Untuk perusahaan jasa terdapat metode khusus dalam pengakuan pendapatan. Menurut Dyckman 2000: 269-271 “ada empat metode pengakuan
pendapatan untuk penjualan jasa” yaitu : 1
Kinerja Khusus Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan
dengan melakukan aksi tunggal. Contoh : pendapatan binatu dihasilkan dari penyelesaian cucian.
2 Kinerja Proporsional
Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu
periode akuntansi.
3 Kinerja Selesai
Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan. Pendapatan jasa
dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Misalnya, pendapatan perusahaan ekspedisi diperoleh setelah
pengiriman barang. Meskipun pengepakan, muat barang dan transportasi mendahului pengiriman.
4 Penagihan
Untuk pendapatan jasa, ketika ketidakpastian penagihan sangat tinggi, pendapatan hanya diakui ketika kas diperoleh.
Dalam kebanyakan kasus penjualan barang dan jasa merupakan kejadian penting yang menimbulkan pendapatan. Dalam hal ini pengakuan pendapatan
pada saat penagihan kas dianggap sebagai pendapatan pada saat kas diterima meskipun sebenarnya barang atau jasa belum dilaksanakan pada periode tersebut.
2.1.3. Premi Asuransi Jiwa
Menurut Djojosoedarso 2003: 127, premi adalah “pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko
kepada penanggung”. Menurut Budisantoso Triandaru 2006: 183, “premi asuransi
adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan”. Berdasarkan beberapa pengertian premi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa premi asuransi adalah premi yang dibayarkan oleh pihak pemegang polis dalam jumlah tertentu secara periodik
sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. Premi dalam asuransi jiwa merupakan premi yang diperoleh dari pemegang polis sebagai
imbalan jasa atas pertanggungan jiwa. Penentuan premi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan asuransi jiwa.
Pendapatan perusahaan asuransi dari premi haruslah cukup untuk menutupi kerugian-kerugian dan biaya-biaya. Untuk memperoleh pendapatan dari
premi ini perusahaan asuransi harus meramalkan tuntutan pembayaran kerugian klaim dan mendistribusikan biaya-biaya yang telah diantisipasi tersebut kepada
berbagai kelas pemegang polis. Premi akhir yang dibayar oleh tertanggung disebut premi kotor dan didasarkan atas nilai kotor. Dalam asuransi jiwa yang harus
diperhatikan ialah penentuan tarif rate making, karena hal tersebut akan menentukan besarnya premi yang akan diterima. Tarif atau premi yang ditetapkan
harus bisa menutupi klaim resiko serta biaya-biaya asuransi, dan sebagian dari jumlah penerimaan perusahaan keuntungan. Dalam penentuan tarif asuransi, ada
tiga elemen penting yang harus diperhatikan di dalam mengkalkulasi premi menurut Salim 2000:43-45 yakni:
a. Tabel Kematian Mortality Tables
Daftar tabel kematian berguna untuk mengetahui besarnya klaim kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian,
serta meramalkan berapa lama batas waktu umur rata-rata seorang bisa hidup.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Penerimaan bunga Interest
Untuk penetapan tarif, perhitungan bunga pun harus dikalkulasi di dalamnya. Bunga merupakan sebagian dari keuntungan
perusahaan, sebab di dalam pembayaran premi pun unsur bunga ikut dihitung.
c. Biaya-Biaya Asuransi Cost of Insurance
Biaya-biaya asuransi harus ikut dikalkulasi pada penentuan premi tarif asuransi. Adapun jenis biaya-biaya tersebut terdiri dari
beberapa macam, yakni: -
Biaya penutupan asuransi, yaitu : i
biaya komisi, inspeksi ii
biaya dinas luar iii
biaya advertensi, reklame dan sales promotion -
biaya pembuatan polis biaya administrasi, tik, kertas, dan lain- lain.
- Biaya pemeliharaan. Umumnya perhitungan biaya ditetapkan
berdasarkan jumlah tertentu dari yang diasuransikan. -
Biaya-biaya lainnya, seperti biaya inkaso dan exkaso ikut pula diperhitungkan. Umpama biaya inkaso : biaya – biaya
penagihan.
Menurut Djojosoedarso 2003:129-130, komponen premi asuransi terdiri atas:
a. Premi Dasar
Premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis dibuat dikeluarkan yang perhitungannya didasarkan:
1 Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepada
penanggung pada waktu penutupan asuransi yang pertama. 2
Luasnya risiko yang dijamin oleh penanggung sebagaimana dikehendaki oleh tertanggung.
b. Premi Tambahan
Adakalanya data dan keterangan yang disampaikan oleh tertanggung kepada penanggung ketika menutup asuransi tidak
selalu sama dengan keadaan yang sebenarnya atau pada saat polis ditandatangani, karena pada saat itu data informasinya belum
lengkap atau tertanggung menghendaki perubahan kondisi pertanggungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.4. Perhitungan Premi