STIE IBBI Medan

e. Tahun 2004 – 2007 : Analis Kesehatan Poltekkes Depkes Medan f. Tahun 2012 - 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 11. Riwayat Pekerjaan

a. Tahun 2007 – 2008 : Staf di Laboratorium Klinik ASIA Medan. b. Tahun 2008- 2010 : Staf Laboratorium RSUD H. Sinaga Pangururan c. Tahun 2010 – Sekarang : Staf Puskesmas Pangururan Kabupaten Samosir.


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini dengan judul : “ Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan juga dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan sabar untuk memberikan dukungan dan bimbingan yang sangat menginspirasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak dr. Muhammad Arifin Siregar, MS selaku dosen pembimbing II yang

selalu sabar dalam memberikan pengarahan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

vi

4. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan saran yang membangun dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Ir. Evawany Yunita Aritonang, MSi selaku dosen penguji II yang telah

banyak saran yang membangun dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Ir. Indra Chahaya, MSi selaku dosen Pembimbing Akademik penulis.

7. Seluruh dosen dan pegawai administrasi di lingkungan FKM USU khususnya dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU dan bapak Marihot Samosir, S.T yang telah sabar memberikan masukan serta membantu penulisan dalam segala urusan administrasi.

8. Pemerintah Kabupaten Samosir, khususnya bapak Jonny Sigalingging, SKM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir dan Alm. dr. Elysabeth Siringo-ringo selaku mantan pimpinan di Puskesmas Ronggurnihuta yang telah mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan dan seluruh staf terima kasih atas dukungannya.

9. Kepala Puskesmas Buhit serta seluruh bidan desa yang telah memberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh data penelitian.

10. Orang tua ku tercinta ayahanda Alm. Darius Simarmata dan ibunda Alm. Nesli Nainggolan, terima kasih atas segala cinta dan kasih yang diberi selama ini. Tidak lupa juga kepada kakak, abang dan keponakan saya, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan doa dan senantiasa memberikan semangat serta penghiburan.


(9)

vii

11. Keluarga bapa uda Ir. Hatorangan Simarmata (Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir) yang menjadi orang tua penulis selama di Samosir dan Keluarga Rendi Simarmata/br. Naibaho terima kasih atas dukungan moral dan materi serta doanya demi kesuksesan penulis.

12. Sahabat terbaik ku dr. Sahat Manurung, PPDS Pulmonologi FK USU dan Grace Tarigan, SE terima kasih buat komunikasi yang baik yang selalu mendukung dan menguatkan penulis.

13. Rekan-rekan ekstensi FKM USU 2012 (Martha Sihombing, Februanti Aritonang, Devi Simbolon dan Dewi Tambunan) dan teman-teman di Pangururan, terima kasih telah bersedia membantu penulis dan memberikan masukan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih buat kebersamaan kita. 14. Teman – teman peminatan Gizi atas dukungan dan kerjasamanya selama

penulisan skripsi ini khususnya kepada Lila, Ayuningtias, Rara, Tasya, Fitri Hayani, Hardianti, Erikka, Rosalyn, dan Anggi Mutia.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mendoakan kiranya Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik dan memberkati kita semua. Akhir kata semoga skripsi ini bermamfaat bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2014 Penulis


(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Pola Makan Ibu hamil ... 7

2.1.1 Pengaturan Pola Makan pada Ibu hamil ... 9

2.1.2 Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil ... 11

2.2 Pola Makan dan Status Gizi Ibu Hamil ... 12

2.3. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil ... 15

2.4. Masalah Kesehatan yang sering dihadapi Ibu hamil ... 19

2.4.1. Mual dan Muntah Secara Berlebihan ... 19

2.4.2. Anemia dan Kekurangan Zat Besi ... 19

2.4.3. Sembelit (Konstipasi) ... 20

2.4.4 Hipertensi, Preeklampsia dan Eklamsia ... 21

2.4.5 Diabetes Gestasional ... 21

2.5. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil... 22


(11)

ix

2.7. Penilaian Status Gizi ... 24

a. Tinggi Badan ... 24

b. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil ... 24

c. Ketebalan Jaringan Lemak Bawah Kulit ... 25

d. Lingkar Lengan Atas (LILA) ... 26

2.8. Pengaruh Status Gizi pada Kehamilan ... 26

2.9. Masalah yang Ditimbulkan Akibat Gizi Kurang Pada Ibu Hamil ... 27

2.9.1 Resiko BBLR pada Ibu Hamil ... 27

2.9.2 Anemia pada Ibu Hamil... 27

2.10 Landasan Teori ... 28

2.11 Kerangka Konsep ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi ... 30

3.3.2 Sampel ... 31

3.4 Instrumen Penelitian ... 32

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Jenis Data ... 32

3.5.2 Cara Pengumpulan Data ... 32

3.6 Definisi Operasional ... 33

3.7 Pengolahan dan Analisa Data ... 33

3.8.1 Pengolahan Data ... 35


(12)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1 Keadaan Geografis ... 37

4.1.2 Sosial Demografi ... 37

4.1.3 Ibu Hamil ... 39

4.2 Karakteristik Ibu Hamil ... 40

4.2.1 Umur ... 40

4.2.2 Pendidikan ... 40

4.2.3 Pekerjaan ... 42

4.2.4 Pendapatan ... 42

4.2.5 Usia Kehamilan ... 43

4.3 Pola Makan ... 43

4.3.1 Jenis Makanan ... 43

4.3.2 Frekuensi Makan ... 45

4.4 Tingkat Kecukupan Gizi ... 47

4.4.1 Energi ... 47

4.4.2 Protein ... 47

4.5 Status Gizi ... 48

4.6 Tingkat Kecukupan Gizi dan Status Gizi ... 49

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1 Pola Makan ... 50

5.2 Tingkat Kecukupan Energi ... 52

5.3 Status Gizi ... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1 Kesimpulan ... 55

6.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Rekomendasi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

Berdasarkan IMT Sebelum Kehamilan ... 25

Tabel 2.2. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil ... 25

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin

di Kecamatan Pangururan Tahun 2013 ... 38

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pangururan Tahun 2013 ... 39

Tabel 4.3. Jumlah Ibu Hamil Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit

Kecamatan Pangururan ... 39

Tabel 4.4. Distribusi Ibu Hamil Menurut Kelompok Umur

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 40

Tabel 4.5. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pendidikan

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 41

Tabel 4.6. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pekerjaan

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 42

Tabel 4.7. Distribusi Ibu Hamil Menurut Pendapatan Rumah Tangga


(14)

xii

Tabel 4.8. Distribusi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 43

Tabel 4.9. Distribusi Ibu Hamil Menurut Jenis Makanan yang Dikonsumsi di Puskesmas Buhit

Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 44

Tabel 4.10. Distribusi Ibu Hamil Menurut Frekuensi Makan

dan Jenis Makanan yang Dikonsumsi di Puskesmas Buhit

Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 46

Tabel 4.11. Distribusi Ibu Hamil Menurut Tingkat Kecukupan Energi

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 47

Tabel 4.12 Distribusi Ibu Hamil Menurut Tingkat Kecukupan Protein

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 48

Tabel 4.13 Distribusi Ibu Hamil Menurut Status Gizi

di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2014 ... 48

Tabel 4.14 Tabulasi Silang antara Tingkat Kecukupan Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Buhit


(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner (Instrumen Penelitian) Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Output Data

Lampiran 4 : Surat permohonan izin penelitian/riset dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 : Surat izin penelitian/riset dari Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir

Lampiran 7 : Surat Keterangan telah selesai melakukan penelitian dari Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian


(17)

ii

ABSTRAK

Tahap kehamilan seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat gizi yang berbeda serta pemenuhan zat gizi yang lebih banyak dari biasanya. Salah satu masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya pemenuhan zat gizi adalah KEK yang ditandai dengan LILA <23,5 cm seperti yang ditemukan di Kabupaten Samosir di wilayah kerja Puskesmas Buhit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola makan menurut jenis makanan dan frekuensi makan, tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit.

Jenis Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan rancangan sekat silang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir pada 74 sampel ibu hamil. Data yang dikumpulkan meliputi jenis makanan, frekuensi makan, kecukupan energi dan protein serta status gizi yang dianalisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar status gizi ibu hamil berdasarkan LILA tidak KEK (> 23,5 cm) yaitu 94,6%. Sebesar 47,3% ibu hamil kecukupan energinya pada kategori sedang dan sebesar 45,9% ibu hamil kecukupan proteinnya pada kategori kurang.

Diharapkan kepada ibu hamil untuk memperhatikan pola makan dan adanya pemberian informasi tentang zat gizi, kehamilan serta pengaruh zat gizi terhadap kehamilan melalui promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.


(18)

iii

and a fulfill of nutrient that much bigger than before. One of problem that surface cause of undernutrition is energy chronic malnutrition which is recognized by size of upper arm circumference <23,5 cm that be found in Kabupaten Samosir Puskesmas Buhit work area. The purpose of this research is to find out diet of kind of food and food frequence, the number of energy and protein adequacy and the nutritional status of pregnant women in Puskesmas Buhit work area.

This is a descriptive research with cross sectional design. Technic sampling in this research is simple random sampling. This research did on August 2014 located in Puskesmas Buhit work area, Kecamatan Pangururan with 74 of pregnant sample. This research takes the diet of kind of food and food frequence, the number of energy and protein adequacy and nutritional status data were analyzed by univariate to get the frequency distributions.

The research shows that most of the nutritional status of pregnant women based on Upper Arm Circle did not have a high risk in Energy Chronic Malnutrition (>23,5 cm) is about 94,6%. Adequacy of energy in pregnant women shows 47,3% in medium category and adequacy of protein in pregnant women shows 45,9% in low category.

It is required to pregnant women to pay attention her diet and give some information about nutrient, pregnancy and the influence of nutrient for pregnancy through health promotion that handle with health servant.


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Masa kehamilan, suatu janin bergantung sepenuhnya kepada ibunya untuk memperoleh zat gizi dan suatu lingkungan yang melindungi. Beberapa faktor yang menciptakan lingkungan ini dikendalikan oleh genetika , tetapi lainnya tergantung pada perilaku dan makanan si ibu (Walker, 2012).

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukana untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolism tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Sukarni, 2013).

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapatkan gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil, ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan ( Francin, 2005)


(20)

Pertumbuhan janin sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil sebelum kehamilan. Jika calon ibu memiliki asupan gizi yang cukup dan seimbang, maka akan melahirkan anak dengan yang sehat. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi, khususnya gizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi sehingga mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang (BBLR). Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain anemia, pendarahan berat badan ibu tidak terhadap proses persalinan adalah tidak secara langsung dapat mempersulit persalinan sehingga terjadi persalinan lama, prematuris, pendarahan setelah persalinan, persalinan dengan tindakan sampai dapat menyebabkan kematian ibu meningkat (Muliarini, 2010).

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain Pengetahuan dan Pola makan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah dan pola makan tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang diperoleh (Walker, 2012).

Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001).


(21)

3

Faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil adalah pengetahuan tentang zat gizi dan kemampuan keluarga untuk membeli makanan. Oleh karena itu perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil (Melvitha, 2012).

Menurut penelitian Martina (2012) dijelaskan bahwa pola makan ibu hamil dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil, ketersediaan pangan, kemampuan membeli pangan dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat dalam memenuhi gizi saat hamil.

Pola makan ibu hamil yang baik selalu mengacu kepada gizi seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan kebutuhan dan seimbang. Pola makan ibu hamil sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makanan yang dikonsumsinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan ibu hamil adalah faktor ekonomi, faktor sosial budaya, pendidikan, dan lingkungan (Muliarini, 2010).

Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan mengukur ukuran lingkar lengan atas, bila kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ini berarti ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terlambat, akibatnya melahirkan bayi BBLR (Depkes RI 2008).

Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca


(22)

persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menganggu kelangsungan hidupnya (Maryunani, 2013). Hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan prevalensi resiko KEK secara nasional mencapai 13,6 %. Tiga propinsi dengan resiko KEK yang tertinggi adalah NTT sebesar 24,6 %, Papua 21,3 % dan DIY 20,2 %. Sedangkan tiga propinsi dengan prevalensi resiko KEK terendah adalah Sulawesi Utara 5,8 %, Sumatera Utara 7,9 % dan Bengkulu 8,2 %.

Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992 dengan angka anemia Ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan data SKRT turun menjadi 50,9%. Pada tahun 1999 didapatkan anemia gizi pada ibu hamil sebesar 39,5 %, pada tahun 2001 sebesar 40,1%. Banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status ekonomi, serta perolehan tablet zat besi.

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua (98 %) dari 5 juta kematian neonatal dinegara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari dua pertiga kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan pertahun dimana 17 % diantaranya adalah BBLR dan hampir terjadi dinegara berkembang.

Daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%. Secara umum penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil ini adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi yang dianjurkan. Jarak kehamilan dan persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat


(23)

5

pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002).

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir tahun 2011 dari 223 ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Buhit terdapat kasus ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 26 orang dan kasus BBLR 7 orang, sedangkan pada tahun 2012 dari 217 ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Buhit terdapat kasus ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 29 orang dan kasus BBLR 8 orang. Pada tahun 2013 jumlah ibu hamil 202 terdapat kasus ibu hamil KEK 25 orang dan kasus BBLR 5 orang.

Dari hasil survey awal yang dilakukan dengan wawancara langsung pada ibu hamil yang hadir di posyandu terhadap 10 orang yang ada diwilayah kerja Puskesmas Buhit menunjukkan sebanyak 7 ibu hamil tidak mengetahui bagaimana pola makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “gambaran pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kabupaten

Samosir”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana “gambaran pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”.


(24)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Gambaran pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir”.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir

2. Untuk mengetahui tingkat kecukupan energi dan protein ibu hamil di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui jenis, dan frekuensi makanan di Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perencanaan kesehatan dan meningkatkan pengawasan status gizi ibu hamil di Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir.

2. Memberikan informasi kepada ibu hamil untuk lebih meningkatkan asupan gizi agar tidak mengalami KEK dan anemia pada saat kehamilan.


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Pola Makan Ibu Hamil

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat digunakan jagung, ubi jalar dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat digunakan daging, ayam dan telur. Makanan ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaaan baik dan selama kehamilan harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan energi (Huliana, 2001).

Menurut penelitian Simarmata (2008) pola konsumsi ibu hamil berdasarkan frekuensi makan dan jenis makan, yaitu mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok dengan frekuensi 1-3x/hari, mie dikonsumsi dengan frekuensi 1-3x/minggu, ubi dengan frekuensi 1-3x/minggu, roti dan biskuit jarang dikonsumsi, konsumsi daging dan telur dengan frekuensi 1-3x/minggu, sedangkan kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk-pauk 1-3x/hari, konsumsi sayur-sayuran misalnya bayam, buncis, daun ubi, sayur jipang dan kangkung dengan frekuensi 1-3x/minggu, dan konsumsi buah-buahan, seperti konsumsi buah jeruk 1-3x/hari, papaya dan semangka 1-3x/minggu. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, status kesehatan dan pengetahuan gizi.

Jenis bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi ibu hamil trimester I adalah nasi dengan frekuensi 1 x/hari, mie dengan frekuensi sering (55,5%), roti dan umbi-umbian lebih banyak dikonsumsi dengan frekuensi 1-5x/minggu (72,2% dan 83,3%). Konsumsi lauk-pauk diketahui mengkonsumsi ikan kering dan tempe dengan


(26)

frekuensi 1 x/hari, telur dan tahu 1-5x/minggu, frekuensi konsumsi ikan basah,ayam dan daging 2x/bulan. Sedangkan mengkonsumsi makanan sayur-sayuran sebagian besar ibu hamil trimester I, mengkonsumsi daun ubi, kacang panjang dan sawi dengan frekuensi 1x/hari, konsumsi bayam 1-5x/minggu. Dan ibu hamil trimester I mengkonsumsi buah-buahan 1-5x/minggu. Pola makan ibu hamil trimester I dipengaruhi oleh pengetahuan tentang gizi, ketersediaan pangan dan kemampuan membeli pangan (Sipahutar, 2013).

Berdasarkan penelitian Rohana (2010) pola makan ibu hamil yang mengalami

hyperemesis gravidarum berdasarkan frekuensi makan dan jenis makan menunjukkan

bahwa jenis bahan makanan pokok yaitu nasi dengan frekuensi ≥1x1/hari, untuk jenis

makanan yang berupa mie dengan frekuensi 1-2x/minggu, singkong 3-5x/minggu, Sedangkan bahan makanan dari jenis lauk-pauk seperti ikan basah 3-5x/minggu, untuk konsumsi ikan asin, udang, tempe, telur, dan daging ayam dengan frekuensi makan 1-2x/minggu. Bahan makanan sayur-sayuran seperti daun ubi, bayam, kangkung, labu siam, buncis dan kacang panjang dengan frekuensi makan 3-5x/minggu. Konsumsi susu dan minuman dengan frekuensi 1-2x/minggu.

Sedangkan menurut penelitian Chairiah (2012) pola makan ibu hamil berdasarkan jumlah asupan energi, protein, lemak dan natrium yaitu rata-rata asupan energi yang dikonsumsi ibu hamil adalah 2.572 kal dengan asupan energi minimum yang dikonsumsi sebanyak 2.100 kal dan maksimum 3.100 kal. Asupan rata-rata protein adalah 66,52 gram dengan asupan protein minimum yang dikonsumsi sebanyak 42,00 gram dan maksimum 88,00 gram. Asupan rata-rata lemak adalah 86,50 gram dengan jumlah lemak minimum yang dikonsumsi sebanyak 60,00 gram


(27)

9

dan maksimum 110,00 gram. Jumlah rata-rata Natrium adalah 2,54 mg dengan jumlah natrium minimum yang dikonsumsi sebanyak 1,5 mg dan maksimum 2,9 mg.

Sebagian besar ibu hamil mengkonsumsi energi, protein, asam folat dan kalsium dibawah angka kecukupan yang dianjurkan. Makanan pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi, telur sebagai lauk hewani, tempe dan tahu sebagai lauk nabati. Sayur-sayuran yang banyak dikonsumsi adalah bayam, sedangkan buah-buahan yang sering dikonsumsi adalah pisang. Jajanan yang sering dikonsumsi adalah gorengan sedangkan minuman yang sering dikonsumsi adalah susu pada

frekuensi ≥1 kali/hari (Putri, 2012)

Menurut Nurmilawati (2012), pola makan ibu hamil berdasarkan asupan energi dan protein mempunyai susunan makanan yang tidak lengkap, frekuensi makan makanan pokok dengan frekuensi 1-3x/hari, frekuensi makan lauk-pauk 3-5x/minggu, frekuensi makan sayur-sayuran 3-3-5x/minggu, frekuensi makan buah-buahan yang jarang 1-3x/minggu.

2.1.1 Pengaturan Pola Makan pada Ibu Hamil

Selama masa hamil harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan janin dan meningkatkan prosuksi ASI. Pemasukan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami penurunan karena menurunnya nafsu makan dan sering timbul mula atau muntah, tetapi makanan ini harus tetap diberikan seperti biasa. Untuk mengatasi rasa mual atau muntah sebaiknya porsi makanan ibu diberikan lebih sedikit dengan pemberian lebih sering. Sedangkan triwulan II nafsu


(28)

makan ibu biasanya sudah meningkat. Kebutuhan akan zat tenaga lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat hamil muda, demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur seperti lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna (Soetjiningsih, 2001 ).

Pada kehamilan triwulan III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnya nafsu makan ibu sangat baik, dan ibu sering merasa lapar. Pada masa ini hindari makan berlebihan sehingga berat badan tidak naik terlalu banyak. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti yang manis-manis dan gorengan perlu dikurangi. Bahan makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak dibandingkan pada kehamilan triwulan II, karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat pesat, juga diperlukan untuk ibu dalam persiapan persalinan (Manuaba, 2009).

Pengaturan pola makan bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Untuk kelancaran pencernaan dianjurkan menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin dan tidak menggunakan alkohol. Dianjurkan juga banyak makan sayuran berwarna hijau (Prastiono, 2009).

Untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari pola makan ibu hamil, perlu diperhatikan prinsip ibu hamil, yaitu jumlah lebih banyak, mutu lebih baik, selain itu susunan menu juga harus seimbang. Adapun menu ibu hamil yang seimbang setara dengan nasi/pengganti 5-6 piring, lauk hewani 4-5 potong, lauk nabati 3-4 potong,


(29)

11

sayuran 2-3 mangkuk, buah-buahan 3 potong dan dianjurkan minum 8-12 gelas/hari (Prastiwi, 2010).

2.1.2 Makanan yang Baik dan Sehat Bagi Ibu Hamil

Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Ibu hamil sebaiknya menerapkan menu empat sehat lima sempurna. Triwulan I, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi pada masa ini sering terjadi masalah-masalah “ngidam” dan muntah, karena itu kebutuhan gizi harus diperhatikan. Triwulan II dan III, pada masa ini pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat dan perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. Kebutuhan kalori ibu hamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi sekitar 2500 Kkal (Ambarwati, 2012).

Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40%, sedangkan yang 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai dengan kebutuhan maka kemungkinan terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya (Ambarwati, 2012).


(30)

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan untuk wanita tidak hamil, karena (Soehardjo 1996) :

1. Untuk pertumbuhan janin yang ada didalam kandungan 2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri 3. Mempercepat luka-luka pasca persalinan

4. Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

4.2. Pola makan dan Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil mempunyai dampak langsung pada perjalanan kehamilan dan bayi yang akan dilahirkannnya. Malnutrisi yang terjadi pada bulan awal kehamilan mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk bertahan hidup, nutrisi yang buruk pada masa lanjut kehamilan mempengaruhi pertumbuhan janin (Ambrawati, 2012).

Makanan ibu hamil mempunyai peranan penting bagi tumbuh kembang janin dan pada saat ibu melahirkan. Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami perubahan baik anatomis, fisiologis, maupun perubahan lainnya yang akan meningkatkan kebutuhan zat gizi dalam makanannya. Di dalam rahim ibu terdapat janin yang sedang tumbuh, ditempat lain beberapa organ tubuh ibu mengalami perubahan fungsi dalam rangka mempersiapkan kehadiran sang bayi (Paath, 2005).

Banyaknya makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil tergantung dari kondisi badan si ibu. Namun jika terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut (Marbun, 2005) :


(31)

13

1. Pada Trimester I :

Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah.Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering/tidak berkuah. 2. Pada Trimester II :

Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan : 3x sehari ditambah 1x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah .

5. Pada Trimester III :

Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.

4. Bila terjadi keracunan kehamilan/oedem (bengkak-bengkak pada kaki), maka janganlah menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.

Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktivitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Makanan yang biasa dikonsumsi baik kualitasnya harus ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna juga dalam rangka memudahkan kelahirannya dan untuk produksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkan. (Ambarwati,2012).


(32)

WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar 1.01 g/kg BB/hari dan kalori sebesar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita dengan berat badan 55 kg. oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dengan keadaan masyarakatnya (Suryani, 2002).

Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan optensi fisik dan mental yang baik. Bayi yang akan dilahirkan dan perjalanan suatu penyakit pada ibu hamil perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Sehingga mengantipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan maka perlu adanya status diit dan nutrisi pada ibu hamil. Apabila didalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan sangat memperngaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk mempertahankan hidupnya, dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjutan akan mempengaruhi janin. Sedang pertumbuhan seorang anak sangat dipengaruhi oleh banyak hal yaitu makanan, lingkungan dan juga keturunan. Usia kehamilan sangat menentukan kebutuhan gizi yang akan diperlukan. Apabila sedikit saja dari kebutuhan gizi tersebut tidak tercukupi dengan baik, maka anak akan menyebabkan

Menurut penelitian Simarmata (2008) menjelaskan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu hamil kurang bervariasi dan rata-rata kecukupan gizi (energi dan protein) yang masih di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan merupakan salah satu penyebab kejadian KEK di Kabupaten Simalungun. Adapun hubungan antara pola konsumsi makan yakni jumlah energi dan protein dengan kejadian KEK.


(33)

15

Asupan gizi yang tidak cukup dan seimbang serta gizi kurang selama kehamilan dapat mempengaruhi berat badan dan Hb ibu hamil yang dapat menyebabkan kejadian BBLR di RSU.Dr. Pringadi Medan (Dewi, 2006).

Mengatur pola makan khususnya dalam hal mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak, protein, energi, natrium penambahan berat badan berdasarkan IMT lebih dan ukuran LILA berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil (Chairiah, 2012).

2.3Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada waktu terjadi kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik perubahan fisik,sosial, maupun mental. Walaupun demikian para calon ibu harus tetap berada di dalam keadaan sehat optimal karena disini seorang ibu tidak hidup dengan sendiri tetapi dia hidup bersama dengan janin yang dikandung. Oleh karena itu, para calon ibu harus memiliki gizi yang cukup sebelum hamil dan lebih lagi ketika hamil. Ibu yang hamil harus memiliki zat gizi yang cukup karena gizi yang didapat akan digunakan untuk dirinya sendiri dan juga janinnya. Seorang ibu yang tidak memiliki ataupun kekurangan gizi selama masa kehamilan maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Apabila hal ini berlangsung terus-menerus dan tidak segera diatasi maka bayi akan lahir dengan berat rendah (dibawah 2500 gram), sedangkan untuk ibu yang


(34)

kekurangan gizi, maka selama ia menyusui ASI yang dihasilkan sedikit (Sukarni, 2013).

Kebutuhan selama hamil yag berbeda-beda untuk setiap individu dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya, kekurangan asupan salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap sesuatu nutrient terganggu, dan kebutuhan nutrisi yang tidak konstan selama kehamilan :

1. Energi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas. Pada awal kehamilan trimester I kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi sedikit peningkatan pada trimester II dan trimester III. Kebutuhan energi pada wanita dewasa 2500 kalori, terjadi peningkatan 300 kalori pada wanita hamil.

2. Protein

Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias membangun jaringan tubuh janin (asupan protein yang kurang dapat menghambat pertumbuhan janin). Kebutuhan akan protein selama kehamilan tergantung usia kehamilan. Total protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar antara 350-450 g. pada trimester pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester kedua, protein yang diperlukan dan asam amino yang esensial sangat diperlukan pada trimester awal ini. Pada memasuki trimester akhir, pertumbuhan janin sangat cepat sehingga perlu protein dalam jumlah yang besar juga yaitu 10 gram/hari.


(35)

17

3. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga yag vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serta perkembangan system saraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh.

4. Vitamin dan Mineral

Fungsi vitamin dan mineral antara lain :

a. Vitamin A : membantu pertumbuhan kulit, tulang dan gigi. Penting untuk fungsi penglihatan yang normal. Kebutuhan Vitamin A : 800mkg

b. Vitamin C : membantu pembentukan jaringan tubuh janin. Penting dalam proses metabolism tubuh. Kebutuhan yang dianjurkan 75 mg/hari (dewasa), 100mg/hari (ibu hamil) dan 150 mg/hari (ibu menyusui).

c. Vitamin D : bahan dasar pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan : 200 IU/hari.

d. Kalsium : membangun tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium untuk ibu hamil sekitar 1.200 mg perhari (sama dengan mengkonsunsi 2 gelas susu atau 125 g keju, jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg perhari.

e. Besi : membantu pembentukan sel-sel darah merah. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menganggu metabolism energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Jumlah zat besi yang dibutuhkan dalam semasa kehamilan berbeda tiap semester. Pada trimester I tambahan akan zat besi belum dibutuhkan, trimester II kebutuhan


(36)

akan zat besi menjadi 35 mg/hari/BB. Kemudian bertambah menjadi 39 mg/hari/BB.

f. Asam folat : mencegah terjadinya cacat bawaan di tulang belakang. Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram perhari/orang (Ibrahim, 2010).

Ibu hamil juga perlu meningkatkan asupan cairan karena dapat mencegah konstipasi selama kehamilan. Kebutuhan asupan air ditingkatkan, sedikitnya 8 gelas setiap hari. Dan mengkonsumsi serat yang banyak terdapat pada buah dan sayuran, yang berguna untuk membantu kerja system ekskresi sehingga mudah buang air besar (Astuti, 2011).

Agar kehamilan berjalan dengan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil mendapatkan tambahan protein, mineral, seperti zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan energi. Nutrisi yang baik selama kehamilan erat hubungannya dengan proses pertumbuhan berbagai organ pendukung proses kehamilan seperti alat kandungan, mammae, dan lain-lain. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan peningkatan penggunaan energi, maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi meningkat terutama pada trimester II. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan pula, peningkatan kebutuhan suplai vitamin dan mineral. Kondisi gizi dan konsumsi ibu yang sedang hamil akan berpengaruh pada kondisi fetus dan neonates setelah lahir (Ambarwati, 2012).


(37)

19

2.4 Masalah Kesehatan yang sering dihadapi Ibu hamil 2.4.1 Mual dan Muntah Secara Berlebihan

Ibu hamil biasa mengalami mual dan muntah dan muntah terutama pada usia kehamilan 8-12 minggu. Seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, keluhan mual dan muntah akan berkurang dan berhenti ketika usia kehamilan sekitar 16 minggu. Namun, ada juga yang berlanjut hingga trimester III dengan mual-muntah katergori berat yakni setiap kali minum atau makan ibu akan muntah. Akibatnya, tubuh ibu lemas, wajahnya pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun dratis. Inilah yang disebut hyperemesis gravidarum. Hyperemesis dapat diatasi dengan mengatur pola makan bergizi seimbang (Alam, 2012).

2.4.2 Anemia dan Kekurangan Zat Besi

Anemia adalah gejala-gejala yang muncul saat tubuh tak memiliki cukup sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel-sel-sel tubuh. Hemoglobin (Hb), dibuat dengan zat besi, merupakan bagian dari sel-sel darah merah yang membwa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lain.

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil pada trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus, missed abortus, dan kelainan congenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature, pendarahan anterpartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrateurin samapai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. Saat persalinan, anemia dapat meinmbulkan gangguan, baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan


(38)

tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum (setelah melahirkan) anemia dapat menyebabkan : Antonia uteri, retensi placenta, perlukaan sukar tempuh, mudah terjadi febris puerpuralis, dan gangguan involusio uteri (Alam, 2012).

Program penanggulangan anemia melalui pemberian tablet Fe bagi ibu hamil telah dilaksanakan sejak tahun 1975 di Indonesia, namun kenyataannya prevalensi anemia gizi ibu hamil di Indonesia berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun 1995 sebesar 51%. Hasil survei prevalensi anemia gizi ibu hamil di Propinsi Sumatera Utara di delapan kabupaten/kota tahun 1997 sebesar 78,4% angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka propinsi yang lain di Indonesia.

Hasil Penelitian Swandi (2008) menunjukkan bahwa adanya hubungan faktor risiko (IMT, Ukuran LILA, Konsumsi energi, protein, Fe dan vitamin.C serta konsumsi tablet Fe) dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Kecukupan konsumsi tablet besi, umur, pendidikan, pengetahuan, parotas, penyakit kronis, kecukupan konsumsi kalori dan kecukupan konsumsi protein berhunbungan dengan kejadian anemia (Mangihut, 2008).

2.4.3 Sembelit (Konstipasi)

Ibu hamil sering kali mengalami sembelit. Ini disebabkan adanya penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna sehingga menjadi lambat dari biasanya. Gerak usus melambat ini disebabkan oelh peningkatan kdar hormone progesterone pada ibu hamil. Selain itu, sembleit bias terjadi karena pola makan kurang baik. Sembelit dapat diatasi dan dicegah dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan


(39)

21

mengkonsumsi lebih banyak maknan berserat tinggi, seperti sayuran,buah, roti gandum, dan umbi-umbian.

2.4.4 Hipertensi, Preeklampsia dan Eklamsia

Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan. Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/kesakitan pada ibu (termasuk kejang,eklampsia,perdarahan otak, oedema paru, gagal ginjal akut, dan pengumpalan/pengentalan darah di dalam pembuluh darah) serta mordibitas pada janin (termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam, solusio plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelaparan premature). Selain itu, hipertensi pada kehamilan juga merupakan sumber utama penyebab kematian pada ibu. Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori yaitu : Hipertensi kronik, preeklampsia-eklamsia, preeklampsia superimposed pada hipertensi kronik dan hipertensi gestasional (Alam, 2012).

Pola makan dan status gizi ibu hamil terhadap asupan energi energi,protein, asupan lemak, asupan natrium, penambahan berat badan berdasarkan IMT lebih dan ukuran LILA berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil (Chairiah, 2012)

2.4.5 Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan dan biasanya akan normal kembali setelah melahirkan. Seperti diabetes lainnya, diabetes gestasional juga berpengaruh terhadap penggunaan gula darah(glukosa). Diabetes gestasional dapat menyebabkan kadar glukosa menjadi tinggi sehingga bisa


(40)

menyebabkan masalah yang lebih serius. Kadar glukosa yang tidak terkendali dengan baik semasa kehamilan dapat meningkatkan kadar glukosa pada janin. Kondisi ini akan mengaktifkan pankreas janin untuk memproduksi insulin yang bertindak sebagai hormon pertumbuhan. Akibatnya, janin lahir sebagai giant baby (bayi besar) dengan berat lahir diatas 4.000 gram yang akan mempersulit persalinan (Alam, 2012).

2.5 Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defesiensi zat gizi. Angka kecukupan gizi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktifitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui.

Menurut Depkes RI (1995), rasio dari asupan zat gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan, dapat dibedakan sebagai berikut :

- <85% standar : sangat rendah

- 85-94% standar : rendah

- 95-105% standar : cukup/sesuai standar

- 106-115% standar : sangat tinggi.

AKG 2004 menetapkan tambahan kebutuhan energi ibu hamil pada trimester I sebanyak 180 Kkal diatas kebutuhan sebelum hamil dan sebanyak 300 Kkal pada trimester II dan III. Dengan demikian AKG energi ibu hamil berusia antara 19-49 tahun berkisar antara 2000-2200 kkal. Penambahan energi ini relativf tidak besar, yaitu 10-15 % dari kecukupan energi tidak hamil (1800-1900kka). Penambahan


(41)

23

energi ini hendaknya dilakukan dengan penambahan makanan padat gizi, seperti susu, daging dan ayam tidak berlemak, ikan, telur, kacang-kacangan.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang dari 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Sukarni, 2013).

2.6 Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. pada trimester pertama kenaikan itu hanya kurang dari 1 kg, trimester kedua kurang lebih 3 kg, sedangkan trimester terakhir kira-kira 6 kg. Pada trimester kedua kira-kira 50%, trimester ketiga kira-kira 90%. Kenaikan tersebut meliputi kenaikan kompnen janin : pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan amnion (Ambarawati, 2012).

Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambahnya sesuai umur kehamilan, berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal ibu hamil 7 kg untuk ibu yang gemuk dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika kurang dari normal berisiko keguguran, anak lahir premature, berat badan lahir rendah, gangguan kekuatan rahim mengeluarkan anak dan pendarahan setelah persalinan (Muliarini, 2010).


(42)

Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah umur, pendidikan, psikologi, aktivitas, status kesehatan, pengetahuan zat gizi dalam makanan, status sosial ekonomi, dan kebiasaan/pandangan wanita terhadap makanan (Berliana, 2013).

2.7 Penilaian Status Gizi

a. Haemoglobin (Hb)

Haemoglobin (Hb) adalah komponen darah yg bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level normalnya untuk wanita sekitar 12-16 g per 100 ml sedang untuk pria sekitar 14-18 g per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya menunjukkan penurunan jumlah Hb.

Haemoglobin merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada ibu hamil. Kurang lebih 50 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Konsekuensi dari anemia pada ibu hamil adalah tingginya risiko melahirkan bayi BBLR (www. Tempo.co.id).

Salah satu penyebab penurunan Hb pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya plasma darah, yg merupakan proses pengenceran darah (haemodillution). Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu (Jabir, 2007).

b. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Berat badan ibu hamil merupakan parameter yang penting selama kunjungan antenatal. Bila berat badan ibu pada kunjungan antenatal pertama < 47 kg kemungkinan melahirkan bayi berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah 1,73 kali lebih


(43)

25

besar bila dibandingkan dengan ibu hamil yang berat badannya > 47 kg (Bobak, 2004).

Menurut penelitian Dewi (2006), menjelaskan bahwa berat badan ibu hamil ada hubungannya dengan kejadian BBLR pada bayi. Penambahan berat badan (BB) selama hamil idealnya berbeda-beda setiap orangnya, tergantung berapa berat badan sebelum hamil. Walaupun ada yang berpendapat bahwa kenaikan BB ibu hamil sebaiknya sekitar 10-16 kg selama hamil.

Untuk menghitung seberapa BB ideal Anda bertambah selama hamil, kita bisa menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT).

Rumus IMT adalah:

Nilai IMT = Berat Badan Sebelum Hamil Tinggi badan (m2)

Tabel 2.1. Rekomendasi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan IMT Sebelum Kehamilan

Keadaan gizi berdasarkan IMT Kenaikan BB (Kg)

Gizi kurang/underweight (<19,8) Normal (19,8-26)

Gizi lebih / over weight (> 26 – 29) Obesitas (29)

12,5 – 18.00 11,5 – 16,00 7,0 – 11,5

6,0

Sumber : Arisman, 2003

Tabel 2.2. Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

Kategori IMT

Penambahan Berat Badan (Kg)

Trimester I Trimester II/III

Per Minggu

Kurus Normal

Lebih

Obesitas

IMT < 19.8 IMT 19.8 - 25

IMT 26 - 29

IMT 29 2,3 1,6 0,9 0,49 0,44 0,3


(44)

c. Lingkar Lengan Atas (LILA)

LILA dapat digunakan untuk skrining pada ibu hamil, bila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil ini menderita kekurangan energi kronis (Supariasa, 2002).

Ada hubungan antara LILA dengan berat bayi lahir. Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi protein pada wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA untuk memantau status gizi dalam jangka panjang. Tujuan pengukuran LILA adalah untuk mengetahui risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada WUS, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan KEK dan mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK (Leni, 2011).

2.8 Pengaruh Status Gizi pada Kehamilan

Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. pada trimester I kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai I kg, namun setelah mencapai trimester ke II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu 3 kg dan pada trimester 3 sebanyak 6 kg. Kenaikan tersebut disebabkan karena ada pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan terjadinya keguguran, lahir premature, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi) dan pendarahan setelah persalinan (Sukarni, 2013).


(45)

27

2.10Masalah yang Ditimbulkan Akibat Gizi Kurang Pada Ibu Hamil 2.9.1 Resiko BBLR pada Ibu Hamil

Di Indonesia batas ambang LILA sengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya hamil kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR (Sukarni, 2013)

Hasil penelitian Edwi Saraswati,dkk (1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resikonya relative cukup tinggi. Sedangkan ibu hamil dengan KEK pada batas 23,5 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai LILA lebih dari 23 cm.

Pendapatan yang rendah dan pola makan yang tidak baik yaitu jenis makanan yang tidak mengandung zat gizi seimbang sesuai kebutuhan selama hamil dan frekuensi makan yang kurang, kunjungan pemeriksaan kehamilan mempengaruhi ibu melahirkan BBLR (Surya, 2013).

2.9.2Anemia pada Ibu Hamil

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada dibawah normal. Untuk memenuhi kebutuhan janin, volume darah ibu meningkat hingga kurang lebih 150% dari normal namun sel darah merah hanya meningkat sebesar


(46)

20-30%. Akibatnya, rasio sel darah merah terhadap volume darah menurun. Pengenceran darah selama kehamilan ini dikenal sebagai anemia faali. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan (Ibrahim, 2010).

Banyak faktor yang terkait dengan status anemia ibu hamil yaitu status sosial ekonomi (pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan), serta perolehan tablet zat besi (Riris, 2006)

Menurut hasil penelitian Zulfadli (2011), menjelaskan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi yang diterimanya karena ada berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

Sedangkan hasil penelitian Dewi (2006), dijelaskan bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir, dimana semakin tinggi kadar Hb semakin tinggi berat badan yang dilahirkan.

2.10. Landasan Teori

Berdasarkan konsep teori Green dan Blum dalam Notoatmojo (2005) hubungan antara status kesehatan, perilaku, dan promosi kesehatan, dengan pola makan ibu hamil dalam memenuhi status gizinya dipengaruhi oleh factor predisposing, factor enabling dan factor reinforcing. Apabila dihubungkan dengan status kesehatan ibu hamil, maka perilaku kesehatan ibu selama hamil dimana dalam penelitian ini adalah pola makan ibu yang didukung dengan pengukuran status gizi ibu hamil dapat mempengaruhi status kesehatan ibu atau terkait dengan terjadinya Bumil KEK ,BBLR dan anemia pada masa kehamilan.


(47)

29

Ditinjau dari teori yang telah disebutkan di atas, maka salah satu faktor risiko yang dapat dikendalikan dengan melakukan upaya pencegahan oleh ibu hamil yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dengan pola makan yang sehat.

2.11 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : Dari pola makan Ibu hamil dilihat jenis makanan dan frekuensi makanan setiap hari. Kemudian dari jenis makanan tersebut dapat diketahui tingkat gizinya yang terdiri dari energi dan protein yang dapat mempengaruhi status gizinya.

Pola Makan Ibu Hamil

- Jenis makanan

- Jumlah makanan

Tingkat Kecukupan Gizi

- Energi

- Protein


(48)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional (pengamatan sesaat) untuk mengetahui gambaran pola makan dan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Alasan pemilihan tempat ini adalah tingginya angka resiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas tersebut.

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kabupaten Samosir yang berjumlah 323 orang.

3.3.2. Sampel

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai sampel. Jumlah sampel yang akan diteliti, dihitung menggunakan rumus Lemeshow (1994) yaitu :


(49)

31

n =

Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi d = galat pendugaan (0,1) P = proporsi populasi (0,5)

Z = tingkat kepercayaan (95%= 1,96)

diperoleh sampel pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

n =

= 74 sampel

3.4. Instrumen Penelitian

1. Formulir Data Umum Responden

2. Formulir Food Frekuensi 3. Formulir Food Recall

4. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 5. Alat ukur LILA (Pita LILA)


(50)

3.5. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1. Jenis Data

1. Data Primer

- Karakteristik Responden - Jenis Makanan

- Frekuensi Makan

- Tingkat Kecukupan Protein - Tingkat Kecukupan Energi - Status Gizi (LILA)

2. Data Sekunder meliputi pencatatan dokumen yang diperoleh dari Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

3.5.2. Cara Pengumpulan Data

1. Karakteristik Responden (umur, riwayat kehamilan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) diperoleh melalui wawancara langsung.

2. Data Jenis bahan makanan diperoleh dengan wawancara, memakai daftar susunan makanan sehingga diketahui jenis bahan makanan yang dimakan 24 jam yang lalu (recall 24 jam).

3. Frekuensi makan diperoleh melalui frekuensi makan.

4. Data Asupan energi dan protein, diukur dengan teknik recall 24 jam baik diluar dan didalam rumah kemudian diambil rata-ratanya.


(51)

33

3.6. Definisi Operasional

1. Pola makan adalah informasi yang memberi gambaran mengenai jumlah, dan jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil serta frekuensi makan selama 24 jam.

2. Jenis makanan adalah segala bahan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil dalam kurun waktu tertentu.

3. Frekuensi makanan adalah beberapa kali setiap jenis bahan makanan dikonsumsi secara berulang dan teratur dalam kurun waktu tertentu.

4. Tingkat kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi berupa energi dan protein yang dikonsumsi ibu hamil dalam sehari dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).

5. Tingkat kecukupan energi adalah banyaknya energi (kalori) yang dikonsumsi ibu hamil dalam sehari dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). 6. Tingkat kecukupan protein adalah banyaknya protein yang dikonsumsi ibu

hamil dalam sehari dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). 7. Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara

pemasukan dan pengeluaran zat gizi atau kondisi yang dapat diukur, salah satu indikator adalah LILA (<23,5cm).

3.7. Aspek Pengukuran

1. Status Gizi ibu hamil diperoleh dari hasil pengukuran LILA (pita LILA). Batas ambang LILA adalah (23,5cm). Status gizi dikategorikan menjadi:


(52)

1. KEK (LILA <23,5 cm) 2. Tidak KEK (LILA >23,5 cm)

2. Jenis makanan diperoleh dari formulir food recall 24 jam. Jenis makanan dikategorikan menjadi:

1. Makanan Pokok 2. Lauk Hewani 3. Lauk Nabati 4. Sayur-Sayuran 5. Buah-Buahan 6. Minuman 7. Lain-lain

3. Frekuensi makan diperoleh dari formulir food frequency yang dikategorikan menjadi:

1. 1-3x per hari 2. 1-3x per minggu 3. 1-3x per bulan 4. Tidak pernah


(53)

35

4. Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat energi dan protein dengan rumus :

TK = x100%

Keterangan :

TK : Tingkat Kecukupan K : Konsumsi

KC : Kecukupan yang dianjurkan

Hasil analisa bahan makanan selama 1x24 jam akan dihitung rata-rata konsumsi energi dan protein, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein. Tingkat kecukupan energi dan protein dapat digolongkan atas (Supariasa, 2001) :

- ≥ 100 % AKG : baik

- 80-90 % AKG : sedang

- 70-80 % AKG : kurang

- <70 % AKG : defisit

3.8. Pengolahan dan Analisa Data 3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan :

1. Editing adalah memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan.


(54)

3. Tabulating adalah menghitung atau menjumlahkan data yang telah dikumpulkan.

4. Pengolahan data status gizi ibu hamil atau LILA.

3.8.2. Analisa Data

Data analisa secara deskriptif untuk memperoleh gambaran pola makan dan status gizi ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir dan dianalisa dengan menyajikan pada tabel distribusi.


(55)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Buhit merupakan puskesmas yang telah berdiri sejak tahun 1984 yang berada di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Puskesmas ini mempunyai 42 tenaga kesehatan. Selain tersedia puskesmas, tersedia juga 4 unit puskesmas pembantu, 5 unit puskesdes, 27 unit polindes dan 42 unit posyandu (16 posyandu madya dan 26 posyandu purnama).

4.1.1. Keadaan Geografis

Luas wilayah kerja Puskesmas Buhit adalah 121,43 km2 serta terletak diketinggian antara 904-2.157 meter di atas permukaan laut. Secara geografis berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kecamatan Simanindo - Sebelah Timur : Kecamatan Onan Runggu - Sebelah Selatan : Danau Toba

- Sebelah Barat : Kecamatan Palipi

4.1.2. Sosial Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Pangururan pada tahun 2013 (Samosir Dalam Angka, 2014) mencapai 30.291 jiwa yang terdiri dari 15.618 jiwa penduduk laki-laki dan 14.473 jiwa penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk 246,14 jiwa/km2. Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk menurut desa dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:


(56)

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Desa Laki-Laki

(jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

%

1 Sialanguan 175 144 319 1,05

2 Situngkir 213 196 409 1,35

3 Siopat Sosor 295 381 676 2,23

4 Hutabolon 235 235 470 1,55

5 Lbn. Suhi Toru 875 742 1.617 5,34

6 Lbn. Suhi Dolok 451 478 929 3,07

7 Parbada Dolok 502 313 815 2,69

8 Pardomuan Nauli 215 260 475 1,57

9 Sinabulan 165 220 385 1,27

10 Aek Nauli 182 203 385 1,27

11 Parhurosan 387 213 600 1,98

12 Sitolu Huta 305 305 610 2,01

13 Panampangan 274 252 526 1,74

14 Pardugul 267 309 576 1,90

15 Parlandut 330 325 655 2,16

16 Sianting-Sianting 287 315 602 1,99

17 Sait Ni Huta 403 414 817 2,70

18 Parsaoran I 580 552 1.132 3,74

19 Lbn. Pinggol 235 285 520 1,72

20 Siogung-Ogung 652 694 1.346 4,44

21 Tanjung Bunga 862 866 1.728 5,70

22 Pasar Pangururan 1.100 1.100 2.200 7,26

23 Pardomuan I 2.415 1.670 4.085 13,49

24 Huta Tinggi 413 394 807 2,66

25 Pintu Sona 930 921 1.851 6,11

26 Hutanamora 1.208 1.192 2.400 7,92

27 Rianiate 1.231 1.264 2.495 8,24

28 Parmonangan 431 430 861 2,84


(57)

39

Jumlah penduduk di Kecamatan Pangururan juga dibedakan menurut kelompok umur dan jenis kelamin yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Kelompok Umur (tahun)

Laki-Laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

%

1 0-4 1.797 1.860 3.657 12,07

2 5-9 1.990 1.890 3.880 12,81

3 10-14 1.880 1.754 3.634 12,00

4 15-19 1.220 1.080 2.300 7,59

5 20-24 950 985 1.935 6,39

6 25-29 1.080 957 2.037 6,72

7 30-34 1.312 1.252 2.564 8,46

8 35-39 1.162 978 2.140 7,06

9 40-44 986 930 1.926 6,36

10 45-49 832 770 1.602 5,29

11 50-54 752 842 1.594 5,26

12 55-59 536 326 862 2,85

13 60-64 382 334 716 2,36

14 65-69 455 350 805 2,66

15 > 70 284 365 649 2,14

Total 15.618 14.673 30.291 100,0

4.1.3 Ibu Hamil

Tabel 4.3 Jumlah Ibu Hamil Tahun 2011, 2012 dan 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan

No Tahun Jumlah Ibu Hamil

1 2011 223

2 2012 217

3 2013 202

4 2014 323*

Sumber: Profil Puskesmas Buhit Tahun 2011, 2012 dan 2013 Ket: *) per Agustus 2014

Pola makan ibu hamil di Kecamatan Pangururan cenderung tetap seperti saat mereka tidak hamil, tidak ada kebiasaan makan tertentu bagi ibu hamil. Mereka mengonsumsi nasi sebagai bahan makanan pokok dengan frekuensi lebih dari 1 kali


(58)

dalam sehari. Mereka juga mengonsumsi sayur-sayuran, namun tidak rutin pengkonsumsiannya dalam sehari. Sebagian besar ibu hamil tidak sering mengonsumsi buah-buahan, seperti halnya konsumsi susu ibu hamil. Mereka mengonsumsinya apabila memiliki uang lebih yang dapat digunakan untuk membeli susu ataupun buah. Susu yang dikonsumsi juga tidak seluruhnya susu khusus untuk ibu hamil, ada yang hanya mengonsumsi susu kental manis.

Beberapa ibu hamil mengonsumsi bubur kacang hijau sebagai makanan selingan. Namun masih ditemukan ibu hamil yang mengonsumsi teh maupun kopi, dimana konsumsi kafein berlebihan dapat menyebabkan bayi lahir mati dan keguguran.

4.2 Karakteristik 4.2.1 Umur Ibu Hamil

Pengelompokan umur berdasarkan pengelompokkan yang digunakan di profil puskesmas dan BPS Samosir. Pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil berumur 30-34 tahun yaitu sebesar 33,8%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Ibu Hamil Menurut Kelompok Umur di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Kelompok Umur f %

1 15-19 tahun 1 1,4

2 20-24 tahun 7 9,5

3 25-29 tahun 18 24,3

4 30-34 tahun 25 33,8

5 35-39 tahun 21 28,4

6 40-44 tahun 2 2,7


(59)

41

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kategori umur ibu hamil terbanyak adalah 30-34 tahun yaitu sebanyak 25 orang (33,8%) dan paling sedikit berada pada kategori 15-19 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1,4%).

Umur 20 – 35 tahun merupakan masa yang ideal untuk hamil dan melahirkan, lebih atau kurang dari umur tersebut adalah berisiko. Kehamilan usia di bawah 20 tahun berpengaruh pada kematangan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan. Sedangkan kehamilan di atas 35 tahun meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi. Selain itu, risiko terhadap keguguran dan kelainan kromosom janin juga meningkat.

4.2.2 Pendidikan Ibu Hamil

Pada penelitian ini sebagian besar pendidikan ibu hamil adalah SMA yaitu sebesar 60,8%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Ibu Hamil Menurut Pendidikan di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Pendidikan f %

1 SD 2 2,7

2 SMP 7 9,5

3 SMA 45 60,8

4 Perguruan Tinggi 20 27,0

Total 74 100,0

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa masih ditemukan ibu hamil yang hanya memiliki pendidikan SD yaitu 2 orang (2,7%). Kategori pendidikan terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 45 orang (60,8%).

4.2.3 Pekerjaan Ibu Hamil

Pada penelitian ini sebagian besar pekerjaan ibu hamil adalah petani yaitu sebesar 43,2% yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 yaitu:


(60)

Tabel 4.6 Distribusi Ibu Hamil Menurut Pekerjaan di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Pekerjaan f %

1 Ibu Rumah Tangga 9 12,2

2 Petani 32 43,2

3 Pedagang 1 1,4

4 Wiraswasta 17 23,0

5 PNS 15 20,3

Total 74 100,0

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pekerjaan terbanyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 32 orang (43,2%) dan hanya 1 orang (1,4%) yang bekerja sebagai pedagang.

4.2.4 Pendapatan Rumah Tangga

Pada penelitian ini sebagian besar pendapatan rumah tangga ibu hamil adalah 1.000.000-2.000.000 yaitu sebesar 55,4%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Ibu Hamil Menurut Pendapatan Rumah Tangga di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Pendapatan f %

1 < 1.000.000 5 6,8

2 1.000.000 – 2.000.000 41 55,4

3 > 2.000.000 28 37,8

Total 74 100,0

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pendapatan terbanyak berada pada rentang 1.000.000-2.000.000 yaitu sebesar 55,4%. Hal ini dapat dilihat dari jenis pekerjaan terbesar adalah sebagai petani. Penghasilan petani diperoleh per hari. Dalam satu hari, seorang petani dapat memperoleh penghasilan sebesar Rp 50.000,- per karung hasil tani yang ia kerjakan.


(61)

43

4.2.5 Usia Kehamilan Ibu Hamil

Pada penelitian ini sebagian besar usia kehamilan ibu hamil adalah pada trimester II yaitu sebesar 47,3%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Usia Kehamilan f %

1 Trimester I 12 16,2

2 Trimester II 35 47,3

3 Trimester III 27 36,5

Total 74 100,0

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa usia kehamilan terbanyak berada pada usia trimester II yaitu sebanyak 35 orang (47,3%) dan paling sedikit pada trimester I yaitu sebanyak 12 orang (16,2%).

4.3 Pola Makan 4.3.1 Jenis Makanan

Jenis makanan ibu hamil diperoleh dari formulir food recall 24 jam. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:


(62)

Tabel 4.9 Distribusi Ibu Hamil Menurut Jenis Makanan yang Dikonsumsi di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Jenis Makanan

Konsumsi

f %

Ya Tidak

f % f %

1 Makanan Pokok a. Nasi b. Mie c. Roti 74 32 26 100,0 43,2 35,1 0 42 48 0,0 56,8 64,9 74 74 74 100,0 100,0 100,0

d. Umbi-umbian 14 18,9 60 81,1 74 100,0

2 Lauk Hewani a. Ayam b. Telur c. Ikan Mas d. Ikan Mujair e. Ikan Dencis f. Ikan

Gembung g. Ikan Asin h. Ikan Teri i. Daging j. Udang 19 26 5 6 10 22 8 18 6 1 25,7 35,1 6,8 8,1 13,5 29,7 10,8 24,3 8,1 1,4 55 48 69 68 64 52 66 56 68 73 74,3 64,9 93,2 91,9 86,5 70,3 89,2 75,7 91,9 98,6 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 3 Lauk Nabati

a. Tahu b. Tempe 7 12 9,5 16,2 67 62 90,5 83,8 74 74 100,0 100,0 4 Sayur-sayuran

a. Daun ubi b. Bayam c. Sawi d. Kool e. Kangkung f. Kacang panjang 9 19 29 4 6 2 12,2 25,7 39,2 5,4 8,2 2,7 65 55 45 70 68 72 87,8 74,3 60,8 94,6 91,9 97,3 74 74 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 5 Buah-buahan

a. Jeruk 14 18,9 60 81,1 74 100,0

b. Pisang c. Semangka d. Mangga e. Pepaya 12 3 1 1 16,2 4,2 1,4 1,4 62 71 73 73 83,8 95,9 98,6 98,6 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 6 Minuman

a. Susu b. Kopi c. Teh manis

33 3 5 44,6 4,1 6,8 41 71 69 55,4 95,9 93,2 74 74 74 100,0 100,0 100,0 7 Lain-lain

a. Kerupuk b. Bubur 10 12 13,5 16,2 64 62 86,5 83,8 74 74 100,0 100,0

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari formulir food recall 24 jam, dapat dilihat bahwa jenis makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi


(63)

45

sebesar 100,0%. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan makan masyarakat yang menjadikan nasi sebagai makanan wajib. Mie, roti dan umbi-umbian sebagai makanan selingan ataupun sebagai lauk saat makan nasi seperti mie.

Jenis makanan lauk hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan basah yang didominasi oleh ikan gembung yaitu sebesar 29,7%. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Samosir bahwa rumah tangga budi daya perikanan dan penangkapan ikan sudah mencapai 4.464 rumah tangga, sementara produksi ikan mencapai 38.162,04 ton.

Jenis lauk nabati yang paling banyak dikonsumsi adalah tempe yaitu sebesar 16,2%. Jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sawi yaitu sebesar 39,2%.

Jenis buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk yaitu sebesar 18,9%. Masih ditemukan ibu hamil yang mengonsumsi kopi dan teh dengan alasan untuk mengurangi rasa dingin di malam hari. Padahal beberapa teori menyatakan konsumsi kafein yang berlebih akan berisiko pada bayi lahir mati dan keguguran. Dan sebesar 16,2% ibu hamil mengkonsumsi bubur yaitu bubur kacang hijau untuk melengkapi kebutuhan protein mereka.

4.3.2 Frekuensi Makan

Frekuensi makan ibu hamil diperoleh dari formulir food frequency. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:


(64)

Tabel 4.10 Distribusi Ibu Hamil Menurut Frekuensi Makan dan Jenis Makanan yang Dikonsumsi di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

Jenis Makanan

Frekuensi Makan

f %

1-3x/hari 1-3x/minggu 1-3x/bulan Tidak Pernah

f % f % f % f %

Makanan Pokok

a. Nasi 71 95,9 3 4,1 0 0,0 0 0,0 74 100,0

b. Jagung c. Sagu d. Mie e. Roti f. Umbi-umbian 0 0 1 1 4 0,0 0,0 1,4 1,4 5,4 3 2 23 20 1 4,1 2,7 31,1 27,0 1,4 8 3 14 30 17 10,8 4,1 18,9 40,5 23,0 63 69 36 23 52 85,1 93,2 48,6 31,1 70,3 74 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Lauk-Pauk

a. Ikan Teri b. Ikan Asin c. Ikan Mas d. Ikan Mujair e. Ikan Dencis f. Ikan Gembung g. Telur h. Ayam i. Daging j. Tahu k. Tempe 0 0 1 0 1 2 3 0 0 0 0 0,0 0,0 1,4 0,0 1,4 2,7 4,1 0,0 0,0 0,0 0,0 7 3 4 1 6 15 24 3 1 11 11 9,5 4,1 5,4 1,4 8,1 20,3 32,4 4,1 1,4 14,9 14,9 33 16 3 12 3 0 28 25 24 22 43 44,6 21,6 4,1 16,2 4,1 0,0 37,8 33,8 32,4 29,7 58,1 34 55 66 61 64 57 19 46 49 41 20 45,9 74,3 89,2 82,4 86,5 77,0 25,7 62,2 66,2 55,4 27,0 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sayur-sayuran a. Sawi b. Bayam c. Kangkung d. Kacang panjang e. Daun Ubi

4 0 0 0 0 5,4 0,0 0,0 0,0 0,0 14 21 7 1 24 18,9 28,4 9,5 1,4 32,4 8 16 8 9 33 10,8 21,6 10,8 12,2 44,6 48 37 59 64 17 64,9 50,0 79,7 86,5 23,0 74 74 74 74 74 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Buah-buahan a. Jeruk b. Pisang c. Pepaya 11 0 0 14,9 0,0 0,0 32 15 3 43,2 20,3 4,1 14 20 16 18,9 27,0 21,6 17 39 55 23,0 52,7 74,3 74 74 74 100,0 100,0 100,0

Dari Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa jenis makanan pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi yaitu sebesar 95,9%. Jenis lauk pauk yang paling sering dikonsumsi adalah ikan basah yang didominasi dengan konsumsi ikan


(65)

47

gembung yaitu 2,7%. Jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi adalah sawi yaitu sebesar 5,4% dan jenis buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah jeruk yaitu sebesar 14,9%.

4.4 Tingkat Kecupukan Gizi 4.4.1 Energi

Tingkat kecukupan energi diperoleh dari formulir food recall 24 jam. Tingkat kecukupan energi ibu hamil sebagian besar adalah sedang yaitu sebesar 47,3%.

Tabel 4.11 Distribusi Ibu Hamil Menurut Tingkat Kecukupan Energi di Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Tahun 2013

No Tingkat Kecukupan Energi f %

1 Baik 25 33,8

2 Sedang 35 47,3

3 Kurang 14 18,9

4 Defisit 0 0,0

Total 74 100,0

Dari hasil penelitian masih ditemukan ibu hamil yang asupan energinya dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan oleh porsi makan dan jenis makan ibu hamil yang cenderung tidak berubah seperti saat mereka tidak sedang hamil. Rata-rata asupan energi yang dikonsumsi ibu hamil adalah 1829,285 kal dengan asupan energi minimum yang dikonsumsi adalah 1408,5 kal dan maksimum 2487,0 kal.

4.4.2 Protein

Tingkat kecukupan protein diperoleh dari formulir food recall 24 jam. Tingkat kecukupan protein ibu hamil sebagian besar adalah kurang yaitu sebesar 45,9%. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

84


(6)