Air Handling System AHS

dalam bak kontrol ini, jika hasilnya memenuhi persyaratan maka air dapat dibuang ke saluran pembuangan akhir.

6. Air Handling System AHS

Air Handling System AHS adalah sistem pengaturan udara yang berfungsi mengkondisikan udara dalam ruangan produksi yang dilengkapi dengan sarana pengatur suhu dan kelembaban. Parameter ini dapat mempengaruhi kualitas produk dari industri farmasi, selain itu juga terdapat parameter lainnya antara lain air change pertukaran udara, tekanan udara, kontaminasi mikroba dan cemaran partikel. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menyediakan aliran udara kering dan dingin yang tepat untuk tiap-tiap ruangan produksi. Pada ruang Kelas D terdapat prefilter dan medium filter, sedangkan pada ruangan Kelas C dan B terdapat prefilter, medium filter dan HEPA filter, pada ruang Kelas A selain terdapat prefilter, medium filter dan HEPA filter juga dilengkapi dengan LAF Laminar Air Flow. Pada ruang produksi tablet dan sirup kering tekanan udara ruangan akan lebih negatif dari tekanan udara pada ruang koridor. Sebaliknya, untuk ruang produksi sirup cair tekanan udara akan lebih positif dibandingkan koridor. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi debu, karena aliran udara bergerak dari tekanan yang tinggi ke yang lebih rendah. Pada ruang produksi Betalaktam, tekanan udara didalam ruang produksi harus lebih rendah daripada Universitas Sumatera Utara koridor supaya tidak terjadi pencemaran partikel Betalaktam ke daerah koridor yang dilewati personil. Berikut pengendalian udara di beberapa ruang produksi Lafi Ditkesad: a. Pengendalian udara di ruang Kelas C Ukuran partikel : 0,5 μm maksimum 10.000feet 3 Relative humidity : 50 – 60 Filter : Prefilter efisiensi 30 - 60 Medium filter efisiensi 80 – 95 HEPA filter efisiensi 99,95 Sirkulasi udara : 20 kali per jam Asal udara : fresh air b. Pengendalian udara di ruang Kelas B Ukuran partikel : ≥ 0,5 μm maksimum 100feet 3 Relative humidity : 45 – 50 Filter : Prefilter efisiensi 30 - 60 Medium filter efisiensi 80 – 95 HEPA filter efisiensi 99,995 Sirkulasi udara : 20 kali per jam Asal udara : fresh air 10 dan sirkulasi 90 c. Pengendalian udara di ruang Kelas A Ukuran partikel : ≥ 0,5 μm maksimum 100feet 3 Relative humidity : 40 Filter : Prefilter efisiensi 30 - 60 Universitas Sumatera Utara : Medium filter efisiensi 80 – 95 HEPA filter efisiensi 99,995 Laminar Air Flow Sirkulasi udara : 120 kali per jam Pengumpul debu dust collector adalah suatu pembersih yang bekerja dengan cara menghisap debu yang terdapat pada ruang produksi dan mencampur aliran udara yang berdebu dengan air di dalam air washer Roto Klon. Hasil olahan air washer tersebut selanjutnya dibawa ke IPAL untuk diolah lebih lanjut, khusus untuk hasil olahan air washer dari produksi betalaktam terlebih dahulu melewati destruktor. Cara kerja AHS: Sistem tata udara secara umum dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: Suplai udara dalam sistem tata udara berasal dari udara luar udara terbuka dikenal istilah fresh air. Volume fresh air yang masuk ke sistem ditentukan oleh volume damper yang telah terpasang. Udara tersebut disaring pada saringan pertamaprefilter yang mampu menangkap partikel yang berukuran ≥ 1 µm. Udara tersebut akan disaring kembali untuk yang kedua kalinya oleh medium filter yang mampu menangkap partikel yang berukuran ≥ 0.5 µm. Selanjutnya oleh Cooling Coil udara tersebut diatur suhunya sesuai dengan yang dikehendaki. Tahap selanjutnya udara akan melewati Heating Coil yang berfungsi untuk mengatur kelembaban sesuai dengan yang dikehendaki. Universitas Sumatera Utara Udara yang sudah terkondisi tersebut akan dihembuskan oleh fan coil ke kelas DE. Fan Coil berfungsi sebagai pengatur jumlah sirkulasi udara air change yang dalam kerjanya dikombinasikan dengan sistem damper. Udara bersih yang dihembuskan ke kelas DE 100 berasal dari fresh air yang diproses. Suplai udara untuk ruang kelas A dengan B merupakan udara recycle yang bersirkulasi terus menerus melalui filter-filter yang digunakan. Untuk mencukupi suplai oksigen di kelas A dan kelas B, dimasukkan udara segar melalui damper yang dapat mencukupi suplai oksigen ± 20. Sistem ini dibuat dengan proses pengolahan seperti aliran udara untuk kelas D kemudian langsung disalurkan melewati HEPA filter ke kelas A, B dan kelas C.

3.8 Tinjauan Khusus tentang Instalasi Penyimpanan Lafi Ditkesad

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 01-30 November 2010

0 47 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 01 – 30 November 2010

1 34 100