Spesifikasi Gudang Pembagian Gudang

f. Pallet harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan terawat United Arab Emirates Ministry of Health Drug Control Department, 2006.

2.4.1 Spesifikasi Gudang

Gudang di industri farmasi mempunyai spesifikasi antara lain: 1. Lantai a. Terbuat dari beton padat dengan hardener, bersifat menahan debu dan tidak tahan terhadap tumpahan larutan bahan kimia. b. Terbuat dari beton dilapisi ubin keramik dengan kriteria harus tahan terhadap bahan kimia dan goresan, mudah diperbaiki, memerlukan penutupan celah, keras, licin bila basah. 2. Pencahayaan : 200 Lux satuan kekuatan cahaya BPOM, 2009.

2.4.2 Pembagian Gudang

Gudang di industri farmasi dibedakan sebagai berikut: 1. Berdasarkan fungsinya gudang di industri farmasi terbagi dalam beberapa area antara lain: a. Area penyimpanan Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai untuk menyimpan dengan rapi dan teratur. Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang antara lain bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran. Universitas Sumatera Utara Produk ditangani dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah pencemaran, campur baur dan pencemaran silang. Area penyimpanan diberikan pencahayaan yang memadai sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara akurat dan aman. Bahan atau produk yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus seperti suhu dan kelembaban harus dikendalikan, dipantau dan dicatat, seperti: 1 Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari pendingin dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik. 2 Bahan kimia harus disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang induk. 3 Peralatan besaralat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk penyimpanan dan pemeliharaannya. b. Area penerimaan dan pengiriman Area penerimaan dan pengiriman barang harus dapat memberikan perlindungan terhadap bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan harus didesain dan dilengkapi dengan peralatan untuk pembersihan wadah barang. c. Area karantina Area karantina harus dibuat terpisah dengan penandaan yang jelas berupa label kuning untuk produk karantina dan label hijau untuk produk yang diluluskan dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang. d. Area pengambilan sampel Area pengambilan sampel dibuat terpisah dengan lingkungan yang dikendalikan dan dipantau untuk mencegah pencemaran atau pencemaran Universitas Sumatera Utara silang dan tersedia prosedur pembersihan yang memadai untuk ruang pengambilan sampel. e. Area bahan dan produk yang ditolak Bahan dan produk yang ditolak disimpan dalam area terpisah dan terkunci serta mempunyai penandaan yang jelas berupa label merah dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang. f. Area bahan dan produk yang ditarik Produk yang ditarik kembali dari peredaran karena rusak atau kadaluarsa harus disimpan dalam area terpisah dan terkunci serta mempunyai penandaan yang jelas dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang. g. Area penyimpanan bahan Bahan aktif yang berpotensi tinggi, bahan radioaktif, narkotika, psikotropika dan bahan yang yang mudah terbakar atau meledak disimpan di daerah yang terjamin keamanannya. Bahan narkotika dan psikotropika disimpan di tempat terkunci. h. Area bahan pengemas Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan kebenaran produk. Bahan label disimpan di tempat terkunci BPOM, 2006. 2. Berdasarkan suhu penyimpanan, yaitu: a. Gudang suhu kamar ≤30 o C. b. Gudang ber-AC ≤25 o C. c. Gudang dingin 2-8 o C. d. Gudang beku 0 o C. Universitas Sumatera Utara 3. Berdasarkan jenis, yaitu: a. Gudang bahan baku : gudang bahan padat dan bahan cair. b. Gudang bahan pengemas. c. Gudang bahan beracun. d. Gudang bahan mudah meledakmudah terbakar Gudang api. e. Gudang obat jadi BPOM, 2009.

2.4.3 Kapasitas Gudang

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 01-30 November 2010

0 47 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 01 – 30 November 2010

1 34 100