BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Asuransi
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.
Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.
Walaupun banyak metode untuk menangani risiko,namun asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan
perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan. Ada beberapa defenisi asuransi yang
perlu dipahami, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: a.
Menurut undang-undang tentang usaha perasuransian UU Republik Indonesia No.2 1992 2006 : 177, Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
b. Menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Republik
Indonesia 2006 : 177 : Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu.
c. Menurut Djojosoedarso 2003: 74, asuransi adalah suatu alat untuk
mengurangi resiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama
atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan
terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu.
Berdasarkan defenisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur yaitu:
a. Pihak tertanggung insured, yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. b.
Pihak penanggung insurer, yang berjanji akan membayar sejumlah uang santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur
apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tertentu. c.
Suatu peristiwa accident yang tidak tertentu tidak diketahui sebelumnya. d.
Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak tertentu.
Dari defenisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko atau kerugian finansial yang terjadi secara
tidak disengaja dan tidak terduga melalui penghimpunan premi yang akan digunakan untuk pihak yang mengalami kerugian tersebut. Berdasarkan hal-hal
tersebut diatas tentunya semakin dipahami bahwa asuransi menjadi salah satu bidang usaha yang sedang berkembang saat ini mengingat manfaat yang
ditawarkan oleh jasa perasuransian. Manfaat asuransi ini antara lain: a. Asuransi melindungi resiko investasi, b. Asuransi sebagai sumber dana investasi, c.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit, d. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran, e. Asuransi mengurangi biaya modal.
Perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia di masa sekarang ini tentu tidak terlepas dari manfaat asuransi tersebut diatas. Berbagai macam perusahaan
asuransi semakin bermunculan seiring perkembangan kebutuhan masyarakat akan jasa perasuransian. Menurut Djojosoedarso 2003: 75-76, beberapa macam
perusahaan asuransi yang sekarang ini sudah ada di Indonesia antara lain: a.
Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan asuransi yang bidang usahanya risiko keuangan
sebagai akibat dari kematian orang-orang yang mempertanggungkan jiwanya. Pembayaran santunan dilakukan
pada masa akhir kontrak meskipun tidak terjadi peril atau kepada ahli warisnya bila kematian terjadi sebelum akhir kontrak. Contoh:
PT. Allianz Life Indonesia.
b. Perusahaan Asuransi KerugianUmum Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggulangi risiko
keuangan sebagai akibat kerugian karena peril yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan. Contoh :
PT.Asuransi Jasa Indonesia, PT. Asuransi Ramayana.
c. Perusahaan Reasuransi Umum Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko
yang benar-benar terjadi dan pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Contoh:
PT. Askrindo, PT. Reasuransi Umum.
d. Perusahaan Asuransi Sosial Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko
financial masyarakat kecil yang kurang mampu. Perusahaan ini diselenggarakan oleh pemerintah atau badan-badan yang ditunjuk;
dibentuk oleh pemerintah. Contoh: PT.Taspen, PT.Askes.
Seperti telah dikemukakan di atas, asuransi jiwa merupakan salah satu
bidang usaha asuransi yang sangat berkembang di masa sekarang ini. Budisantoso dan Triandaru 2006: 184 mendefenisikan asuransi jiwa adalah “suatu jasa yang
diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan jiwa atau meninggalnya seorang yang dipertanggungkan”. Asuransi jiwa memberikan:
a. Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b. Santunan bagi tertanggung yang meninggal.
c. Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya
orang kunci d.
Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun Salim 2000:25 mendefenisikan “asuransi jiwa sebagai asuransi yang
bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial yang tak terduga disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama“.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa sifat dasar asuransi jiwa adalah proteksi terhadap kerugian finansial akibat hilangnya kemampuan
menghasilkan pendapatan yang disebabkan oleh kematian, maupun usia lanjut. Proteksi tersebut dapat diperoleh dari perusahaan asuransi jiwa. Perbedaan yang
esensial antara asuransi jiwa dan asuransi lainnya yang dirancang terutama untuk melindungi terhadap suatu peril tertentu adalah, bahwa asuransi jiwa mempunyai
fungsi tambahan yaitu fungsi akumulasi tabungan, kecuali asuransi jiwa berjangka. Sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh
tertanggung merupakan suatu akumulasi pembayaran yang pada akhirnya akan merupakan dana investasi yang akan diserahkan oleh pihak penanggung kepada
pihak tertanggung. Jadi, peranan ganda dari asuransi jiwa adalah perlindungan dan investasi atau tabungan. Pada umumnya asuransi jiwa terbagi atas tiga
golongan yaitu asuransi jiwa biasa, asuransi jiwa kelompok dan asuransi jiwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
industrial. Namun bentuk yang standar dari asuransi jiwa terbagi atas asuransi berjangka, asuransi dwiguna, asuransi seumur hidup dan anuitas. Adapun yang
membedakan asuransi jiwa biasa dengan asuransi jiwa kelompok adalah: a.
Pada asuransi jiwa biasa, polis asuransi dipegang oleh masing-masing pembeli asuransi, sedangkan pada asuransi jiwa kolektif polis asuransi dipegang oleh
pimpinan perusahaan misalnya: perusahaan industri. b.
Perjanjian kontrak yang dibuat pada asuransi biasa secara individu, sedangkan pada asuransi kolektif kontrak dibuat atas nama kumpulan atau
group.
2.1.2. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
. Pendapatan selalu diartikan sesuai dengan jenis usaha dari suatu
perusahaan. Pada perusahaan jasa pendapatannya diperoleh dari pemberian jasa atau service, sedangkan pada perusahaan dagang pendapatannya adalah hasil dari
penjualan barang dagangan. Dengan demikian pendapatan adalah pertambahan harta akibat kegiatan operasional perusahaan. Menurut PSAK Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 23, “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Suatu transaksi diakui sebagai pendapatan jika transaksi tersebut dapat memenuhi kriteria yang sudah lazim diterima. Dengan demikian sebuah kejadian
ekonomi akan mudah digolongkan sebagai pendapatan dengan menganalisis ciri-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA